You are on page 1of 39

LOGO

ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK HIV AIDS
Ns. Atik Pramesti W
APA ITU AIDS

A : Acquired : Didapat
I : Immune : Sistem kekebalan tubuh
D : Deficiency : Kekurangan
S : Syndrome : Kumpulan gejala

KUMPULAN GEJALA AKIBAT KEKURANGAN/


KELEMAHAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH
YANG DIBENTUK SETELAH KITA LAHIR
ETIOLOGI AIDS

HIV HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS

KETIKA SESEORG TERINFEKSI HIV TUBUH AKAN MENYERANG


INFEKSI SISTEM KEKEBALAN TUBUH MEMBUAT
ANTIBODI (MOLEKUL KHUSUS YG MENYERANG HIV) (3 bulan
stlah infeksi)
PEMERIKSAAN TES DARAH MENCARI
ANTIBODI HIV
JIKA ADA ANTIBODI HIV DLM DARAH
TERINFEKSI HIV
ORG YG MEMPUNYAI ANTIBODI THD HIV
DISEBUT “HIV POSITIF”
FAKTOR RESIKO

1 lahir dari ibu dengan pasangan biseksual

2 lahir dari ibu dengan pasangan berganti

3 lahir dari ibu penyalahguna obat intravena

4 mendapat transfusi darah / produk darah berulang

5 infeksi HIV dari kekerasan seksual (seksual ABUSE)

6 remaja dengan hubungan seksual berganti-ganti pasangan


PENULARAN

Antepartum
Intrapartum

Postpartum

Pemberian ASI
Faktor Prediktor

Angka penularan
A hanya 4 % bila ibu
memakai AZT 6
stadium infeksi ibu bulan terakhir
kehamilan, dan
bayi diberikan AZT
B 6 minggu pertama
Viral Load Ibu kehidupan

Pada Ibu AZT dan


C 3 TC selama
Intrapartum Yang Lama waktu persalinan,
pada bayi selama
1 mgg stlh lahir
D 1 tablet Nevirapin
mulai sakit
Penggunaan ARV selama Hamil melahirkan, pd
bayi 2-3 hr stlh
lahir
SIKLUS HIDUP HIV

LI400.pdf
SIKLUS HIDUP HIV

C:\Users\DEONEO\Downloads\Video
\Replikasi Virus HIV-AIDS Didalam
Tubuh Manusia.mp4

www.themegallery.com Company Logo


Diagnosis

VIRUS VIRAL LOAD, PCR.


MASUK KULTUR
Tes mencari
antibodi thd
HIV. Dewasa 2-
RESPON SEROLOGI. RAPID, 3 bulan setelah
ANTIBODI ELISA terinfeksi. Bayi
6 mgg stlh
menyusui,
berumur 18
bulan
KERUSAKAN CD4
SEL
Diagnosis VIRUS MASUK

Mencari potongan genetik HIV yg terbentuk sebelum


VIRAL sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi, ada
LOAD beberapa cara

PCR Memakai suatu enzim u/ menggandakan HIV dlm


Polymerase contoh darah. Kemdn reaksi kimia u/ menandai
Chain virus. Penanda diukur dan dipakai u/ menghitung
Reaction virus (BIAYA MAHAL)

Menanam virus pada media khusus


DiIndonesia (-)
KULTUR
Lama dan mahal
RESPON ANTIBODI

Mulai muncul setelah minggu ke 3 infeksi


HIV akut(dewasa)
Generasi keempat dapat sekaligus
mendeteksi antigen p24
ELISA, Rapid
Indonesia(+)
Relatif terjangkau
TES CD4

Sel CD4 macam sel darah putih atau


limfosit
Bagian penting dr sistem kekebalan tubuh
kita
CD4 = T-4, sel CD4+
Antibodi dari ibu masih dapat terdeteksi
< 18 bulan hingga umur 18 bulan
Gunakan PCR (DNA, RNA)

Antibodi
> 18 bulan
pada bayi < 18 bln

1 2 3
Bayi dengan tes
Dilakukan oleh antibodi HIV +, Ibu tes antibodi
dokter yang sakit berat (+) atau
(misal PCP), sakit/meninggal
berpengalaman
gizi buruk, karena HIV
/terlatih
kandidiasis
. esofagus,
sepsis
PERJALANAN INFEKSI HIV

www.themegallery.com Company Logo


MANIFESTASI KLINIS
 infeksi HIV pada anak bervariasi dari asimtomatis
sampai penyakit berat yang dinamakan AIDS
GEJALA NON SPESIFIK

