You are on page 1of 40

PREVENTIVE PADA

KARIES GIGI ANAK

TOPIKAL APLIKASI
FLUOR

Dr. drg. Marhamah, M.Kes


PREVENTIVE PADA KARIES
GIGI ANAK
KARIES
• Karies gigi (gigi berlubang) adalah
kerusakan pada struktur jaringan keras
gigi (email, dentin) yang diakibatkan oleh
asam yang dihasilkan oleh bakteri.

• Lubang gigi disebabkan oleh beberapa


tipe dari bakteri penghasil asam  hasil
reaksi fermentasi karbohidrat.

• Asam yang diproduksi tersebut


memengaruhi mineral gigi  terjadi
demineralisasi.
• Gigi mengalami demineralisasi dan
remineralisasi.

• Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5 


proses demineralisasi menjadi lebih cepat
dari remineralisasi  gigi berlubang.
ETIOLOGI
• Agen
• Enviroment
• Host
• Waktu
ETIOLOGI
• Agen:
• Streptokokus mutans, Streptokokus
sanguis, Streptokokus mitis,
Streptokokus salivarius, Lactobacilli.
• S. mutans dikenal sebagai penyebab
utama karies, karena S. mutans
mempunyai sifat asidogenik dan
asidurik (resisten terhadap asam).
ETIOLOGI
• Host
• Faktor morfologi gigi (ukuran dan
bentuk gigi),
• Struktur enamel,
• Faktor kimia dan
• Kristalografis
• Saliva.
ETIOLOGI
• Host
• Pit dan fisur pada gigi posterior sangat
rentan terhadap karies karena sisa-sisa
makanan mudah menumpuk di daerah
tersebut terutama pit dan fisur yang
dalam.
• Permukaan gigi yang kasar juga dapat
menyebabkan plak mudah melekat dan
membantu perkembangan karies gigi.
ETIOLOGI
• Host
• Enamel merupakan jaringan tubuh
dengan susunan kimia kompleks yang
mengandung 97% mineral (kalsium,
fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan
bahan organik 2%.
• Bagian luar enamel mengalami
mineralisasi yang lebih sempurna dan
mengandung banyak fluor, fosfat dan
sedikit karbonat dan air.
ETIOLOGI
• Host
• Kepadatan kristal enamel sangat
menentukan kelarutan enamel.
• Semakin banyak enamel mengandung
mineral maka kristal enamel semakin
padat dan enamel akan semakin
resisten.
ETIOLOGI
• Host
• Gigi susu lebih mudah terserang karies
daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan:
• Enamel gigi susu mengandung lebih
banyak bahan organik dan air
sedangkan jumlah mineralnya lebih
sedikit daripada gigi tetap.
• Secara kristalografis kristal-kristal
gigi susu tidak sepadat gigi tetap.
ETIOLOGI
• Host
• Air liur (saliva) dapat menjadi
penyeimbangan lingkungan asam pada
mulut.
• Terdapat keadaan dimana air liur
mengalami gangguan produksi, seperti
pada sindrom Sjögren, diabetes
mellitus, diabetes insipidus, dan
sarkoidosis
ETIOLOGI
• Enviroment:
• Faktor substrat atau diet, dan bad habit.
• Hasil penelitian:
• Banyak mengonsumsi karbohidrat
terutama sukrosa cenderung
mengalami kerusakan pada gigi,
• Sebaliknya banyak mengandung
lemak dan protein hanya sedikit atau
sama sekali tidak mempunyai karies
gigi.
ETIOLOGI
• Enviroment:
• "Karies botol susu" karies ini sering
muncul pada anak-anak yang tidur
dengan cairan yang manis (misalnya
susu) dengan botolnya.
ETIOLOGI
• Enviroment:
• Penggunaan tembakau juga dapat
mempertinggi risiko karies.
• Tembakau adalah faktor yang signifikan
pada penyakit periodontis, seperti
dapat menyusutkan gusi.
• Gusi yang menyusut, maka permukaan
gigi akan terbuka.
• Sementum pada akar gigi lebih mudah
mengalami demineralisasi.
KLASIFIKASI
• Karies gigi dapat dikelompokkan
berdasarkan:
• Stadium karies,
• Jaringan keras yang terkena.
• Lokasi (G.V. Black)
Klasifikasi
• Stadium Karies
• Karies Superficialis
• Karies hanya mengenai email saja,
sedang dentin belum terkena.
• Karies Media
• Karies sudah mencapai dentin,
tetapi belum melebihi setengah
dentin.
• Karies Profunda
• Karies sudah mengenai lebih dari
setengah dentin dan kadang-kadang
sudah mengenai pulpa.
Klasifikasi
• Jaringan keras yang terkena.
• Simpel Karies
• Kompleks Karies
Klasifikasi
• Lokasi Karies (G.V. Black)
• Klas I
• Klas II
• Klas III
• Klas IV
• Klas V
Lokasi Karies (G.V. Black)
• Klas I
• Karies yang terdapat pada bagian
oklusal ( pits dan fissure ) dari gigi
premolar dan molar ( gigi posterior ).
Dapat juga terdapat pada gigi anterior
di foramen caecum.
• Klas II
• Karies yang terdapat pada bagian
approximal dari gigi molar atau
premolar, yang umumya meluas
sampai kebagian oklusal.
Lokasi Karies (G.V. Black)
• Klas III
• Karies yang tedapat pada bagian
apprioximal dari gigi depan, (tetapi
belum mencapai 1/3 incisal gigi ) .
• Klas IV
• Karies yang terdapat pada bagian
approximal dari gigi depan dan sudah
mencapai margo incisal (telah
mencapai 1/3 incisal gigi)
Lokasi Karies (G.V. Black)
• Klas V
• Karies yang terdapat pada bagian 1/3
leher dari gigi – gigi depan maupun gigi
belakang pada permukaan labial,
lingual, palatal, ataupun bukal dari gigi .
DIAGNOSIS
• Inspeksi atau pengamatan pada semua
permukaan gigi dengan bantuan
pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan
eksplorer.
• Radiografi gigi dapat membantu diagnosis,
terutama pada kasus karies
interproksimal.
• Karies yang besar dapat langsung diamati
dengan mata telanjang.
TOPIKAL APLIKASI
FLUORIDASI
Fluoridasi
Menggunakan senyawa fluorida untuk
mencegah karies gigi pada anak.

