You are on page 1of 20

KUSTA


 Penyakit infeksi yang kronik.
 Etio : M.Leprae  Basil tahan Asam, intraseluler obligat,
gram (+).
 Penularan trjd melalui inhalasi atau kontak langsung
antar kulit dalam waktu yang lama dengan penderita. MI
40 Hari – 40 Tahun (rata” 3,5 tahun)
 Menyerang semua umur. (Frekuensi Tertinggi antara 25 –
35 tahun)
 Saraf perifer sebagai afinitas pertama  Kulit dan
mukosa traktus respiratorius bagian atas  organ lain
kecuali SSP.
Gejala Klinis
Tanda Gejala
 Adanya bercak tipis seperti panu pada  Panas dari derajat yang rendah
badan/tubuh manusia
sampai dengan menggigil.
 Pada bercak putih ini pertamanya hanya
sedikit, tetapi lama-lama semakin melebar  Anoreksia.
dan banyak.  Nausea, kadang-kadang disertai
 Adanya pelebaran syaraf terutama pada vomitus.
syaraf ulnaris, medianus, aulicularis
 Cephalgia.
magnus serta peroneus.
 Kelenjar keringat kurang kerja sehingga  Kadang-kadang disertai iritasi,
kulit menjadi tipis dan mengkilat. Orchitis dan Pleuritis.
 Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma,  Kadang-kadang disertai dengan
nodul) yang tersebar pada kulit
Nephrosia, Nepritis dan
 Rambut rontok
 Muka berbenjol-benjol dan tegang yang hepatospleenomegali.
disebut facies leomina (muka singa)  Neuritis.
N.ulnaris: N.medianus:
• Anestesia pada ujung • Anesthesia pada ujung jari
jari anterior kelingking bagian anterior ibu jari,
dan jari manis telunjuk, dan jari tengah
• Clawing kelingking dan • Tidak mampu aduksi ibu jari
jari manis • Clawing ibu jari, telunjuk, dan
Gejala-gejala jari tengah
• Atrofi hipotenar dan
• Ibu jari kontraktur
kerusakan otot interoseus serta
• Atrofi otot tenar dan kedua
saraf: kedua otot lumbrikalis otot lumbrikalis lateral
medial

N.radialis:
• Anesthesia dorsum N.poplitea lateralis:
manus, serta ujung • Anesthesia tungkai
proksimal jari telunjuk bawah, bagian lateral
• Tangan gantung (wrist dan dorsum pedis
drop) • Kaki gantung (foot
• Tak mampu ekstensi drop)
jari-jari atau • Kelemahan otot
pergelangan tangan peroneus
N.fasialis
Count…
• Cabang temporal dan
zigomatik
menyebabkan
lagoftalmus
• Cabang bukal,
mandibular dan
servikal menyebabkan
N.tibialis posterior:
kehilangan ekspresi
• Anesthesia telapak kaki
wajah dan kegagalan
• Claw toes
mengatupkan bibir
• Paralisis otot intrinsic
kaki dan kolaps arkus
pedis

N.trigeminus.
• Anesthesia kulit wajah,
kornea dan konjungtiva
mata
Diagnosis

Adanya basil tahan asam


Penebalan saraf tepi yang (BTA) di dalam kerokan
Kelainan (lesi) kulit yang disertai dengan gangguan
mati rasa jaringan kulit (slit skin)
fungsi saraf smear)

• Kelainan kulit/lesi • Gangguan fungsi • Sediaan dibuat dari


dapat berbentuk sensoris : mati rasa kerokan jaringan kulit
bercak putih • Gangguan fungsi atau usapan dan kerokan
(hipopigmentasi) atau motoris : kelemahan mukosa hidung yang
kemerahan (eritema) (paresis) atau diwarnai dengan
kelumpuhan (paralisis) pewarnaan terhadap
yang mati rasa
• Gangguan fungsi basil tahan asam, antara
(anestesi) lain dengan ZIEHL-
otonom : kulit kering
dan retak-retak NEELSEN.
Klasifikasi Kusta (WHO)

Tanda Utama PB MB
Bercak Kusta 1- 5 >5
Penebalan saraf disertai gangguan 1 Saraf > 1 Saraf
fungsi saraf
Sedian Apusan BTA (-) BTA (+)
Pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis
kusta adalah:

