You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN POST

HEMORROID DEKTOMI
Kelompok 1:
Adiningtyas Prihandini Dedek May Elawati
Ahmad Effendri Diah Ayu Tri Wartami
Ambar Nurhudayani Dimas Pandu Dewangga
Andre Nugrahanto Dwi Krisma Dayanti
Annisa Istiqomah Eka Nur Rani
Arvian Putra Riyadi Eldha Ayu Kumalasari
Asri Wulandari Evinatalia
Bagas Pandhu Pramana Fariza Ilham
Berliana Sukmawati Fathonah Eka P
Definisi

• Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal


anal. Hemoroid sangat umum terjadi pada umur 25-50an, 50%
individu mengalami beberapa tipe hemoroid berdasarkan
luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengalami
atau memperberat adanya hemoroid. Hemoroid
diklasafikasikan menjadi 2 tipe. Hemoroid internal, yaitu
hemoroid yang terjadi diatas sfingter anal sedangkan yang
muncul diluar sfingter anal disebut hemoroid eksternal.
(Brunner & Suddarth, 2013)
• Hemoroid adalah pelebaran vena (varises) dari plekus venosis
hemoroidalis yang ditemukan pada anal kanal (Diyono & Sri
Mulyati, 2013).
Etiologi
• 1. Faktor predisposisi :
• a. Herediter atau keturunan
• Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan bukan hemoroidnya.
• b. Anatomi
• Vena di daerah masentrorium tidak mempunyai katup. Sehingga darah mudah kembali menyebabkan
bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.
• c. Makanan misalnya, kurang makan-makanan berserat
• d. Pekerjaan seperti mengangkat beban terlalu berat
• e. Psikis

• 2. Faktor presipitasi :
• a. Faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intra abdominal) misalnya,
mengedan pada waktu defekasi.
• b. Fisiologis
• c. Radang
• d. Konstipasi menahun
• e. Kehamilan
• f. Usia tua
• g. Diare kronik
• h. Pembesaran prostat
• i. Fibroid uteri
• j. Penyakit hati kronis yang disertai hipertensi portal
Kalsifikasi
1. Hemoroid internal
Hemorid interna adalah pleksus vena hemoroidalis superior diatas garis mukokutan dan ditutupi
oleh mukosa (Sjamsuhidajat dan Jong,2005). Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajat :
a) Derajat I, hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu
defekasi. Tidak terdapat prolap dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen.
b) Derajat II, hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat
masuk kembali secara spontan.
c) Derajat III, hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah
defekasi.
d) Derajat IV, hemoroid menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk
kembali.

2. Hemoroid Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk.
Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu:
a) Akut , bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya merupakan hematoma.
b) Kronik, bentuk hemoroid eksterna kronik adalah satu atau lebih lipatan kulit anus yang
terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
Manifestasi Klinis
• Hemorroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemorroid eksterna
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan
oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemorroid. Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemorroid internal tidak
selalu menimbulkan nyeri sampai hemorroid ini membesar dan menimbulkan
perdarahan atau prolaps. (Ode,2012). Gejala klinis hemoroid dapat dibagi
berdasarkan jenis hemoroid (Villalba dan Abbas, 2007) yaitu:
• a. Hemoroid internal
• 1. Prolaps dan keluarnya mukus.
• 2. Perdarahan.
• 3. Rasa tak nyaman.
• 4. Gatal.

• b. Hemoroid eksternal
• 1. Rasa terbakar.
• 2. Nyeri ( jika mengalami trombosis).
• 3. Gatal.
Patofisiologi

Menurut Nugroho (2011) hemoroid dapat disebabkan oleh tekanan


abdominal yang mampu menekan vena hemoroidalis sehingga
menyebabkan dilatasi pada vena. dilatasi tersebut dapat dibagi menjadi 2,
yaitu :
• 1) Interna (dilatasi sebelum spinter)
• a. Bila membesar baru nyeri
• b.Bila vena pecah, BAB berdarah anemia

• 2) Eksterna (dilatasi sesudah spingter)


