You are on page 1of 27

REFERAT ILMU KESEHATAN ANAK

PENURUNAN KESADARAN PADA ANAK

Oleh:
Tressa Sugihharti
G4A016116

Pembimbing:
dr. Nur Faizah, Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018
PENDAHULUAN
Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua
hemisfer serebri dan Ascending Reticular Activating System (ARAS). Jika terjadi
kelainan pada kedua sistem ini, baik yang melibatkan sistem anatomi maupun
fungsional akan mengakibatkan terjadinya penurunan kesadaran dengan
berbagai tingkatan (Harris, 2010).

Penurunan kesadaran pada anak merupakan kedaruratan yang dapat


mengancam jiwa sehingga membutuhkan diagnosis dan tatalaksana secara cepat
dan tepat(Harris, 2010).

Tujuan utama tata laksana penurunan kesadaran adalah mencegah kerusakan


otak lebih lanjut (Harris, 2010).
DEFINISI

Kesadaran adalah keadaan sadar terhadap diri sendiri dan lingkungan.


Kesadaran membutuhkan fungsi normal dari kedua hemisfer serebri dan
Ascending Reticular Activating System (ARAS) (Trihono PP, et al. 2012).

Ketidaksadaran adalah keadaan tidak sadar terhadap diri sendiri dan


lingkungan dan dapat bersifat fisiologis ataupun patologis. Gangguan pada
kesadaran biasanya dimulai dengan ketidaktanggapan terhadap diri sendiri,
diikuti ketidaktanggapan terhadap lingkungan, dan akhirnya
ketidakmampuan untuk bangun (Trihono PP, et al. 2012).
ETIOLOGI
Infeksi atau inflamasi Stuktural Metabolik, nutrisi, toksis

Infeksi Trauma Hipoksik-iskemik


Syok
Meningitis bakterialis Kontusio, Perdarahan
Gagal jantung/paru
Ensefalitis intracranial, diffuse axonal Tenggelam
Riketsia injury Keracunan CO, sianida
Protozoa Neoplasma Strangulasi
Kelainan metabolik
Infeksi cacing Penyakit vascular
Hipoglikemia,gangguan
Inflamasi Infark otak elektrolit, kelainan endokrin,
Ensefalopati sepsis Peradarah otak asidosis, hiperamonia, uremia,
Vaskulitis Kelainan kongenital penyakit mitokondria
Nutrisi
Demielitis Trauma tulang belakang
defisiensi thiamin, defisiensi
Sclerosis multiple Infeksi fokal piridoksin, asam folat
Abses Toksin eksogen
Serebritis obat-obatan, alkohol
Ensefalopati hipertensif
Hidrosefalus
Ensefalopati luka bakar
Kejang
(Trihono PP et al., 2012). (Trihono PP et al., 2012). (Trihono PP et al., 2012).
PENYEBAB PENURUNAN KESADARAN MENURUT UMUR
Bayi Anak Remaja

Infeksi Toksin Toksin


Metabolik Infeksi Trauma
Kejang Kejang Psikiatrik
Trauma Intususepsi Kejang
Inborn eror Trauma

(Passat J, 2006). (Passat J, 2006). (Passat J, 2006).


PATOFISIOLOGI
 Kesadaran ditentukan oleh pusat kesadaran yakni di hemisfer
serebri bilateral dan Ascending Reticular Activating System
(ARAS)
Cont
Fungsi formasio retikularis
 Mengontrol derajat kewaspadaan
 Kemampuan mengarahkan perhatian
 Memfiltrasi informasi sensoris dan
 Mengkoordinasi aktivitas otot

Reticular Activating System (Sherwood L, 2010)


PENEGAKAN DIGANOSIS
1. ANAMNESIS

Akut
• Penyakit jantung
• Penyakit neurovaskular

ONSET Sub- Akut


• Kelainan metabolik
• Riwayat trauma
• Penggunaan obat-obatan
• Gangguan neurologis
• Muntah- demam → INFEKSI

