You are on page 1of 58

KELOMPOK 6

KEBUTUHAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I – JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES DENPASAR 2016
KEBUTUHAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I – JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES DENPASAR 2016
Disusun oleh :
• I Kadek Dwiki Putra Udiana (Moderator) (P07120216066)
• Ni Putu Natiya Giyanti (Penyaji) (P07120216051)
• Fendy Anugrah Pratama (Penyaji) (P07120216052)
• Ni Kadek Julian Astiningsih Dwivanissha (Notulen) (P07120216065)
• Komang Yunita Pramana Putri (Operator) (P07120216067)

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I – JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES DENPASAR 2016


MATERI :

ASUHAN KEPERAWATAN TERAPI CAIRAN


KONSEP DASAR CAIRAN MENGENAL KEBUTUHAN
DAN ELEKTROLIT CAIRAN DAN ELEKROLIT PARENTRAL

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I – JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES DENPASAR 2016


KONSEP KEBUTUHAN DASAR
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I – JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES DENPASAR 2016


KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan.
Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis)
yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan
tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan “homeostasis”.
KOMPARTEMEN CAIRAN
• Dua kompartemen utama, yaitu :
a. Cairan Intraselular (CIS),
b. Cairan Ekstraselular (CES).
• Pada orang normal dengan berat 70 kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar
60% berat badan atau sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung pada
umur, jenis kelamin dan derajat obesitas (Guyton & Hall, 1997).
a. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total
Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3
dari cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria
dewasa (70 kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan
intraselular.
b. Cairan Ekstraselular (CES) yaitu 20% dari BB total
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES) menurun dengan peningkatan
usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES).
Setelah 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari
volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70
kg). CES dibagi menjadi :
a) Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L
pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif
terhadap ukuran tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada
bayi baru lahir dibanding orang dewasa.
b) Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh
darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-
rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari
jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah
merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai
bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit.
c. Cairan Transelular (CTS) :
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS)
meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular
serta sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun,
sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular
setiap harinya. Contoh : saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi
dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh
PROSENTASE TOTAL CAIRAN TUBUH
DIBANDINGKAN BERAT BADAN
DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH

• Keterangan : Untuk laki-laki, BB = 70 Kg


• Catatan : Sebenarnya ada kompartemen CES lain, yaitu : limfe &
cairan transeluler. Cairan transelular hanya 1-2 % BB, meliputi
cairan sinovial, pleura, intraokuler, dll.
NILAI RATA-RATA CAIRAN EKSTRASELULER (CES) DAN CAIRAN INTRASELULER
(CIS) PADA DEWASA NORMAL TERHADAP BB

• Source
Maxwell, Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th
ed. McGraw Hill, 1987, p.9.
B. FUNGSI CAIRAN TUBUH
1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel.
2. Mengeluarkan buangan-buangan sel.
3. Mmbentu dalam metabolisme sel.
4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit.
5. Membantu memelihara suhu tubuh.
6. Membantu pencernaan.
7. Mempemudah eliminasi.
8. Mengangkut zat-zat seperti hormon, enzim, SDP, SDM.
C. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa
hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita
mengandung 55% air dari berat badannya.
2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat
terlarut) elektrolit dan non-elektrolit.
a. Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam
larutan dan akan menghantarkan arus listrik.
b. Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak
berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram
per 100 ml-mg/dl).
UNSUR UTAMA KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

• Ini adalah daftar parsial. Unsur lain termasuk ion kalsium Ca 2+, magnesium
Mg2+, protein dan asam organik.
• Catatan : Nilai tertentu adalah rata-rata.
Pendapat ahli lain tentang unsur utama kompartemen cairan tubuh
disebutkan sebagai berikut:

• Morgan, G. Edward. Clinical Anesthesiology. Appleton & Lange,


1996, p.518
KANDUNGAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH
INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI
UNSUR TUBUH YANG UTAMA

