SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI 2016 DEFINISI • Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran (Sudoyo, 2012). • Typoid atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh Bakteri Salmonella typhosa atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (radang lambung) (Muttaqin, 2013). ETIOLOGI • Penyebab penyakit typhoid adalah Makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. Wujudnya berupa hasil gram negatif bergerak dengan rambut getar, tidak berspora dan mempunyai tiga macam antigen (O, H, VI) (Aziz Alimul, 2012) MANIFESTASI KLINIS • Minggu pertama (awal terinfeksi) Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit demam typoid pada awalnya sama dengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti demam tinggi yang berkepanjangan yaitu setinggi 39C hingga 40C, sakit kepala, pusing, pegal-pegal, aneroksia, mual muntah, batuk, denyut nadi lemah, pernapasan semakin cepat, perut kembung dan merasa tak enak, sedangkan diare dan sembelit silih berganti. Pada akhir minggu pertama, diare lebih sering terjadi. PATHWAY PEMERIKSAAN PENUNJANG ▫ Pemeriksaan Rutin Walaupun pada darah perifer lengkap sering ditemukan leukopenia, dapat pula terjadi kadar leukosit normal leukositosis. Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa sertai infeksi sekunder. Selain itu pula ditemukan anemia ringan dan trombositopenia. Pada pemeriksaan hitung jenis leukosit dapat terjadi aneosinofilia maupun limfopenia. Laju endap darah (LED) pada demam tipoid dapat meningkat. SGOT dan SGPT seringkali meningkat, tetapi akan kembali menjadi normal setelah sembuh. ▫ Uji Widal Uji widal dilakukan untuk deteksi antibody terhadap kuman S. typhi pada uji widal suatu reaksi aglutinasi antara antigen kuman S. typhi dengan antibody yang disebut aglutinin. Antigen yang digunakan dalam uji widal suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. PENATALAKSANAAN • Inf Asering 20 tpm di tangan sebelah kiri • Inj ceftriaxon 2x1 amp. Iv • Inj ranitidine 2 x 50 mg,IV • Inj antrain 3 x 1000 m • Inj solvinex 1 x 4 mg • Inj Ambacin 2 x 1g ASUHAN KEPERAWATAN PEMBAHASAN • Pada kasus dilapangan didapatkan data penyebab pasien mengalami typoid adalah karena Kuman salmonella thypi masuk tubuh manusia melalui mulut bersamaan dengan makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kuman. Jadi antara teori dan kasus di lapangan terdapat kesesuaian bahwa Typoid, yang menyebar lewat makanan dan minuman. • hasil dari pengkajian pada pasien tidak jauh berbeda dengan teori tentang konsep pengkajian Typoid. Karena sebelum mentukan diagnosa didahului dengan pengkajian tanda dan gejala yang tidak jauh dari konsep teori. Walaupun tidak semua tanda dan gejala dari Typoid dalam konsep teori diatas terjadi pada An.D, Dikarenakan tanda gejala yang muncul pada penderita Typoid tergantung juga tingkat perkembangannya. • Berdasarkan analisa pada An.D di dapatkan 3 masalah keperawatan yaitu, Hipertermi, Nyeri epigastrium, Anoreksia (pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan), adapun data yang menunjang dari 3 diagnosa tersebut sebagai berikut: diagnosa hipertermi, data yang kami dapatkan anatara lain Klien mengatakan demam sudah 3 hari, k/u klien lemah, Akral hangat, mukosa bibir kering, Tensi : 80/60 mmHg, Nadi : 78/menit, RR :22 x/menit, Suhu : 38,70C, Kes. Compos mentis, GCS 456, untuk diagnosa nyeri data yang kami dapatkan antara lain Klien mengeluh nyeri pada epigastrium, k/u lemah, klien hanya berbaring di tempat tidur, wajah tampak menyeringai skala nyeri 6 (sedang), Tensi : 80/60 mmHg, Nadi : 80/60menit, RR : 22 x/menit, Suhu : 38,70C. Dan untuk diagnosa ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan data yang kami dapatkan antara lain : k/u lemah, Klien hanya menghabiskan 4-6 sendok makan BB Menurun, Mual muntah (+) • Berdasarkan teori dan hasil pengkajian di lapangan terdapat kesesuaian antara teori dengan kasus dilapangan. Akan tetapi prioritas yang diutamakan dari diagnosa pada teori dengan kasus dilapangan sedikit berbeda. Hal ini disebabkan karena tingkat perkembangan typoid dan kondisi klien yang berbeda dari setiap kasus, pengelompokan data yang ditemukan dilapangan tidak menunjang semua diagnosa yang ada pada teori. Oleh sebab itu diagnosa yang ditentukan pada pasien yang ada dilapangan sesuai dengan analisa data yang ada. • Pada An.D intervensi yang dilakukan sesuai dengan diagnosa, untuk diagnosa hipertermi intervensinya adalah Berikan kompres hangat basah, Pantau suhu tubuh klien tiap 2 jam, Kolaborasi pemberian obat antipiretik sesuai kebutuhan, Menganjurkan klien untuk memakai pakain tipis. Untuk intervensi diagnosa kedua yaitu Nyeri intervensinya sebagai berikut Kaji skala nyeri klien, Berikan posisi nyaman, Kolaborasidengan dokter pemberin obat analgesik. Dan pada diagnosa yang ke tiga yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh intervensinya adalah Kaji pola nutrisi, Kolaborasi menganjurkan makan sedikit tapi sering, Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat suplemen. • Implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan hampir sepenuhnya sudah dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat. Jadi implementasi yang kita lakukan kepasien harus benar-benar kita sesuaikan dengan rencana keperawatan yang sudah kita buat dengan tidak mengesampingkan waktu dan kondisi pasien. Pada An.D implementasi yang dilakukan telah sesuai dengan diagnosa • Dari hasil evaluasi atau catatan perkembangan masalah yang dialami klien sudah teratasi dengan baik. dalam evaluasi selama 3 hari suhu (demam) klien sudah menurun 36,80C, Cek Widal PA (negatif) PB (negatif) Dan pada tanggal 27-08-2016 hari minggu klien di perbolehkan untuk pulang oleh dokter. Sekian..... Dan Terimakasih.....