You are on page 1of 12

Koping Keluarga

Nama Kelompok:
 Bernadeta Rahawarin
 Carolina Burame
 Luis R Nussy
 Ratu Ainun Nissa
Definisi Koping Keluarga
Kemampuan koping diperlukan oleh setiap manusia untuk mampu
bertahan hidup dalam lingkungan yang selalu berubah dengan cepat. Koping
adalah proses pemecahan masalah dimana seseorang mempergunakannya
untuk mengelola kondisi stres. Derajat stres ditentukan oleh perbandingan
antara apa yang terjadi (sumber stresor) orang akan secara sadar atau tidak
sadar untuk mengatasi situasi tersebut (Smeltzer, 2001)
Pengertian Menurut Keliat (1999), koping adalah perubahan kognitif
dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal
dan eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu.
Koping dapat adaptif (efektif ) dan mal adaptif (in efektif ) (Stuart dan
Sudden, 1995). Perilaku koping dan upaya-upaya koping sebagai strategi yang
positif, aktif, dan khusus untuk masalah yang di sesuaikan untuk pemecahan
suatu masalah hal ini di batasi untuk perilaku atau pengakuan yang aktual di
lakukan oleh mereka.
Konsep koping sangat penting dalam keperawatan karena semua
pasien mengalami stres sehingga sangat memerlukan kemampuan
koping untuk dapat mengatasinya. Kemampuan koping dan adaptasi
terhadap stres merupakan faktor penentu yang penting dalam
kesejahteraan manusia (Asih, 1999 ).
Sumber Koping
Sumber koping terdiri atas dua faktor (Stuart dan Sudden, 1995), antara
lain:
1. Faktor internal
2. Faktor eksternal
Mechanic mengemukakan 5 sumber koping menurut (Stuart dan
Sudden, 1995), yaitu:
a. Aset ekonomi
b. Kemampuan atau ketrampilan
c. Teknik-teknik pertahanan
d. Dukungan social
e. Dukungan motivasi.
Faktor yang mempengaruhi koping Faktor yang mempengaruhi koping
normal dan adaptasi diantaranya: peran dan hubungannya, tidur dan
istirahat, rasa aman dan kenyamanan dan pengalaman masa lalu secara
sederhana
Jenis dan strategi koping
a. Menurut Taylor (1997), mengemukakan 8 strategi koping yang
berbeda antara lain:
1. Konsentrasi
2. Mencari dukungan social
3. Melaksanakan pemecahan masalah dipastikan dengan problem fokus koping
4. Kontrol diri
5. Membuat jarak
6. Penilaian kembali secara positif
7. Menerima tanggung jawab
8. Lari / pengindraan.
Menurut (Eldeman, 2003), ada beberapa strategi diantaranya:
1. Menjauhkan
Merupakan aturan utama bagi orangtua ketika menghadapi pertengkaran anak-anak. Orangtua bisa berperan aktif
mengajari anak-anak mengatasi konflik mereka sendiri. Berikut ini peran orangtua untuk membantu:
a. Temukan pemicu penyebab pertengkaran.
b. Membuat suasana yang menyenangkan
c. Memberi pujian saat mereka berlaku manis
d. Jangan membuat asumsi
e. Memahami kemarahan mereka
f. Menekankan ketulusan diantara anak-anak
g. Mencontohkan sikap yang baik
h. Menghindari kekerasan
i. Mengingatkan yang mereka tidak tahu
2. Mengatasi perselisihan dengan adil Ada tiga cara dasar untuk menyelesaikan konflik
3. Pertemuan keluarga bisa membantu saat anak bertambah dewasa, menjadwalkan pertemuan keluarga bisa membantu mengurangi
frekuensi pertengkaran.
Menurut Haydar (2009), ada beberapa strategi yang dilaksanakan diantaranya :
a. Menerapkan peran barunya sebagai saudara tertua dengan mengajak kakak memanggil “ adik kecil atau adik
perempuan “ ketimbang bayi baru atau bayi ibu.
b. Melibatkan kakak dalam persiapan kelahiran bayi dengan mengijinkan ia terlibat dalam pemilihan nama
panggilan adik (meskipun nama sepenuhnya dari orangtua) atau pakaian dan pernak-pernik untuk
mendekorasi tempat tidur dan kamar bayi.
c. Mengajak anak anda dan biarkan ia saat pemeriksaan kehamilan sehingga ia dapat mendengar denyut
jantung adik selama di USG
d. Baca buku-buku dan sodorkan buku terkait menjadi seorang kakak tertua, saat kedatangan saudara
kandungnya, misalnya dengan mengatakan “ besok adik dibantu ya ”
e. Memastikan bahwa Anda selalu berkomunikasi dengan anak anda sesering mungkin.
f. Dorong kakak untuk membantu adik bayi, jika tidak mau menolong sebaiknya jangan dipaksakan.
g. Menghabiskan waktu bersama kakak, baik saat adik bangun ataupun tidur.
h. Sabar, perhatian, suportif, dan orangtua sebaiknya memberitahukan dan menunjukan kalau mereka tetap
menyayangi kakak. Strategi koping yang paling efektif adalah strategi koping sesuai jenis dan situasi adalah
menurut (Haydar, 2009).
B. Mekanisme Koping
Menurut Keliat (1999) , yaitu :
1. Fokus pada masalah
2. Fokus pada kognitif
3. Fokus pada emosi

Menurut (Stuart & Sudden, 1995), adalah sebagai berikut :


1. Mekanisme koping adaptif
2. Mekanisme koping maladaptive
C. Karakteristik Koping
a. Koping yang efektif (Friedman, 1998), antara lain :
1. Menceritakan secara verbal tentang perasaannya
2. Mengembangkan tujuan yang realistis
3. Mengidentifikasi sumber-sumber koping
4. Mengembangkan mekanisme koping yang efektif
5. Identifikasi alternative strategi
6. Memilih strategi yang tepat
7. Menerima dukungan.

b. Koping yang tidak efektif (Taylor, 1997), antara lain :


1. Menyatakan tidak mampu
2. Tidak mampu menyelesaikan masalah secara efektif
3. Perasaan cemas, takut, marah, irritable, tegang, gangguan fisiologis adanya stres kehidupan.
THANK YOU…..

You might also like