Catatan : Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru disebut Insensible Loss (IWL)
Bila ingin mengetahui “Insensible Loss (IWL)” maka kita dapat menggunakan penghitungan sebagai berikut :
 DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
 ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari
 Jika ada kenaikan suhu : IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C)
(Source : Iwasa M, Kogoshi S. Fluid Therapy. Bunko do, 1995. P 8.)
JUMLAH KEHILANGAN
AIR DAN ELEKTROLIT per
100 kcal BAHAN
METABOLIK DALAM
KEADAAN NORMAL
MAUPUN SAKIT
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan
dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan
usia. Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai
usia.
2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak
mengandung lemak tubuh
3. Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis
otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat
meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon
akan mengganggu keseimbangan cairan
6. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl
melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari
7. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini akan
menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.
ASUHAN KEPERAWATAN
MENGENAI KEBUTUHAN CAIRAN
DAN ELEKROLIT

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I – JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES DENPASAR 2016


1. TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN

Cairan tubuh adalah air beserta unsur-unsurnya yang diperlukan untuk kesehatan
dan pertumbuhan sel (Evelyn,1979). Elektrolit adalah cairan yang merupakan kimia
aktif terdiri dari cairan yang mengandung muatan negatif (Fundamental of nursing).
B. ETIOLOGI

1. Makanan, yaitu :
a. Makanan basi
b. Makanan beracun
c. Alergi terhadap makanan
2. Fakalogis (rasa takut dan cemas)
3. Virus
4. Bakteri
C. TANDA DAN GEJALA

1. BAB lebih dari 5x/hari


2. Konsisten cair
3. Mual dan muntah
4. Anoreksia
5. Dehidrasi
6. Membran mukosa kering
7. Penurunan berat badan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium (feses rutin).


2. Pemeriksaan keseimbangan asam basa (AGD) analisa gas darah.
3. Pemeriksaan cairan dan elektrolit.
E. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI

1. Dehidrasi
2. Hipokalemi
3. Kejang-kejang
4. Alkalosit metabolik
F. PENATALAKSANAAN

1. Berikan pengobatan seperti anti diare dan anti muntah


2. Lakukan kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan, obat dan efek pengobatan
4. Berikan makanan dan cairan.
G. FOKUS INTERVENSI

1. Anjurkan pasien untuk banyak minum.


1) Kaji input dan output pasien.
2) Berikan makanan yang rendah serat.

2. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik.


1) Laksanakan advinsel/saran dokter tentang pemberian obat.
2) Bantu ADL (aktivitas dan latihan).

3. Anjurkan untuk mengurangi makanan/minuman yang manis, pedas dan asam.


2. TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan pada hari rabu, tanggal 15 Juli 2013, tepatnya pada pukul
08.30 di RSUD Sanglah dengan Auto dan Allo anamnesa di ruang IGD sebagai berikut :
1. Identitas pasien
Nama : An. N
Umur : 1 tahun 7 bulan
Alamat : Grobogan 1/1
Agama : Hindu
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Tanggal masuk : 15 juli 2009
No DM : 185667
Dx masuk : Gangguan Elektrlit
lanjutan…………….
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 56 tahun
Alamat : Grobogan 1/1
Pekerjaan : Tani
Agama : Hindu
Hub dengan pasien : Ayah
B. KELUHAN UTAMA
Orang tua pasien mengatakan bahawa BAB anaknya cair

