You are on page 1of 77

FARMASETIKA

MATERI 1
PENDAHULUAN 1
• FARMASI :
Ilmu yang mempelajari cara membuat,
mencampur, meracik formulasi obat,
identifikasi, kombinasi, analisis dan
standarisasi/pembakuan obat serta
pengobatan, termasuk sifat2 obat dan
distribusinya serta penggunaannya yang
aman
PENDAHULUAN 2
• Farmasi  Bahasa Yunani = Farmakon 
berarti Medika atau Obat
• Ilmu resep (Farmasetika)
Ilmu yang mempelajari tentang cara
penyediaan obat menjadi bentuk tertentu
(meracik) hingga siap digunakan sebagai obat.
• Farmasetika identik dengan art of drug
compounding  seni dalam melayani resep
dokter
PENDAHULUAN 3
• PENYEDIAAN OBAT2AN  Pengumpulan,
Pengenalan, Pengawetan, Dan Pembakuan
Bahan Obat2an
• Mengingat ruang lingkup yang luas, ilmu
Farmasi harus berhubungan dengan ilmu lain
seperti kimia, fisika, biologi, farmakologi dll
SEJARAH KEFARMASIAN 1
• BEBERAPA ILMUWAN YANG BERJASA
1. Hipocrates ( 460 – 370 SM ) dokter
Yunani memperkenalkan Farmasi dan
Kedokteran  Bapak Kedokteran
2. Dioscorides ( Abad 1 setelah Masehi ) 
menggunakan tumbuh2an sebagai ilmu
Farmasi terapan  karyanya De Materia
Medika  penemuannya aspiridium, opium.
Ergot. Hyosyamus dan cinamon
SEJARAH KEFARMASIAN 2
3. Galen (130 - 200 M)
Dokter dan ahli Farmasi Yunani, Karyanya dalam
ilmu Kedokteran dan obat2an yang berasal dari
alam, Formula dan sediaan Farmasi  Farmasi
Galenika
4. Paracelsus (1493 - 1541 M)
Dokter dan ahli Kimia Swiss, sangat besar
pengaruhnya dalam dunia Farmasi berpendapat
bahwa pembuatan obat harus dengan memiliki
pengetahuan tentang zat aktif yang dikandungnya
SEJARAH KEFARMASIAN 3
5. Ibnu Sina pada tahun 980 – 1037 M
- Membuat tulisan dalam beberapa buah buku
mengenai metode pengumpulan serta penyimpan
tanaman obat
- Cara-cara membuat sediaan farmasi seperti halnya
suppositoria, pil, dan sirup.
- Ilmu tesebut ia peroleh dengan menggabungkan
pengetahuan pengobatan yang bersumber dari
negara-negara seperti Arab, Persia, India, dan Yunani
hingga didapat pengobatan yg lebih baik.
SEJARAH KEFARMASIAN 4
• Abad 7 M Askelospius dan putrinya Hygeia ilmuwan
Swiss yang menjadikan lambang tongkat askelospius
dililit ular menjadi lambang penyembuhan
(Kedokteran) dan cawan (mangkuk Heygia) dililit ular
sebagai lambang kefarmasian
• dapat disimpulkan bahwa ilmu kedokteran dengan ilmu
kefarmasian mempunyai sumber yang sama, karena
kesamaan itu kerjasama sangat diharapkan terhadap
kedua keilmuan tersebut untuk tujuan dapat
memberikan efek terapi yg maximal bagi penderita
SEJARAH KEFARMASIAN 5
• Abad ke XVII /1797 Sekolah Farmasi pertama
berdiri di Perancis,  mulai terbit buku2 Farmasi
• Berkembangnya Ilmu Pengetahuan ilmu
Farmasi mengalami perkembangan menjadi ilmu
tersendiri yang lebih khusus tetapi saling
berkaitan seperti :
- Farmakologi
- Farmakognosi
- Galenika
-Kimia farmasi dll
SEJARAH KEFARMASIAN 6
PERKEMBANGAN FARMASI DI INDONESIA
- Dimulai sejak zaman Belanda  undang2, buku
pedoman berkiblat ke Belanda ( Farmakope
Belanda, CMN, FMN )
- Setelah Indonesia Merdeka, yang masih sesuai
dipertahankan sedang yang tidak sesuai
dihilangkan
- Sebagai buku panduan digunakan Farmakope
Belanda, dan setelah terbit Farmakope Indonesia
maka Farmakope Belanda hanya sebagai referensi
PENGERTIAN OBAT 1
• SECARA UMUM
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang
digunakan oleh semua mahluk untuk bagian dalam
maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan,
maupun menyembuhkan penyakit
• Kep Menkes RI No. 193/Kab/B VII/71
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan2 yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan
diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau kelainan badaniah dan rohani pada manusia atau
Hewan, memperelok badan atau bangian badan manusia
PENGERTIAN OBAT 2
• SECARA KHUSUS
1 Obat Jadi
a. Per Menkes RI NO. 242/1990 dan Per Menkes RI
No. 917/Menkes/Per/X/1993
Obat jadi adalah sediaan atau paduan bahan2 yang
Siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
Penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi.
PENGERTIAN OBAT 3
b. Umum
Adalah obat dalam keadaan murni atau campuran
dalam bentuk serbuk, tablet, pil, kapsul,
suppositoria, cairan, salep atau bentuk lainnya
sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku
resmi lainnya yang ditetapkan pemerintah
2. Obat paten
Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas
nama si pembuat yang dikuasakannya dan dijual dalam
bungkus asli dari pabrik yang memprodusinya
PENGERTIAN OBAT 4
3. Obat baru
Obat yang terdiri atas atau berisi zat yang berkhasiat atau
tidak berkhasiat (lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau
komponen lain) yang belum dikenal sehingga tidak
diketahui khasiat dan kegunaaannya
4. Obat asli
Obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alami
Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar
pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional
PENGERTIAN OBAT 5
5. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan-bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman (UU RI No.23 tahun
1992).
6. Obat Esensial
Obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
masyarakat terbanyak dan tercantum dalam daftar obat
essensial (DOEN) yang ditetapkan oleh pemerintah
PENGERTIAN OBAT 6
7. Obat Generik
Obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya
Permenkes RI no HK.02.02/Menkes/068/I/2010
Obat generik adalah obat dengan nama resmi
International Non Propietary Names (INN) yang
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku
standar lainnya untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya
PENGERTIAN OBAT 7
8. Obat wajib Apotik
Obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter oleh apoteker di apotik
9. Obat bermerk Dagang
Obat dengan nama dagang baik dalam bentuk
sediaan tunggal maupun campuran
PENGGOLONGAN OBAT 1
1. BERDASARKAN BENTUK SEDIAAN FARMASI
a. Bentuk padat /solid : serbuk, tablet, pil, kaplet
kapsul.
b. Bentuk setengah padat/semi solid : salap kulit,
salap mata, krim, pasta,gel,
c. Bentuk cair/larutan : sirop, eliksir, mikstura, emulsi.
Gargarisma, drop/obat tetes, lotio, injeksi, cairan
infus, infusum, suspensi dll.
d. Bentuk gas : inhalasi/spray, aerosol,
nebulizer
PENGGOLONGAN OBAT 2
2. BERDASARKAN TEMPAT/LOKASI PENGGUNAAN
OBAT
a. Untuk pemakaian dalam (Medicamentum ad usum
internum) atau (oral)
Yaitu pemakaian obat melalui mulut, tenggorokan
sampai ke lambung seperti : serbuk/puyer, pil,
kapsul, tablet, kaplet, larutan/cairan, emulsi dll.
b. Untuk pemakaian luar (Medicamentum ad usum
eksternum)
Yaitu pemakaian obat tidak melalui mulut,
tenggorokan sampai ke lambung seperti : bedak,
salep. Krim, lotio, obat gosok, gargarisma dll.
PENGGOLONGAN OBAT 3

