Professional Documents
Culture Documents
Dibawakan oleh
Andi Tiara S. Adam
C111 13 549
Preoperatif
• Kejadian kardiovaskuler, respiratory distress/gagal
napas; akibat obat-obat preoperative yang digunakan
Intraoperatif
• Kejadian kardiovaskuler
Postoperatif
• Respiratory distress/gagal napas
Etiologi
Etiologi
Reaksi Anafilaktik
• Penggunaan agen-agen kontras intravena, latex, antibiotik beta lactam, dll.
• Berikan cairan intravena dan vasopressor (epinefrin 0.01 mg/kgbb)
Komplikasi Akses Vena Sentral
• Pneumothorax: jika keadaan umum pasien memburuk setelah pemasangan
akses vena sentral, maka selain dilakukan foto thorax, periksa juga
ekokardiografi
Pemberian Anestetik Lokal
• Dapat menekan kerja jantung pada dosis-dosis tertentu.
• Toksisitas anestetik lokal dapat ditandai dengan melihat EKG pasien
• Hentikan pemberian anestesi lokal, RJP jika ada indikasi, berikan epinefrin
10 mcg/kgbb, intubasi dan berikan ventilasi dengan O2 100%
Respiratory Distress / Gagal Napas
Selama resusitasi,
disarankan untuk
menggunakan cairan
kristaloid isotonik.
Penggunaan Defibrillator
• Disritmia tersering pada anak: asistol dan bradikardi dengan
QRS yang melebar
• Jika cardiac arrest terjadi mendadak, kemungkinan akibat
ventricular fibrilasi atau pulseless electrical activity (PEA)
• Penggunaan alat defibrillator terutama pada pasien VF
dapat mempercepat proses resusitasi
Torsades de Pointes
• Pada anak, dapat bersifat kongenital namun dapat pula
disebabkan oleh toksisitas dari beberapa obat antiaritmia,
antidepressan, atau akibat interaksi obat yang telah
dikonsumsi
• Drug of choice: Magnesium sulfat. Dosis awal 25-50
mg/KgBB/intravena
Durasi Resusitasi Jantung Paru
• Beberapa pasien pediatri yang mengalami cardiac arrest
dan tidak akan selamat tanpa RJP, justru selamat dan
bertahan dengan kondisi neurologis bahkan setelah RJP
yang berkepanjangan
Rapid Response ECMO (RR-ECMO)
• Penggunaannya pada kasus-kasus post cardiac arrest
menunjukkan komplikasi neurologis yang lebih minimal.
Namun tidak meningkatkan survival rate
• Dikhususkan untuk pasien-pasien yang mengalami cardiac
arrest akibat penyebab-penyebab yang sifatnya reversibel
Neuroproteksi Post Resusitasi
• Hipokapnia berat dapat menyebabkan iskemia serebral dan
disfungsi miokard
• Hindari kondisi hipertermi dan over rewarming karena dapat
berefek buruk pada pemulihan otak. Pada pasien koma,
therapeutic hypothermy (32-34 oC) dapat meningkatkan
kondisi pemulihan otak
Kesimpulan
• Guideline AHA 2015 untuk pediatric advanced life support
menekankan pentingnya deteksi dan penanganan yang cepat. Selain
itu, kualitas dari kompresi dada dengan interupsi yang minimal, team
work yang efektif, dan penanganan post-resusitasi yang baik
(managemen target temperature)