You are on page 1of 17

By. Lailatul Fadilah, SKep.Ners, M.

Kep
Pengertian
 Pasien dalam sakaratul maut adalah pasien yang
mengalami penyakit terminal, dimana tidak dapat lagi
memberikan respon terhadap terapi kuratif.
 Seseorang dinyatakan mati bila : (a) fungsi pernafasan
dan jantung telah berhenti secara pasti atau (b) telah
terbukti terjadi kematian batang otak
(Sunatrio,1990).
Tahap-tahap menjelang kematian menurut
Kubler – Ross
1. Tahap Penyangkalan (Denial)
2. Tahap Marah (Anger)
3. Tahap Tawar Menawar (Bargaining)
4. Tahap Depresi
5. Tahap Menerima (Acceptance)
Pengkajian
Tanda klinis menjelang sakaratul maut
 Kehilangan tonus otot
 relaksasi otot wajah
 kesulitan berbicara
 kesulitan menelan dan kehilangan reflek muntah secara bertahap
 menurunnya aktifitas saluran pencernaan : nausea, distensi
abdomen, penumpukan flatus dan retensi feces.
 Inkontinensia urine akibat penurunan kontrol spingter
 Pergerakan tubuh berkurang
 Sirkulasi menurun
 sensasi terhadap rangsangan menurun
 sianosisi pada ekstremitas
 kulit dingin : pertama kaki kemudian tangan, telinga dan hidung
 Perubahan vital sign
 Tekanan darah menurun
 Nadi lemah dan lambat
 Respirasi cepat, dangkal dan irreguler
 Pernapasan mulut dan membran mukosa mulut kering
 Gangguan sensori
 penglihatan kabur
 sensasi perasa dan penciuman menurun
Tanda klinis sakaratul maut
 Pupil membesar
 Tidak ada pergerakan
 Kehilangan reflek
 Nadi cepat dan lemah
 Respirasi chyne stoke
 Napas cuping hidung
 Tekanan darah menurun
Tanda klinis kematian
Menurut World Medical Assembly (1968):
 Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar
 Tidak ada pergerakan otot terutama otot
pernapasan
 Tidak ada reflek
 Enchepalogram flat (Benton,1978)
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi :
 Kebutuhan rasa nyaman dan damai berhubungan
dengan menjelang ajal dan kematian
 Ketakutan berhubungan dengan menjelang ajal dan
kematian
Perencanaan
1. Bantu pasien untuk melewati tahap denial dan menerima kematian
 Terima klien sebagaimana klien adanya, jangan paksakan klien menerima
kematian
 Identifikasi tanda-tanda denial :
 tanda-tanda klien menunjukkan penurunan kondisi kesehatan
 klien datang dari dokter satu ke dokter lain untuk mencari diagnosa
yang paling baik
 klien berpartisipasi dalam pengobatan sebab ia mengetahui bahwa
itu akan mengobati dia
 klien menolak pengobatan, mempercayai gejala-gejala akan hilang
spontan
 klien mengetahui implikasi dari pada penyakit, masih menolak
kepercayaan bahea ia akan mati
 klien mengetahui bahwa tidak ada satu pun yang bisa menerapkan
sesuatu, masih mampu menunggu beberapa waktu untuk diskusi
2. Bantu klien untuk mengekspresikan kemarahan dan kegusaran
 cari tanda-tanda yang jelas dan terselubung
 tanya klien apa yang membuat dia marah
 berikan lingkungan dimana klien mendapatkan pengetahuan
tentang perasaan marahnya
 bantu klien untuk mengekspresikan perasaan marahnya yang
sesuai
 gali apa arti kematian bagi klien
 libatkan klien dalam perencanaan dan perawatan
 sadari ada nilai-nilai pribadi yang berhubungan dengan ekspresi
marah
3. Bantu klien untuk melewati tahap tawar menawar
 beri kesempatan klien untuk mengungkapkan
tentang harapan dan keinginan
 terima keinginan klien untuk memperoleh lebih
banyak waktu dan segala yang klien inginkan
4. Bantu klien untuk masuk dalam tahap depresi
 izinkan klien melepaskan perasaan emosi dengan orang
yang dicintai
 terangkan kepada klien dan keluarga tentang pengungkapan
emosi pada orang yang dicintai adalah normal dan
memerlukan dorongan
 duduklah dengan tenang dekat klien dan berkomunikasilah
dengan sentuhan
 yakinkan klien bahwa perawat akan duduk dan
menemaninya serta tidak akan meninggalkan dia selama
proses kematian
5. Bantu klien untuk menanggulangi tahap depresi
 Bantu klien untuk memverbalisasi berkabung yang
mengikuti kehilangan
 Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan
perasaan bersalah
 pertahankan sikap tidak menghakimi berkaitan dengan
perasaan bersalah
 Bantu klien mengatur hal-hal yang bisa mengurangi rasa
bersalah
 jangan menentramkan klien secara tidak realistik
6. Dengarkan dengan respek terhadap klien tentang halusinasi
kematiannya, cobalah untuk mengartikan secara menyeluruh
tentang perubahan status kesadaran
7. Siapkan anggota keluarga untuk aspek fisik dan spiritual dalam
menghadapi kematian. Usahakan koping mekanisme mereka
untuk memberikan dorongan kepada klien.
8. Bantu klien dan keluarga untuk memutuskan tempat dimana
ia akan meninggal : di rumah atau di rumah sakit
 Pertimbangkan klien dan keluarga merupakan suatu unit
dari pada perawatan
 Kenali kebutuhan fisik, emosi dan spiritual
 Gunakan ahli-ahli dari berbagai disiplin ilmu dalam tim lebih
dari hanya memikul tanggung jawab untuk memberikan
respon secara total
 gunakan ahli agama dalam keluarga
 hargailah hal-hal untuk menolak kunjungan ahli agama
9. Bantulah pasien dalam tahap penerimaan
 hargai dan hormati harapan klien
 Berikan situasi dimana klien dapat merenungkan
kematiannya dengan harapan yang sama
 Bantu anggota keluarga untuk mengenal
penerimaan klien tentang kematian sebagai suatu
realita
Perawatan Jenazah
 Mayat hendaknya dibaringkan dalam posisi anatomis yang
normal
 Kain-kain pembalut yang sudah kotor diganti dan selang
dilepaskan
 Lepaskan gigi palsu (bila memakai)
 Memandikan
 Memasang tanda pengenal rangkap pada mayat : (a)
dipasang di pakaian dan (b) diikat pada pergelangan
tangan
 Kedua tangan diletakkan diatas perut
 Kedua kaki diikat pada pergelangannya
 Mayat dibungkus dengan kain atau pakaian
 Sebelum mayat diambil oleh pihak keluarga, mayat
dibaringkan diruang pendingin, kamar mayat rumah sakit.

You might also like