3. BERDASARKAN KEGUNAAN OBAT


a. Profilaktik  pemakaian obat untuk pencegahan
terhadap suatu penyakit
b. Terapeutik  pemakaian obat untuk penyembuhan
suatu penyakit
c. Diagnosis  pemakaian obat untuk diagnosis

4. BERDASARKAN CARA KERJA OBAT


a. Lokal : Obat yang bekerja pada jaringan setempat
b. Sistemik : Obat yang bekerja pada seluruh tubuh
PENGGOLONGAN OBAT 4
5. BERDASARKAN UNDANG – UNDANG
a. Narkotika (Daftar O)
Obat yang dapat menyebabkan ketagihan dan
ketergantungan secara fisik dan mental yang sangat
merugikan terhadap individu, masyarakat apabila
pemakaiannya tanpa pengawasan dokter. Seperti :
Opium/candu; morfin; pethidin; metadon, kodein dll
Yang harus diperhatikan pada resep yang mengandung
narkotika :
 Hanya boleh diberikan dalam resep asli dan ada tanda
tangan dokter
 Resep tidak boleh diulang ( N.I )
PENGGOLONGAN OBAT 5
 Apabila obat belum diambil semua, Copi resep obat
tersebut hanya dapat ditebus di apotik yang
mengeluarkan copi resep tersebut
 Nama pasien/Pro tidak boleh ditulis m.i , u.p atau
untuk dipakai sendiri
 Aturan pakai dan alamat pasien harus jelas
 Bahan narkotik yang terdapat dalam resep harus
digarisbawahi dengan tinta merah
PENGGOLONGAN OBAT 6
b. Obat Psikotropika
Adalah obat yang mempengaruhi proses mental
(psikis) , dapat merangsang atau menenangkan ,
mengubah pikiran/perasaan/kelakuan , contoh :
golongan barbital, golongan
PENGGOLONGAN OBAT 7
b. Obat Keras (Daftar G)
Adalah obat yang termasuk obat berbahaya (Geverlijk) .
Dalam penggunaannya memerlukan pertimbangan dan
pengawasan berdasarkan kondisi penderita, sehingga
harus diserahkan dengan resep dokter. Yang termasuk
obat keras adalah semua obat :
-Memiliki takaran /DM/DL
-Tercantum dalam daftar obat keras pemerintah.
-Semua obat baru, kecuali dinyatakan oleh pemerintah
-Berlogo obat keras
Contoh : golongan antibiotik, golongan hormon, obat
hipertensi, obat jantung, obat suntik dll
PENGGOLONGAN OBAT 8
c. Obat keras daftar W /Obat Bebas Terbatas

• Adalah obat yang diberikan dengan peringatan


( warschuwing ) dan dapat diperoleh tanpa resep
dokter namun diberi peringatan. Selain di apotik
obat ini bisa diperoleh di toko obat, toko kelontong
dll.
• Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975
terdapat 6 tanda peringatan yaitu P. No.1 sampai
P.No.6 berupa kotak hitam atau kotak putih
bertepian hitam berisi tulisan berikut :
PENGGOLONGAN OBAT 9
• P. No. 1. Awas! Obat Keras, Bacalah Aturan
Memakainya
• P No. 2, Awas! Obat Keras, Hanya Untuk Kumur, Jangan
Ditelan
• P.No. 3. Awas! Obat keras. Hanya Untuk Bagian Luar
• Badan
• P.No. 4. Awas! Obat keras. Tidak Boleh Ditelan
• P.No. 5. Awas! Obat keras. Hanya untuk luka bakar
• P.No. 6. Awas! Obat keras. Obat Wasir, Jangan Ditelan
PENGGOLONGAN OBAT 10

