You are on page 1of 20

“Asuhan keperawatan

kegawatdaruratan pada
pasien stroke”
KELOMPOK 4
DEFINISI
• Stroke adalah sindrom klinis yang
awal timbulnya mendadak,
progresif, cepat berupa defisit
neurologis vokal atau global yang
berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian.
(Wijaya, 2013)
• Stroke disebut juga serangan otak,
terjadi bila sebagian aliran darah ke
otak mendadak terputus. Keadaan
ini terjadi bila arteri dalam otak
mengalami rupture atau
tersumbat. (Thygerson, 2011)
KLASIFIKASI
• Stroke Haemorhagi: merupakan
perdarahan serebral dan mungkin dan
mungkin perdarahan subarachnoid. Di
sebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak tertentu.
• Stroke Non Haemorhagic (CVA Infark):
Dapat berupa iskemia atau emboli dan
thrombosis serebral, biasanya terjadi saat
setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi
perdarahan namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya
dapat timbul edema skunder. Kesadaran
umumnya baik.
Etiologi
Menurut (Wijaya, 2013) penyebab stroke
dapat di bagi menjadi 3 yaitu:
• Thrombosis serebri
• Emboli serebri
• Hemoragi

Sedangan menurut (Sutanto. 2010):


• Hipertensi
• Aneurisma pembuluh darah cerebra
• Kelainan atau penyakit jantung
• Diabetes mellitus
• Usia lanjut
• Polocitemia
• Peningkatan kolesterol ( Lipid total)
• Obesitas
• Merokok dan kurang aktivitas fisik
• Penggunaan obat-obatan
• Hipotensi parah
Faktor Resiko

Menurut (Wijaya, 2013) terdapat beberapa


faktor resiko yakni:
• Hipertensi
• Penyakit kardiovaskular
• Diabetes mellitus
• Merokok
• Alkoholik
• Peningkatan kolestrol
• Obesitas
• Arterosklerosis
• Kontrasepsi
• Riwayat kesehatan keluarga adanya stroke
• Umur
• Stress emosional
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS
• Penurunan kekuatan anggota gerak
• Mati rasa pada lengan atau tungkai dan sebelah
badan
• Simetris tubuh berkurang, mulut dan lidah sulit
diluruskan
• Posisi tubuh kurang simetris
• Gangguan menelan
• Sering tersedak
• Bicara tidak jelas
• Sulit berpikir dan berkata yang tepat
• Kepandaian menurun
• Hilangnya kendali terhadap kandung kemih atau
ngompol
• Penglihatan terganggu
• Kelopak mata sulit dibuka
• Menjadi lebih sensitif
• Kebanyakan tidur atau selalu ingin tidur (Sutanto,
2010)
KOMPLIKASI
• Stroke juga bisa menyebabkan edema
atau pembengkakan otak,
• Infeksi pernafasan
• Nyeri berhubungan dengan daerah
yang tertekan
• Konstipasi
• Tromboflebitis
• Nyeri pada daerah punggung
• Dislokasi sendi
• Epilepsy
• Sakit kepala
• Kraniotomi
• Hidrosefalus (Wijaya, 2013)
LOOK AT THIS
VIDEO PLEASE
!!!
Pencegahan Stroke

• Diet rendah kolesterol


• Kontrol asupan gula dan garam
• Hindari obesitas
• Hindari rokok, alkohol, dan obat
terlarang
• Lakukan olahraga atau aktivitas fisik
• Menghindari stres
• Kontrol tekanan darah
• Konsumsi obat pencegah strok dari
bahan alami. (Sutanto, 2010)
Pemeriksaan Penunjang

• CT Scan:
• Angiografi serebral
• Pemeriksaan tekanan darah
• MRI
• Ultrasonografi Dopler
• Sinar X tengkorak. (Sutanto,
2010)
Pertolongan Pertama
pada Stroke
1. Penderita sadar
Jika anda mendapati seseorang yang
jatuh karena serangan stroke tapi masih
sadar, biarkan penderita tetap ditempatnya.
Anda cukup membantunya untuk mengambil
posisi duduk supaya tidak terjatuh lagi.
Jangan pernah sesekali memindahkannya
karena dikhawatirkan dapat mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah halus di otak.
Cara menidurkan penderita adalah
dengan posisi kepala lebih tinggi dari
jantung, kira-kira 15-30 derajat, dengan kaki
sedikit ditekuk. Tujuannya adalah untuk
menghindari terjadinya peninggian tekanan
didalam kepala. Posisi ini biasa digunakan
selama perawatan di rumah sakit.
2. Penderita tidak sadar
Jika penderita tidak sadarkan diri dan mungkin
juga muntah-muntah, baringkan dengan posisi miring ke
sisi kiri supaya ia bisa muntah dengan mudah. Pada
penderita dengan kondisi seperti ini, kepala penderita
tidak boleh diangkat. Jika penderita tidak bisa bernapas,
berikan bantuan pernapasan melalui mulut dengan cara
napas buatan. Selain itu, jantung penderita juga harus
dirangsang dengan memberikan tekananan kejut.

