You are on page 1of 31

PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR

Kelompok 7
Pendahuluan

 Luka bakar atau combustio adalah kerusakan kulit yg


dpt disertai dgn kerusakan jaringan dibawahnya
 Luka bakar dapat terjadi karena langsung terbakar
oleh api ataupun secara tidak langsung melalui
kontak dengan sumber panas spt api, air panas,
listrik, bhn kimia dan radiasi
FUNGSI KULIT:
 Melindungi trauma
 Mencegah penguapan
 Mencegah invasi bakteri, virus, jamur
 Mengatur penguapan cairan
Daerah luka bakar
Sentral Tengah
(zona Koagulasi) (zona Stasis)

Luar
(zona
Hiperemia)
Perubahan Mikrosirkulasi:
• Penurunan aliran darah diikuti vasodilatasi arteriol.
• Mediator endogen meningkatkan permeabilitas kapiler yg menyebabkan edema &
hipoproteinemia.
• Hipoproteinemia menyebabkan berpindahnya jaringan ke interstisial.
Patofisiologi
Mekanisme respon luka bakar terhadap luka dan perpindahan cairan setelah luka bakar

Luka Bakar (24 jam pertama) Mobilisasi kembali cairan setelah 24 jam

Meningkatnya permeabilitas kapiler Compartment intravaskular

Hilangnya plasma, protein, cairan & elektrolit Hipervolemia, Hipokalemia, Hipernatremia


dari volume sirkulasi ke dalam organ interstisial :
Hipoproteinema, Hiponatremia, Hiperkalemi

Hipovolemi

Syok
Patofisiologi
 Respon Kardiovaskular, 2 fase yang terpisah :
Fase Akut (pernafasan)
• Berlangsung sekitar 48 jam, fase hipermetabolik, meningkatnya aliran
darah ke jaringan, organ-organ dan peningkatan suhu inti internal.
• Fase hipermetabolik  edema, hipoproteinemia, mendukung
pergerakan air keluar dari kapiler ke interstitium.
Fase peningkatan permeabilitas air dari ruang interstisial
• Meningkatkan edema.
• Indeks volume diastolik-akhir meningkat. Ketidakstabilan jantung 
hipovolemia, peningkatan depresi miokard langsung dan afterload.
• Hiperaggregabilitas, hiperkoagulabilitas, dan gangguan fibrinolisis
akibat dari cedera akut dapat mempengaruhi infraksi miokard.
Patofisiologi
 Respon Paru
• Meningkatkan produk akhir dari peroksidasi lipid secara signifikan
pada jaringan paru-paru 24 jam setelah luka bakar  tergantung
pada radikal oksigen.
• Arachidonic acid, dirilis oleh membran sel, diubah oleh
siklooksigenase untuk endoperoxides siklik, tromboksan A2, dan
prostasiklin.
• Kedua agen menengahi ventilasi hipertensi, paru-paru dan kelainan
perfusi  hipoksemia progresif dan gangguan pertukaran gas.
Patofisiologi
 Respon Renal
• Fase akut: aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus
(GFR), diukur dengan pengeluaran kreatinin  menurun.
• Volume darah berkurang  penurunan cardiac output, aliran
darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus.  oliguria  AKI
Patofisiologi
 Respon Gastrointestinal
• Ileus adynamic, dilatasi lambung, peningkatan sekresi lambung,
perdarahan gastrointestinal dan distribusi lokal dan umum aliran darah.
• Translokasi bakteri meningkat dan kebocoran makromolekul, iskemia usus
 penurunan aliran darah splanknikus mengaktifkan neutrofil dan enzim
jaringan seperti xanthine oxidase.
• Endotoksin dari membran luar bakteri gram-negatif, bertranslokasi
melintasi penghalang saluran pencernaan dalam waktu 1 jam dari cedera
termal.
• Konsentrasi plasma endotoksin mencapai puncak pada 12 jam dan 4 hari
setelah terkena luka bakar.
Patofisiologi
 Respon Imun
• Menginduksi keadaan imunosupresi, aktivitas makrofag,
meningkatkan kapasitas produktif bagi mediator pro-
inflamasi Sepsis dan MOF
• Metabolisme reaktif oksigen  kehancuran dan kerusakan
membran sel oleh peroksidasi lipid.
• Aspek imunologi  peningkatan produksi eicosanoids, yang
merupakan metabolisme asam arakidonat (prostaglandin,
leukotrien, tromboksan)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BERAT RINGANNYA LUKA BAKAR
 Derajat luka bakar
 Luas luka bakar
 Umur penderita
 Lokasi luka bakar
 Keadaan umum sebelum mendapat luka bakar
 Ada tidaknya trauma lain selain luka bakar
Derajat luka bakar

