Professional Documents
Culture Documents
• Source
Maxwell, Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th
ed. McGraw Hill, 1987, p.9.
B. FUNGSI CAIRAN TUBUH
1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel.
2. Mengeluarkan buangan-buangan sel.
3. Mmbentu dalam metabolisme sel.
4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit.
5. Membantu memelihara suhu tubuh.
6. Membantu pencernaan.
7. Mempemudah eliminasi.
8. Mengangkut zat-zat seperti hormon, enzim, SDP, SDM.
C. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa
hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita
mengandung 55% air dari berat badannya.
2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat
terlarut) elektrolit dan non-elektrolit.
a. Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam
larutan dan akan menghantarkan arus listrik.
b. Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak
berdisosiasi dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram
per 100 ml-mg/dl).
UNSUR UTAMA KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH
• Ini adalah daftar parsial. Unsur lain termasuk ion kalsium Ca 2+, magnesium
Mg2+, protein dan asam organik.
• Catatan : Nilai tertentu adalah rata-rata.
Pendapat ahli lain tentang unsur utama kompartemen cairan tubuh
disebutkan sebagai berikut:
Catatan : Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru disebut Insensible Loss (IWL)
Bila ingin mengetahui “Insensible Loss (IWL)” maka kita dapat menggunakan penghitungan sebagai berikut :
DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari
Jika ada kenaikan suhu : IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C)
(Source : Iwasa M, Kogoshi S. Fluid Therapy. Bunko do, 1995. P 8.)
JUMLAH KEHILANGAN
AIR DAN ELEKTROLIT per
100 kcal BAHAN
METABOLIK DALAM
KEADAAN NORMAL
MAUPUN SAKIT
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan
dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan
usia. Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai
usia.
2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak
mengandung lemak tubuh
3. Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis
otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat
meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon
akan mengganggu keseimbangan cairan
6. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl
melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari
7. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini akan
menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.
ASUHAN KEPERAWATAN
MENGENAI KEBUTUHAN CAIRAN
DAN ELEKROLIT
Cairan tubuh adalah air beserta unsur-unsurnya yang diperlukan untuk kesehatan
dan pertumbuhan sel (Evelyn,1979). Elektrolit adalah cairan yang merupakan kimia
aktif terdiri dari cairan yang mengandung muatan negatif (Fundamental of nursing).
B. ETIOLOGI
1. Makanan, yaitu :
a. Makanan basi
b. Makanan beracun
c. Alergi terhadap makanan
2. Fakalogis (rasa takut dan cemas)
3. Virus
4. Bakteri
C. TANDA DAN GEJALA
1. Dehidrasi
2. Hipokalemi
3. Kejang-kejang
4. Alkalosit metabolik
F. PENATALAKSANAAN
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang :
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah 4 hari BAB cair dengan lendir 8-9x/hari
yang disertai mual muntah 2x.
2. Riwayat kesehatan dahulu :
Orang tua pasien mengatakan bahwa anakny tidak pernah mengalmi penyakit
seperti yang diderita oleh anaknya sekarang dan anaknya belum pernah di
opname.
3. Riwayat kesehatan keluarga :
Orang tua dan keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada satupun dari
keluarga mereka yang mengalami penyakit seperti yang diderita oleh pasien
sekarang.
D. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL
• Pola bernafas :
Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami gangguan pernafasan dan
frekuensi pernafasan 30x/menit.
• Pola kebutuhan nutrisi :
a. Sebelum sakit : pasien di suapin ibunya dengan makan 3x sehari dengan
komposisi nasi,sayur, lauk dan makan habis 1 porsi dan minum 5-6 gelas/hari.
b. Selama sakit : pasien makan dengan disuapi oleh ibunya dengan makan 3x
seharidengan komposisi bubur hanya habis ½ porsi dan minum 2-3 gelas/hari
lanjutan………………
• Pola eliminasi :
a. Sebelum sakit, pasien BAB 1-2x sehari dengan konsisten lunak, warna kuning
serta berbau khas dan BAK 4-6x/hari.
b. Selama sakit, sudah 4 hari pasien BAB 8-9x sehari dengan konsisten cair, berlendir
dan BAK 4-6x/hari.
• Pola istirahat dan tidur :
a. Sebelum sakit, pasien tidur 11-12 jam/hari, tidur malam dari jam 21.00 s/d 05.00
wib.
b. Setelah sakit, pasien selalu menangis jika mau tidur, pasien hanya dapat tidur 7-8
jam/hari.
lanjutan………………
• Pola personal hygiene :
Pasien baru berumur 1 tahun 7 bulan masalah kebersihan di bantu oleh orang tuanya.