d. Obat Bebas
Obat bebas dapat dijual bebas di warung kelontong, toko
obat berizin, supermarket serta apotek. Dalam
pemakaiannya, penderita dapat membeli dalam jumlah
sangat sedikit saat obat diperlukan, jenis zat aktif pada
obat golongan ini relatif aman sehingga pemakainnya
tidak memerlukan pengawasan tenaga medis selama
diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan
obat. Oleh karena itu, sebaiknya golongan obat ini tetap
dibeli bersama kemasannya
PENGGOLONGAN OBAT 11
6. BERDASARKAN SUMBER OBAT :
a. Tumbuh2an : daun sirih, minyak cengkeh, minyak
jarak
b. Hewan : Minyak ikan, lemak bulu domba
c. Mineral/tambang : KI, Sulfur, Fe2 Oksida/Fe3 Oksida
d. Mikroba : antibiotika
e. Sintesis/tiruan : Champora sintesisn
PENGGOLONGAN OBAT 12
7.BERDASARKAN PROSES FISIOLOGI DAN EFEK KIMIA
DALAM TUBUH TERBAGI ATAS :
1. Obat Farmakodinamik
Adalah obat yang bekerja terhadap inang dengan jalan
mempercepat atau memperlambat proses fisiologi
atau fungsi biokimia dalam tubuh
Contoh : diuretik, obat jantung, obat hipertensi dll
PENGGOLONGAN OBAT 13
2. Obat Kemoterapeutik
Adalah obat yang membunuh parasit dan kuman
dalam tubuh inang. Diharapkan obat ini memiliki kegiatan
farmakodinamik yang sekecil-kecilnya terhadap organisme
inang namun memberikan perlawanan sebesar-nya
terhadap parasit
Contoh : Obat kanker, antibiotika, dll

3. Obat Diagnostik
Adalah obat yang membantu mendiagnosis penyakit
Contoh : Barium Sulfat membantu diagnosis pada saluran
lambung dan usus
PENGGOLONGAN OBAT 14
8. BERDASARKAN CARA PENGGUNAAN :
• oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam
saluran cerna, contoh tablet, kapsul, serbuk, dll
• perektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya
digunakan pada pasien yang tidak bisa menelan,
pingsan, atau menghendaki efek cepat dan terhindar
dari pengaruh pH lambung, FFE di hati, maupun enzim-
enzim di dalam tubuh
PENGGOLONGAN OBAT 15
• Sublingual : Sublingual : pemakaian obat dengan
meletakkannya dibawah lidah., masuk ke
pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh
obat hipertensi : tablet hisap, hormon-hormon
• Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke
aliran darah. baik secara intravena, subkutan,
intramuskular, intrakardial.
• langsung ke organ : contoh intrakardial
• Melalui selaput perut : contoh intra peritoneal
PENGGOLONGAN OBAT 16
9. OBAT TRADISIONAL
Kep. Badan POM RI No. HK. 00.05.2411 obat
tradisional dikelompokan menjadi 3 :
a. Jamu
- Obat tradisional berisi seluruh bahan tanaman
yang menjadi penyusun jamu tersebut
- Umumnya satu jenis jamu terdiri dari 5 – 10
macam tanaman obat
- Tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji
klinik cukup dengan bukti empiris
PENGGOLONGAN OBAT 17
- Pembuatannya mengacu kepada resep
peninggalan leluhur
- Harus memenuhi persyaratan keamanan dan
standar mutu
- Logo :
PENGGOLONGAN OBAT 18
b. Obat Herbal terstandar
- Obat tradisional yang disajikan dari hasil
penyarian atau ekstraksi bahan alam, baik
tanaman obat, binatang maupun mineral
- Pembuatan dan peralatannya tidak sederhana
- Dikerjakan oleh tenaga kerja yang terampil dan
didukung dengan pengetahuannya
- Ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa
penelitian pra klinis meliputi standarisasi
kandungan senyawa berkhasiat bahan penyusun,
stndarisasi pembuatan ekstrak yang higienis dan
uji toksisitas akut maupun kronis
PENGGOLONGAN OBAT 19
Logo :