1. Pemeriksaan Bakterioskopik 2. Pemeriksaan Histopatologik


Gambaran histopatologik tipe
Sediaan dibuat dari kerokan
tuberkuloid adalah tuberkel dan
jaringan kulit atau usapan dan kerusakan saraf yang lebih nyata, tidak
ada basil atau hanya sedikit dan bersifat
kerokan mukosa hidung yang
non solid. Pada tipe lepromatosa
diwarnai dengan pewarnaan terdapat zona sunyi subepidermal
(subepidermal clear zone), yaitu suatu
terhadap basil tahan asam, antara
daerah langsung di bawah epidermis
lain dengan ZIEHL-NEELSEN. yang jaringannya tidak patologik.

 Uji MLPA ( Mycobacterium Leprae Particle


3. Pemeriksaan Aglutination )
Serologik  Uji ELISA ( Enzyme Linked Immuno Sorbent
Assay )
 ML dipstick ( Mycobacterium Leprae dipstick)
Reaksi Kusta

1. Reaksi kusta tipe


1 disebabkan oleh
hipersensitivitas
selular (reaksi
reversal upgrading)

Adanya lesi hipopigmentasi menjadi eritema,


lesi makula menjadi infiltrate, lesi luas.
Count…

Reaksi kusta tipe 2


disebabkan oleh
hipersensitivitas
humoral (ENL/eritema
nodusum leprosum)

Reaksi tipe 2 terjadi reaksi hipersensitivitas tipe III karena adanya reaksi
kompleks antigen-antibodi yang melibatkan komplemen. Terjadi lebih banyak pada
tipe lepromatus juga tampak pada BL.
Count…

Reaksi tipe 2
sering disebut sebagai
Erithema Nodosum
Leprosum (ENL)
dengan gambaran lesi
lebih eritematus,
mengkilap, sedikit
tampak nodul atau
plakat, ukuran macam-
macam, pada
umumnya kecil,
terdistribusi bilateral
dan simetris, terutama
di daerah tungkai
bawah, wajah, lengan
dan paha, serta dapat
pula muncul di hampir
seluruh bagian tubuh
Count…

Fenomena Lucio

Fenomena lucio merupakan reaksi kusta yang sangat berat yang


terjadi pada kusta tipe lepromatosa non nodular difus.
Gambaran klinis berupa plak atau infiltrate difus, berwarna merah
muda, bentuk tidah teratur dan terasa nyeri. Lesi terutama di
ekstermitas, kemudian meluas keseluruh tubuh
Penatalaksanaan Kusta

Diaminodifenil sulfon (DDS)

Dosis DDS yang digunakan


sebagai MDT adalah 50-100
Rifampisin
mg/hari diberikan sebagai dosis
Dosis tunggal 600 mg/hari atau 5-15
tunggal untuk dewasa atau 2
mg/kgBB mampu membunuh kuman kira-
mg/kgBB dosis tunggal untuk
kira 99,9% dalam waktu beberapa hari.
anak-anak.
Pemberian seminggu sekali dengan dosis
tinggi (900-1200 mg) dapat menimbulkan
gejala yang disebut flu like syndrome.
Pemberian dosis 600 mg atau 1200 mg
sebulan sekali ditoleransi dengan baik.
Klofazimin (Lamprene)

Dosis sebagai anti


kusta ialah 50 mg
setiap hari atau 100
mg 3 kali seminggu PENANGGULANGAN PENYAKIT

atau 3x100 mg setiap 1. Penemuan penderita secara dini.


bulan. Pada anak- 2. Pengobatan penderita.
anak dapat diberikan 3. Penyuluhan kesehatan di bidang kusta.
1 mg/kgBB setiap 4. Peningkatan ketrampilan petugas kesehatan
hari. di bidang kusta.
5. Rehabilitasi penderita kusta.
TERAPI

 TERAPI KUSTA PB  TERAPI KUSTA MB
Rifamficin 600 mg/bulan Rifamficin 600 mg/bulan
DDS 100 mg/bulan, DDS 100 mg/bulan
 DDS 100 mg/Hari Lampren/Clofazimin 300
 6 – 9 bulan mg/bulan
DDS 100 mg/hari
Lampren 50 mg/hari




You might also like