You are on page 1of 34

BAGIAN PENYAKIT DALAM

REFARAT 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
Maret 2018

ANTIPHOSPOLIPID
SYNDROME
Dibawakan oleh:
Joestiantho Laurenz Kilmanun
(2017-84-009)
Pembimbing:
dr. Denny Jolanda, Sp.PD-FINASIM
PENDAHULUAN
2

 Sindroma antibodi antiphospolipid


(antibody antiphospolipid syndrome, APS)
 Penyakit trombofilia yang ditandai dengan
1. antibodi antifosfolipid
2. kejadian berulang trombosis
vena/arteri.keguguran, atau
trombositopenia.
 Pertama kali diusulkan oleh Hughes dan
Harris Sindrom Hughes
Continued
3

Peningkatan kejadian stroke dan infark miokard pada


orang-orang muda

Jika muncul penyakit katup jantung pergantian katup


jantung

Kejadian emboli pulmoner yang


berulang/trombosishipertensi pulmoner

Sindroma ini juga dapat berupa komplikasi-komplikasi


dalam kehamilan, terutama abortus spontan rekuren.

Memerlukan terapi antikoagulan jangka panjang- seumur


hidup
Pengertian
4

 Sindrom antibodi fosfolipid

Trombosis
arteri/vena
berulang

Trombofilia
autoimun

Antibodi
terhadap
protein Morbiditas
plasma  kehamilan
mengikat
fosfolipid
Epidemiologi
5

• Prevalensi meningkat seiring bertambahnya


umur usia lanjut dengan penyakit kronis
penyerta

• Banyak pasien menunjukan bukti laboratorium


dan tidak menunjukan gejala klinis

• APS dapat berkembang dalam 20 tahun pada


50-70% pasien baik dgn SLE maupun antibodi
antifosfolipid
Patofisiologi
6

• Mekanisme APS belum diketahui


secara pasti

• APS  Mengganggu kaskade


koagulasi Kondisi Prokoagulan

• APS  protein koagulasi


(Protrombin, Protein C & S, Anexin V)
Patofisiologi
7

 Antibodi antifosfolipid
merupakan antagonis β2GPI
mengakibatkan ekspresi
berlebihan PL-A2
 Antibodi antifosfolipid
merupakan antagonis Anneksin
V mengakibatkan ekspresi
berlebihan PL-A2
 Antibodi antifosfolipid
merupakan antagonis
trombomodulin, sehingga
secara tidak langsung antbodi
antifosfolipid menghambat
aktivasi protein C
Continued
8

 Antibodi antifosfolipid secara


langsung secara langsung
menginaktivasi protein S sebagai
kofaktor protein C
 Antibodi antifosfolipid secara
langsung menginaktivasi protein C
mengakibatkan aktivitas FV dan
FVIII berlebihan mengakibatkan
hiperkoagulasi.
 Antibodi antifosfolipid secara
langsung berinterferensi dengan
autoantibodi kompleks heparan-
antitrombin, mengaktifkan reseptor
Fc sel imunoefektor
mengekspresikan tromboplastin
jaringan yang akan mengaktivasi
koagulasi.
Patofisiologi
9
(Hipotesis 2-Hit)

Disfungsi Kondisi lain :


APS Endotel (First Infeksi pada Thrombosis
Hit) kehamilan /
vascular injury
Etiologi
10

Predisposisi Genetik HLA Infeksi

Keadaan lain

Penyakit autoimun (ITP,


Neoplasma Sindrom Sjorgen, arthritis
psoriatic, Skleroderma,
sindrom Bechet)
Pendekatan Diagnosis
11

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan
Penunjang
Anamnesis
12

• Penglihatan kabur/ganda, melihat kilatan cahaya, lapang


Mata pandangan

Kardiorespirasi
• Nyeri dada, napas pendek

Gastro
• Nyeri perut, kembung

• Nyeri atau bengkak, klaudikasio, nyeri tangan atau tungkai


PD Perifer kanan

Muskulo
• Nyeri tulang, nyeri sendi
Continued
13

• Purpura/petekia, ruam livedo retikularis, jari tangan/kaki


Kulit hitam atau terlihat pucat

Neuro &
• Pingsan, kejang, tremor, ascending weakness
psikiatri

• Rasa lemah, lelah, atralgia, nyeri abdomen


Endo

• Hematuria, edema perifer


Urogrnital

Riw.
• Abortus berulang, kelahiran prematur, PJT
Kehamilan
Continued
14

• Riw. Keluarga abortus berulang,


prematur, oligohidroamnion,
Riw. preeklamsia, PJT, tromboembolisme TIA
Keluarga

• Riwayat penggunaan kontrasepsi oral


Riw.
Kontrasepsi
Pemeriksaan Fisik
15
16
17
Antifosfolipid
18

Primer Sekunder
Muncul tanpa penyakit Muncul dengan penyakit
autoimun lain autoimun lainnya
Klasisifikasi Bick
19

Sindroma Tipe I

• DVT dengan / tanpa embol paru


Sindroma tipe II

• Thrombosis arteri koroner, perifer, aorta, karotis


Sindroma tipe III

• Thrombosis A.V Retina, serobrovakular, TIA


Sindroma tipe IV

• Campuran tipe I, II, III


Sindroma tipe V (Fetal Wastage Syndrome)