Gejala penyerta lainkelemahan anggota gerak, nyeri kepala mendadak, pusing,


kejang, penglihatan ganda atau kabur (Passat J, 2006).
PENEGAKAN DIGANOSIS

1. PEMERIKSAAN FISIK (head to toe)

SUHU Tekanan Darah Nadi dan Laju napas

• Dapat • Hipertensi • Takikardi – syok


mengindikasikannada • Hipotensi – syok, sepsis, hipovolemia, demam,
nya infeksi atau intoksikasi obat-obatan, pneumonia, asma
gangguan pengatur gangguan jantung berat, asidosis
suhu di central tubuh • Bradikardi –
(hipotalamus). peningkatan T.I.K ,
• Demam – sepsis, hipoksemia dalam
pneumonia, jangka waktu lama
meningitis, ensefalitis,
abses
• Hipotermia –
intoksikasi obat-
obatan
PENEGAKAN DIGANOSIS

2. ETIOLOGI PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik Etiologi


Ikterik Ensefalopati hepatikum, leptospirosis,
malaria

Ruam Dengue, rickettsia, infeksivirus


Pallor Malaria cerebri, perdarahan
intracranial, sindroma hemolysis uremia

Petechiae Demam berdarah


Hematoma pada kulit kepala Trauma
Dismorfik Kemungkinan terjadinya kejang
Bau nafas tidak normal Ketoasidosis diabetic, koma hepatik

Sumber: Sharma et al.2010. Approach to the Child with Coma


PENEGAKAN DIGANOSIS

3. PENILAIAN STATUS KESADARAN


Keadaan Definisi
Sadar Keadaan dimana seseorang tanggap terhadap lingkungan sekitar
dan dirinya sendiri baik dengan atau tanpa rangsangan

Obtundasi (apatis) Keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan dalam


mempertahankan keadaan sadar dan jika diberi rangsangan,
terjadi respon lambat. Responsif terhadap stimulus lain selain
nyeri.

Letargi (somnolen) Keadaan seseorang cenderung mengantuk tetapi dapat


dibangunkan dengan rangsang suara atau nyeri.

Stupor (sopor) Gangguan kesadaran dengan mengantuk yang dalam. Responsif


terhdap rangsang nyeri.
Koma Gangguan kesadaran berat. Tidak responsif terhadap rangsang
nyeri.

Sumber : Avner JR. 2006. Altered States of Consciousness in Pediatrics in Review


PENEGAKAN DIGANOSIS

3. PENILAIAN STATUS KESADARAN (GCS)

Keterangan : skala 15 kesadaran baik, skala 12-


14 gangguan kesadaran ringan, skala 9-11 Sumber : Swaiman KF, et al. 2013. Swaiman’s
gangguan kesadaran sedang, skala ≤8 koma. Pediatric Neurology Principles and Practice
PENEGAKAN DIGANOSIS
4. POLA NAFAS
Pola pernafasan Pengertian
Cheyne - stokes Pola napas apneu disertai hiperpnea
secara teratur dan bergantian
(gangguan di serebral bilateral atau
ensefalon) metabolik atau ancaman
herniasi.

Hiperventilasi Pola napas hiperapne dalam dan


cepat (pernapasan kusmaul). Asidsos
metabolik, hipoksia atau keracunan
(gangguan di daerah midpons atau
midbrain).

Apneuristik Berhentinya inspirasi dalam waktu


yang lama (gangguan di pons atau
medula).
Ataksik Pola nafas tidak teratur, dangkal,
cepat (gangguan pada medula).

Hipoventilasi Alkohol, narkotik atau sedatif


(gengguan di ARAS).
PENEGAKAN DIGANOSIS
5. PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS
 reaksi kontriksi dan dilatasi pupil diatur oleh sistem saraf simpatis
(hipotalamus) dan parasimpatis (midbrain)
Tabel 2.7 Gangguan refleks pupil pada penurunan kesadaran
Dilatasi Pupil
Satu sisi : tumor, ancaman herniasi, pasca kejang, lesi pada N III
Dua sisi : pasca kejang, hipotermia, hipoksia, kerusakan menetap,
ensefalitis, syok akibat perdarahan

Kontriksi Pupil
Menetap : kelainan pons, gangguan metabolik
Reaktif : kelainan medula oblongata, gangguan metabolik

Midsized Pupil
Menetap : herniasi sentral
PENEGAKAN DIGANOSIS
6. PEMERIKSAAN doll’s eye movement
 U/ mengetahui gerakan bola mata yang jatuh dalam kondisi tidak sadar.
Dikontrol oleh n.kranialis (II,III,IV).
PENEGAKAN DIGANOSIS
7. PEMERIKSAAN MOTORIK
 Fungsi motorik dpt memberikan informasi tetang lokasi lesi.
 Hemiparesis yg disertai refleks otot abnormal – lesi kontralateral jaras kotikospial
 Fenomena kortikal akibat kerusakan pada nucleus dapat menyebabkan :