• a.Nyeri
• b.Bila vena pecah, BAB berdarah-trombosit-inflamasi

Hemoroid dapat terjadi pada individu yang sehat. Hemoroid umumnya


menyebabkan gejala ketika mengalami pembesaran, peradangan, atau
prollaps. Diet rendah serat menyebabkan bentuk feses menjadi kecil, yang
bias, mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB. Peningkatan tekanan ini
menyebabkan pembengkakan dari hemoroid., kemungkinan gengguan oleh
venous return (Muttaqin, 2011).
Pathway
Penatalaksanaan
• 1. Penatalaksanaan Medis Non Farmakologis, ini berupa perbaikan pola
hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaiki pola/ cara defekasi.

• 2. Penatalaksanaan medis farmakologis, obat-obat farmakologis hemoroid


dapat dibagi atas empat yaitu:
• Obat memperbaiki defekasi
• Obat simtomatik
• Obat menghentikan perdarahan
• Obat penyembuh dan pencegah serangan hemoroid

• 3. Penatalaksanaan bedah
• Hemoroidektomi atau eksisi bedah dapat dilakukan untuk mengangkat
semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini.
• Teknik operasi Whitehead dilakukan dengan mengupas seluruh hemoroidales
interna, membebaskan mukosa dari submukosa, dan melakukan reseksi

• 4. Penatalaksanaan Minimal Invasive


• Penatalaksanaan hemoroid ini dilakukan bila pengobatan non farmakologis,
farmakologis tidak berhasil. Penatalaksanaan ini antara lain tindakan
skleroterapi hemoroid, ligase hemoroid, pengobatan hemoroid dengan terapi
laser
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok


dubur), ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma
rektum.
• Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy
• Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
• Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi
• Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan
penunjang.
Komplikasi

• Komplikasi penyakit ini adalah perdarahan hebat, abses, fistula


para anal, dan inkarserasi. Untuk hemoroid eksterna,
pengobatannya selalu operatif. Tergantung keadaan, dapat
dilakukan eksisi atau insisi trombus serta pengeluaran
trombus. Komplikasi jangka panjang adalah struktur ani
karena eksisi yang berlebihan.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
• A. Pengkajian
• 1) Anamnesa
• 2) Identitas
• 3) Keluhan utama
• 4) Riwayat penyakit
• a. Riwayat penyakit sekarang
• b. Riwayat penyakit dahulu
• 5) Pemeriksaan Fisik
• Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
menempel pada tempat tidur.
• a. Inspeksi
• - Pada insfeksi lihat ada benjolan sekitar anus.
• - Benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.
• - Warna benjolan terlihat kemerahan.
• - Benjolan terletak di dalam ( internal ).
• b. Palpasi
• Dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan ditambah vaselin dengan melakuakan
rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Dan ditemukan benjolan
tersebut dengan konsistensi keras, dan juga ada perdarahan.
Diagnosa Keperawatan

• Nyeri akut berhubungan dengan adanya agen injuri fisik (luka post
op)
• Resiko infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan sekunder
(hemoroidektomi)
Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa keperawatan NOC NIC

1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam 1. Kaji skala nyeri
dengan adanya agen dengan kriteria hasil: 2. Anjurkan teknik nafas dalam dan
injuri fisik (luka post op) Skala nyeri 0-1 pengalihan perhatian
Wajah pasien tampak rileks. 3. Berikan posisi supine
4. Observasi tanda-tanda vital
5. Berikan bantalan flotasi di bawah
bokong saat duduk
6. Kolaborasi pelunak feses dan laksatif.
Beri masukan oral setiap hari sedikitnya 2-3
liter cairan, makanan berserat
7. Kolaborasi untuk pemberian terapi
analgetik
2. Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan perawatan selama 3x24jam 1. Monitor tanda-tanda vital setiap 4 jam
dengan insisi dengan kriteria hasil: selama 24 jam pertama
pembedahan sekunder balutan luka operasi tidak basah. 2. Monitor tanda-tanda hipovolemik.
(he Tanda-tanda vital dalam batas normal 3. Periksa daerah rectal atau balutan setiap
dua jam selama 24 jam pertama.
4. Berikan kompres dingin
5. Kolaborasi untuk pemberian terapi
astrigen.
Aspek Legal Etik
• Etik adalah Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar
perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar dan
apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan kebajikan
dan apa yang merupakan kejahatan, apa yang dikendaki dan apa yang ditolak.

