You are on page 1of 53

• Jenis infeksi

 Bakteri, virus, protozoa, etc


 Meningitis/encephalitis
 Abscess/granuloma

• Karakteristik
 Lokasi (meninges, parenchyma – white or gray)
 Histopathology (cell infiltrate)
 CSF (protein, sugar)
 Acute or chronic

• Jalan infeksi
 Aliran Darah (biasanya arteri)
 Implantasi langsung (lumbal punksi, ventricular shunt)
 Local extension (udara sinus at telinga tengah), Saraf tepi (rabies, herpes
simplex)
 Penyakit akibat exotoxins (tetanus, diphtheria)
1. Penurunan kesadaran
2. Kejang
3. Peningkatan tek intrakranial
4. Syok septik
 Definisi:
• Penunpukan material piogenikyg terlokalisir di
dlm / di antara parenkim otak

 Etiologi :
• Bakteri : staphylococcus aureus, streptococcos
anaerob, S. beta hemolitikus, S. alfa hemolitikus,
E. Coli, Bacterioides.
• Jamur : N. asteroides, spesies candida, aspergilus
• Parasit (jarang) : E. Histolitika, Cystecircosis,
schistosomiasis
 Mikroorganisme mencapai parenkim
otak mll:
• Hematogen : dr suatu tempat infeksi yg jauh
• Perluasan di sekitar otak : sinusitis frontalis,
ostitis media
• Trauma tembus kepala/operasi otak
• Komplikasi dr kardiopulmoner, meningitis
piogenik
• 20% kasus tdk diketahui sumber infeksinya
 Lokasi
• Hematogen plg sering pd subtansia alba dan
grisea
• Perkontinutatum : daerah yg dekat dgn
permukaan otak
 Sifat :
• Dpt soliter at multipel
• Multipel biasanya pd jantung bawaan sianotik
krn ada shunt kanan ke kiri
 Tahap-tahap:
• Awal :
 Reaksi radang yg difus di jar otak (infiltrat leukosit, edema,
perlunakan dan kongestif) kadang disertai bintik-bintik
perdarahan
• Beberapa minggu :
 Nekrosis dan pencairan pada pusat lesi shg membentuk
rongga abses, astroglia, fibroblas, makrofag mengelilingi
jar yg nekrotik shg membentuk abses yg tdk berbatas
tegas
• Tahap lanjut :
 Fibrosis yg progresif  terbentuk kapsul dgn dinding yg
kosentris.
 Stadium:
• Serebritis dini : hr 1-3
• Serebritis lanjut : hr 4 – 9
• Serebritis kapsul dini : hr 10 – 13
• Serebritis kabsul lanjut : > 14 hr
 Gbrn kliniknya yg tdk khas
 Terdpt tanda infeksi + TIK yg khas yi :
gejala infeksi + TIK + tanda neurologik
fokal
 Darah rutin :
• 50 – 60% di dapati leukositosis 10.000 –
20.000/cm2
• 70- 95 % LED meningkat
 LP: bl tdk ada KI utk kultur dan tes
sensitifitas
 Radiologi :
• Foto polas kepala biasanya normal
• CT Scan kepala tanpa kontras dan pakai kontras
bila abses berdiameter > 10 cm
• Angiografi
 Space occupiying lesion lainnya ( tumor
metastase, glioblastoma)
 meningitis
 Prinsip  menghilangkan fokus infeksi
dan efek masa
 Kausal:
• Ampisilin 2 gr/6 jam iv (200-400 mg/kgbb/hr
selama 2 minggu)
• Kloramfenikol 1 gr/6 jam iv selama 2 minggu
• Metronidazole 500 mg/ 8 jam iv selama 2
minggu
• Antiedema: dexamethason/manitol
• Operasi bl tindakan konservatif gagal at abseb
berdiameter 2 cm
 Herniasi
 Hidrosefalus
 Koma
 Sembuh
 Sembuh + cacat
 Meninggal

Prognosis tergantung :
 Umur penderita
 Lokasi abses
 Sifat abses
 Adalahsuatu reaksi peradangan yg
mengenai selaput otak yg disebabkan
oleh kuman tuberkulosa
 Anamnesis
• Gejala prodromal berupa:
 Sakit kepala
 Anoreksia
 Mual/muntah
 Demam subfebris
 Perubahan tingkah laku
 Penurunan kesadaran
 Onset subakut
 Riw menderita TB at adanya fokus infeksi
 Pemeriksaan fisik :
• Tanda rangsangan meningeal
• Kelumpuhan saraf otak