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang :
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah 4 hari BAB cair dengan lendir 8-9x/hari
yang disertai mual muntah 2x.
2. Riwayat kesehatan dahulu :
Orang tua pasien mengatakan bahwa anakny tidak pernah mengalmi penyakit
seperti yang diderita oleh anaknya sekarang dan anaknya belum pernah di
opname.
3. Riwayat kesehatan keluarga :
Orang tua dan keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada satupun dari
keluarga mereka yang mengalami penyakit seperti yang diderita oleh pasien
sekarang.
D. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL
• Pola bernafas :
Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami gangguan pernafasan dan
frekuensi pernafasan 30x/menit.
• Pola kebutuhan nutrisi :
a. Sebelum sakit : pasien di suapin ibunya dengan makan 3x sehari dengan
komposisi nasi,sayur, lauk dan makan habis 1 porsi dan minum 5-6 gelas/hari.
b. Selama sakit : pasien makan dengan disuapi oleh ibunya dengan makan 3x
seharidengan komposisi bubur hanya habis ½ porsi dan minum 2-3 gelas/hari
lanjutan………………
• Pola eliminasi :
a. Sebelum sakit, pasien BAB 1-2x sehari dengan konsisten lunak, warna kuning
serta berbau khas dan BAK 4-6x/hari.
b. Selama sakit, sudah 4 hari pasien BAB 8-9x sehari dengan konsisten cair, berlendir
dan BAK 4-6x/hari.
• Pola istirahat dan tidur :
a. Sebelum sakit, pasien tidur 11-12 jam/hari, tidur malam dari jam 21.00 s/d 05.00
wib.
b. Setelah sakit, pasien selalu menangis jika mau tidur, pasien hanya dapat tidur 7-8
jam/hari.
lanjutan………………
• Pola personal hygiene :
Pasien baru berumur 1 tahun 7 bulan masalah kebersihan di bantu oleh orang tuanya.
• Pola temperature :
Sebelum sakit, pasien dipakaikan kaos dalam dan celana dalam jika anaknya merasa
kepanasan dan di pakaikan jaket /pakaian tebal disaat anaknya kedinginan.
• Pola gerak dan keseimbangan :
a. Sebelum sakit, pasien bisa bermain dengan keluarganya maupun tetangganya.
b. Selama sakit, pasien hanya berbaring ditempat tidur.
lanjutan………………
• Pola berpakaian :
Dalam berpakaian pasien ganti pakaian 1-2x/hari oleh orang tuanya, dan dalam
keadaan sakitpun keluarga membantu dalam berpakaian.
• Pola rasa aman dan nyaman :
Bila pasien tidak merasa aman dan nyaman pasien hanya bisa menangis dan lebih
sering ditemani oleh orang tuanya
• Pola kebutuhan spiritual :
Kedua orang tuanya menginginkan anaknya menganut agama yang sesuai agama yang
dianut oleh kedua orang tuanya yaitu islam.
• Kebutuhan komunikasi :
Pasien berkomunikasi jika menginginkan sesuatu dengan menunjuk atau menangis
saja.
lanjutan………………
• Pola kebersihan :
Jika ada kotoran yang melengket ditubuh pasien, pasien berusaha mebersihkan /
dibersihkan oleh orang tuanya.
• Pola bermain dan rekreasi :
a. Sebelum sakit, pasien bermain dengan keluarganya dan sering diajak orang
tuanya jalan-jalan
b. Setelah sakit, pasien kebanyakan ditempat tidur saja.
• Pola kebutuhan belajar :
Sebelum sakit pasien diajari berhitung.
E. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum
1. Penampilan : Lemas
2. Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda vital
1. Suhu : 38,5 0C
2. Nadi : 100x/menit
3. RR : 24x/menit
4. Tinggi badan :-
5. Berat badan : 8,2 Kg
5. Bentuk kepala : Musochepal, kulit kepala bersih, ubun-ubun
cekung.
6. Rambut : Warna hitam, lurus, lubrikasi batang rambut halus,
tidak rontok.
7. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor, mata cowong dan tidak ada kelainan pada
mata.
8. Hidung : Tidak terdapat polip dan tidak adanya sekret dan
terpasang O2, fungsi penciuman masih bagus.
9. Mulut : Tidak berbau serta tidak stomatitis, bibir pecah-
pecah.
10. Telinga : Tidak adnya serumen, simetris dan fungsi
pendengaran baik.
11. Leher : Tidak ada pembesarn kelenjar tiroid.
12. Dada
a. Paru-paru
• Inspeksi : Simetris
• Palpasi : Taktil fremitus teraba kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor
• Auskultasi : Vesikuler
b. Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada iga ke 4 dan 5
• Perkusi : Redup
• Auskultasi : Reguler
13. Abdomen
• Inspeksi : Datar.
• Auskultasi : Jumlah peristaltik usus 14 kali /menit.
• Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan.
• Perkusi : Tympani.
14. Ekstermitas
• Superior : Masih dapat digerakkan dan tidak terdapat
oedema.
• Inferior : Masih dapat digerakkan dan tidak terdapat
oedema, tidak ada lesi.
15. Genetalia : Bersih.
16. Kulit : Turgor kulit jelek, warna kulit kuning langsat.
17. Anus : Bersih, tidak ada pembesaran vena hemoroid.
F. DATA PENUNJANG
• Feses : Cair
• Pemeriksaan lab : Tanggal 15 juli 2009