c. Fitofarmaka
- Obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan
obat modern
- Proses pembuatannya telah terstandar
- Ditunjang oleh bukti ilmiah sampai uji klinis pada
manusia
PENGGOLONGAN OBAT 20
- Pembuatannya dilakukan oleh tenaga ahli
- Menggunakan peralatan berteknologi modern
- Memerlukan biaya yang tidak sedikit
- Logo :
BUKU PANDUAN 1
1. FARMAKOPE
• Asal kata “Pharmacon”  obat atau racun dan
“Pole”  membuat dari bahasa Yunani
• Adalah buku resmi yang ditetapkan secara hukum.
Memuat standarisasi obat2an dan persyaratan
identitas, sifat kimia, Fisika, kadar, kemurnian, cara
pemeriksaan atau analisis, sediaan Farmasi dsb.
• Tahun 1962 Departemen Kesehatan R.I
menerbitkan Farmakope Indonesia edisi I jilid 1.
• Farmakope yang telah diterbitkan oleh Departemen
Kesehatan RI adalah :
BUKU PANDUAN 2
a. Farmakope Indonesia Ed I Jilid I, terbit 20 Mei 1962
b. Farmakope Indonesia Ed I Jilid II, terbit 20 Mei
1965
c. Farmakope Indonesia Ed II, terbit 1 April 1972,
berlaku 12 November 1972
d. Farmakope Indonesia Ed III, terbit 9 Oktober 1979,
berlaku 12 November 1979
e. Farmakope Indonesia Ed IV, terbit 5 Desember
1995
f. Farmakope Indonesia Ed V, terbit
BUKU PANDUAN 3
• Tata Nama
- Judul monografi memuat berturut-turut
nama latin, Nama Indonesia, Nama lazim
( bagi yang sudah ada nama lazim)
- Zat organik yang rumus bangunnya
dicantumkan ummnya disertai nama
kimia/nama rasional
- Nama resmi telah disesuaikan dengan nama
generik
BUKU PANDUAN 4
2. EKSTRA FARMAKOPE INDONESIA
• Sebagai pelengkap Farmakope Indonesia
• Merupakan buku persyaratan mutu obat resmi
yang mencakup zat, bahan obat, dan sediaan
Farmasi yang banyak digunakan di Indonesia
• Terbit 1 April 1974 dan diberlakukan 1 Agustus
1974
BUKU PANDUAN 5
3. FORMULARIUM NASIONAL (FORNAS)
• Hasil Revisi Formularium Indonesia
• Memuat komposisi sediaan Farmasi yang lazim di
Apotik
• Terbit 12 November 1978
4. ISO ( Informasi Spesialite Obat )
• Memuat spesialit obat yang beredar
5. MIMS
6. Anief, Moh. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek
BUKU PANDUAN 6
7. Syamsuni H.A, Ilmu Resep, Penerbit Buku
Kedokteran EGC
8. Ancel, Howard C. Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi Ed. 4.
9. Martindale ,
RESEP 1

PENGERTIAN RESEP
1.Menurut SK Menkes RI no.244/Menkes/SK/V/90
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter
gigi, dokter hewan kepada apoteker pengelola apotek
untuk menyediakan dan atau menyerahkan obat bagi
penderita sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
RESEP 2
2. SECARA UMUM
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter,
dokter gigi, dokter hewan yang diberi izin berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada
apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada
pasien.
Resep disebut juga Formula Medicae, terdiri dari :
Formula Officinalis ( Resep Standar )
 resep yang komposisinya telah dibakukan dan
dituangkan ke dalam buku farmakope atau buku
standar lainnya.
RESEP 3
Formula Magistralis (Resep yang ditulis dokter)
 resep yang sudah dimodifikasi atau diformat oleh
dokter, bisa berupa campuran atau tunggal yang
diencerkan dalam pelayanannya harus diracik
terlebih dahulu.
Formula medicinalis
 resep obat jadi, bisa berupa obat paten, merek
dagang maupun generik, dalam pelayanannya tidak
mangalami peracikan
RESEP 4
“Resep “ menurut arti kata berasal dari
bahasa latin yaitu “ recipe “ artinya “
Ambilah “. atau “ Berikanlah “
Selain nama obat yang dimaksud, istilah2
dalam resep menggunakan bahasa latin
 Resep yang ditulis oleh dokter harus lengkap
dan jelas
RESEP 5
RESEP YANG LENGKAP TERDIRI DARI :
1. Inscriptio
Nama dokter, no. SIP, alamat/telepon/HP/kota/ tempat,
tanggal penulisan resep.
2. Invocatio
Permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/ =
resipe” artinya ambilah atau berikanlah
3. Prescriptio/ Ordonatio
Nama obat , jumlah dan bentuk sediaan yang diinginkan.
RESEP 6
4. Signatura
Tanda /aturan pakai, regimen dosis pemberian, rute dan
interval waktu pemberian harus jelas untuk keamanan
penggunaan obat dan keberhasilan terapi
5. Subscriptio
Tanda tangan/ paraf dokter penulis resep
6. Pro (diperuntukkan)
Dicantumkan nama dan umur pasien
Untuk resep yang mengandung obat narkotika harus
dicantumkan alamat pasien
RESEP 7
CONTOH RESEP dr. Lem Ku Lit
Jalan Alengka no. 5 Bandung
Telp : 022.6034891/HP.08199999999 1
Bandung, Tanggal ………….

