Febriana Santikaningtyas P27220015196 Nur Eka Destianti P27220015210 Nurul Beta O P27220015212 Yuki Mahardiyanti P27220015231 Yunia Erwinda P27220015233 Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang, terjadi tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia(Martono & Pranaka, 2010). Pengertian mental dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah “Berkenaan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga, Bukan bersifat badan atau tenaga: bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan melainkan juga pembangunan batin dan watak”. 1. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory) 2. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory) 3. Teori Pembebasan (Disengagement Theory) Menurut Martono & Pranaka (2010) Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental : Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa. Kesehatan umum Tingkat pendidikan Keturunan (hereditas) Lingkungan Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian. Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan. Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri, dan perubahan konsep diri. Menurut Martono & Pranaka (2010) perubahan fisik pada lansia antara lain: 1. Penurunan Kondisi Fisik 2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual 3. Perubahan Aspek Psikososial 4. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan 5. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat Menurut Kholifah (2016) perubahan mental pada lansia diantaranya: 1. Kesepian 2. Duka cita (Bereavement) 3. Depresi 4. Gangguan cemas 5. Parafrenia 6. Sindroma Diogenes 1. Pengkajian Data perubahan fisik, psikologis dan psikososial Perubahan Fisik Pengumpulan data dengan wawancara Pandangan lanjut usia tentang kesehatan, Kegiatan yang mampu di lakukan lansia, Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri, Kekuatan fisik lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran, Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK, Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lansia, Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang dirasakan sangat bermakna, Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum obat. Perubahan psikologis, data yang dikaji: Bagaimana sikap lansia terhadap proses penuaan, Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak, Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan, Bagaimana mengatasi stres yang di alami, Apakah mudah dalam menyesuaikan diri, Apakah lansia sering mengalami kegagalan, Apakah harapan pada saat ini dan akan datang, Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tak efektif sekunder terhadap respon kehilangan pasangan. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas Intervensi Identifikasi gangguan dan variasi tidur yang dialami dari pola yang biasanya Anjurkan latihan relaksasi, seperti musik lembut sebelum tidur Diskusikan cara-cara utuk memenuhi kebutuhan tidur Kurangi tidur pada siang hari Minum air hangat/susu hangat sebelum tidur. Hindarkan minum yang mengandung kafein dan coca cola Mandi air hangat sebelum tidur Dengarkan musik yang lembut sebelum tidur Anjurkan pasien untuk memilih cara yang sesuai dengan kebutuhannya) Berikan pujian jika pasien memilih cara yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tidurnya Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang tenang untuk memfasilitasi agar pasien dapat tidur. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tak efektif sekunder terhadap respon kehilangan pasangan. Intervensi Bina hubungan saling percaya dan keterbukaan. Maksimalkan partisipasi klien dalam hubungan terapeutik. Bantu klien menerima perasaan dan pikirannya. Bantu klien menjelaskan konsep dirinya dan hubungannya dengan orang lain melalui keterbukaan. Berespon secara empati dan menekankan bahwa kekuatan untuk berubah ada pada klien. Mengeksplorasi respon koping adaptif dan mal adaptif terhadap masalahnya. Bantu klien mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah. Bantu klien untuk melakukan tindakan yang penting untuk merubah respon maladaptif dan mempertahankan respon koping yang adaptif. Identifikasi dukungan yang positif dengan mengaitkan terhadap kenyataan. Berikan kesempatan untuk menangis dan mengungkapkan perasaannya.