You are on page 1of 34

ASUHAN PADA PASIEN PRE, INTRA DAN

PASCA BEDAH PADA KASUS KEBIDANAN

Oleh : dr. Melva Angelina


 Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh tenaga
paramedic (bidan, perawat) kepada individu/klien.

 Asuhan pada pasien pre, intra dan post operasi


merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh bidan
kepada klien selama proses persiapan, proses
pelaksanaan dan proses pemulihaan operasi untuk
memenuhi kebutuhannya.
Persiapan dan Asuhan Pre-operasi
 Fase preoperatif merupakan tahap awal yang menjadi
landasan untuk kesuksesan tahapan selanjutnya.

 Persiapan yang dilakukan sebelum memasuki kamar


operasi, meliputi :
1. Konsultasi dengan dokter obstetric-ginekologi dan
dokter anestesi.
Konsultasi ini meliputi persiapan tindakan operasi,
seperti inform choice dan inform consent.
 Inform Consent ; artinya apapun tindakan yang
dilakukan pada pasien terkait dengan
pembedahan. Keluarga mengetahui manfaat dan
tujuan serta segala resiko dan konsekuensinya.

 Pasien maupun keluarganya sebelum


menandatangani surat pernyataan tersebut akan
mendapat informasi yang detail terkait dengan
segala macam prosedur pemeriksaan,
pembedahan serta pembiusan yang akan dijalani
(inform choisce)
2. Pramedikasi
Merupakan pemberian obat obat sebelum operasi
dilakukan. Sebagai persiapan atau bagian dari anestesi.
Pramedikasi dapat diresepkan dalam berbagai bentuk
sesuai kebutuhan, misalnya relaksan, antiemtik, analgesik,
dll. Tugas bidan adalah memberikan medikasi kepada
klien sesuai petunjuk/resep.

3. Perawatan kandung kemih dan usus


Konstipasi dapat terjadi sebagai masalah pasca bedah
setelah puasa dan imobilisasi, oleh karena itu lebih baik
dilakukan pengosongan usus sebelum operasi.
Pemasangan kateter dipasang untuk mencegah
terjadinya trauma pada kandung kemih selama operasi.
4. mengidentifiaksi dan melepas prothesis
Semua prothesis seperti lensa kontak,gigi palsu, kaki
palsu, perhiasaan,dll harus dilepas sebelum
pembedahaan.
Selubung gigi juga harus dilepas seandaninya akan
diberikan anestesi umum, karena adanya resiko terlepas
dan tertelan.
Pasien mengenakan gelang identitas, terutama pada ibu
yang akan diperkirakan akan tidak sadar dan disiapkan
juga gelang identitas untuk bayi.
5. Persiapan fisik
Hal ini dibagi dalam 2 tahapan yaitu, persiapan
di unit perawatan dan persiapan diruang
operasi.
Persiapanfisik yang harus dilakukan sebelum
operasi terhadapa pasien antara lain :
a. Status kesehatan fisik secara umum
Pemeriksaan status kesehatan secara umum,
seperti: identitas klien, riwayat penyakit
seperti kesehatan masa lalu, riwayat
kesehatan keluarga.
Pemeriksaan fisik lengkap, antara lain:
 Status hemodinamika
 Status kardiovaskuler
 status pernafasan fungsi ginjal dan hepatik, fungsi
endokrin, fungsi imunologi, dan lain-lain.
Pasien juga harus istirahat yang cukup agar tidak
stress fisik dan tubh lebih rileks sehingga pasien
yang mempunyai riwayat hipertensi , tekanan
darah menjadi stabil
b. Status nutrisi
kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur
tinggi badan dan berat badan, lingkar lengan atas,
kadar protein darah dan keseimbangan nitrogen.
c. Keseimbangan cairan dan elektrolit
Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya
dengan input dan output cairan.
d. Kebersihan lambung dan kolon
Tindakan yang dilakukan adalah
 Dipuasakan
 Pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan
enemalavament.
 Puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam. Tujuan
pengosongan lambung dan kolon adalah untuk
menghindari aspirasi (masuknya cairan lambung ke
paru-paru)dan menghindari kontaminasi feses ke area
pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya
infeksi pasca bedah.
e. Pencukuran daerah operasi
ditujukan untuk menghindari infeksi didaerah yang
dilakukan pembedahan, dan menghindari
penghambatan proses penyembuhan dan perawatan
luka.