Derajat luka bakar atau kedalaman luka bakar


ditentukan oleh tingginya suhu suatu benda dan
lamanya penderita terpajan dengan benda
tersebut
 Derajat I :
• Hanya mengenai epidermis, biasanya kelihatan
kemerahan dan bengkak, tidak ada blister
(gelembung) kecil-kecil / bula, kulitnya kering tapi
sangat sensitif (hipersensitivitas) dan biasanya sembuh
dalam 5 – 7 hari, misalnya tersengat matahari.
• Biasanya tidak menimbulkan parut
 Derajat II :
• Luka mencapai dermis namun masih ada elemen epitel
sehat yang tersisa, yaitu sel epitel basal, sel kelenjar
sebasea, kelenjar keringat dan pangkal rambut.
• Dengan adanya sisa epitel-epitel ini, luka dapat sembuh
sendiri dalam 2-3 minggu.
• Gejala yang timbul adalah kulit kemerahan yang lebih
jelas, kulitnya basah dan masih sensitif, ada gelembung /
bula. Bula berisi cairan eksudat yang keluar dari
pembuluh darah karena permeabilitas meninggi.
 Dibagi menjadi:
i. Superfisial
- Luka bakar kena seluruh epidermis (papilar dermis and
sensitive nerve ends).
- Timbul kemerahan dan lepuh (blister) (pink or moist).
- Folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih
utuh.
- Penyembuhan dalam waktu 10-14 hari, bisa ada scar
atau tidak.
 ii. Profunda
- Luka bakar sudah kena stratum germinativum dan korium
(papillary reticular dermis).
- Kulit tampak merah atau merah muda (white or mottled
pink).
- Folikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea sebagian
mengalami kerusakan (dapat tak sakit).
- Penyembuhan dalam 25-35 hari, significant scar  keloid.
 Derajat III :
• Luka meliputi seluruh lapisan kulit sampai sub-kutis atau
organ yang lebih dalam. Biasanya terjadi karena
temperatur yang tinggi dan kontak yang lama.
• Tidak ada lagi elemen kulit yang hidup. Untuk
mendapatkan kesembuhan harus dilakukan skin-grafting.
• Kulit tampak pucat abu-abu gelap / hitam atau putih
dengan permukaan lebih rendah dari jaringan sekeliling
yang masih sehat, permeabilitas kapiler meningkat. Bula
tidak ada, rasa nyeri tidak ada.
 Terjadi anestesi dimana kulit tidak bisa merasakan
nyeri karena sudah terjadi kerusakan reseptor rasa
nyeri. Pin prick test: jarum steril dimasukkan ke daerah
luka bakar. Bila tidak terasa nyeri, test dikatakan (+).
 Eritrosit banyak yang rusak, terjadi edema hebat dan
kerusakan permanen.
 Penyembuhan berlangsung lama karena tidak ada
proses epitelisasi spontan
Luas luka bakar

 Cara telapak tangan


- Cara ini menggunakan luas telapak tangan
penderita, prinsipnya luas telapak tangan = 1%.
Cara ini merupakan cara cepat dapat digunakan
pada keadaan darurat
 Rumus Rule of Nine :
Luas kepala dan leher, dada, punggung, perut,
pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan,
ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai
dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-
masing 9%, sisanya 1% untuk daerah genital.
 Untuk anak dapat digunakan Rule of five, yaitu :
 Digunakan pada bayi dan anak-anak karena luas
permukaan bagian tubuh anak berbeda dimana luas
relatif permukaan kepala anak lebih besar dan luas
relatif permukaan kaki lebih kecil
Lund and Bowder Chart
 Umur penderita
Pada anak kecil dan orang tua lebih berbahaya karena daya tahan
tubuh relatif kurang sehingga toleransi daya tahan tubuh terhadap
stress kurang.

 Lokasi luka bakar


Didaerah muka dan leher terutama di ruang tertutup lebih berbahaya
karena berpotensial untuk terjadi gangguan pernafasan yang disebut
edema laring. Juga pada tempat-tempat yang sering bergerak, luka
bakar lama sembuh.

 Keadaan umum sebelum luka bakar (Associated Disease)


Penderita mempunyai penyakit Diabetes melitus, congestive heart
failure, penyakit paru-paru, immunosupresison drugs.

 Ada tidaknya trauma lain selain luka bakar


Ada faktor lain seperti adanya inhalation injury, fraktur, head injury.
Menurut Berat Ringannya luka bakar dibagi
menjadi :
 Luka bakar ringan
-Luka bakar derajat I dan II dengan luas < 15% pada orang dewasa.
-Luka bakar derajat I dan II dengan luas < 10% pada anak-anak.
-Luka bakar derajat III dengan luas < 2%.

 Luka Bakar Derajat Sedang


 Luka bakar dengan luas 15-25% pada dewasa dengan luka bakar derajat III < 10%
 Luka bakar dengan luas 10-20% pada usia <10 tahun dan > 40 tahun dengan derajat
III < 10%
 Luka bakar derjat III < 10 % pada anak mauppun dewasa yang tidak mengenai
muka,tangan,kaki, dan perineum
 Luka bakar berat
 Derajat II-III > 20% pada pasien < 10 tahun atau > 50
tahun
 Derajat II-III > 25% pada kelompok usia lain
 Luka bakar pada muka telinga, tangan, kaki, dan perineum
 Terdapat cedera inhalasi, luka bakar listrik tegangan tinggi
 Diserati trauma lain
 Pasien dengan risiko tinggi
TERIMA KASIH

You might also like