 Deserebrasi – lesi destruktif di otak


tengah dan pons bagian atas.
 Kelainan metabolik berat seperti
ensefalopati hepatik

 Dekortikasi – lesi pada hemisfer serebral


bilateral atau depresi toksik – metabolik
Kelainan metabolik
Tabel 2.8 Manifestasi klinis pemeriksaan neurologis berdasarkan tingkat kerusakan pada otak
PEMERIKSAAN PENUNJANG

gds Daral lengkap elektrolit Urin

Ct-scan Pungsi lumbal EEG


TATALAKSANA
• Airway
Stabilisasi • Breathing
• circulation

• Segera periksa gds


↓kesadaran tnpa sebab • Berikan cairan dextrosa 25 % sebanyak 1-4 mL/KgBB – evaluasi respon
jelas • Perbaikan kesadaran – cairan dextrose 10%

• Monitor tanda peningkatak TIK (muntah proyektil, papil edema, defisit neurologi)
Penurunan kesadaran • Pemberian manitol 20% sebanyak 0,5 – 1,0 gr/KgBB selama 30 menit setip 6-8 jam
• CT-scan
akibat trauma • Pemberian naloxon sebagai antidotum jika curiga overdosis narkotika
• Pemeberian kortikosteroid – edem perifokal (tumor) – dexametason dosis 1-2 mg/kgBB

• Mengantisipasi kejang
• Berikan anti kejang
Kejang • Pungsi lumbal jika curiga infeksi
• EEG

• Koreksi elektrolit
Gangguan
• Pemberian antipiretik (paracetamol 10-15 mg/kgBB) jika
keseimbangan elektrolit demam
Algoritma penatalaksanaan anak dengan penurunan kesadaran
KOMPLIKASI

Edema otak
Syok septik
Kelainan asam basa
Hipoksia
Herniasi tentorial
Sepsis
KOMPLIKASI

• Edema otak
• Syok septik
• Kelainan asam basa
• Hipoksia
• Herniasi tentorial
• Sepsis
PROGNOSIS
Prognosis dari penurunan kesadaran tergantung pada etiologi, lamanya
penurunan kesadaran, dan tanda-tanda klinis. Penurunan kesadaran
akibat hipoksik-iskemik memberikan prognosis yang sangat buruk,
tetapi pada anak-anak dengan ensefalopati infeksius mempunyai
prognosis yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Avner JR. 2006. Altered States of Consciousness in Pediatrics in Review. 27 : 331 – 337.
Harris, S. 2010. Penatalaksanaan Pada Kesadaran Menurun dalam Updates in Neuroemergencies. FKUI.
Jakarta. Hal.1-7
Lindsay, KW dan Bone I. 2012. Coma and Impaired Conscious Level dalam Neurology and Neurosurgery
Illustrated. Churchhill Livingstone.UK.
Lumbantobing SM. 2014. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; h. 13.
Passat J. 2006. Pediatric Neurology and Neuroemergency in Daily Practice. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Pudjiadi AH, Hegar B , et l. 2011. Penurunan Kesadaran dalam Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jilid II. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; h. 205 – 210.
Setyabudhy, Mangunatmaja I, et al. 2013. Evaluasi Diagnosis dan Tata Laksana Penurunan Kesadaran pada
Anak. Dalam Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.hal.
19 – 29.
Sharma S, Kochar GS, Sankhyan N, et al. 2010. Approach to the Child with Coma . In Indian J. Pediatr. 77 :
1279 – 1287.
Sherwood L.2010. Human Physiology From Cells to System. 7th ed. Canada : Brooks/cole Cengage Learning,
hal: 167 – 169.
Swaiman KF, Ashwal S, et al. 2013. Swaiman’s Pediatric Neurology Principles and Practice. 5th ed. Vol.1. USA :
Elsevier Saunders; p. 1064-1070.
The Management of a Child (aged 0 – 18 years) with a Decreased Conscious Level. United Kingdom : The
Paediatric Accident and Emergency Research Group. [review date January 2008, cited 2018 Jan 20]. Available
from : http://www.nottingham.ac.uk/paediatric-guideline/Guideline%20algorithm.pdf.
Trihono PP, Windiastuti E et al. 2012. Kegawatan pada Bayi dan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM : Jakarta.
TERIMAKASIH


You might also like