2 R/Amoxan 500 mg cap No. XII 3


S. 3. d.d. cap I 4
R/ Enervon C No. X
S. I d. d. Capl I p.c

5
Pro : Neng Teti
Umur : 22 tahun
Alamat : Jalan Jongjolong 34 Bdg
RESEP 8
RESEP YANG PEMBUATANNYA HARUS DIDAHULUKAN
Adalah resep yang bertanda :
1. Cito = segera
2. Statim = penting
3. Urgent = mendesak
4. PIM = Periculum in mora = berbahaya bila
ditunda
RESEP 9
• MENURUT FUNGSINYA RESEP TERDIRI DARI
BEBERAPA KOMPONEN YAITU
1. Remedium cardinale
Bahan atau obat yang berkhasiat utama
Contoh : Asam mefenamat, Antalgin, Zinc Oxyd,dll
2. Remedium adjuvantia/ajuvans
Obat atau bahan tambahan yang menunjang bekerjanya
bahan obat utama, seperti :
a. asam klavulanat memperbaiki kerja amoksisilin
dengan menginaktivasi enzym betalaktamase
RESEP 10
b. Corrigens merupakan bahan tambahan dapat
berupa :
a. Corrigens actionnis, yaitu bahan/obat yang
digunakan untuk memperbaiki atau menambah
efek obat utama , seperti Pulvis doveri terdiri dari
Kalium sulfat, ipecacuanhae radix dan pulvis opii
b. Corrigens saporis, bahan yang digunakan untuk
memperbaiki rasa, seperti : Laktosum, caramel,
Sirupus simplek, sirupus aurantiorum, oleum
menthae piperithae, essence, dll
RESEP 11
c. Corrigens odoris, bahan yang digunakan untuk
memperbaiki bau, seperti oleum cinnamomi, oleum
rosarum, oleum menthae piperithae
d. Corrigens coloris, bahan yang digunakan untuk
memperbaiki warna, seperti caramel, karminum,
pewarna makanan dll.
e. Corrigens solubilis, bahan yang digunakan
memperbaiki kelarutan obat utama, seperti Iodium
tidak larut dalam air tetapi apabila ditambahkan KI
menjadi mudah larut
RESEP 12
4. constituen/vehiculum/exipiens
Bahan tambahan yang dipakai sebagai bahan pengisi
dan pemberi bentuk untuk memperbesar volume obat
Contoh : Laktosa, amilum, talk dll
Copie Resep / Salinan resep 1
Istilah lainnya adalah “ apograph “, “Exemplum”,
“afschrift”
Adalah salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat
oleh apotik, terdiri dari :
- Semua keterangan dalam resep asli
- Nama dan alamat apotik
- Nama dan nomor SIK APA
- Tanda tangan/paraf APA
- Tanda det (detur) dan ndet ( non detur)
Copie Resep / Salinan resep 2
Salinan resep hanya diberikan apabila :
 Pasien menginginkannya/memintanya
Pasien baru mengambil sebagian obatnya atau
dokter menuliskan petunjuk did (da in
dimidio) atau da in duplo (d.2.pl)
Dalam resep tercantum iter  pasien harus
mengulang /menebus obat kembali setelah
obat yang pertama habis
Copie Resep / Salinan resep 3
• Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada
dokter penulis resep, penderita yang
bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas
lain yang berwenang menurut peraturan
perundangan
• Salinan resep harus ditandatangani APA, apabila
APA berhalangan dapat dilakukan oleh Apoteker
pendamping atau apoteker pengganti dengan
mencantumkan nama dan status yang
bersangkutan
ETIKET OBAT 1
 Penyerahan obat dengan resep dokter di apotik harus
menggunakan etiket
 Umumnya etiket untuk obat dalam berwarna putih dan
untuk obat luar berwarna biru
 Etiket memuat:
- Nama dan alamat apotik
- Nama dan nomor SIK APA
- Nomor dan tanggal pembuatan obat
