You are on page 1of 16

Oleh :

Kelompok 4 : 1. Fairus Mubakri (R1A115011)


2. Desti Natalia Rubak Rerung (R1A115021)
3. Yuliana (R1A115035)
4. Muhammad Fadli Faluran (R1A115054)
5. Idzul Arafah (R1A115072)
Pendahuluan

Bencana alam gempabumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat


diprediksi secara tepat kejadiannya serta menimbulkan banyak kerugian.
Menurut BNPB (2013) bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam. Gempabumi
sering terjadi di Indonesia, hal ini disebabkan karena secara geologis Indonesia
terletak pada batas pertemuan tiga lempeng tektonik besar yang sangat aktif
yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng Indo-Australia serta satu
lempeng mikro yaitu lempeng Philipina . Lempeng-lempeng ini saling
bertumbukkan antara satu dengan yang lainnya. Tumbukan lempeng
Eurasia dan lempeng Indo-Australia mempengaruhi Indonesia bagian
barat, sedangkan pada Indonesia bagian timur, dua lempeng tektonik ini
ditumbuk oleh lempeng Pasifik dari arah utara relatif ke barat. Kondisi
ini berimplikasi banyak terhadap kehidupan yang berlangsung di atasnya
hingga saat ini.
Kajian Teori

A. PENGERTIAN GEMPABUMI

Gempabumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di


permukaan bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi,
patahan aktif, akitivitas gunung api atau runtuhan batuan.

Gempabumi merupakan gejala alam yang disebabkan oleh pelepasan


energi regangan elastis batuan yang disebabkan adanya deformasi batuan
yang terjadi di litosfer. Deformasi batuan terjadi akibat adanya tekanan
(stress) dan tarikan (strain) pada lapisan bumi. Tekanan atau tarikan yang
terus-menerus menyebabkan daya dukung pada batuan akan mencapai
batas maksimum dan mulai terjadi pergeseran dan akhirnya terjadi
patahan secara tiba-tiba. Energi stress yang tersimpan akan dilepaskan
dalam bentuk getaran yang dikenal dengan gempabumi.
B. PERANAN GEOFISIKA

Fenomena Gempa Gempabumi tidak dapat diprediksi


Bumi kejadiannya, namun manusia hanya dapat
mengurangi dampak yang ditimbulkannya.
Peranan geofisika dalam melakukan
mitigasi atau pengurangan dampak buruk
Mengakibatkan kerugian
1 yang ditimbulkan oleh gempa bumi adalah
besar
dengan membuat peta daerah rawan gempa.
Salah satu efek yang ditimbulkan
2 Gempa tidak dapat dicegah gempabumi adalah gerakan tanah. Gerakan
tanah yang terjadi saat gempa dapat
merusak atau meruntuhkan bangunan yang
Tidak dapat diprediksi berdiri di atasnya. Dalam geofisika untuk
3
kapan, dimana akan terjadi dapat memetakan daerah-daerah yang
memiliki potensi kerentanan akan efek
gerakan tanah yaitu dengan mencari nilai
PGA (Peak Ground Acceleration) dan Indeks
Kerentanan Seismik (Kg). Metode yang
dapat digunakan adalah metode HVSR
(Horizontal to Vertical Spectrum Ratio)
B. METODE HVSR
Analisis data mikrotremor dapat dilakukan menggunakan metode
HVSR (Horizontal to Vertical Spectrum Ratio). Metode HVSR meliputi
perekaman tanah menggunakan satu stasiun tunggal dengan tiga
komponen (dua komponen horizontal, utara-selatan dan barat-timur
dan satu komponen vertikal). Metode HVSR merupakan perhitungan
data mikrotremor dengan cara menghitung perbandingan komponen
horizontal dengan komponen vertikal yang terjadi pada spektrum
getaran tanah. Persamaan :

Dari pengolahan data mikrotremor single station menggunakan


metode HVSR didapatkan nilai frekuensi dominan (f0) dan nilai
amplifikasi (A0) tiap titik pengukuran yang kemudian dipergunakan
untuk analisis perhitungan parameter-parameter lainnya, yakni:
indeks kerentanan seismik (Kg)

