You are on page 1of 46

Sudjati Adhinugroho

G4A014078

Pembimbing
DR.dr. Qodri Santosa M.Si. MedSp.A,
 Bayi dan anak-anak <5th merupakan
kelompok yang rentan terhadap berbagai
penyakit -> sistem kekebalan tubuh yang
belum terbangun sempurna.
 Penyakit anak yang hanya menimbulkan
ketidaknyaman sementara ->ISPA, rhinitis
alergi, infeksi telinga tengah, radang
tenggorokan, cacar air dan masalah
kulitkelola gejala-gejalanya.
 Penyakit anak tuberkulosis, difteri, pertusis,
tetanus, polio dan campakdapat dicegah dengan
imunisasi.
 Pemerintah bahkan secara nasional memiliki
program imunisasi wajib untuk penyakit-
penyakit tersebut.
 Selain itu, ada penyakit berbahaya lain seperti
Hepatitis A/B, MMR, meningitis, pneumonia, dan
tifoid yang juga dapat dicegah dengan vaksinasi.
 Perumusan Masalah
Bagaimana cara mengetahui diagnosis dan terapi
pada penyakit anak pada umumnya.

 Tujuan dan Manfaat


Tujuan Umum
Mengetahui diagnosis dan terapi pada penyakit anak
Tujuan Khusus
Mengetahui diagnosis dan terapi pada penyakit anak
menurut berbagai sumber.
 Manfaat
Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat bermanfaat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan di
bidang ilmu kesehatan anak terutama mengenai
diagnosis dan terapi pada penyakit anak di Rumah
Sakit Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto.
Manfaat Praktis
Diharapkan dapat bermanfaat sebagai pertimbangan
bagi para klinisi (khususnya di bidang ilmu kesehatan
anak) untuk mengetahui cara diagnosis dan terapi
pada penyakit anak.
 Tuberkulosis (TB) Paru
Menurut perkiraan WHO tahun 1999, jumlah
kasus TB baru di Indonesia adalah
583.000/tahun dan menyebabkan kematian
sekitar 140.000/tahun.
 Evaluasi Hasil Pengobatan
 kontrol setiap bulan.
 Evaluasi hasil pengobatan dilakukan setelah 2
bulan terapi.
 Dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
evaluasi klinis, evaluasi radiologis, dan
pemeriksaan LED. Evaluasi yang terpenting
adalah evaluasi klinis, yaitu menghilang atau
membaiknya kelainan klinis yang sebelumnya
ada pada awal pengobatan, misalnya
penambahan BB yang bermakna, hilangnya
demam, hilangnya batuk, perbaikan nafsu
makan, dan lain-lain.
 Asma Bronkial
 Terdapat lebih dari satu gejala ( mengi,
sesak, dada terasa berat)
 Gejala sering memburuk di malam hari atau
pagi dini hari
 Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya
 Gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan,
pajanan allergen, perubahan cuaca, tertawa
atau iritan seperti asap kendaraan, rokok atau
bau yang sangat tajam
 Abnormalitas yang paling sering ditemukan
adalah mengi ekspirasi saat pemeriksaan
auskultasi, tetapi ini bisa saja hanya
terdengar saat ekspirasi paksa. Mengi dapat
juga tidak terdengar selama eksaserbasi
asma yang berat karena penurunan aliran
napas yang dikenal dengan“silent chest”.
 Pemeriksaan Penunjang
 Arus Puncak Ekspirasi (APE) menggunakan
Peak Flowmeter
 Pemeriksaan darah (eosinofil dalam darah)
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, yaitu terdapat
kenaikan ≥15 % rasio APE sebelum dan
sesudah pemberian inhalasi salbutamol.
 Imaturitas anatomik dan imunologik
 Mikroorganisme penyebab yang luas, gejala
klinis yang kadang-kadang tidak khas
terutama pada bayi
 Etiologi noninfeksi yang relatif lebih sering
 Faktor patogenesis
 Kelompok usia pada anak merupakan faktor
penting yang menyebabkan karakteristik
penyakit berbeda-beda, sehingga perlu
dipertimbangkan dalam tatalaksana
pneumonia.
 Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala,
gelisah, malaise, penurunan nafsu makan,
keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah
atau diare; kadang-kadang ditemukan gejala
infeksi ekstrapulmoner.
 Gejala gangguan respiratoribatuk, sesak napas,
retraksi dada, takipnea, napas cuping hidung, air
hunger, merintih, dan sianosis.
 Dapat ditemukan tanda klinis seperti pekak
perkusi, suara napas melemah, dan ronki. pada
neonatus dan bayi kecil, gejala dan tanda
pneumonia lebih beragam dan tidak selalu jelas
terlihat. Pada perkusi dan auskultasi paru
umumnya tidak ditemukan kelainan.
 Klasifikasi pneumonia berdasarkan pedoman
WHO adalah:
 Bayi dan anak berusia 2 bulan–5 tahun
◦ Pneumonia berat
 Ada sesak napas
 Harus dirawat dan diberikan antibiotik.
◦ Pneumonia
 Tidak ada sesak napas
 Ada napas cepat dengan laju napas:>50 x/menit untuk
anak usia 2 bulan–1 tahun >40 x/menit untuk anak
>1–5 tahun
 Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral.
 Bukan pneumonia
◦ Tidak ada napas cepat dan sesak napas
◦ Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya
diberikan pengobatan simptomatis seperti penurun
panas