f. Personal hygiene
kebersihan tubuh sangat penting untuk persiapan
operasi karena tubuh yang kotordapat merupakan
sumber kuman. Apabila tidak, maka bidan
melakukannya diatas tempat tidur.
g. Latihan Pra operasi
Antara lain latihan nafas dalam, latihan batuk efektif
dan latihan gerak sendi.
latihan gerak sendi bermanfaat untuk meningkatkan
atau mempertahankanfleksibilitas dan kekakuan otot,
mempertahankan fungsi jantung dan pernafasan,
serta mencegah kontraktur dan kekakuan pada
sendi.
i. Persiapan / pemeriksaan penunjang
seperti radiologi mencakup : foto thoraks, EKG dan
ECG, laboratorium maupun pemeriksaan lain,
seperti : pemeriksaan masa perdarahan (bleeding
time ) dan masa pembekuan ( clothing time) darah
pasien, elektrolit, hemoglobin, protein darah.
PERSIAPAN DAN ASUHAN INTRA OPERATIF
 Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala
macam aktivitas yang dilakukan oleh tenaga paramedis di
ruang operasi.

 Perawatan intra operatif tidak hanya berfokus pada


masalah fisiologis yang dihadapi pasien selama operasi,
namun juga harus berfokus pada masalah psikologis yang
dihadapi oleh pasien
 Secara umum ada tiga kelompok besar anggota tim
dan prosedur pembedahan, meliputi :
1. Ahli anestesi dan perawat anestesi yang bertugas
memberikan analgetik dan membaringkan pasien
dalam posisi yang tepat di meja operasi
2. Ahli bedah dan asisten yang melakukan scrub dan
pembedahan
3. Perawat intra operatif yang bertanggung jawab
terhadap keselamatan dan kesejahteraan pasien.
 Prinsip-prinsip Umum
1. Prinsip asepsis ruangan
antisepsi dan asepsis adalah suatu usaha agar diacapainya
keadaan yang memungkinkan terdapatnya kuman-
kumanpathogen dapat dikurangi atau ditiadakan, baik secara
kimiawi, mekanis ataupu fisik. Termasuk dalam cakupan
tindakan antisepsis adlah selain alat-alt bedah, seluruh sarana
operasi, alat-alat yang dipakai personel operasi, dan cara
membersihkan kulit/tangan.

2. Prinsip asepsis personel


Teknik persiapan sebelum operasi melalui 3 tahapan, yaitu :
scrubbing (cuci tangan sendiri), gowning (teknik penggunaan
gaun operasi) dan gloving (teknik pemakaian sarung tangan
steril).
3. Prinsip asepsis pasien
pasien yang akan menjalani pembedahan harus di asepsiskan.
Prosedur-prosedur tersebut antara lain adalah kebersihan pasien,
desinfeksi daerah/bagian tubuh pasien yang dioperasi

4. Prinsip asepsis intrument


instrument bedah yang digunakan untuk pembedahan pasien
harus benar-benar berada dalam keadaan steril
 Hal-hal yang dilakukan oleh paramedis terkait dengan
pengaturan posisi pasien meliputi :
1. Kesejajaran fungsional
Maksudnya adalah memberikan posisi yang tepat
selama operasi. Operasi yang berbeda membutuhkan
posisi yang berbeda pula.
2. Pemajanan area pembedahan
Pemajanan daerah bedah maksudnya adalah daerah
mana yang akan dilakukan tindakan pembedahan.
3. Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi
4. Monitoring fisiologi
5. Pengaturan dan koordinasi paramedis, dilakukan
dengan tindakan mengelola keamanan fisik pasien, dan
mempertahankan prinsip dan teknik asepsis
Persiapan dan Asuhan Post Operasi

