You are on page 1of 18

DETERMINAN DAN

IDENTITAS
SURYA KURNIAWAN, ST.,
M.SC
DETERMINAN ADALAH FAKTOR YANG
MENENTUKAN.
Misalkan suatu tabel mempunyai atribut A,B,C dan seterusnya.
Jila atribut A adalah determinan B maka dikatakan A menjadi
penentu B dan sebaliknya atribut B ditentukan oleh A. dengan
kata lain A determinan B jika tiap nilai Amempunyai satu
pasangan nilai B. dalam hal ini mungkin saja nilai B kosong
karena belum diketahui atau akan diperbaharui.
Kerangka tabel MAHASISWA(NIM, NAMA_MHS, FAKULTAS,
JMLH_SKS)
ATRIBUT NO_MHS MERUPAKAN DETERMINAN ATRIBUT
NAMA_MHS
ATRIBUT NO_MHS MERUPAKAN DETERMINAN ATRIBUT
FAKULTAS
Cara yang sederhana untuk mengambarkan adanya
determinan antar atribut adalah dengan dibuat
DIAGRAM DETERMINAN.
Pada contoh tabel MAHASISWA dapat dilukiskan
dengan diagram determinan berikut.
Pada kasus tertentu ada kemungkimna bahwa dua
atribut secara bersamaan menjadi determinan yang
disebut dengan istilah determinan komposit
(composite determinan).
Misalnya atribut NIM/ NO_MHs dan NAMA secara
bersamaan akan menentukan atribut FAKULTAS
kasus lain yang mungkin saja terjadi adalah
bahwa ATRIBUT A merupakan detrminan ATRIBUT
B, DAN ATRIBUT B merupakan determinan
ATRIBUT C. dalam hal ini bahwa ATRIBUT A
merupakan determinan TRANSITIF ATRIBUT C
IDENTITAS (IDENTIFIER)ATAU ELEMEN
KUNCI (KEY ELEMENT)
IDENTITAS DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI CIRI-CIRI ATAU KEADAAN
KHUSUS SESEORANG, TERKAID DENGAN BASIS DATA
IDENTITAS DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI TANDA PENGENAL ATAU
ELEMEN KUNCI (KEY ELEMENT) DARI BARIS.
NILAI ATRIBIUR DAPAT DIJADIKAN IDENTITAS JIKA DALAM TABEL
TIDAK PERNAH TERJADI DUPLIKASI DAN TIDAK MEMPUNYAI
NILAI KOSONG. SEBAGAI CONTOH TABEL MAHASISWA
MAHASISWA (NIM#, NAMA, FAKULTAS, JUMLAH_SKS)
GABUNGAN TABEL-TABEL DALAM BASIS DATA YANG DISUSUN
SESUAI DENGAN KETENTUAN PENYUSUNAN TABEL DAN
ANTARA TABEL SALING BERHUNGUNGAN SERTA TERBEBAS
DARI ADANYA DATA RANGKAP, KONDISI DEMIKIAN DISEBUT
DENGAN TABEL NORMAL PENUH.
1. BENTUK-BENTUK TABEL NORMAL
PROSES NORMALISASI TABEL SECARA UMUM DIBAGI MENJADI
LIMA TAHAPAN, SEHINGGA DIKENAL BENTUK-BENTUK TABEL
NORMAL SESUAI DENGAN TAHAPAN NORMALISASI YANG TELAH
DILAKUKAN, YAITU BENTUK NORMAL PERTAMA, KEDUA,
KETIGA, KEEMPAT DAN KELIMA.
Bentuk normalisasi pertama dicapai bila tiap nilai atribut adalah
tunggal
Bentuk normalisasi kedua dapat dicapai bila atribut yang
dijadikan identitas benar-benar sebagai determinan dari semua
atribut.prosesnya dengan manipulasi data tabel pada kondisi bentuk
normal.
Bentuk normalisasi ketiga adalah bentuk normal yang kedua tanpa
terjadi adanya ketergantungan transitif, namun masih diperlukan
pemilihan identitas tunggal bila terdapat beberapa kandidat untuk
dijadikan identitas.
Bentuk normal keempat adalah tabel bentuk normal ketiga dengan
nilai atribut tidak tergantung pada banyak nilai (multi-valued
determinancies)
Bentuk normal yang kelima berhunungan dengan apa yang diesebut
ketregantungan pada gabungan beberapa atribut .
MODEL HUBUNGAN ANTAR ENTITI
• Konsep
• Logika
• Fisikal (metadata spesifikasi)
• implemetasi
PENDEKATAN PEMODELAN DATA
Penyususnan basis data selalu didahului dengan pekerjaan
pemodelan data.
Pendekatan pemodelan data dapat dilakukan dengan
identifikasi atribut dari realita yang akan disusun dalam basis
data. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kombinasi
dari atribut-atribut yang telah dipilih kedalam bentuk tabel-
tabel normal. Cara ini disebut dengan pendekatan dari
bawah ke atas (bottom-up approach), dimana
penyusunan basis data dimulai dari data dasar yaitu
berupa atribut.
PEMODELAN HUBUNGAN ANTAR ENTITI
Pemodelan hubungan antar entity, pertama kali
dikembangkan oleh Chen (1976). Cara pemodelan data ini
merupakan salah satu dari implementasi pendekatan dari
atas ke bawah yang paling umum digunakan (Howe D.R,
1989), tahapannya :
a. Memilih entity-entity yang akan disusun dalam basis data
dan tentukan hunungan antar entity yang telah dipilih
b. Melengkapi atribut-atribut yang sesuai pada entity dan
hubungan sehingga diperoleh bentuk tabel normal penuh
(tabel-tabel ternormalisasi)
untuk mengambarkan terjadinya hubungan antar entity
digunakan diagram hubungan antar entity yang biasanya
disingkat dengan E-R diagram (Entity Relationship).
ER diagram
Notasi yang digunakan untuk mengambar ER diagram adalah:
1. Segi empat mengambarkan entity
2. Diamon menggambarkan hubungan
3. Elip atau lingkaran menggambarkan atribut.
DERAJAT HUBUNGAN
Derajat hubungan menyatakan jumlah anggota
entitas yang terlibat di dalam hubungan antar
entitas.
Derajat hubungan bisa
1 : 1 ( satu - satu )
1: N ( satu - banyak )
Dan
M : N ( banyak – banyak )
DERAJAT HUBUNGAN
PARTISIPASI HUBUNGAN
Partisipasi hubungan menunjukkan keterlibatan tiap anggota
entity dalam membentuk intitas hubungan, dapat bersifat
Wajib (Obligatory) atau Tidak wajib (non obligatory)
Partisipasi wajib artinya bahwa setiap anggota suatu
entity harus/wajib berhubungan dengan angota entity
lainnya (yang berhubungan), sedangkan partisipasi
tidak wajib dimungkinkan adanya anggota satau entity
yang tidak berhubungan dengan anggota entity
lainnya.
Partisipasi wajib digambarkan dengan garis penuh
Partisipasi tidak wajib digambarkan dengan garis
putus-putus
HUBUNGAN BERJENJANG

You might also like