• Pola temperature :
Sebelum sakit, pasien dipakaikan kaos dalam dan celana dalam jika anaknya merasa
kepanasan dan di pakaikan jaket /pakaian tebal disaat anaknya kedinginan.
• Pola gerak dan keseimbangan :
a. Sebelum sakit, pasien bisa bermain dengan keluarganya maupun tetangganya.
b. Selama sakit, pasien hanya berbaring ditempat tidur.
lanjutan………………
• Pola berpakaian :
Dalam berpakaian pasien ganti pakaian 1-2x/hari oleh orang tuanya, dan dalam
keadaan sakitpun keluarga membantu dalam berpakaian.
• Pola rasa aman dan nyaman :
Bila pasien tidak merasa aman dan nyaman pasien hanya bisa menangis dan lebih
sering ditemani oleh orang tuanya
• Pola kebutuhan spiritual :
Kedua orang tuanya menginginkan anaknya menganut agama yang sesuai agama yang
dianut oleh kedua orang tuanya yaitu islam.
• Kebutuhan komunikasi :
Pasien berkomunikasi jika menginginkan sesuatu dengan menunjuk atau menangis
saja.
lanjutan………………
• Pola kebersihan :
Jika ada kotoran yang melengket ditubuh pasien, pasien berusaha mebersihkan /
dibersihkan oleh orang tuanya.
• Pola bermain dan rekreasi :
a. Sebelum sakit, pasien bermain dengan keluarganya dan sering diajak orang
tuanya jalan-jalan
b. Setelah sakit, pasien kebanyakan ditempat tidur saja.
• Pola kebutuhan belajar :
Sebelum sakit pasien diajari berhitung.
E. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum
1. Penampilan : Lemas
2. Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda vital
1. Suhu : 38,5 0C
2. Nadi : 100x/menit
3. RR : 24x/menit
4. Tinggi badan :-
5. Berat badan : 8,2 Kg
5. Bentuk kepala : Musochepal, kulit kepala bersih, ubun-ubun
cekung.
6. Rambut : Warna hitam, lurus, lubrikasi batang rambut halus,
tidak rontok.
7. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor, mata cowong dan tidak ada kelainan pada
mata.
8. Hidung : Tidak terdapat polip dan tidak adanya sekret dan
terpasang O2, fungsi penciuman masih bagus.
9. Mulut : Tidak berbau serta tidak stomatitis, bibir pecah-
pecah.
10. Telinga : Tidak adnya serumen, simetris dan fungsi
pendengaran baik.
11. Leher : Tidak ada pembesarn kelenjar tiroid.
12. Dada
a. Paru-paru
• Inspeksi : Simetris
• Palpasi : Taktil fremitus teraba kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor
• Auskultasi : Vesikuler
b. Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada iga ke 4 dan 5
• Perkusi : Redup
• Auskultasi : Reguler
13. Abdomen
• Inspeksi : Datar.
• Auskultasi : Jumlah peristaltik usus 14 kali /menit.
• Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan.
• Perkusi : Tympani.
14. Ekstermitas
• Superior : Masih dapat digerakkan dan tidak terdapat
oedema.
• Inferior : Masih dapat digerakkan dan tidak terdapat
oedema, tidak ada lesi.
15. Genetalia : Bersih.
16. Kulit : Turgor kulit jelek, warna kulit kuning langsat.
17. Anus : Bersih, tidak ada pembesaran vena hemoroid.
F. DATA PENUNJANG
• Feses : Cair
• Pemeriksaan lab : Tanggal 15 juli 2009
G. THERAPY
• Infus RL pediatrik 10 ttpm
• Kalmoxylin 3 x 250 mg
H. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Umur 0-3 bulan
• Bayi bisa nyusu susu ibunya
• Bayi tidur terlentang
• Imunisasi campak dan folio
2. Umur 3-6 bulan
• Bayi bisa tengkurap
• Bayi bisa miring kekiri dan kanan
lanjutan………………
3. Umur 6-10 bulan
• Bayi bisa merangkak.
• Bayi sudah mulai mengikuti bahasa orang tuanya.
4. Umur 10-12 bulan
• Bayi sudah bisa duduk.
• Bayi sudah bisa bicara.
• Bayi sudah bisa jalan.
