You are on page 1of 23

ASKEP PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA

Neoplasma ganas 
sel induk 
hematopoesis 
yang ditandai 
oleh penggantian 
secara merata 
A N sumsum tulang 
TI
R oleh sel neoplasi.
G E
N
PE

Penyakit yang berkaitan dengan sel 
jaringan tubuh yang tumbuhnya  melebihi 
dan berubah menjadi ganas tidak normal 
LLA
( Leukemia serta bersifat ganas, yaitu sel­sel sangat 
Limfoblastik Akut ) muda yang serharusnya membentuk 
limfosit berubah menjadi ganas.
ETIOLOGI
FAKTOR 
FAKTOR LAIN
PREDISPOSISI

1. Faktor eksogen seperti sinar X,


1. Penyakit defisiensi imun sinar radioaktif, dan bahan kimia
tertentu (benzol, arsen, preparat sulfat),
2. Virus infeksi (virus dan bakteri).
3. Radiasi ionisasi 2. Faktor endogen seperti ras
4. Herediter
3. Faktor konstitusi seperti kelainan
5. Obat – Obatan kromosom, herediter (kadang-
kadang dijumpai kasus leukemia
pada kakak-adik atau kembar satu
telur).
MANIFESTASI 
KLINIK
1. Pilek tak sembuh-sembuh
2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi
3. Demam, anoreksia, mual, muntah
4. Berat badan menurun
5. Ptechiae, epistaksis, perdarahan
gusi, memar tanpa sebab
6. Nyeri tulang dan persendian
7. Nyeri abdomen
8. Hepatosplenomegali,
limfadenopati
9. Abnormalitas WBC
10. Nyeri kepala
PENATALAKSANAAN 
 Transfusi darah
 Kortikosteroid (prednison, kortison, 
deksametason dan sebagainya). Setelah 
dicapai remisi dosis dikurangi sedikit demi 
sedikit dan akhir­nya dihentikan.
 Sitostatika. 
 Infeksi sekunder dihindarkan (bila mungkin 
penderita diisolasi dalam kamar yang suci 
hama).
 Transplantasi sumsum tulang
ASKEP PADA ANAK 
DENGAN LEUKEMIA 
LIMFOBLASTIK AKUT
PENGKAJIAN 
1.      Identitas Anak
a. Umur : ALL lebih sering terjadi pada umur kurang dari 
5 tahun.  Angka kejadian  tertinggi  adalah pada umur  3 
tahun.
b. Jenis kelamin : leukemia limpfositik akut paling sering 
terjadi pada laki­laki dibandingkan perempuan.

2.      Identitas Orang Tua
c. Pendidikan  :  Pendidikan  yang  rendah  pada  orang  tua 
mengakibatkan  kurangnya  pengetahuan  terhadapa 
penyakit anaknya.
d. Pekerjaan  :  Pekerjaan  orang  tua  yang  berhubungan 
dengan bahan kimia , radiasi sinar X , sinar radioaktif, 
berpengaruh  kepada  anaknya.  Selain  itu  sejauh  mana 
orang  tua  mempengaruhi  pengobatan  penyakit 
anaknya.
KELUHAN UTAMA
Nyeri  sendi  dan  tulang  sering 
terjadi,  lemah  ,  nafsu  makan 
menurun,  demam  (jika  disertai 
infeksi)  bisa  juga  disertai  dengan 
sakit  kepala,  purpura,  penurunan  RIWAYAT  KEHAMILAN  DAN 
berat  badan  dan  sering  ditemukan  KELAHIRAN
suatu yang abnormal. Kelelahan dan  Saat  hamil  ibu  sering 
petekie  berhubungan  dengan  mengkomsumsi  makanan  dengan 
trombositopenia  juga  merupakan  bahan  pengawet  dan  penyedap 
gejala­gejala umum terjadi rasa.  Radiasi  pada  ibu  selama 
kehamilan  dapat  meningkatkan 
resiko  Saat  hamil  ibu  sering 
mengkomsumsi  makanan  dengan 
bahan  pengawet  dan  penyedap 
rasa.  Radiasi  pada  ibu  selama 
kehamilan  dapat  meningkatkan 
resiko  pada  janinnya.  Lebih  sering 
pada saudara sekandung, terutama 
pada kembar.
RIWAYAT KELUARGA

