You are on page 1of 13

Cutaneous Larva Migrans

Definisi

Cutaneous Larva Migrans

Cutaneous larva migrans (CLM) atau disebut juga


dengan creeping eruption merupakan peradangan
kulit yang disebabkan oleh penetrasi dan migrasi
larva cacing tambang ke epidermis yang berasal
dari kucing dan anjing

Lesi yang linear atau serpiginius, sedikit


menimbul, dan kemerahan yang bermigrasi dalam
pola yang tidak teratur

Bolognia (2008)
Epidemiologi

Cutaneous Larva Migrans

• Banyak ditemukan pada daerah tropis atau subtropis yang hangat dan
lembab terutama Amerika Serikat bagian tenggara, Afrika, Amerika
Tengah, Amerika Selatan, Asia Tenggara dan daerah tropis lainnya

• CLM endemik di masyarakat kurang mampu di negara berkembang


seperti Brazil, India, dan Hindia Barat

• Mayoritas kasus di AS terjadi disebabkan oleh penetrasi larva cacing


tambang Ancylostoma braziliense akibat kontak langsung dengan pasir
atau tanah yang telah terkontaminasi oleh kotoran anjing dan kucing

Bolognia (2008)
Etiologi

Cutaneous Larva Migrans

Penyebab Penyebab
yang umum: yang jarang:

Ancylostoma braziliense Ancylostoma ceylonicum

Ancylostoma caninum Ancylostoma tubaeforme

Uncinaria phlebotonum Necator amricanus

Strongyloides papillosus

Strongyloides westeri

Ancylostoma duondenale

Burns (2004)
Manifestasi Klinis

Cutaneous Larva Migrans

Pruritus lokal Papul eritomatosa

Terowongan (burrow)
Lesi yang serpiginous,
(2-3 mm)  cairan
tipis, linier, meninggi
serosa

Infeksi sekunder 
erosi & ekskoriasi

James (2011)
Wolff & Richard (2009)
Patogenesis

Cutaneous Larva Migrans

Burns (2004)
Patogenesis

Cutaneous Larva Migrans

LARVA BERJALAN
LARVA
JALAN
FILARIFORM LARVA BERADA DI
SEPANJANG
PENETRASI KE DALAM KULIT
DERMO-
DALAM KULIT
EPIDERMAL

RASA GATAL TIMBUL GEJALA


TERBENTUK
DAN PANAS PADA KULIT
PAPUL ERITEM

PAPUL MENJALAR
BERKELOK KELOK, MEMBENTUK
POLISIKLIK, BURROW
SERPIGINOSA, DAN (TEROWONGAN)
MENIMBUL
Wolff & Richard (2009)
Penegakkan Diagnosis

Cutaneous Larva Migrans

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Karakteristik lesi berupa Lab : Eosinofilia perifer


Adanya riwayat pajanan adanya bintik merah
(misalnya berjalan tanpa menonjol yang gatal
alas kaki) kemudian menjadi
memanjang dan berkelok
membentuk alur di
bawah kulit Dermatopatologi : Bagian
dari parasit akan terlihat

Pruritus lokal

Histopatologi : Larva yang


terperangkap dalam
saluran folikel, stratum
corneum, atau dermis,
bersama-sama dengan
infiltrat inflamasi

Wolff & Richard (2009) ; Goldsmith (2012)


Diagnosis Banding

Cutaneous Larva Migrans

Scabies Herpes Insect Bite


Zooster

Wolff & Richard (2009) ; Burns (2004) ; James (2011)


Penatalaksanaan

Edukasi

Tidak
menggaruk lesi
Perhatikan
kebersihan
Hindari kontak
terlalu banyak
Hindari kontak dengan hewan
kulit langsung karier cacing
dengan tanah tambang
yang tercemar
tinja

James (2011)
Penatalaksanaan

Medikamentosa

Topikal • Thiabendazol suspensi 10 % atau krim 15 %


• Metronidazole

• Albendazole 400-800 mg/hari (3-5 hari)


Sistemik • Ivermectine 12 mg
• Thiabendazole 50 mg/KgBB/hari (2 hari)

• Cryotherapy (CO2 snow)


• N2 liquid
• Ethyl Chloride

Bolognia (2008)
Prognosis

Cutaneous Larva Migrans

Merupakan penyakit self-limited

Tanpa pengobatan : larva akan mati


dan lesi membaik dalam 4-8 minggu

Dengan pengobatan : progresi lesi dan


rasa gatal akan hilang dalam 48 jam

Goldsmith (2012)

You might also like