 Bayi berusia di bawah 2 bulan


Pneumonia
◦ Ada napas cepat (>60 x/menit) atau sesak napas
◦ Harus dirawat dan diberikan antibiotik.
Bukan pneumonia
◦ Tidak ada napas cepat atau sesak napas
◦ Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan
simptomatis
 Pemberian cairan intravena, terapi oksigen,
koreksi terhadap gangguan keseimbangan
asam-basa, elektrolit, dan gula darah
 Untuk nyeri dan demam dapat diberikan
analgetik/antipiretik
 Suplementasi vitamin A tidak terbukti efektif
 Penyakit penyerta harus ditanggulangi
dengan adekuat
 Komplikasi yang mungkin terjadi harus
dipantau dan diatasi
 Pneumonia Rawat Jalan
◦ diberikan antibiotik lini pertama secara oral,
misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol.
◦ dapat diberikan antibiotik tunggal oral dengan
efektifitas yang mencapai 90%.
◦ Dosis amoksisilin yang diberikan adalah 25
mg/kgBB, sedangkan kotrimoksazol adalah 4
mg/kgBB TMP − 20 mg/kgBB sulfametoksazol.
 Penumonia Rawat Inap
◦ Pilihan antibiotik lini pertama dapat menggunakan
antibiotik golongan beta-laktam atau
kloramfenikol.
◦ Jika tidak responsif terhadap beta-laktam dan
kloramfenikol  diberikan antibiotik lain seperti
gentamisin, amikasin, atau sefalosporin, sesuai
dengan petunjuk etiologi yang ditemukan.
Sebaiknya segera dirujuk jika tidak tersedia
antibiotik yang sesuai.
 Disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-
40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain.
 Anak-anak dan orang dewasa umumnya
mengalami 3-5 kali infeksi virus pada saluran
pernafasan atas termasuk faringitis setiap
tahunnya.
 Ax
◦ Nyeri tenggorokan, terutama saat menelan
◦ Demam
◦ Sekret dari hidung
◦ Dapat disertai atau tanpa batuk
◦ Nyeri kepala
◦ Mual
◦ Muntah
◦ Rasa lemah pada seluruh tubuh
◦ Nafsu makan berkurang
 Gejala khas
◦ Faringitis viral (umumnya Rhinovirus): diawali dengan
gejala rhinitis dan beberapa hari kemudian timbul
faringitis. Gjl lain demam disertai rinorea dan mual.
◦ Faringitis bakterial: nyeri kepala hebat, muntah, kadang
demam dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk,
dan seringkali terdapat pembesaran KGB leher.
◦ Faringitis fungal:terutama nyeri tenggorok dan nyeri
menelan.
◦ Faringitis tuberkulosis: nyeri hebat pada faring dan tidak
berespon dengan pengobatan bakterial non spesifik.
 Talak PPK
 Istirahat cukup
 Minum air putih yang cukup
 Berkumur dengan air yang hangat dan berkumur dengan obat
kumur antiseptik untuk menjaga kebersihan mulut. Pada
faringitis fungal diberikan Nistatin 100.000-400.000 IU, 2
x/hari. Untuk faringitis kronik hiperplastik terapi lokal dengan
melakukan kaustik faring dengan memakai zat kimia larutan
Nitras Argentin 25%
 Untuk infeksi virus, dapat diberikan anti virus Isoprinosine
dengan dosis 60-100mg/kgBB dibagi dalam 4-6 x/hari pada
orang dewasa dan pada anak <5 tahun diberikan 50mg/kgBB
dibagi dalam 4-6 x/hari
 Untuk faringitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya
Streptococcus group A, diberikan antibiotik Amoksisilin 50