- Nama pasien
- Aturan pemakaian
- Tanda lain yang diperlukan seperti obat luar (untuk obat
luar )
ETIKET OBAT 2
Pada penyerahan obat selain menggunakan
etiket, pada sediaan tertentu diperlukan juga
label seperti :
- Tidak Boleh Diulang Tanpa Resep Dokter
untuk resep obat narkotika, psikotropika dan
obat keras
- Kocok dahulu untuk obat cair mengandung
bahan yang tidak larut
Pemerian dan Uji Organoleptik 1
 Pemerian adalah penggambaran/penjelasan tentang
sifat, keadaan atau hal suatu bahan atau zat
 Uji organoleptik adalah cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama .
Tujuan pengujian organoleptik untuk mendapatkan
informasi dari suatu bahan yang telah ditetapkan
berdasarkan bentuk bahan meliputi :
a. Bentuk atau tekstur , seperti
- Padat dapat berupa serbuk  halus /kasar,
- Kristal  amorf, jarum, kubus, bulat, oval
- Cair  encer, kental
Pemerian dan Uji Organoleptik 2
b. Warna ,
Merupakan pengamatan melalui penglihatan ( mata )
 cerah, bening, putih, merah dsb
Warna merupakan sifat bahan yang berasal dari
penyebaran spektrum sinar.
Timbulnya warna dibatasi adanya faktor sumber sinar.
Warna yang diamati merupakan campuran dari warna
dasar merah, kuning dan biru
Pemerian dan Uji Organoleptik 3
c. Bau,
Merupakan pengamatan melalui hidung, caranya
dengan mengibaskan telapak tangan pada permukaan
zat.
Identifikasi bau antara lain bau aromatik ( pelarut
organik ), bau menusuk ( asam2 organik mudah
menguap ), pemijaran karamel (gula, asam tartrat),
pemijaran merkaptan (senyawa golongan sulfa) atau
pemijaran amoniak (ureida, asam amida, barbiturat)
Pemerian dan Uji Organoleptik 4
d. Rasa
Merupakan pengamatan melalui lidah
Pengujian ini merupakan alternatif terakhir, dan
pelaksanaannya harus hati-hati karena semua zat
diasumsikan berupa zat berbahaya dan bersifat
racun.
Caranya dengan mencicipi sesedikit mungkin pada
ujung lidah kemudian langsung dikeluarkan lagi
tidak boleh ditelan langsung kumur2 dengan aqua
des
Meliputi rasa manis, pahit, hambar,asin dll)
ABJAD LATIN
I. ABJAD BAHASA LATIN
A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O,
P, Q, R, S, T, U, V, X, Y, Z.
• Huruf senyawa :
- Sering digunakan  ae, au, oe
- Jarang digunakan  eu, ei, ui
• Huruf terdepan nama2 ditulis dengan huruf
besar, seperti nama negara, nama orang, nama
obat dalam resep (Opium ), dll,
LAFAL LATIN 1
II. LAFAL LATIN
• Huruf “ i “ , dapat dibaca sebagai i atau y
Dibaca sebagai y, apabila :
- Sebagai huruf terdepan dari suatu kata dan
diikuti oleh huruf hidup
Contoh : Iodium dibaca Yodium
Iecur dibaca yekur ( hati )
- Bila diapit oleh 2 huruf hidup lain
Contoh : ieiune dibaca yeyune (lambung
(kosong)
LAFAL LATIN 2
• Huruf “c “
- Dibaca sebagai k, apabila letaknya didepan
huruf hidup a, o, u, au dan huruf mati
Contoh : Cavum dibaca kavum (rongga)
Color dibaca kolor ( warna )
Oculus dibaca okulus ( mata )
Cautus dibaca kautus ( hati2 )
Cribrum dibaca kribrum (ajakan)
LAFAL LATIN 3
- Dibaca sebagai s tajam (berdesis), apabila
didepan huruf e, I, y, eu dan oe
Contoh : cera ( baca sera ) = malam
cito (baca sito) = segera
cyatus (siatus) = gelas anggur