Kurva menentukan f0
dan A0
INDEKS KERENTANAN SEISMIK

Indeks kerentanan seismik merupakan parameter yang dapat digunakan


untuk menentukan tingkat kerawanan suatu daerah terhadap ancaman
resiko gempa bumi. Indeks kerentanan seismik dengan tingkat resiko
gempa bumi terhadap kerusakan akibat gempa bumi menunjukan
hubungan yang linear. Untuk setiap titik ukur, nilai indeks kerentanan
seismik diperoleh dengan mengkuadratkan nilai amplifikasi (A0) kemudian
dibagi dengan nilai frekuensi dominan (f0). Persamaan :

PEAK GROUND ACCELERATION (PGA)

Percepatan getaran tanah maksimum (PGA) adalah nilai percepatan


getaran tanah yang terbesar yang pernah terjadi di suatu tempat yang
diakibatkan oleh gempabumi. Semakin besar nilai PGA yang pernah terjadi
di suatu tempat, semakin besar bahaya dan risiko gempa bumi yang
mungkin terjadi. Ada dua jenis perhitungan PGA, yaitu : PGA Kanai dan
PGA Fukushima & Tanaka
PGA KANAI

Metode Kanai adalah salah satu metode yang dipergunakan untuk


menghitung nilai PGA dilapisan permukaan. Percepatan getaran tanah
menggunakan metode Kanai ditunjukkan dengan persamaan :

PGA FUKUSHIMA & TANAKA

Persamaan PGA yang dirumuskan oleh Fukushima dan Tanaka adalah


nilai percepatan gerakan tanah di batuan dasar sebanding dengan jarak
hiposenter. Secara sederhana jika jarak titik pengukuran dengan
hiposenter jauh maka nilai PGA batuan dasar akan bernilai rendah dan
juga sebaliknya. Persamaan PGA Fukushima & Tanaka :

GROUND SHEAR STRAIN

Ground shear strain merupakan suatu parameter yang menunjukan


kemampuan tanah di suatu daerah merenggang atau bergeser saat terjadi
gempa bumi. Ground shear strain secara matematis dapat ditulis sebagai:
Studi Kasus

Pemetaan Daerah Rawan Resiko Gempa Bumi Menggunakan


Metode HVSR di Kotamadya Denpasar dan Sekitarnya, Bali

Disusun Oleh :
Riski Kurniawan, Marinda Noor Eva, Marjiyono, Sismanto

Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarata, Indonesia


Geofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan
Alam Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral, Bandung
2017
DIAGRAM ALIR PENELITIAN
METODE PENELITIAN

Peta Titik Pengukuran Mikrotremor


ALAT DAN BAHAN
1. Data sekunder berupa data-data gempa yang dikumpulkan katalog gempa
Advanced National Seismic System (ANSS) Comprehensive Catalog dari
tahun 1900 sampai 2014, U.S Geological Survey (USGS) dari tahun 1900
sampai 2014 dan International Seismological Center (ISC) EHB Bulletin
dari tahun 1900-2014. Spesifikasi data yang digunakan dalam penelitian,
yaitu :
a. Data kegempaan yang terjadi antara 01 Januari 1900 sampai dengan 31
Desember 2014.
b. Koordinat 1° - 14° Lintang Selatan dan 102° - 130° Bujur Timur.

c. Magnitudo gempa ≥ 5 Mw

2. Data pengukuran mikrotremor single station Kotamadya Denpasar dan


sekitarnya dengan koordinat daerah penelitian 08° 35’ 46,93” - 08° 46’ 52,18”
LS dan 115° 05’ 56.04” - 115° 18’ 38,52” BT, dari tim PSG Bandung sebanyak
249 titik data pengukuran mikrotremor.
3. Peta geologi lembar Denpasar, Bali.
4. Laptop untuk pengolahan data
5. Perangkat lunak berupa: Microsoft office 2010, HVSR (Geopsy), ArcGis
9.3, dan Notepad++
HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Amplifikasi (A0)

Nilai Frekuensi
dominan (F0)
Nilai Periode
Dominan (T0)

Indeks Kerentanan
Seismik (Kg)
Nilai PGA Permukaan

Nilai PGA Batuan


Dasar
Nilai Ground Shear
Strain
Kesimpulan

1. Nilai tingkat kerawanan bahaya gempa bumi di wilayah Kotamadya


Denpasar dan sekitarnya berdasarkan analisa data mikrotremor diperoleh
nilai parameter karakteristik dinamik tanah sebagai berikut :

2. Berdasarkan pengolahan data mikrotremor daerah Kotamadya Denpasar


dan sekitarnya menunjukan bagian selatan daerah penelitian memiliki
potensi kerusakan lebih tinggi dibandingkan dengan bagian utara saat
terjadi gempa bumi.

You might also like