You are on page 1of 31

TEKNIK DENTAL

RADIOLOGY
Drg. Nur Fadhilah Arifin
Defenisi
• Radiologi merupakan cabang ilmu
kedokteran yang menggunakan energi ion
/ non ion dapat di gunakan sebagai sarana
diagnosis (normal/sakit) dan terapi (radiasi
dan fisioterapi).
• Radiologi menggunakan sinar roentgen /
sinar X untuk menghasilkan suatu
gambaran radiografi.
Indikasi
1. Gigi Impaksi
2. Karies
3. Abses
4. Kista
5. Gingivitis /Periodontitis
6. Tumor
7. Fracture
8. Gigi yang abnormal
9. Susunan Gigi geligi
Kriteria Gambaran Radiologi
1. Seluruh gambaran gigi harus tergambar pada film.
2. Tidak terjadi horizontal overlapping (yang menyebabkan
ketidakjelasan akar lanjutan).
3. Harus terlihat densitas dan kontras yang jelas antara enamel dan
dentin gigi.
4. Tidak ada bekas roller
5. Tidak terdapat fog film.
6. Tidak terdapat kontaminasi, serta percikan unsur kimia.
7. Tidak terjadi elongation maupun foreshortening pada gambaran
gigi.
8. Harus terlihat 3mm tulang periapical yang memungkinkan penilaian
terhadap anatomi yang menyentuh langit-langit.
Teknik Radiografi gigi terdiri dari 2 yaitu
1. Intra Oral Radiography
A Periapical Radiography :
a. Bisecting Angle Technique
b. Paralelling Technique
B.Bitewing Radiography
C.Oclusal Radiography
a. Maxillary Occlusal Radiography
- Standar Maxillary Occlusal Radiography
- Oblique Posterior Occlusal Radiography
- Vertex Occlusal Radiography
b. Mandibular Occlusal Radiography
- Anterior Occlusal mandibula radiography
- True Occlusal Mandibula Radiography
2. Ekstra Oral Radiography
A. Panoramic
B. Cephalometrik
Bisecting Angle Technique
1. Film diletakkan pada bagian lingual atau palatinal dari gigi yang
akan difoto
2. Salah satu ujung film menyentuh bagian incisal dari gigi dan
membentuk sudut dengan long axis gigi
3. X-ray tube/ sinar central tegak lurus dengan garis (khayal) yang
membagi dua sudut yang dibentuk antara long axis gigi dengan film
4. Hasilnya tampak gigi-gigi RA atau RB maksimal 4 gigi untuk gigi
anterior dan 3 gigi untuk gigi posterior
Paralelling Technique
1. Film diletakkan pada bagian palatinal atau
lingual gigi yang akan difoto
2. Film diletakkan sejajar dengan long axis
gigi dengan memakai ‘Film Holder’
3. Sinar sentral diarahkan tegak lurus
terhadap axis gigi dan film
4. Teknik ini menghasilkan gambar yang
lebih baik daripada teknik bisecting angle
Film Holder
Anterior Posterior
Teknik Paralelling
Bitewing Radiography
• Sering disebut “Proximal Radiografi”

Tekniknya:
1. Film diletakkan dengan pegangan khusus dan pasien diatur
sedimikian rupa (posisi dataran oklusal dengan lantai)
2. Film diletakkan pada bagian lingual dan palatinal pada gigi yang akan
difoto
3. Penderita diinstruksikan untuk menggigit ringan pegangan sayap-
sayap film
4. Sinar sentral diarahkan tegak lurus terhadap film
5. Hasilnya akan nampak gigi RA dan RB dalam keadaan hampir oklusi
(mahkota kelihatan seluruhnya dan bagian akar hanya kelihatan
sebagian)
Bitewing Radiography
Standar Maxillary Occlusal Radiography

1. Film diletakkan diantara gigi RA dan RB mulai dari gigi anterior ke gigi
posterior.
2. Pasien diinstruksikan untuk menggigit ringan film.
3. Tube sinar x diletakkan di tengah-tengah hidung dengan arah sinar
sentral membentuk sudut 65 o -70o dengan film
4.Hasilnya terlihat gigi anterior dan palatum durum, untuk gigi posterior yang
nampak hanya mahkotanya.
5. Tekniknya dilakukan demikian untuk menghindari tumpukan gambar dari
tulang frontal. Sedangkan titik masuk sinar pada bagian tengah hidung
berguna untuk melihat gigi posterior dan adanya kelainan pada palatum.
Gigi impaksi dapat dilihat lebih ke bukal atau palatal.
Standar Maxillary Occlusal Radiography
Oblique Posterior Occlusal
Radiography
1. Film diletakkan antara gigi RA dan RB mulai dari gigi anterior ke gigi
posterior
2. Pasien diinstruksikan untuk menggigit ringan film (untuk menahan
film)
3. Tube sinar X diletakkan pada daerah gigi yang akan difoto
4. Arah sinar sentral membentuk sudut 60o terhadap film
5. Hasilnya terlihat gigi posterior (mahkota akar) dan palatum, untuk
gigi anterior yang tampak jelas hanya insisalnya
6. Teknik ini digunakan untuk memperlihatkan struktur dan beberapa
keadaan patologis yang berasal dari daerah maxilla, akar gigi molar
(akar palatinal), akar yang terletak dalam gingival
Oblique Posterior Occlusal Radiography
Vertex Occlusal Radiography
1. Film diletakkan antara gigi RA dan RB
2. Pasien diinstruksikan menggigit film
3. Tube diletakkan pada atap tengkorak pada
bagian depan
4. Arah sinar sentral sejajar dengan sumbu/ as
panjang gigi incisivus anterior
5. Teknik ini digunakan untuk menentukan letak gigi
impaksi pada hubungan buccopalatinal dalam
lengkung gigi.
Vertex Occlusal Radiography
Anterior Occlusal mandibula radiography