 Pemeriksaan penunjang
• Laboraturium
 Pemeriksaan LCS
 Darah rutin
 Kimia darah
 Elektrolit
 Pemeriksaan sputum BTA (+)
 Pemeriksaan Radiologik :
• Foto polos paru
• CT-Scan kepala
• MRI

 Pemeriksaan penunjang lainnya


• IgG anti TB
• PCR
 Meningoencephalitis krn virus
 Meningitis bakterialis yg pengobatannya
tdk sempurna
 Meningitis ok infeksi jamur/parasit
 Sarkoid meningitis
 Tekanan selaput yg difuse oleh sel ganas
• Ca
• Limfoma
• Leukimia
• Glioma
• Melanoma
• meduloblastoma
 Umum
 Terapi kausal : kombinasi OAT
 kortikosteroid
 Hidrosephalus
 Kelumpuhan saraf kranial
 Iskemia dan infark pd otak dan mielum
 Epilepsi
 SIADH
 Retardasi mental
 Atrofi nervus optikus
 Meningitis TB sembuh lambat dan
umumnya meninggalkan sekuele
neurologis
 Bervariasi dr sembuh sempurna, sembuh
dgn cacat, meninggal
MENINGITIS BAKTERIALIS = MENINGITIS
PIOGENIK = MENINGITIS PURULENTA

DEF :
 Suatu infeksi LCS dengan proses
peradangan yg melibatkan piamater,
arakhnoid, ruang subarakhnoid dan
dapat meluas ke permukaan otak dan
medulla spinalis
Etiologi :
 Streptococcus pneumoniae
 Neisseria meningitidis
 H. influensa
 Staphylococcus
 Listeria monocytogenes
 Basil gram negatif
 Anamnesis
• Gejala timbul dlm 24 jam setelah onset
• Subakut 1-7 hari
• Gejala berupa :
 Demam tinggi,
 Menggigil
 Sakit kepala
 Fotofobia
 Mialgia
 Mual
 Muntah
 Kejang
 Perub status mental
 Penuruna kesadaran
 Pemeriksaan Fisik
• Papil edema tampak beberapa jam setelah
onset
• Gejala neurologis fokal berupa gangguan saraf
kranial
• Gejala lain :
 Infeksi ekstrakranial ( sinusitis, ostitis media, mastoiditis,
pneumonia, ISK, artritis
Radiologi
 Foto polos paru
 CT-Scan Kepala

Pemeriksaan penunjang lainnya:


 Pemeriksaan antigen bakteri spesifik
seperti C Reaktif Protein at PCR
(polymerase Chain Reaction)
 Meningitis virus
 Perdarahan Subarakhnoid
 Meningitis khemikal
 Meningitis TB
 Meningitis Leptospira
 Meningoencephalitis fungal
 Perawatan umum
 Kausal : lama pemberian 10-14 hari

usia Bakteri penyebab Antibiotika


≤ 50 thn S. Pneumoniae Cefotaxime 2 gr/6 jam max. 12 gr/hr atau Ceftriaxon 2 gr/12
N.Meningitidis jam + Ampicillin 2 gr/ 4 jam/IV (200 mg/kgbn/hr)
L.Monocytogenes Chlorampheikol 1 g/6 jam + Trimetoprim/sulfametoxazole
20 mg/kgbb/hr.

Bila prevalensi S. Pneumoniae Resisten Cephalosporin ≥ 2%


diberikan : cefotaxim/ceftriaxon+Vancomycin 1 g/12 jam/
IV (Max. 3 g/hr)
≥ 50 thn S. Pneumoniae Cefotaxime 2 gr/6 jam max. 12 gr/hr atau Ceftriaxon 2 gr/12
H.Influensa jam + Ampicillin 2 gr/ 4 jam/IV (200 mg/kgbn/hr)
Species Listeria
Pseudomonas aeroginosa Bila prevalensi S. Pneumoniae Resisten Cephalosporin ≥ 2%
N.Meningitidis diberikan : cefotaxim/ceftriaxon+Vancomycin 1 g/12 jam/
IV (Max. 3 g/hr)
Ceftazidime 2 g/8 jam/IV
 Penanganan TIK :
• Meninggikan letak kepala 30° dr tempat tidur
• Cairan hiperosmolar : manitol at gliserol
• Hiperventilasi utk mempertahankan pCO2
antara 27-30 mmHg
 Gangguan serebrovascular
 Edema otak
 Hidrosefalus
 Perdarahan otak
 Shok sepsis
 ARDS (Adult Respiratory distress
syndrome)
 Disseminated Intravascular Coagulation
 Efusi subdural
 SIADH
 Bervariasi
dari sembuh sempurna,
 Sembuh dengan cacat
 Meninggal
 Suatupenyakit demam akut dengan
kerusakan jaringan parenkim sistem
saraf pusat yg menimbulkan kejang,
kesadaran menurun, atau dengan tanda2
neurologis fokal
Virus DNA
 Poxviridae : Poxvirus
 Herpetoviridae : Virus herpes simplex, Varicella
zozter, Virus sitomegalik