3. Jangan memberikan air minum


Jika penderita sudah dibaringkan, jangan
sesekali memberikan air minum. Hal ini tidak boleh
dilakukan karena lebih dari 60% penderita stroke
mangalami gangguan menelan. Jika misalnya anda tetap
memberikannya, ia pasti tersedak.
4. Segera cari pertolongan medis
Jika pertolongan pertama sudah anda berikan,
langkah selanjutnya adalah sesegera mungkin mencari
bantuan medis seperti dokter, puskesmas, atau unit
gawat darurat. Jangan sekali-kali melakukan intervensi
yang berbahaya seperti menusuk jari dan pembuluh
darah. Bantruan medis diperlukan dalam waktu cepat
karena penderita stroke harus mendapatkan penanganan
medis dalam kuran waktu dari 3 jam, terhitung sejak
serangan dimulai. Jika tidak, kondisi penderita akan
semakin parah.
Pengobatan Dan Perawatan Untuk
Penderita Stroke
1. Diberikan oksigen dan dipasang infus untuk
memasukkan cairan makanan.
2. Selanjutnya diberikan antikoagulan tetapi obat ini
tidak diberikan jika telah terjadi stroke
parah.antikoagulan biasanya juga tidak diberikan
kepada penderita darah tinggi dan tidak pernah
diberikan kepada penderita dengan pendarahan
otak karena kan menambah resiko terjadinya
pendarahan di dalam otak.
3. Menurut penelitian terakhir menunjukkan bahwa
kelumpuhan dan gejala stroke yang lain bisa di
cegah jika obat tertentu yang berfungsi untuk
menghancurkan bekuan darah (misalnya
streptokinase atau plasminogen jaringan)
diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbunya
stroke.
4. Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan
dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya
diberikan manitol atau kortikosteroid.
5. Penderita stroke yang sangat berat mungkin
memerlukan respirator untuk mempertahankan
pernapasan yang adekuat.selain itu juga perlu
diperhatikan kandung kemi, saluran pencernaan
dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit
karena penekanan). (Sutanto, 2010)
Perawatan untuk Stroke

• Telepon layanan medis darurat


setempat.
• Jika korban memberikan respons,
baringkan korban telentang dengan
kepala dan bahu agak ditinggikan.
• Jika korban tidak memberikan
respons, buka jalan nafas, periksa
pernafasan, dan berikan perawatan
yang sesuai. Jika korban yang tidak
memberikan respons masih
bernafas, tempatkan korban dalam
posisi miring (posisi pemulihan)
untuk menjaga jalan nafas tetap
bersih atau clear. (Thygerson, 2011)
PENGKAJIAN
1. Identitas klien: Umum, Jenis Kelamin, Ras, Suku Bangsa
dlL
2. Riwayat kesehatan dahulu
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Pemeriksaan data dasar
6. Adapun data pengkajian primer:
Airway: Ada tidaknya sumbatan jalan nafas
Breathing: Ada tidaknya dispnea, takipnea,
bradipnea, sesak, kedalaman nafas.
Circulation: Ada tidaknya peningkatan
tekanan darah, takikardi, bradikardi, sianosis,
capilarrefil.
Disability: Ada tidaknya penurunan
kesadaran, kehilangan sensasi dan refleks,
pupil anisokor dan nilai GCS.
DIAGNOSA
– Ketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral berhubungan dengan
gangguan aliran darah arteri atau
vena
– Defisit perawatan diri total
berhubungan dengan intoleransi
aktivitas
– Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan kaku sendi
atau kontraktur
– Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kesulitan
menelan dan mengunyah
INTERVENSI
SEE ON
MS.WORD
DAFTAR PUSTAKA
• Thygerson Alton. 2011. First Aid (Pertolongan
Pertama). Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga.
• Tilong Adi D. 2014. Buku Lengkap Pertolongan
Pertam pada Beragam Penyakit. Yogyakarta:
FlashBooks.
• Sutanto. 2010. Cekal (Cegah & Tangkal) Penyakit
Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol dan
Diabetes (Gejala-gejala, Pencegahan dan
Pengendalian). Yogyakarta: Penerbit Andi.
• Wijaya Andra Saferi, Putri Yessie Mariza. 2013. KMB
2 Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika
• Kemenkes RI. 2014. Info Datin. Jakarta: Pusat data
dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia

You might also like