Peranan Fluorida dalam mencegah karies


1. Meningkatkan ketahanan gigi terhadap
proses demineralisasi.
2. Meningkatkan proses remineralisasi
3. Mengurangi potensi keriogenik dental
plak.
4. Menghambat metabolisme bakteri.
Ada 2 cara fluoridasi pada anak
1. Secara Topikal
2. Secara Systemik

Secara topikal
1. Aplikasi secara langsung dalam bentuk
liquid, gel, varnish.
2. Pasta gigi.
3. Obat kumur  0,05% NaF 2 x sehari
> efektif dr pasta gigi
Secara Systemik
1. Air Minum
a) Natural
b) Penambahan senyawa fluorida

2. Supplement
a) Tablet
b) Tetes
FLUORIDASI TOPIKAL
1. PASTA GIGI : pasta gigi yang
mengandung senyawa fluorida khusus
untuk anak.

 Stannous F Ca pyrophosphate

Kemampuan anak dalam menggosok gigi


Kemampuan dalam berkumur
Konsentrasi 0,025-0,05% F 2 kali/hr
Gel Fluorida  1 kali/mg, konsentrasi tinggi
FLUORIDASI TOPIKAL
2. Obat kumur
a. Konsentrasinya rendah  0,2% NaF
b. Dilakukan 1 kali sehari
c. Keuntungan murah dan mudah
dilakukan
FLUORIDASI TOPIKAL
3. Aplikasi secara langsung di klinik
a. Bahan yang digunakan : SnF2 8%,
NaF 2%, APF 1,23%
b. Aplikasi dilakukan minimal 2 kali
setahun
c. Tehnik aplikasi:
1. Gigi dibersihkan
2. Dikeringkan
3. Diisolasi perkuadran untuk aplikasi
4. Aplikasi dilakukan sesuai instruksi pabrik.
5. Aplikasi NaF 2% dibiarkan 3-5 mnt
6. SnF 2 dan APF 30 dtk 4 mnt
7. Ditunda mkn-mnm 30 mnt
Kegagalan Aplikasi Topikal:
1. Aplikasi hanya dilakukan 1 kali/tahun
2. Terjadi kontaminasi saliva
3. Kesalahan teknik aplikasi

APLIKASI DILAKUKAN PADA USIA


3,7,11,13 TH

ALASAN ?
USIA LAIN ?
SIFAT BAHAN APLIKASI TOPIKAL
A. Sodium fluorida 2% :
1. Diaplikasi 4 kali/tahun
2. Rasa enak
3. Bahan stabil tidak mudah rusak
4. Tidak menyebabkan pigmentasi
5. Tidak menyebabkan iritasi
SIFAT BAHAN APLIKASI TOPIKAL
B. Stannous fluoride 8%:
1. Diaplikasi 2 kali/tahun
2. Tidak stabil
3. Mudah terjadi pigmentasi
4. Mudah iritasi pada gingiva

C. Acidulated Phosphat Fluoride :


1. Diaplikasi 2 kali/tahun
2. Bersifat asam
3. Stabil dalam kontainer plastik
4. Tidak iritasi
INDIKASI
1. Pasien dengan risiko karies gigi
2. Pasien xerostomia karena pemakaian obat
3. Pasien bebas karies  awal karies?

Perhatikan:
• Tingkat kooperatif pasien
• Kondisi fisik pasien
• Jumlah bahan aplikasi
• Kontaminasi saliva
• Petunjuk aplikasi
FLUORIDA SYSTEMIK
a) Air minum
b) Supplemen:
1. Tablet
2. Tetes

• Pemberian tablet fluor disesuaikan


dengan kandungan flurida dalam air
minum
a. Fluorida dalam air munim < 0,3 ppm
a. 0-6 bln  -
b. 6 bln – 3 thn  0,25 mg/hr
c. 3-6 thn  0,5 mg/hr
d. 6-16 thn  1 mg/hr

b. Flurida dalam air minum 0,3-0,6 ppm


a. 0-6 bln  -
b. 6 bln – 3 thn  -
c. 3-6 thn  0,25 mg/hr
d. 6-16 thn  0,5 mg/hr

c. Fluorida dlm air minum > 0,6 ppm tidak


memerlukan suplemen
Effek Toxic Fluorida
• Mual
• Muntah
• Hypersalivasi

Fluoridasi air minum


• Efek mengurangi karies
• Murah dan mudah
• Tanpa alat khusus
Penggunaan berlebih 
1. Fluorosis
2. Osteosarkoma
3. Fraktur tulang
4. Mengganggu sistem imun.
Thank You!

You might also like