G. THERAPY
• Infus RL pediatrik 10 ttpm
• Kalmoxylin 3 x 250 mg
H. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Umur 0-3 bulan
• Bayi bisa nyusu susu ibunya
• Bayi tidur terlentang
• Imunisasi campak dan folio
2. Umur 3-6 bulan
• Bayi bisa tengkurap
• Bayi bisa miring kekiri dan kanan
lanjutan………………
3. Umur 6-10 bulan
• Bayi bisa merangkak.
• Bayi sudah mulai mengikuti bahasa orang tuanya.
4. Umur 10-12 bulan
• Bayi sudah bisa duduk.
• Bayi sudah bisa bicara.
• Bayi sudah bisa jalan.
I. ANALISA DATA
Nama : Sdri. N Ruang : IGD
Umur : 1 tahun 7 bulan No. RM : -

NO HARI/TGL DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM TTD

1. 15-07-2013 DS : orang tua pasien Output yang Gangguan


mengatakan bahwa BAB berlebihan keseimbangan
anaknya cair dan berlendir cairan dan elektrolit
8-9 kali/hari disertai
muntah dan mual 2 kali
DO : - pasien tampak lemas
- Turgor kulit jelek
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama : Sdri. N Ruang : IGD
Umur : 1 tahun 7 bulan No. RM : -

NO HARI / TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL TERATASI TTD

1. 15-07-2013 Gangguan keseimbangan -


cairan dan elektrolit b/d
output yang berlebihan
III. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Sdri. N Ruang : IGD
Umur : 1 tahun 7 bulan No. RM : -

NO HARI/TGL TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD


1. Rabu, 15-07-2013 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji output dan input 1. Menentukan kehilangan dan
keperawatan diruang IGD pasien kebutuhan cairan
diharapkan masalah pasien 2. Motivasi pasien untuk 2. Memenuhi kebutuhan makan
dapat teratasi dengan KH: makan dan minum pasien
- Pasien BAB 1-2x/hari dengan 3. Kaji KU pasien 3. Mengetahui perubahan
konsisten lunak, tidak cair dan 4. Monitor pola cairan keadaan dari pasien
tidak berlendir. 5. Kolaborasi dengan tim 4. Menentukan banyaknya cairan
- Keadaan pasien tidak lemas medis dalam pemberian obat yang hilang/dikeluarkan
lagi. 5. Mengetahui obat dan
- Turgor kulit membaik mempercepat proses
penyembuhan
IV. CATATAN KEPERAWATAN
Nama : Sdri. N Ruang : IGD
Umur : 1 tahun 7 bulan No. RM : -

NO HARI/TGL TINDAKAN RESPON HASIL TTD

1. Rabu, 1. Menimbang pasien BB= 9 Kg


15-07-2013 2. Mangkaji output dan output Output dan input baik
pasien Makan habis 1 porsi
3. Memotivasi pasien untuk Tidak lemas
makan Nadi : 120x/menit
4. Mengkaji KU pasien Suhu : 360C
5. Memasang Infus RL pediatrik RR : 28x/menit
IV. CATATAN KEPERAWATAN
Nama : Sdri. N Ruang : IGD
Umur : 1 tahun 7 bulan No. RM : -