mg/kgBB dosis dibagi 3 x/hari selama 10 hari dan pada dewasa
3x500 mg selama 6-10 hari atau Eritromisin 4x500 mg/hari.
 Pada faringitis gonorea, dapat diberikan Sefalosporin
generasi ke-3, seperti Seftriakson 2 gr IV/IM single dose.
 Pada faringitis kronik hiperplastik, penyakit hidung dan
sinus paranasal harus diobati. Pada faringitis kronik atrofi
pengobatan ditujukan pada rhinitis atrofi. Sedangkan,
pada faringitis kronik hiperplastik dilakukan kaustik 1
x/hari selama 3-5 hari.
 Jika diperlukan dapat diberikan obat batuk antitusif atau
ekspektoran.
 Analgetik-antipiretik
 Selain antibiotik, Kortikosteroid juga diberikan untuk
menekan reaksi inflamasi sehingga mempercepat
perbaikan klinis. Steroid yang diberikan dapat berupa
Deksametason 3 x 0,5 mg pada dewasa selama 3 hari dan
pada anak-anak 0,01 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 x/hari
selama 3 hari.
 Talak di RSMS
◦ Antibiotik (ceftriaxon)
◦ Ambroksol
◦ Anti piretik
 Demam turun naik terutama sore dan malam
hari dengan pola intermiten dan kenaikan
suhu step-ladder.
 Sakit kepala (pusing-pusing) yang sering
dirasakan di area frontal
 Gangguan GI berupa konstipasi dan
meteorismus atau diare, mual, muntah, nyeri
abdomen dan BAB berdarah
 Gejala penyerta lain, seperti nyeri otot dan
pegal-pegal, batuk, anoreksia, insomnia
 Pada demam tifoid berat, dapat dijumpai
penurunan kesadaran atau kejang.
 Darah perifer lengkap beserta hitung jenis
leukosis: leukopenia / leukositosis / jumlah
leukosit normal, limfositosis relatif, monositosis,
trombositopenia, anemia.
 Serologi:
◦ IgM antigen O9 Salmonella thypi (Tubex-TF)®
◦ Hanya dapat mendeteksi antibody IgM Salmonella typhi
◦ Dapat dilakukan pada 4-5 hari pertama demam
 Enzyme Immunoassay test (Typhidot®)
◦ Dapat mendeteksi IgM dan IgG Salmonella typhi 2. Dapat
dilakukan pada 4-5 hari pertama demam
 Tes Widal tidak direkomendasi
 Kultur Salmonella typhi (gold standard)
dilakukan pada spesimen:
◦ Darah : Pada minggu pertama sampai akhir
minggu ke-2 sakit, saat demam tinggi
◦ Feses : Pada minggu kedua sakit
◦ Urin : Pada minggu kedua atau ketiga sakit
◦ Cairan empedu : Pada stadium lanjut penyakit,
untuk mendeteksi carrier typhoid
 Terapi simptomatik  RSMS
menurunkan demam dan  sama
mengurangi keluhan GI
 Terapi definitif
:pemberian antibiotik.
Antibiotik 1st
:Kloramfenikol, Ampisilin
atau Amoksisilin atau
Trimetroprim-
sulfametoxazole
(Kotrimoksazol). tidak
efektif, ganti dengan
antibiotik lain atau dipilih
antibiotik lini kedua yaitu
Seftriakson, Sefiksim.
 Hepatitis A : infeksi akut di liver yang
disebabkan oleh (HAV) virus yang
disebarkan melalui rute fekal oral.
 Lebih dari 75% orang dewasa simtomatik,
sedangkan pada anak < 6 tahun 70%
asimtomatik.
 Demam ◦ Febris
 Mata dan kulit kuning ◦ Sklera ikterik
◦ Hepatomegali
 Penurunan nafsu ◦ Warna urin seperti teh
makan
 Nyeri otot dan sendi
 Lemah, letih, dan lesu.
 Mual dan muntah
 Warna urine seperti teh
 Tinja seperti dempul

