You are on page 1of 22

ASUHAN KEPERAWATAN SCABIES

Ayu Oktaviana Putri (201501110)


Lailatul Rochmah (201501106)
Nadia Anita Rosalina (201501112)
Rina Andriyanti (201501118)
Muhammad Dhani Setyawan (201501098)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2018
Definisi Skabies

Scabies adalah penyakit kulit yang


disebabkan oleh Sarcoptes scabiei yang
menyebabkan iritasi kulit. Parasit ini
menggali parit-parit di dalam epidermis
sehingga menimbulkan gatal-gatal dan
merusak kulit penderita (Soedarto, 1992.
Dalam Rahariyani, Lutfia Dwi, 2007).
ETIOLOGI
Sarcoptes scabiei adalah parasit
yang termasuk dalam filum artoprodo
(serangga). Secara morfolik, merupakan
tungau kecil, berbentuk oval
punggungnya cembung, dan bagian
perutnya rata. Berwarna putih kotor,
ukuran yang betina berkisar 330-450
mikron X 250-350 mikron, sedangkan
yang jantan lebih kecil, yakni 200-240
mikron X 150-200 mikron.
Manifestasi klinis skabies
Cardinal sign scabies :
1. Pruritus nokturnal
2. Penyakit ini menyerang manusia secara
kelompok
3. Adanya lesi yang khas berupa terowongan
(kurnikulus)
4. Ditemukannya tungau merupakan penentu
utama diagnosis.
Patofisiologi Skabies
Penularan skabies
Cara penularan (transmisi) penyakit
ini ada 2 macam; yaitu secara langsung
dan tidak langsung:
1. Kontak langsung (kontak kulit dengan
kulit), misalnya berjabat tangan, tidur
bersama, dan hubungan seksual.
2. Kontak tak langsung (melalui benda),
misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal,
dll.
Data penunjang scabies

1. Hasil pemeriksaan laboratorium


Kultur luka menunjukan infeksi bakteri sekunder

2. Prosedur diasnostik
a. Minyak mineral yang melapisi liang mengungkap
adanya kutu, telur kutu, dan feses atau scybala.
b. Punch boipsy (biopsi tembuk) dapat membantu
memastikan diagnosis

3. Pemeriksaan lain
Resolusi infestasi dengan uji coba terapeutik
pedikulisida membantu mengonfirmasi diagnosis.
Penatalaksanaan scabies
A. Terapi
a. Umum : mandi dengan sabun dan air
b. Pengobatan
• Skabisida topical
• Jenis obat topical meliputi belerang endap (sulfur presipitatum), emulsi benzyl
benzoate, gama benzene heksa klorida, krotamiton 10%, permetrin 5%.
• Larutan sulfur 6% hingga 10% topical
• Antibiotik sisremik
• Antipruritus
B. Pendidikan kesehatan pasien, pastikan mencakup:
1. Gangguan diagnosis, dan terapi
2. Mengidentifikasi karakteristik lesi
3. Cara penyebaran penyakit
4. Resistensi kutu terhadap skabisida
5. Pengkajian kontak dengan orang terdekat untuk memungkinkan
mengidap scabies
6. Keberhasilan terapi skabies ditunjang dengan higiene yang baik dan
penggunaan skabisida
7. Pencegahan penularan dan kekambuhan skabies
8. Cara mengolesan obat skabies topikal sesuai yang diprogramkan.
Kasus scabies

TD 130/90 mmHg. Tn. A hampir setiap hari tidak bisa tidur


karena gatal-gatal. Pasien bernama Tn. A berumur 30 tahun,
beragama islam, pekerjaan sebagai sales, tempat tinggal di
Perumahan Jabon Estate, Mojokerto. Tn. A masuk rumah sakit pada
tanggal 19 Februari 2018 pukul 15.00. Penanggung jawab Tn. A yaitu
Ny. B sebagai istrinya. Mereka belum dikaruniai seorang anak.
Tn. A datang ke rumah sakit diantar oleh istrinya dengan keluhan
gatal-gatal hilang timbul yang sangat hebat pada malam hari. Pada
saat gatal Tn. A selalu menggaruknya dan diberi obat CTM. Pada saat
dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan adanya lesi keabu-abuan dan
kecoklatan yang bergerombol dengan tonjolan kulit yang kecil pada
daerah sela-sela jari tangan, lipatan ketiak, pada daerah sekitar
puting susu, siku, dan pada daerah paha. Nadi 90x/menit, suhu
37,50 C, RR 18x/menit dan terkadang merasa pusing.
Proses asuhan keperawatan pada klien dengan skabies
Pengkajian keperawatan