I. ANALISA DATA
Nama : Sdri. N Ruang : IGD
Umur : 1 tahun 7 bulan No. RM : -
1. Kamis, 16-07-2013 Ibu pasien mengatakan BAB cair dan lendir pada anaknya
sudah berkurang
O: obyek
- Pasien tidak lemas lagi
- Pasien tidak meringis/menangis lagi
- Turgor kulit membaik
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi
TERAPI CAIRAN PARENTRAL
TUJUAN
• Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral,
mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit,
• Memperbaiki keseimbangan asam basa,
• Memberikan tranfusi darah,
• mMenyediakan medium untuk pemberian obat intravena, dan membantu
pemberian nutrisi parental (Hidayat, 2008).
Lokasi atau Tempat Pemasangan Infus
• Daerah tempat infus yang memungkinkan adalah permukaan dorsal tangan
(Vena supervisial dorsalis, vena basalika, vena sefalika), lengan bagian dalam
(vena basalika, vena sefalika, vena kubital median, vena median lengan
bawah,dan vena radialis), permukaan dorsal (Vena safena magna, ramus
dorsalis).
Macam – Macam Cairan Infus
1. Cairan Isotonis
Cairan yang diklasifikasikan isotonik mempunyai osmolalitas total yang mendekati cairan
ekstraseluler dan tidak menyebabkan sel darah merah mengkerut membengkak. Komposisi
cairan ini mungkin atau mungkin juga tidak mendekati komposisi CES. Larutan dektrosa 5%
dalam air mempunyai osmolalitas serum sebesar 252 mOsm/L.
2. Cairan Hipotonik
Salah satu tujuan dari larutan hipotonik adalah untuk mengantikan cairan seluler,
karena larutan ini bersifat hipotois dibandingkan dengan plasma.
3. Cairan Hipertonik
Jika dekstrosa 5% ditambahkan pada salin normal atau larutan Ringer, osmolalitas totalnya
melebihi osmolalitas CES. Dekstrosa dengan konsentrasi yang lebih tinggi seperti dekstrosa
50% dalam air, diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan kalori.
Komplikasi Pemasangan Infus
1. Flebitis
Inflasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik.
2. Infiltrasi
Infiltaris terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di sekililing tempat
fungsi vena.
3. Iritasi vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada kulit di atas area
insersi.
4. Hematoma
Hematoma terjadi sebagai akibat kebocoran darah ke jaringan di sekitar area
inersi.
5. Tromboflebitis
Tromboflebitis menggambarkan adanya bekuan ditambah peradangan dalam vena.
6. Trombisis
Trombisis ditandai dengan nyeri, kemerahan, bengkak pada vena, dan aliran infus
berhenti.
7. Occlusion
Occlusion ditandai dengan tidak adanya penambahan aliran ketika botol dinaikkan,
aliran balik darah di selang infus, dan tidak nyaman pada area pemasangan/insersi.
Occlusiondisebabkan oleh gangguan aliran IV, aliran balik
8. Spasme Vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri sepanjang vena, kulit pucat di sekitar vena, aliran
berhenti meskipun klem sudah dibuka maksimal.
9. Reaksi Vasovagal
Digambarkan dengan klien tiba-tiba terjadi kollaps pada vena, dingin, berkeringat,
pingsan, pusing, mual dan penurunan tekanan darah.
10. Kerusakan Syaraf, tendon dan ligament
Kondisi ini ditadai oleh nyeri ekstrem, kebas/mati rasa, dan kontraksi otot. Efek
lambat yang bisa muncul adalah paralysis, mati rasa dan deformitas.
Cara Menghitung Tetesan
• Rumus dasar dalam satuan menit = Jumlah Kebutuhan Cairan × Faktor Tetes
Waktu (Menit)
• Rumus dasar dalam satuan jam = Jumlah Kebutuhan Cairan × Faktor Tetes
Waktu (Jam) × 60 Menit
Kesimpulan Materi :
• Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh dalam
mengangkut zat makanan kedalam sel,sisa metabolism,sebagai pelarut elektrolit dan
nonelektrolit,memelihara suhu tubuh,mempermudah eliminasi,dan membantu
pencernaan. Disamping kebutuhan cairan,elektrolit (natrium,kalium,kalsium,klorida
dan fosfat) sangat penting untuk menjaga keseimbangan asam basa,konduksi saraf,
kontraksi muscular dan osmolalitas.
SEKIAN DAN TERIMKASIH