Insiden  ALL  lebih  tinggi 


berasal  dari  saudara 
kandung  anak­anak  yang 
terserang  terlebih  pada 
kembar  monozigot 
(identik).
RIWAYAT PERKEMBANGAN
RIWAYAT 
PERTUMBUHAN 1. Motorik Kasar
Pada anak dengan penyakit ALL pada
Pada penderita  ALL  umumnya dapat melakukan aktivitas
pertumbuhan dan  secara normal, tapi mereka cepat
merasa lelah saat melakukan aktivitas
perkembangannya  yang terlalu berat (membutuhkan
mengalami keterlambatan  banyak energi).
akibat nutrisi yang didapat 
kurang karena penurunan  2. Motorik Halus
nafsu makan, pertumbuhan  Pada umumnya anak dengan ALL masih
dapat melakukan aktivitas ringan
fisiknya terganggu, terutama  seperti halnya anak-anak normal.
pada berat badan anak  Karena aktivitas ringan tidak
tersebut. Anak keliatan  membutuhkan energi yang banyak dan
kurus, kecil dan tidak sesuai  anak tidak mudah lelah
dengan usia anak.
 
 
      
 Psikologi:

Anak belum tahu tentang 
DATA 
penyakitnya, sehingga anak tidak 
merasa memiliki penyakit.  Orang 
PSIKOSOSIO 
tua mengalami kecemasan 
mengenai penyakit yang dialami 
SPIRITUAL
anak, kondisinya apakah bisa 
sembuh atau tidak, serta masalah 
financial keluarga.
Sosial:
Anak jarang bermain dengan  Spiritual:
teman­temannya, karena kondisi  Sebelum tidur anak 
anak lemah sehingga orangtua 
diingatkan oleh orang tua 
tidak mengizinkan anak untuk 
beraktivitas yang berat.  untuk berdoa. Saat anak 
Dirumah anak bermain dengan  melihat orang tuanya 
orang tua dan saudaranya,  berdoa anak mengikuti cara 
tetapi bermain yang ringan. orang tuanya berdoa
NO  AKTIVITAS   KELUHAN 

1 NUTRISI Pada ALL terjadi penurunan 
nafsu makan. Pengaruh ibu 
yang  suka masak 
menggunakan penyedap rasa 
dan sering menyediakan 
makanan siap saji dirumah.

2 ISTIRAHAT DAN TIDUR  Saat beraktivitas anak cepat 
kelelahan.  Anak kebanyakan 
istirahat dan tidur karena 
kelemahan yang dialaminya. 
Sebagaian aktivitas biasanya 
dibantu oleh keluarga. Saat 
tidur anak ditemani oleh 
ibunya. Tidur anak terganggu 
karena nyeri sendi yang 
sering dialami oleh leukemia.
3 ELIMINASI Anak gangguan ALL 
pada umumnya 
mengalami diare, dan 
penurunan haluran 
urin. BAB 3­5x sehari, 
dengan konsistensi 
cair. Haluan urin 
sedikit yang 
disebabkan susahnya 
masukan cairan pada 
anak,  warna urine 
kuning keruh. Saat 
BAK anak merasa nyeri 
karena nyeri tekan 
diperianal.

4 PERSONAL HYGIENE Anak mandi 2x sehari, 
gosok gigi 2x setelah 
makan dan mau tidur. 
Sebagaian aktivitas 
hygiene personal 
KEADAAN UMUM

Pada anak –anak tampak pucat, demam, lemah, sianosis

PEMERIKSAAN TANDA – TANDA VITAL

 RESPIRASI : Pada penderita PDA, manifestasi 
kliniknya pada umumnya anak sesak nafas, 
tachypnea (Pernafasan >70x/menit)
 NADI : Pada penderita ALL, terdapat 
manifestasi klinik nadi teraba kuat dan cepat 
(takikardia)
 TD : pada penderita ALL, tekanan darahnya 
tinggi  disebabkan oleh hiperviskositas darah
 SUHU : Pada penderita ALL yang terjadi infeksi 
l suhu akan naik (hipertermi, >37,50C)
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

1.      Kepala  dan Leher
a)      Rongga mulut : Biasanya terdapat perdarahan gusi,

b)      Mata:
­          Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan 
akibat infiltrasi ke SSP,
­          sclera: kemerahan, ikterik.
­          Perdarahan pada retina

c)      Telinga : ketulian

d)     Leher: distensi vena jugularis

e)      Perdarahan otak
Leukemia system saraf  pusat: nyeri kepala, muntah (gejala tekanan tinggi 
intrakranial), perubahan dalam status mental, kelumpuhan saraf otak, 
terutama saraf VI dan VII, kelainan neurologic fokal.
2. Pemeriksaan Dada dan Thorax
a) Inspeksi : bentuk thorax, kesimetrisan, adanya retraksi
dada, penggunaan otot bantu pernapasan
b) Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)
c) Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.
d) Auskultasi : suara nafas, adakah ada suara napas
tambahan: ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi di
paru), bunyi jantung I, II, dan III jika ada

3. Pemeriksaan Abdomen
a) Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran
pada kelenjar limfe, ginjal, terdapat bayangan vena, auskultasi
peristaltik usus, palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran
hepar dan limpa
b) Perkusi adanya asites atau tidak
3.      Pemeriksaan Abdomen
a)      Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran pada 
kelenjar limfe, ginjal, terdapat bayangan vena, auskultasi 
peristaltik usus, palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar 
dan limpa
b)      Perkusi adanya asites atau tidak.