• Thrombosis vaskuler placenta, fetal wastage


Sindroma tipe VI

• Tanpa manifestasi klinis


Pemeriksaan Penunjang
20

Laboratorium Radiologis Biopsi dari


• Darah perifer
lengkap, LDH, • USG dopler, organ
Bilirubin, Coomb Venografi,
test,Urinalisis,Antibo • Dari organ
di Antifosfolipid, CT Scan, yang
antibodi
anticardiolipin,
MRI, terkena
antibodi arteriografi, kulit atau
antiplatelet angiografi ginjal
Kriteria Diagnosis (Kriteria
21
Sapporo/Kriteria Sydney)
• Trombosis vaskular
Klinis • Mordibitas kehamilan

• IgG dan atau IgM aCL &


Laboratoris antifosfolipid
• IgG atau IgM (anti β2GPI)
• Aktivitas LA
Diagnosa banding
22

 Penyakit tromboemboli (trombositopenia


diinduksi heparin, homosisteinemia, kelainan
mioloproliferati dan hiperviskositas)
 Penyakit lain yang berhubungan dengan APS
adalah immune thrombocytopenia (ITP),
kelainan autoimun sekunder, keganasan,
penyakit infeksi, sirosis hati, sindrom hemolitik,
thalassemia, inkompatibilitas ibu dan bayi
(ABO, Rh, HLA)
Tatalaksana
23

• Profilaksis, trombosis PD Kecil


1

• Pencegahan trombosis lanjuan pd PD sedang &


2 besar

• Pengobatan mikroangiopati trombotik akut


3

• Kehamilan dengan APS


4
Ad 1
24

• Pasien asimptomatik tanpa faktor risiko & riw. keluarga


dgn trombosis A/V atau keguguran berulang tidak
diberikan terapi yg spesifik

• Pasien asimptomatik & terdapat keluarga yg menderita


trombosis A/V atau keguguran  profilaksis dengan
aspirin

• the Physician Health Study Aspirin 325 mg  Profilaksis.


• Aspirin  proteksi  trombosis pd perempuan dgn APS
& riw. Keguguran.
Ad 2
25

• Peranan antikoagulan  menurunkan angka kejadian thrombosis

• Pasien dengan antikoagulan oral rekurensi 8 tahun sebesar 0%


• Pasien antikoagulan dihentikan  rekurensi 50% setelah 2 tahun & 78%
setelah 8 tahun

• Pasien APS dengan warfarin intensitas menegah dan intensitas tinggi 


mengurangi trombosis secara bermakna.
• Aspirin saja tidak efektid dalam trombosis rekurens

• Pasien APS Primer dgn trombosis vena  terapi inisial heparin diikuti LMWH.
26

• APS primer dengan arteri/infark  aspirin. Antikoagulan 


kontroversial
• Antiphospolipid Antibobies in Stroke Study (APASS) tidak ada
perbedaan bermakna apirin dgn aspirin+warfarin

• Pasien APS sekunder dgn thrombosis A/V diindikasikan u/ pemberian


terapi antiplatelet (kombinasi antar aspirin, hidroksiklorokuin &
pentoksifilin) ditambah antikoagulan (warfarin/LMWH)

• Pasien LA (+)  antikoagulan seumur hidup.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan
27

• Penghentian warfarin 
Peningkatan risiko trombosis &
1 bahkan kematian

• Masih belum jelas pengobatan


APS dengan intensitas atau
2 intensitas tinggi
Pengobatan pada ibu hamil
28

 Perempuan hamil dengan APS dan dua riwayat


atau lebih kehilangan kehamilan dini atau satu atau
lebih kehamilan akhir, preeklamsi, pertumbumbuhan
janin terhambat, atau abrupsio, disarankan
pemberian aspirin antepartum ditambah profilaksis
heparin (unfractioned heparin UFH, atau LMWH)
dosis kecil atau sedang.
29

 Perempuan hamil APS tanpa riwayat tromboemboli


vena atau kehilangan kehamilan harus
dipertimbangkan mempunyai peningkatan risiko
timbulnya trombosis vena dan barangkali
kehilangan kehamilan. Pendekatan yang dapat
dilakukan adalah observasi, pemberian heparin
dosis kecil, profilaksis LMWH, dan/atau aspirin
dosis rendah, 75-162 mg sehari.
30

 Perempuan homozygous MTHFR varian termolabil


(C677T), disarankan pemberian suplemen asam
folat sebelum konsepsi atau, jika telah hamil,
secepat mungkin, dan selama kehamilan.
Rekomendasi regimen antitrombotik pada
thrombosis dengan antibodi antifosfolipid
31

• Heparin unfractioned/low molecular weight heparin (Jangka


Sindroma tipe I dan II pendek) diikuti heparin subkutan jangka panjang
• CPG dapat dipertimbangkan sebagai pengganti bila
muncul efek samping

• Cerebrovaskular CPG & Heparin subkutan


Sindroma tipe III jangka panjang. Stabil lanjut CPG

• Tergantung jenis thrombosis


Sindroma tipe IV

• Aspirin 81 mg/hari sebelum konsepsi, diikuti


Sindroma tipe V heparin 5000 unit /12 jam setelah konsepsi

• Tidak ada indikasi jelas untuk pemberian


Sindroma tipe VI terapi antitrombik
Komplikasi
32

 Stroke
 Infark miokard

 Hipertensi pulmonal

 Gagal ginjal

 Kegurguran

 Koagulasi intravaskular diseminata.


Prognosis
33

 Bahaya serangan kedua pada


pasien yang mengenali β2
glikoprotein I  hemolisis autoimun
pada serangan pertama dan kecil
pada pasien tanpa antibodi tersebut
yang mengalami aborsi berulang
pada serangan pertama
34

TERIMA KASIH

You might also like