chartaceus (baca chartaseus) =
dari kertas
• Huruf “ ch” dibaca sebagai ch
Contoh : charta ( baca kharta = kertas
china ( baca khina) = kina
• Huruf “ ae” dibaca sebagai ee
LAFAL LATIN 4
Contoh : tabulae (baca tabulee) = tablet2
• Huruf eu dibaca sebagai eeu,
contoh chartaceus ( baca khartaceeus)
• Huruf “oe” dibaca sebagai eu
contoh asa foetida (baca asa feutida)
• Huruf “au” dibaca au
contoh clausus (baca klausus)
• Huruf “ti “dibaca :
- Sebagai “ ti “ bila terletak dibelakang huruf s
atau x
contoh : destillatio (baca destilatsio) = penyulingan
mixtio ( baca mixtio) = campuran
LAFAL LATIN 4
- Sebagai “tsi”
contoh : solutio (baca solutsio) = larutan
potio (baca potsio) = obat minum
• Huruf “u” dibaca sebagai u
contoh : oculus (baca okulus) = mata
acus (baca akus) = jarum
• Huruf “ v “ dibaca sebagai w
contoh : vinum (baca winum) = anggur
• Huruf “qu” dibaca sebagai kw
contoh : aqua ( baca akwa) = air
• Huruf “ su “ dibaca sebagai sw
contoh : suavis ( baca swavis) = lezat
ABJAD LATIN
I. ABJAD BAHASA LATIN
A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O,
P, Q, R, S, T, U, V, X, Y, Z.
• Huruf senyawa :
- Sering digunakan  ae, au, oe
- Jarang digunakan  eu, ei, ui
• Huruf terdepan nama2 ditulis dengan huruf
besar, seperti nama negara, nama orang, nama
obat dalam resep (Opium ), dll,
LAFAL LATIN 1
II. LAFAL LATIN
• Huruf “ i “ , dapat dibaca sebagai i atau y
Dibaca sebagai y, apabila :
- Sebagai huruf terdepan dari suatu kata dan
diikuti oleh huruf hidup
Contoh : Iodium dibaca Yodium
Iecur dibaca yekur ( hati )
- Bila diapit oleh 2 huruf hidup lain
Contoh : ieiune dibaca yeyune (lambung
(kosong)
LAFAL LATIN 2
• Huruf “c “
- Dibaca sebagai k, apabila letaknya didepan
huruf hidup a, o, u, au dan huruf mati
Contoh : Cavum dibaca kavum (rongga)
Color dibaca kolor ( warna )
Oculus dibaca okulus ( mata )
Cautus dibaca kautus ( hati2 )
Cribrum dibaca kribrum (ajakan)
LAFAL LATIN 3
- Dibaca sebagai s tajam (berdesis), apabila
didepan huruf e, I, y, eu dan oe
Contoh : cera ( baca sera ) = malam
cito (baca sito) = segera
cyatus (siatus) = gelas anggur
chartaceus (baca chartaseus) =
dari kertas
• Huruf “ ch” dibaca sebagai ch
Contoh : charta ( baca kharta = kertas )
china ( baca khina) = kina
• Huruf “ ae” dibaca sebagai ee
LAFAL LATIN 4
Contoh : tabulae (baca tabulee) = tablet2
• Huruf eu dibaca sebagai eeu,
contoh chartaceus ( baca khartaceeus)
• Huruf “oe” dibaca sebagai eu
contoh asa foetida (baca asa feutida)
• Huruf “au” dibaca au
contoh clausus (baca klausus)
• Huruf “ti “dibaca :
- Sebagai “ ti “ bila terletak dibelakang huruf s
atau x
contoh : destillatio (baca destilatsio) = penyulingan
mixtio ( baca mixtio) = campuran
LAFAL LATIN 4
- Sebagai “tsi”
contoh : solutio (baca solutsio) = larutan
potio (baca potsio) = obat minum
• Huruf “u” dibaca sebagai u
contoh : oculus (baca okulus) = mata
acus (baca akus) = jarum
• Huruf “ v “ dibaca sebagai w
contoh : vinum (baca winum) = anggur
• Huruf “qu” dibaca sebagai kw
contoh : aqua ( baca akwa) = air
• Huruf “ su “ dibaca sebagai sw
contoh : suavis ( baca swavis) = lezat

You might also like