You are on page 1of 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH

K ELOM POK 1 3 K E LAS C :


E L I S YA N U R R I S YA N I 162310101154
FIRDA ROMADHONIA PUTRI R 162310101227
NAI LUL MUH I BBI N 162310101235
HARGA DIRI RENDAH
Harga diri rendah adalah menghargai diri sendiri. Sulit mempertahankan harga diri yang tinggi
ketika seseorang menyadari pencapaian rendah dibandingkan dengan harapan budaya.
Kurangnya kemampuan mempertahankan pekerjaan, hidup mandiri, menikah, dan memiliki
anak berkontribusi pada harga diri yang rendah. (Stuart, 2013)
Harga diri rendah adalah munculnya persepsi negatif tentang makna diri sebagai respons
terhadap situasi saat ini. (Herdman T. Heather, 2015)
KASUS
Ms. G adalah seorang wanita 66 tahun yang dirawat di rumah sakit jiwa karena depresi besar. Ms. G mengatakan kepada
perawat yang mengakui bahwa hal-hal telah di bangun sekarang dan psikiater yang telah dia temui selama 6 bulan terakhir
menyarankan bahwa Ms. G masuk ke rumah sakit. Ms. G telah bekerja di sebuah perguruan tinggi sebagai pustakawan
sampai 18 bulan sebelumnya, ketika dia masih di sekolah dipaksa untuk pensiun. Ms. G mengatakan Ms. G telah menikah
selama 39 tahun dan mempunyai dua anak yang sudah menikah dan tinggal diluar negeri. Suaminya pernah bekerja sebagai
akutan tetapi sudah pensiun 1 bulan sebelumnya. Ms. G berkata sejak pengunduran dirinya dia merasa tidak berguna dan
hilang dan penutupan apartemen oleh mereka. Dia pergi meninggalkan apartemen dan merasa kehilangan komunikasi
dengan teman-temannya. Dia khawatir dengan situasi keungan mereka, terutama sekarang suaminya sudah pensiun. Dia
berulang kali meyakinkannya bahwa mereka punya cukup uang, tetapi dia tidak bisa berhenti mengkhawatirkannya.
Ms. G berkata dia sangat menyukai pekerjaannya yang lama dan dia merasa semua baik-baik saja. Wanita muda
mengambil tempat saat berada di perpustakaan. Dan Ms. G berkata dengan sinis tentangnya (wanita muda tersebut) dia
berkata perlahan bahwa wanita itu mengambil tugas lebih daripada milik Ms. G yang bertanggung jawab dalam sehari,
bahkan meja milik Ms. G ia rapikan dan mengambilnya sebagai kepunyaannya. Sejak pensiun katanya, segala sesuatunya
menurun terus. Dia bilang dia bukan ibu rumah tangga yang baik dan tidak suka memasak. Tugas ini telah menjadi lebih
sulit sejak suaminya pensiun, karena dia selalu memerintah dan mengkritik apa yang dia (perempuan) lakukan. Dalam
beberapa minggu terakhir, dia mengalami kesulitan tidur, penurunan nafsu makan, kelelahan, dan sedikit minat dalam
berpenampilan. Dia berkata yang harus dia lakukan hanyalah menunggu untuk mati.
Biopsychosocial 
Components
1. Faktor Predisposisi

a) Faktor biologis : -

b) Faktor psikologis : Sejak pengunduran dirinya Ms.G merasa tidak berguna dan hilang dan penutupan apartemen oleh mereka. Ms. G meninggalkan
apartemen dan merasa kehilangan komunikasi dengan teman-temannya. Ms.G khawatir dengan situasi keungan mereka, karena suaminya sudah pensiun.

c) Faktor sosiokultural : Ms. G pensiun dan suaminya juga pensiun Ms. G mengalami kesulitan tidur, penurunan nafsu makan, kelelahan, dan sedikit minat
dalam berpenampilan.

2. Faktor Presipitasi :

a. Sifat : Sejak Ms. Mengundurkan dirinya Ms.G merasa tidak berguna dan hilang. Ms. G pergi meninggalkan apartemen dan merasa kehilangan komunikasi
dengan teman-temannya. Dia khawatir dengan situasi keungan mereka, sedangkan suaminya sudah pensiun.

b. Asal : (internal) sejak Ms.G pensiun segala sesuatunya menurun terus. Ms. G berkata dia bukan ibu rumah tangga yangbaik dan tidak suka memasak.
Setelah suaminya pensiun tugas itu menjadi sulit bagi Ms. G. Dalam beberapa minggu terakhir Ms.G mengalami kesulitan tidur, penurunan nafsu makan,
kelelahan, dan sedikit minat dalam berpenampilan. Dia berkata yang harus dia lakukan hanyalah menunggu untuk mati.