1. Film diletakkan antara gigi RAdan RB


2. Tube sinar X diletakkan pada sympisis
menghadap ke atas dimana sinar sentral
membentuk sudut 60o terhadap film
3. Hasilnya terlihat gigi anterior (mahkota-akar)
dan gigi posterior tampak hanya mahkotanya
4. Teknik ini untuk melihat gigi region anterior,
untuk anak kecil yang tidak kooperatif bila
dilakukan periapikal foto atau kasus dimana
lengkung rahang sangat sempit.
Anterior Occlusal mandibula radiography
True Occlusal Mandibula Radiography

1. Kepala pasien diatur dalam keadaan mendongak


dengan posisi “ala tragus line” hampir tegak lurus
dengan lantai.
2. Tube diletakkan di midline dasar mulut dengan arah
sinar menghadap ke mandibula
3. Hasilnya dapat melihat benda asing di dasar mulut dan
batu yang menyumbat saliran keluar saliva, terlihat juga
gigi anterior (mahkota-akar), gigi posterior kelihatan
hanya mahkotanya
True Occlusal Mandibula Radiography
Panoramik
• Merupakan pesawat dental x-ray yang dapat sekaligus membuat
foto dari ke seluruh gigi (RA/RB)
• Alat ini membuat seluruh gambar gigi pasien dengan teknik tabung
bergerak bersama film sewaktu dilakukan expose, tetapi ada pula
hanya filmnya bergerak sedangkan tabungnya tetap di tempat.
Alat ini digerakkan oleh motor penggerak selama expose
berlangsung
• Pesawat panoramic ini biasanya dikombinasikan dengan
cephalometrik
• Film panoramic (15 cm x 30 cm) dikemas dalam suatu kantong
khusus
• Pesawat panoramic berkapasitas antara lain : 8 mA, 12 mA, 15
mA dengan tegangan 40-100 kv dan waktu expose 15-20 detik.
Panoramik
Cephalometri
• Merupakan alat bantu khusus digunakan pada pemeriksaan orthodonti
• Radiografi alat ini dipasang pada dinding kamar periksa dan ada yang sudah
terpasang pada alat secara keseluruhan tidak dipasng di dinding
• Mempunyai alat fiksasi kepala pasien maupun kaset
• Alat ini dirancang sedimikian rupa sehingga hubungan kepala pasien dan kaset
secara tepat dapat diperoleh, berfungsi untuk fiksasi antero-posterior maupun posisi
lateral terhadap kaset
• Kepala pasien difiksasi pada kedua daerah telinga
• Posisi hidung yang menunjukkan posisi kepala pasien yang tepat terhadap kaset
tergantung di belakang kepala pasien
• Demikian pemeriksaan/ pembuatan foto radiografi dapat dilakukan tanpa objek
bergerak padawaktu expose dilakukan
• Alat X-ray yang digunakan untuk pembuatan foto radiografi ini berkapasitas 150 mA
dan 125 kv
Cephalometri
Pemrosesan Film
• Membuat larutan pembangkit (developer) dan
penetap (fixer) sesuai petunjuk teknis
penggunaan dari produk yang digunakan agar
konsentrasi dan kerja larutan yang kita buat
tersebut menjadi benar.
• Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
Larutan Developer dan Fixer:
• Bersihkan wadah terlebih dahulu
• Pisahkan pengaduk fixer dan developer
• Perhatikan suhu larutan
Manual Processing
• Paket film yang terpapar dibuka dan dijepit pada penggantung.
• Film dicelup pada developer dan dicelup beberapa kali dalam
larutan untuk menyingkirkan gelembung udara dan dibiarkan
selama kira-kira 5 menit pada suhu 20 derajat celcius.
• Sisa-sisa developer dibilas dengan air selama lebih kurang 10 detik.
• Film dicelup pada fixer +- 8-10 menit.
• Film dibilas dengan air yang mengalir selama 10-20 menit untuk
menghilangkan sisa-sisa fixer.
• Film dibiarkan kering pada lingkungan yang bebas debu.
Automatic Processing
• Proses ini dijalankan oleh mesin. Ada
beberapa mesin atau processor yang
didesain untuk menjalankan siklus
processing dengan sistem rollers, tidak
membutuhkan ruang gelap, tapi harus
dikontrol dari infeksi, harus diberikan
larutan seperti hypochlorine 1% sebelum
dijalankan
Self developing films

• Self developing films adalah alternatif lain selain


manual processing. Film x-ray dalam bentuk
sachet spesial yang mengandung developer dan
fixer. Setelah pemaparan, label developer
ditarik, larutan developer diperah pada film, dan
dipijat disekitarnya. Setelah sekitar 15 detik,
label (tab) fixer ditarik dan diperah dan film
dibilas hingga bersih dengan air mengalir
selama 10 menit

You might also like