You are on page 1of 26

MORNING REPORT

FRAKTUR INTERTROCHANTER FEMUR DEXTRA

Disusun oleh:
dr. Tantari Rahmawati

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI


BANTUL
2017
Kasus
Data Pasien

 Nama : Ny. P
 Usia : 82 tahun
 Alamat : Deresan, Ringinharjo, Bantul
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Tanggal MRS : 18 Januari 2018 (11.02 WIB)
Anamnesis
(Autoanamnesis)

Keluhan Utama
•Nyeri pangkal paha kiri post jatuh 1 jam
SMRS

Keluhan Tambahan
•Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang

OS datang sadar diantar keluarganya dengan


keluhan post jatuh terpeleset di halaman rumah
saat menyapu. posisi jatuh pasien miring ke kiri
dengan badan bagian kanan kejatuhan
sepeda karena saat terpeleset, pasien
berusaha menggapai sepeda untuk pegangan.
Riw kepala terbentur (-), pingsan (-), pusing (-),
mutah (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
•Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga


•Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Status Present Status Generalis
KU : Tampak sakit sedang • Kepala : conjungtiva anemis (-/-)
Kesadaran : Compos mentis • Thoraks:
GCS : E4V5M6 • Pulmo : simetris, fremitus taktil (+/+),
Tensi : 150/100 mmHg sonor (+/+), vesikuler (+/+), wheezing (-/-),
ronki (-/-)
Nadi : 100 x/menit
• Cor : bunyi jantung I/II regular, bunyi
RR : 20 x/menit jantung tambahan (-)
Suhu : 36 0C • Abdomen : supel, BU (+), timpani, NT (-)
• Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, a.
ADP kuat (+/+)
Pemeriksaan Fisik

Status Lokalis: Regio femur dextra

Look
Tak tampak luka, edema (+), deformitas (+), length
discrepancy (+)
Feel
Nyeri tekan (+)
Move
ROM terbatas, nyeri gerak aktif (+), nyeri gerak
pasif (+)
Pemeriksaan
Penunjang
 Ro pelvis
Pemeriksaan Penunjang

 Hasil:
 Terdapat diskontinuitas sepanjang trochanter mayor
hingga trochanter minor.
 Terdapat pergeseran bagian proksimal femur kearah
superior
 Terdapat garis fraktur pada trochanter minor
 Didapatkan shanton line pada pelvis tidak simetris
kanan kiri
Diagnosis
•Closed Fraktur
Intertrochanter femur
dextra
Penatalaksanaan
Umum
• Tirah Baring
• Rawat Inap

Non medikamentosa
• R/ konsul dokter spesialis ortopedi

Medikamentosa
• IVFD RL transet
• Inj. Paracetamol 500mg
• Inj. Ranitidin I amp
• Skin traksi 2 LIter
Pembahasan
Definisi

Fraktur
• Hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan
sendi, tulang rawan epifisis, baik yang
bersifat total maupun parsial
 MEKANISME TRAUMA

Fraktur Femoral Neck : Kecelakaan lalu lintas,jatuh


pada tempat yang tidak tinggi, terpeleset di kamar
mandi di mana panggul dalam keadaan fleksi dan
rotasi.
Fraktur Femoral Trochanteric : Trauma langsung atau
trauma yang bersifat memuntir
Fraktur Femoral Shaft : terjadi apabila pasien jatuh
dalam posisi kaki melekat pada dasar disertai
putaran yang diteruskan ke femur.
Etiologi Klasifikasi
fraktur klinis
Fraktur
Cedera
tertutup

Stress Fraktur
berulang terbuka

Fraktur
Patologis dengan
komplikasi
KLASIFIKASI
Fraktur collum femur:
Fraktur intrakapsuler
 Terjadi didalam tulang sendi, panggul dan kapsula
 Melalui kepala femur
 Hanya dibawah kepala femur
 Melalui leher dari femur
Fraktur ekstrakapsuler
 Terjadi diluar sendi dan kapsul, melalui trochanter femur yang lebih besar
atau yang lebih kecil atau pada daerah intertrochanter.
 Terjadi dibagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci
dibawah trochanter minor
Fraktur subtrochanter femur

 Ialah fraktur dimana garis patahnya berada 5 cm distal dari trochanter


minor, dibagi dalam beberapa klasifikasi tetapi yang lebih sederhana dan
mudah dipahami adalah klasifikasi Fielding & Magliato, yaitu :
 tipe 1 : garis fraktur satu level dengan trochanter minor
 tipe 2 : garis patah berada 1 -2 inch di bawah dari batas atas trochanter
minor
 tipe 3 : garis patah berada 2 -3 inch di distal dari batas atas
trochanterminor
 Fraktur batang femur
Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat
kecelakaan lalu lintas. dapat menimbulkan perdarahan yang cukup
banyak mengakibatkan penderita jatuh dalam shock.
 Fraktur suprakondiler femur
Biasanya fraktur supracondyler ini disebabkan oleh trauma langsung
karena kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya axial dan stress valgus atau
varus dan disertai gaya rotasi.
 Fraktur interkondiler
Biasanya fraktur intercondular diikuti oleh fraktur supracondular, sehingga
umumnya terjadi bentuk T fraktur atau Y fraktur.
 Fraktur kondiler femur
Mekanisme traumanya biasa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan
adduksi disertai dengan tekanan pada sumbu femur keatas.
Tanda – tanda lokal

a. Look : Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang


abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal
yang penting adalah apakah kulit itu utuh kalau kulit robek dan luka
memiliki hubungan dengan fraktur cedera terbuka.
b. Feel : Terdapat nyeri tekan setempat, memeriksa bagian distal dari fraktur
untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah
adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan.
c. Movement :Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih
penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendi –
sendi dibagian distal cedera.
Prinsip tatalaksana fraktur

Recognition; Reduction; reduksi


diagnosis dan fraktur apabila Retention Rehabilitation
penilaian fraktur perlu
• lokasi fraktur, • Restorasi • Imobilisasi fraktur • Mengembalikan
bentuk fraktur, fragmen fraktur aktifitas
menentukan dilakukan untuk fungsional
teknik yang mendapatkan semaksimal
sesuai untuk posisi yang dapat mungkin
pengobatan, dan diterima.
komplikasi yang • Posisi yang baik
mungkin terjadi adalah
selama dan alignment yang
sesudah sempurna dan
pengobatan. aposisi yang
sempurna
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan radiologi pada panggul meliputi foto polos pelvis secara


anteroposterior (AP) dan area yang terkena cedera, dan dapat pula foto
panggul secara lateral view. Pada beberapa kasus, CT scan mungkin
diperlukan .
Prinsip tatalaksana fraktur

Recognition; Reduction; reduksi


diagnosis dan fraktur apabila Retention Rehabilitation
penilaian fraktur perlu
• lokasi fraktur, • Restorasi • Imobilisasi fraktur • Mengembalikan
bentuk fraktur, fragmen fraktur aktifitas
menentukan dilakukan untuk fungsional
teknik yang mendapatkan semaksimal
sesuai untuk posisi yang dapat mungkin
pengobatan, dan diterima.
komplikasi yang • Posisi yang baik
mungkin terjadi adalah
selama dan alignment yang
sesudah sempurna dan
pengobatan. aposisi yang
sempurna
PENATALAKSANAAN
1. Terapi Konservatif
 Proteksi
Immobilisasi saja tanpa reposisi
Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips
Traksi
2. Terapi operatif
 ORIF

You might also like