c. Waktu : sejak Ms.G mengundurkan dirinya dan pensiun begitu pula dengan suaminya juga pensiun.
◦ Jumlah: individu akan sulit mengatassi stressor bilamana beberapa stressor yang terjadi secara bersamaan

d. Jumlah : jumlah pengalaman stress yang dialami Ms.G yaitu lebih dari satu, seperti pengundurun dirinya, Ms. G pensiun dan Suamipun pensiun.
Tanda Dan Gejala
a. Kognitif: menjadi penengah psikologis antara seseorang dengan lingkungan dengan menghadapi stress. Hal ini berarti
bahwa kerusakan atau potensi kerusakan suatu situasi ditentukan berdasarkan pemahaman orang tersebut tentang
kemampuan situasi dalam menyelesaikan masalah dan cara yang dimiliki orang tersebut untuk menetralisir atau
mentoleransi bahaya (masalah).
Interpretasi pada kasus: Ms. G khawatir dengan situasi keungan mereka, terutama sekarang suaminya sudah pensiun. Dia
berulang kali meyakinkannya bahwa mereka punya cukup uang, tetapi dia tidak bisa berhenti mengkhawatirkannya. Ms. G
berkata dia sangat menyukainya.
b. Afektif: berhubungan dengan perasaaan seseorang yang dapat dinyatakan.
Interpretasi pada kasus:
c. Fisiologis: berhubungan dengan respon tubuh seseorang yang mengalami masalah atau stress
Interpretasi pada kasus:
Perilaku: hasil dari respon emosional dan fisiologis serta analisis kognitif seseorng terhadap situasi yang menekan.
Interpretasi pada kasus: Dalam beberapa minggu terakhir, Ms. G mengalami kesulitan tidur, penurunan nafsu makan,
kelelahan, dan sedikit minat dalam berpenampilan. Dia berkata yang harus dia lakukan hanyalah menunggu untuk mati.
d. Sosial: behubungan dengan kegiatan sosial dan hubungan sosial seseorang yang terpengaruh akan masalah yang dihadapi
seseorang tersebut.
Interpretasi pada kasus: sejak Ms.G mengundurkan dirinya Ms. G pergi meninggalkan apartemen dan merasa kehilangan
komunikasi dengan teman-temannya.
SUMBER KOPING
sumber koping yaitu suatu opsi atau strategi yang membantu menentukan apa yang bisa dilakukan serta apa
yang dipertaruhkan.
a. Personal ability: behubungan kemampuan untuk mencari informasi terkait masalah, kemampuan
mengidentifikasi masalah, kemampuan mengungkapkan, identitas ego tidak adekuat.
Interpretasi pada kasus:-
b. Social support: behubungan dengan penyelesaian masalah dengan orang lain, meningkatkan kemungkinan
mendapatkan kerja sama dan dukungan dari yang lain dan emberikan control sosial individu yang lebih besar.
Interpretasi pada kasus:-
c. Material assets: merujuk pada uang, barang, dan jasa yang dapat dibeli dengan uang serta masalah keungan
seseorang berhubungan dengan masalah yang dihadapi seseorang.
Interpretasi pada kasus:-
d. Positive Belief: keyakinan seseorang dalam mengatasi masalahnya, keyakinan ini juga sebagai dasar
harapan dan dapat mempertahankan upaya penanggulangan seseorang dalam situasi yang paling buruk.
Interpretasi pada kasus:-
Mekanisme Koping
Mekanisme koping merupakan cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi
perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.
a. Problem Focused: mekanisme ini terdiri atas tugas dan usaha langsung untuk mengatasi ancaman diri.
contoh: konfrontasi, negoisasi, dan mencari nasihat
Interpretasi pada kasus: karena Ms.G dan suami pensiun dia khawatir dengan keungannya mereka.
b. Cognitively Focused: mekanisme ini berupa seseorang dapat mengontrol masalah dan menetralisasinya.
Contoh: perbandingan positif, selective ignorance, subsitution of reward, and devaluation of desired
objects.
Interpretasi pada kasus:-
c. Emotional Focused: mekanisme koping emotion focus pasien menyesuaikan diri terhadap distres
emosiona secara tidak berlebihan. Contoh: menggunakan mekanisme pertahanan ego seperti denial,
supresi atau proyeksi.
Interpretasi pada kasus: -
1. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata
yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri positif : apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan
menyadari hal-hal positif maupun negative dari dirinya.
3. Harga diri rendah : individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Keracunan identitas : kegagalan individu dalam menyatukan masa kanak-kanak kedalam kepribadian
psikososial dewasa yang harmonis.
5. Depersionalisasi : perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan
kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain. (Keliat & Pasaribu, 2016).
1. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
2. Harga diri rendah situasional (00120)
3. Ketidakefektifan performa peran (00055)
4. Isolasi sosial (00053)
 
5. DIAGNOSIS MEDIS YANG MUNGKIN MUNCUL RESPON HARGA DIRI RENDAH
a. Amnesia disosiatif
Peristiwa yang membuat stress atau trauma, sehingga tidak dapat mengingat informasi pribad penting, tingkat
kehilangan memori melampaui kelupaan normal dan termasuk kesenjangan dalam memori jangka waktu yang
lama atau kenangan yang melibatkan peristiwa traumatis.
b. Fugue disosiatif
Orang-orang dengan gangguan ini untuk sementara kehilangan indra identitas pribadi mereka dan secara
impulsif atau bepergian jauh dari umah atau tempat kerja mereka. Mereka sering bingung siapa mereka dan
mungkin bahkan menciptakan identitas baru tetapi mereka tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit.
c. Gangguan identitas disosiatif
Penyakit dimana secara bersamaan dua atau lebih kepribadian ada di dalam seseorang dalam beberapa keadaan
tertentu, atau seringkali, mengendalikan perilaku dan aktivitas orang tersebut.
d. Gangguan depersonalisasi
Terjadi ketika seseorang terus-menerus atau berulang-ulang memiliki perasaan bahwa hal-hal di sekitar mereka
tidak nyata, atau ketika mereka memiliki perasaan bahwa mereka mengamati bahwa diri mereka sendiri dari luar
tubuh mereka sendiri. Perasaan semacam itu bisa sangat mengganggu.

You might also like