 Asuhan post operasi (segera setelah operasi) harus


dilakukan diruang pemulihan tempat adanya akses yang
cepat ke oksigen, pengisap, peralatan, resusitasi, monitor,
bel panggil emergensi, dan staf terampil
 Asuhan pasca operatif secara umum meliputi
1. Pengkajian tingkat kesadaran.
kesadaran pasien akan kembali pulih tergantung pada
jenis anestesi dan kondisi umum pasien
2. Pengkajian suhu tubuh, frekuensi jantung/nadi,
repirasi dan tekanan darah, dan tanda-tanda vital
pasien selalu diperhatikan.
3. Mempertahankan respirasi yang sempurna
4. Mempertahankan sirkulasi darah yang adekuat
2. Mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit dengan cara memonitor input serta
outputnya
3. Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan
komunikasi secara terauptik
4. Mengrangi rasa nyeri pada luka operasi, dengan
teknik-teknik mengurangi rasa nyeri.
5. Memperthankan aktivitas dengan cara latihan
memperkuat otot sebelum ambulatory
6. Meningkatkan proses penyembuhan luka dengan
perawatan luka yang benar ditunjang faktor lain yang
dapat meningkatkann kesembuhan luka.
Post operasi
 Recovery room
Suatu ruangan yang terletak dekat dengan kamar bedah,
dekat denga perawat bedah, ahli anestesi dan ahli bedah.
Bertugas :
 Selama 2 jam pertama monitor TTV tiap 15 mneit
 Perhatikan infus, catetr, drain yang terpasang
 Jalan nafas tetap lancar
 Bila belum sadar jangan diberi bantal& kepala
dimiringkan
PERAWATAN PASCA BEDAH DI RUANGAN

 Pada saat pasien sadar ia akan menanyakan hasil operasinya &


mulai merasa nyeri :
A. Manajemen nyeri :
• atur posisi tidur senyaman mungkin
• anjurkan pasien untuk nafas dalam dalam
• Cuci muka dan tangan pasien
B. Makan
 Basahi bibir bila pasien belum boleh minum
 Bila pasien sdh faltus beri beri minum sesendok air
putih dan berikan diet cair
 Jika ada infeksi atau habis tindakan SC, tunggu bising
usus baru pasien pasien boleh makan dan minum.
c. Perawatan kandung kemih
 Lepas kateter setelah 8 jam , tapi bila urine keruh
tetap dipasang urin sampai jernih
 Bila tjd perlukaan kandung kemih dipasang sampai 7
hari.
 Bila pasien tidak bisa BAK/BAB lakukan klisma dengan
gliserin hangat

d. Mobilisasi pasien pasca bedah


Setelah 24 – 48 jam , pasien dianjurkan mobilisasi
(latihan duduk dan berjalan)
 Tujuan : untuk mengurangi komplikasi pasca bedah
seperti atelektasis dan pneumonia.

E . Ganti balutan dan angka jahitan


ganti balutan dilakukan pada hari ke 3 sesudah operasi
dan angkat jahitan pada hari ke 5 secara selang-seling
KOMPLIKASI PASCA BEDAH
 Perdarahan dapat terjadi beberapa jam setelah operasi,
hal ini disebabkan TD yang selama operasi agak
menurun dan beberapa jam setelah operasi menjadi
normal kembali, sehingga sumbatan terlepas dengan
demikian terjadi perdarahan
 Syok : kulit pucat & dingin, bibir membiru, nadi cepat dan
halus, nafas cepat dan dangkal, suhu tubuh menurun, TD :
90/60 mmHg
 Gangguan paru-paru : bronchitis, bronchopneumonie
dan emboli paru.
Jenis pembedahan dan Anestesi
 Pembedahan adalah suatu teknologi yang digunakan
untuk intervensi fisik pada jaringan otot dan jaringan.

 Proses pembedahan dilakukan oleh tim bedah yaitu :


dokter bedah,
TERIMA KASIH !!!

You might also like