4.      Pemeriksaan Genetalia

5.      Pembesaran pada testis : hematuria

6.      Pemeriksaan integument
Kulit : 
a)      Perdarahan kulit (pruritus, pucat, sianosis,  ikterik, 
eritema, petekie, ekimosis, ruam)
b)      nodul subkutan, infiltrat, lesi yg tidak sembuh, luka 
bernanah, diaforesis (gejala hipermetabolisme).
c)      peningkatan suhu tubuh
d)     Kuku : rapuh, bentuk sendok / kuku tabuh, sianosis perifer.
6.      Pemeriksaan integument
a)      Perdarahan kulit (pruritus, pucat, 
sianosis,  ikterik, eritema, petekie, ekimosis, ruam)
b)      nodul subkutan, infiltrat, lesi yg tidak sembuh, 
luka bernanah, diaforesis (gejala hipermetabolisme).
c)      peningkatan suhu tubuh
d)     Kuku : rapuh, bentuk sendok / kuku tabuh, 
sianosis perifer.

7.      Pemeriksaan Ekstremitas
a)      Adakah sianosis, kekuatan otot
b)      Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi 
sumsum tulang oleh sel­sel leukemia
 
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Resiko infeksi berhubungan dengan
menurunnya sistem pertahanan tubuh
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan akibat anemia
3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang
berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
Resiko infeksi  Tujuan : Anak tidak 
berhubungan dengan  mengalami gejala­gejala 
menurunnya sistem  infeksi
pertahanan tubuh
1. untuk mendeteksi 
kemungkinan infeksi
2. untuk meminimalkan 
terpaparnya anak dari 
sumber infeksi
3. untuk meminimalkan
INTERVENSI 
pajanan pada organisme
1. Pantau suhu infektif
2. Tempatkan anak di dalamruangan  4. untuk mencegah 
khusus kontaminasi 
3. Anjurkan keluarga untuk mencuci  silang/menurunkan 
tangan sebelum menyentuh pasien  resiko infeksi
4. Menggunakan masker setiap kali  5. : menambah energi 
kontak dengan pasien  untuk penyembuhan 
5. Berikan periode istirahat tanpa  dan regenerasi seluler
6. diberikan sebagai 
gangguan 
profilaktik atau 
6. Melakukan kolaborasi dalam  mengobati infeksi 
pemberian obat sesuai ketentuan khusus
Intoleransi aktivitas 
berhubungan  Tujuan : terjadi
peningkatan toleransi
dengan kelemahan  aktifitas
akibat anemia

1. Evaluasi laporan kelemahan,  1. menentukan derajat


dan efek ketidakmampuan
perhatikan ketidakmampuan untuk 
menghemat energi
berpartisipasi dalam aktifitas sehari­ 2 . untuk aktifitas dan
hari regenerasi seluler atau
2. Berikan lingkungan tenang dan  penyambungan jaringan
perlu istirahat tanpa gangguan 3. mengidentifikasi
3. ∙Kaji kemampuan untuk  kebutuhan individual dan
berpartisipasi pada aktifitas yang  membantu pemilihan
diinginkan atau dibutuhkan intervensi
4. Berikan bantuan dalam aktifitas  4. memaksimalkan sediaan
energi untuk tugas
sehari­hari dan ambulasi
perawatan diri
Resiko terhadap perdarahan  Tujuan : klien tidak 
yang berhubungan dengan  menunjukkan bukti­
penurunan jumlah trombosit bukti perdarahan

1. Mengetahui tanda­
Intervensi : tanda perdarahan
1. Pantau tanda­tanda  2. Membantu pasien 
mendapatkan 
perdarahan
penanganan 
2. Anjurkan keluarga untuk  sedini  mungkin.
memberitaukan apabila  3. Keterlibatan keluarga 
ada tanda perdarahan dapat 
3. Anjurkan keluarga untuk  membantuuntuk  mence
pergerakan pasien gah terjadinya 
4. Kolaborasi dalam monitor  perdarahan lebih lanjut
trombosit 4. Penurunan trombosit 
merupakan tanda 
kebocoran pembuluh 
darah
EVALUASI

a. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda


infeksi
b. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-
sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya
laporan peningkatan toleransi aktifitas.
c. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti
perdarahan.
 

You might also like