You are on page 1of 17

Konsep Medis

Kejang demam merupakan kedaruratan


medis yang memerlukan pertolongan
segera. Diagnosa secara dini serta
pengelolaan yang tepat sangat diperlukan
untuk menghindari cacat yang lebih parah,
yang diakibatkan bangkitan kejang yang
sering.
Kejang Demam menyebabkan
kerusakan otak
Apakah Kejang Demam itu?

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada


kenaikan suhu tubuh (lebih dari 38ºC) yang disebabkan
oleh proses ekstra cranial ( Arif mansjoer,2000)

Kejang demam adalah terbatasnya sekelompok neuron


secara tiba-tiba yang mengakibatkan suatu kerusakan
kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat
sementara ( Hudak and Gallo,1996)
Bagaimana Demam terjadi?
Obat

Suhu Tubuh
Radang Menurun
Infeksi

Alergi
Do not treat
Low grade Infeksi dapat
Pirogen fever! diatasi

Mengerahkan sel Sel Darah Putih


darah putih ke Memerangi Infeksi
lokasi infeksi
Leukosit Meningkat
Penyebab Demam

INFEKSI NON-INFEKSI
 Virus  Alergi
 Bakteri  Trauma
 Auto-imun
 Idiopatik
Gejala Kejang Demam

 Suhu anak tinggi


 Anak pucat/diam saja
 Mata terbelalak keatas disertai
kekauan dan kelemahan
 Gerakan sentakan berulang tanpa
didahului kekauan hanya sentakan
atau kekauan fokal
 Serangan tonik klonik
 Kejang dapat diikuti sementara
berlangsung beberapa menit
Klasifikasi Kejang Demam
1. Kejang demam sederhana.
 Umur 6 bulan sampai 4 tahun.

 Lama kejang tidak lebih 15 menit.

 Kejang bersifat umum.

 Kejang terjadi 16 jam pertama setelah timbulnya demam.

 EEG normal 1 minggu setelah kejang.

 Frekwensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak melebihi 1 kali

2. Epilepsi yang diprofokasi oleh demam, semua kejang demam yang


bukan kriteria diatas
Diangnosa Banding
 Meningitis.
 Enchepalitis.
 Abses otak.
Prognosa
Resiko yang akan dihadapi oleh seorang anak sesudah menderita
kejang demam tergantung dari faktor :
 Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga.
 Kelainan dalam perkembangan atau kelainan syaraf sebelum anak
menderita kejang demam.
 Kejang yang berlangsung lama atau kejang fokal. Bila terdapat
paling sedikit 2 dari 3 faktor diatas maka dikemudian hari akan
mengalami serangan kejang demam sekitar 13% dibanding bila
hanya terdapat 1 atau tidak sama sekali, faktor diatas serangan
kejang tanpa demam hanya 2-3 %. 1.7
Penatalaksanaan
 Memberantas kejang secepat mungkin. Obat pilihan utama adalah Diazepam IV
yaitu untuk menekan kejang 80-90 % dosis sesuai dengan BB kurang dari 10 kg
0,5-0,75 mg/BB, diatas 20 kg 0,5 mg/kg BB.
 Semua pakaian dibuka.
 Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi.
 Usahakan jalan nafas bebas.
 Penghisapan lendir teratur.
 Fungsi TTV di observasi ketat
 Baringkan klien di tempat yang rata, kepala dimiringkan dan pasang sudip lidah
yang telah dibungkus kasa.
 Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar klien, lepaskan pakaian
yang mengganggu pernafasan, misalnya : ikat pinggang, gurita
Komplikasi
 Lidah terluka/tergigit.
 Apnea.
 Depresi pusat pernafasan.
 Retardasi mental.
 Pneumonia aspirasi.
 Status epileptikus.
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
 Biodata Umur biasanya 6 bulan sampai 4 tahun, jenis klelamin laki-laki
perempuan 2 : 1 insiden tertinggi pada anak umur 2 ta hun.
 Keluhan Utama Kejang karena panas.
 Riwayat Penyakit Sekarang Lama kejang kurang dari 15 menit bersifat general dan
terjadi dalam waktu 16 jam setelah demam.
 Riwayat Penyaklit Dahulu Perlu pengkajian untuk mengetahui adanya faktor
penting terjadinya kejang demam antara lain : trauma reaksi terhadap imunisasi dll.
 Riwayat Penyakit Keluarga Adanya keluarga yang menderita kejang demam.
 Activity Dayli Life
Nutrisi aktivitas kejang, kerusakan gigi, adanya hiperplasi ginggiva sebagai
akibat efek samping.
Istirahat dan aktivitas Klien cepat lelah, letih dan perubahan tonus otot.
Pemeriksaan fisik
 TTV Penurunan kesadaran, peningkatan suhu tubuh, nadi, tensi dan
respirasi.
 Kepala :
(1) Mata : dilatasi pupil, kedipan kelopak mata, kepala dan mata
menyimpang ke satu sisi.
(2) Wajah : sentakan wajah.
(3) Mulut : produksi saliva berlebihan, bibir mengecap-ngecap.
 Thorak Penurunan gerakan pernafasan, apnea, tachipnea, kesulitan
bernafas, jalan nafas tersumbat.
 Ekstremitas Gerakan sentakan, tepukan, menggaruk, perubahan tonus otot.
Diagnosa Keperawatan
 Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya pirogen
yang mengacaukan termostat, dehidrasi.
 Resiko terjadinya ketidakefektifan jalan nafas berhubungan
dengan kerusakan neuromuskuler obstruksi trancheobronchial.
 Kurangnya pengetahuan keluarga berhubugan dengan
misinterpretasi dan keterbatasan pengetahuan.
 Resiko terjadinya trauma berhubungan dengan kelemahan,
perubahan kesadaran.
 Resiko injuri berhubungan dengan perkembangan kognitif.
Rencana Tindakan

Sesuai tujuan dan kriteria hasil


berdasarkan diagnosa
keperawatan yang akan muncul
Kesimpulan
 Tidak panik,
 Pertahankan prinsip A,B,C

 Cegah cidera lebih lanjut


“Mom and Dad, I'm Very Proud of you”

You might also like