• Etika Keperawatan adalah Kesepakatan/ peraturan tentang penerapan nilai moral dan
keputusan- keputusan yang ditetapkan untuk profesi keperawatan.

• Aspek legal dalam keperawatan tujuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan
tindakan dengan aman, perawat profesional harus memahami batasan legal dan
implikasinya dalam praktik keperawatan sehari-hari. Asuhan keperawatan yang legal
diartikan sebagai praktik keperawatan yang bermutu dan taat pada aturan, hukum,
serta perundang-undangan yang berlaku. Prinsip Etik dalam keperawatan antara lain :
1. OTONOMI (facilitate autonomy)
2. KEBEBASAN (Freedom)
3. KEBENARAN (Veracity) truth
4. KEADILAN (Justice)
5. TIDAK MEMBAHAYAKAN (Nonmaleficence)
6. KEMURAHAN HATI (Benefiecence)
7. KESETIAAN (fidelity)
8. KERAHASIAAN (Confidentiality)
Kasus

• Ny. M 35 tahun di diagnosa di RS X menderita Wasir atau


hemorroid. Pada tanggal 30 agustus 2017 ny. M dijadwalkan
untuk dioperasi, Sebagai perawat yang ditugaskan untuk
memberikan pendidikan preoperasi kepada pasien tersebut
pada sore hari sehari sebelum operasi. Ketika Perawat
melakukan tugas tersebut, pasien menyatakan tidak mau
dioperasi karena merasa hasilnya tidak akan bagus. Namun
sebelumnya dokter sudah menjelaskan kepada pasien dan
keluarga bahwa pasien harus segera menjalani operasi. Apa
yang akan Perawat lakukan
Penyelesaian
• Dari kasus tersebut dapat ditemukan permasalahah sebagai berikut:
• Continue or not (Melanjutkan operasi atau tidak) dan Autonomi and inform
consent (Keputusan Pasien dan Inform consent)
• ARGUMEN PRO
• Sesuai dengan UU Kesehatan No.36 tahun 2009, pasal 9:
• Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
• ARGUMEN KONTRA
• Pasien menolak untuk operasi setelah dilakukan pendidikan preoperasi, sesuai
dengan UU Kesehatan No.36 tahun 2009, pasal 56:
• Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan
pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami
informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap.
• MEMBUAT KEPUTUSAN
• Tetap dilaksanakan operasi dengan persetujuan keluarga tetapi tanpa persetujuan
pasien karena berdasarkan prinsip etik keperawatan yaitu : Beneficience
• Tidak dilaksanakan operasi karena pasien tidak bersedia untuk dioperasi dan
pasien memiliki hak untuk menentukan dilakukannya operasi atau tidak. Karena
berdasarkan prinsip etik keperawatan yaitu: Otonomi (Autonomy)
Kesimpulan

• Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.


Hemoroid sangat umum terjadi pada umur 25-50an, 50% individu
mengalami beberapa tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang
terkena. Kehamilan diketahui mengalami atau memperberat adanya
hemoroid. Hemoroid diklasafikasikan menjadi 2 tipe. Hemoroid
internal, yaitu hemoroid yang terjadi diatas sfingter anal sedangkan
yang muncul diluar sfingter anal disebut hemoroid eksternal.
(Brunner & Suddarth, 2013)
• Hemoroid adalah pelebaran vena (varises) dari plekus venosis
hemoroidalis yang ditemukan pada anal kanal (Diyono & Sri Mulyati,
2013).
• Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus
hemoroidalis. Walaupun kondisi ini merupakan suatu kondisi
fisiologis, tetapi karena sering menyebabkan keluhan pada pasien
sehingga memberikan manifestasi untuk diberikan intervensi.
(Muttaqin, 2011)
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

You might also like