NO HARI/TGL EVALUASI TTD

1. Kamis, 16-07-2013 Ibu pasien mengatakan BAB cair dan lendir pada anaknya
sudah berkurang
O: obyek
- Pasien tidak lemas lagi
- Pasien tidak meringis/menangis lagi
- Turgor kulit membaik
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi
TERAPI CAIRAN PARENTRAL
TUJUAN
• Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral,
mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit,
• Memperbaiki keseimbangan asam basa,
• Memberikan tranfusi darah,
• mMenyediakan medium untuk pemberian obat intravena, dan membantu
pemberian nutrisi parental (Hidayat, 2008).
Lokasi atau Tempat Pemasangan Infus
• Daerah tempat infus yang memungkinkan adalah permukaan dorsal tangan
(Vena supervisial dorsalis, vena basalika, vena sefalika), lengan bagian dalam
(vena basalika, vena sefalika, vena kubital median, vena median lengan
bawah,dan vena radialis), permukaan dorsal (Vena safena magna, ramus
dorsalis).
Macam – Macam Cairan Infus
1. Cairan Isotonis
Cairan yang diklasifikasikan isotonik mempunyai osmolalitas total yang mendekati cairan
ekstraseluler dan tidak menyebabkan sel darah merah mengkerut membengkak. Komposisi
cairan ini mungkin atau mungkin juga tidak mendekati komposisi CES. Larutan dektrosa 5%
dalam air mempunyai osmolalitas serum sebesar 252 mOsm/L.
2. Cairan Hipotonik

Salah satu tujuan dari larutan hipotonik adalah untuk mengantikan cairan seluler,
karena larutan ini bersifat hipotois dibandingkan dengan plasma.
3. Cairan Hipertonik
Jika dekstrosa 5% ditambahkan pada salin normal atau larutan Ringer, osmolalitas totalnya
melebihi osmolalitas CES. Dekstrosa dengan konsentrasi yang lebih tinggi seperti dekstrosa
50% dalam air, diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan kalori.
Komplikasi Pemasangan Infus
1. Flebitis
Inflasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik.
2. Infiltrasi
Infiltaris terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di sekililing tempat
fungsi vena.
3. Iritasi vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada kulit di atas area
insersi.
4. Hematoma
Hematoma terjadi sebagai akibat kebocoran darah ke jaringan di sekitar area
inersi.
5. Tromboflebitis
Tromboflebitis menggambarkan adanya bekuan ditambah peradangan dalam vena.
6. Trombisis
Trombisis ditandai dengan nyeri, kemerahan, bengkak pada vena, dan aliran infus
berhenti.
7. Occlusion
Occlusion ditandai dengan tidak adanya penambahan aliran ketika botol dinaikkan,
aliran balik darah di selang infus, dan tidak nyaman pada area pemasangan/insersi.
Occlusiondisebabkan oleh gangguan aliran IV, aliran balik
8. Spasme Vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri sepanjang vena, kulit pucat di sekitar vena, aliran
berhenti meskipun klem sudah dibuka maksimal.
9. Reaksi Vasovagal
Digambarkan dengan klien tiba-tiba terjadi kollaps pada vena, dingin, berkeringat,
pingsan, pusing, mual dan penurunan tekanan darah.
10. Kerusakan Syaraf, tendon dan ligament
Kondisi ini ditadai oleh nyeri ekstrem, kebas/mati rasa, dan kontraksi otot. Efek
lambat yang bisa muncul adalah paralysis, mati rasa dan deformitas.
Cara Menghitung Tetesan
• Rumus dasar dalam satuan menit = Jumlah Kebutuhan Cairan × Faktor Tetes
Waktu (Menit)

• Rumus dasar dalam satuan jam = Jumlah Kebutuhan Cairan × Faktor Tetes
Waktu (Jam) × 60 Menit
Kesimpulan Materi :
• Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam
mengangkut zat makanan kedalam sel,sisa metabolism,sebagai pelarut elektrolit dan
nonelektrolit,memelihara suhu tubuh,mempermudah eliminasi,dan membantu
pencernaan. Disamping kebutuhan cairan,elektrolit (natrium,kalium,kalsium,klorida
dan fosfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam basa,konduksi saraf,
kontraksi muscular dan osmolalitas.
SEKIAN DAN TERIMKASIH

SESI TANYA JAWAB

You might also like