A. Identitas pasien B. Identitas penanggung jawab


• Nama : Tn. A • Nama : Ny. B
• Umur : 30 tahun • Umur : 27 Tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki • Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : Islam • Agama : Islam
• Pekerjaan : Sales • Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : SMA • Pendidikan : SMK
• Status perkawinan : Menikah • Hub. dengan pasien: Istri
• No. rekam medic : 220055 • Alamat : Perumahan Jabon
• Diagnose medis : Skabies Estate, Mojokerto.
• Tanggal MRS : 19
Februari 2018 Pukul : 15.00 WIB.
• Tanggal pengkajian : 20
Februari 2018 Pukul : 12.00 WIB.
• Alamat :Perumahan
Jabon Estate, Mojokerto
Riwayat penyakit sekarang
Tn. A masuk rumah sakit pada tanggal 19 September
2018 pukul 15.00. Tn. A datang ke rumah sakit dengan diantar
oleh istrinya dengan keluhan gatal-gatal hilang timbul yang
sangat hebat pada malam hari. Pada saat gatal Tn. A selalu
menggaruknya dan diberi obat CTM. Pada saat dilakukan
pemeriksaan fisik ditemukan adanya lesi keabu-abuan dan
kecoklatan yang bergerombol dengan tonjolan kulit yang kecil
pada daerah sela-sela jari tangan, lipatan ketiak, pada daerah
sekitar puting susu, siku, dan pada daerah paha. Nadi
90x/menit, suhu 37,50 C, RR 18x/menit, TD 130/90 mmHg. Tn.
A hampir setiap hari tidak bisa tidur karena gatal-gatal dan
terkadang merasa pusing.
.
Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan bahwa istrinya


pernah mempunyai penyakit yang sama yaitu
mengalami gatal-gatal yang sudah lama.
Pasien tinggal serumah dan kontak langsung
dengan istrinya tersebut.
Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan bahwa mengalami


gatal-gatal sudah 3 minggu yang lalu dan
memburuk sekitar 4 hari yang lalu. Setiap
gatal pasien hanya minum obat CTM.
Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breating)
Inspeksi : RR 18x/menit, irama nafas regular, tidak sesak,
tidak batuk, tidak ada nafas cuping hidung
Perkusi : Sonor
Palpasi : Vocal fremitus teraba sama pada kedua hemithorak
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak terdengar adanya
ronkhi maupun weezhing.

b. B2 (Blood)
Inspeksi : Suhu 37,50 C, tidak ada sianosis, tidak ikterus,
tidak ada peningkatan JVP.
Perkusi : -
Palpasi : Nadi 90x/menit, irama regular, teraba kuat, CRT <
2 detik.
Auskultasi : Bunyi jantung S1 S2 tunggal, tekanan darah
130/90 mmHg.
Pemeriksaan fisik
c. B3 (Brain)
Inspeksi : Kesadaran :
a. Kualitatif : Compos mentis
b. Kuantitatif : GCS 4-5-6
Klien tampak cemas dan malu dengan lesi yang ada pada kulitnya.
Perkusi : -
Palpasi : -
Auskultasi: -

d. B4 (Bladder)
Inspeksi : Warna urine kuning jernih, BAK ± 3-4 sehari,
Jumlah ± 750-1000 Cc, tidak ada kesulitan saat berkemih
Perkusi : -
Palpasi : Tidak ada distensi kandung kemih
Auskultasi: -
Pemeriksaan fisik
e. B5 (Bowel)
Inspeksi : Klien tidak mual dan tidak muntah.
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada 9 regio abdomen.
Auskultasi : Terdengar bising usus 20x/menit

f. B6 (Bone)
Inspeksi : Terdapat lesi keabu-abuan dan kecoklatan yang
bergerombol dengan tonjolan kulit yang kecil pada daerah sela-sela jari
tangan, lipatan ketiak, pada daerah sekitar puting susu, siku, dan pada
daerah paha. Adanya erosi, ekskoriasi, krusta akibat garukan.

Perkusi : -
Palpasi : Turgor kulit baik.
Auskultasi :-
Pemeriksaan penunjang

Menurut hasil pemeriksaan


laboratorium, kultur luka terdapat
infeksi sekunder dan pada prosedur
diagnostik ditemukan adanya tungau
sarcoptes scabiei var. Hominis.
ANALISA DATA
INTERVENSI
TERIMAKASIH
SEMOGA
BERMANFAAT !!!

You might also like