anamnesis PF
 Asupan kalori dan cairan  Sama
yang adekuat
 Tirah baring  Anti emetik
 Demam: Ibuprofen menggunakan
2x400mg/hari. ondansentron
 Mual: Domperidon
3x10mg/hari.
 Perut perih dan kembung:
H2 Bloker (Simetidin 3x200
mg/hari atau Ranitidin 2x
150mg/hari) atau
 Proton Pump Inhibitor
(Omeprazol 1 x 20
mg/hari).

Rsms
 Morbili adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus Measles.
 Nama lain dari penyakit ini adalah rubeola atau
campak.
 Gejala prodromal berupa demam, malaise, gejala
respirasi atas (pilek, batuk), dan konjungtivitis.
 Pada demam hari keempat, biasanya muncul lesi
makula dan papula eritem, yang dimulai pada kepala
daerah perbatasan dahi rambut, di belakang telinga,
dan menyebar secara sentrifugal ke bawah hingga
muka, badan, ekstremitas, dan mencapai kaki pada
hari ketiga.
 Masa inkubasi 10-15 hari.
 Belum mendapat imunisasi campak
 Terapi suportif diberikan dengan menjaga cairan
tubuh dan mengganti cairan yang hilang dari diare
 Anak –anak dengan komplikasi
dan emesis. wajib di rawat di rumah sakit.
 Menurut WHO, semua anak
 Obat diberikan untuk gejala simptomatis, demam
dengan antipiretik. Jika terjadi infeksi bakteri
dengan morbili harus diberikan
sekunder, diberikan antibiotik. vitamin A kecuali pada anak
 yang sudah mempunyai vitamin
 Suplementasi vitamin A diberikan pada: A adekuat. Pemberian vitamin A
 dengan dosis 50.000 IU/hari
◦ Bayi usia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/hari PO
diberi 2 dosis. (pada anak <6 bulan), 100.000
 IU/hari (pada anak usia 6-
◦ Usia 6-11 bulan 100.000 IU/hari PO 2 dosis. 11bulan) atau 200.000 IU/hari

Usia di atas 1 tahun 200.000 IU/hari PO 2 dosis.
(pada anak usia 1-5 tahun).

Anak dengan tanda defisiensi
vitamin A, 2 dosis pertama

◦ Anak dengan tanda defisiensi vitamin A, 2 dosis
pertama sesuai usia, dilanjutkan dosis ketiga sesuai
usia yang diberikan 2-4 minggu kemudian.
sesuai usia, dilanjutkan dosis
ketiga sesuai usia yang diberikan
2-4 minggu kemudian.

idai
 Infeksi kongenital sitomegalovirus
(cytomegalovirus/CMV) merupakan salah satu
infeksi virus paling umum yang menyebabkan
infeksi kongenital.
 Infeksi CMV pada manusia tersebar di seluruh
dunia dan merupakan infeksi virus patogen
terpenting sejak dahulu. Infeksi CMV bersifat
endemis dan tidak bergantung pada musim
tertentu.
 Tanda dan gejala
◦ hiperbilirubinemia, ptekie atau purpura,
hepatosplenomegali, infeksi saluran nafas dan
variasi dari kelainan-kelainan ekstraneural
danokuloserebral
 Obat-obat spesifik yang memberikan  CY
harapan untuk terapi pada penyakit
CMVadalah:
 Ganciclovir (D H P G – dihydroxy – 2
propoxy methyl – guarine)
 Dosis intravena: 5 - 7,5 mg per kg
berat badan
 Dosis oral untuk dewasa: 3 x 1 gr
atau 6 x 500 mg Aktivitas anti virus
dari ganciclovir adalah dengan
menghambat sintesa DNA
 Foscarnet (Fosfonoformate) Dosis
intravena: 60 – 90 mg/kg BB/hari
 Imunoglobulin yang mengandung
titer antibodi anti CMV yang tinggi
 valaciclovir dapat dipertimbangkan
sebagai terapi profilaksi untuk
penyakit akibat infeksi CMV pada
individu dengan imunokompromise

You might also like