Virus RNA
 Paramiksoviridae : virus parotitis, virus morbili
 Picornaviridae : Enterovirus, Virus Poliomielitis, Echovirus
 Rhabdoviridae : Virus Rabies
 Togaviridae : Virus encephalitis alfa, Flavivirus
ensephalitis jepang B, virus demam
kuning, Virus Rubi
 Bunyaviridae : Virus encephalitis California
 Arenaviridae : Khoriomeningitis Limfositaria
 Retroviridae : virus HIV
• Kdg ada nyeri kepala ringan at demam tanpa
diketahui pybnya
• Vertigo
• Dx ditegakkan berdasarkan pemeriksaan LCS
• Nyerikepala
• Demam yg tdk tinggi
• Kaku kuduk ringan
• Umumnya terdpt infeksi sal nafas atas at
gastrointestinal
• Berlangsung beberapa jam spi beberapa hari yg
berakhir dgn kematian
 Bentuk khas encephalitis
• Gejala awal:
 Nyeri kepala ringan
 Demam
 Gejala infeksi sal nafas bagian atas at gastrointestinal
 Defisit neurologis  tergantung lokasi kerusakan
 Kesadaran menurun spi koma
 Kejang fokal at umum
 Hemiparesis
 Gangguan koordinasi
 Kelainan kepribadian
 Disorientasi
 Gangguan bicara
 Gangguan mental
• Pemeriksaan darah
 Leukosit : N at leukopeni, at leukositosis ringan
 Amilase serum sering meningkat pd parotitis
 Fungsi hati abnormal di jumpai pd hepatitis virus dan
mononukleosis infeksiosa
 Pemeriksaan antibodi-antigen spesifik utk HSV,
Cytomegalovirus, dan HIV
 Pemeriksaan Radiologik
• Foto thorak
• CT Scan
• MRI

 Pemeriksaan penunjang lainnya:


• Bl ada fasilitas lakukan biakan dr:
 LCS
 Tinja
 Urine
 Apusan Nasopharing
 Darah
 Infeksi bakteri, mikobakteri, jamur,
protozoa
 Meningitis tuberkulosa
 Meningitis krn jamur
 Abses otak
 Lues serebral
 Intoksikasi Timah hitam
 Infiltrasi neoplasma (lekemia, Limfoma,
Karsinoma)
 Perawatan umum
 Anti edema serebri : dexamethason dan
manitol 20%
 Atasi kejang : DZP 10-20 mg iv perlahan-
lahan. Dpt diulang 3 kali dgn interval 15-
30 m3nit. Bl masih kejang berikan
fenitoin 100-200 mg/12 jam/hr dilarutkan
dlm NaCl dgn kec max 50 mg/menit
 Terapi kausal : utk HSV : Acyclovir
 Defisit
neurologis sbg gejala sisa
 Hidrosefalus
 Gangguan mental
 Epilepsi
 SIADH
 Beratnya
sekuele tergantung pd virus
penyebab
 Meningitis
yg disebkn oleh jamur
kriptokokkus
 Diagnosis pasti
• Pemeriksaan sediaan langsung dan kultur dr css

 Predisposisi
• Gangguan imunitas berat (AIDS< Penerimaan
transplantasi jaringan at sedang dalam terapi
keganasan)
 LP : - profil LCS menyerupai MTB
- Pengecatan tinta india/gram thp CSS

 Pemeriksaan serologis

 Kultur sabaraud
 Meningitis serosa sebab lain
 Terapikausal : Amfoterisin B dan %
Floro-sitosin IV (2 minggu) dilanjutkan
flukonazole 200 mg/hr

 Terapi
simtomatik / suportif : disesuaikan
keadaan pasien
 Herniasi

Prognosis :
 Buruk

You might also like