1 Gangguan tumbuh kembang/ BB↓

2 Anemia

3 Diare kronis / > 14 hari

4 Demam berulang

5 Limfadenopati

6 Batuk Kronis
Perkembangan HIV ANAK

Anak yg terinfeksi pd kehamilan


(antepartum) mengembangkan tanda
dan gejala penyakit pd usia 1-2 th

Melaju ke masa AIDS scr sangat cepat


Kadar CD4 cepat merosot < 100 sebelum
usia 2 th

Gagal tumbuh, ensefalopati, IO


Perkembangan HIV ANAK
 Anak terinfeksi HIV saat melahirkan
(intrapartum) dan menyusui melanjut scr
menengah
 Mengembangkan bukti kerusakan parah pd
sistem kekebalan tbh usia 7-8 th
 Kehilangan CD4 berangsur-angsur

 Limfadenopati, penyakit kambuhan

 Fungsi kekebalan tbH tdk rusak berat


infeksi HIV / adanya infeksi oportunistik

 infeksi kuman, parasit, jamur, atau protozoa


yang lazimnya tidak memberikan penyakit pada
anak normal.

 Penurunan fungsi imun,anak menjadi sakit bila


terpajan pada organisme tersebut, yang biasanya
lebih lama, lebih berat serta sering berulang.

 kandidiasis mulut yang dapat menyebar ke


esofagus, radang paru karena Pneumocystis
carinii, radang paru karena mikobakterium atipik,
atau toksoplasmosis otak.
INFEKSI OPORTUNISTIK

1 Kandidiasis Oral

2 CMV

3 Herpes Simplex

4
MAC (Micobacterium Avium Complex)
5
PCP (Pneumocystis Carinii Penumonia)
6 Toxoplasmosis
4
7 Tuberkulosis (TB)
Infeksi Oportunistik :
 Sistem Respirasi : Pneumonia, TBC,
 Sistem gastrointestinal: kandidiasis oral, diare kronis,
hepatitis ( virus, bakteri )
 Reproduksi: HPV, kandidiasis, Herpes
 Neurologi: Ensepalitis,Meningitis, Dimensia,
Neuropati
 Dermatologi : kandidiasis, Herpes, dermatitis
Fase Lanjut :
Keganasan : sarkoma kaposi, CMV
Sarkoma Kaposii
TATA LAKSANA

Infeksi oportunistik(diare, pneumonia, ensefalitis)

Tatalaksana gizi

Pencegahan PCP

Deteksi TB

Deteksihepatitis B/C, toxoplasma, CMV

TERAPI ARV
KAPAN MEMULAI ARV ANAK

 Sulit mengetahui kapan sebaiknya anak mulai terapi


ARV
 Lebih dini akan mencegah kerusakan pd sistem
kekebalan tubuh
 Penyakit terkait HIV muncul jauh lebih cepat pd
anak yg tidak diobati
 Tanpa pengobatan ± 20% anak meninggal dunia /
mengembangkan AIDS dalam 1 th
 Dokter akan mempertimbangkan : Viral Load, kadar
CD4, gejala yg muncul, anak benar2 siap memakai.
Ditawarka jika Viral Load > 55.000, Cd4 < 350 +
kandidiasis
Penilaian indikasi ARV

Umur Bayi < 2 bln 12-35 bln 36-59 bln ≥ 5 th


%CD4 Obati semua < 20 < 20 < 15
CD4 absolut < 750 < 350 = dewasa
NAMA OBAT ARV

Nama Generik Nama Merek Juga dikenal


Zidovudine Retrovir AZT, ZDV
Didanosine Videx ddl
Zalcitabine Hivid ddC
Stavudine Zerit d4T
Lamivudine Epivir 3TC
Zidovudine/Lamivudine Combivir Menggabung AZT & 3TC
komplikasi

1 Oral Lesi

2 Neurologik

3 Gastrointestinal

4 Respirasi
PENCEGAHAN

1 2 3
Saat hamil. Saat melahirkan. Setelah lahir.
Penggunaan ARV Penggunaan ARV Informasi yang
selama kehamilan (Nevirapine) saat lengkap kepada ibu
agar vital load persalinan dan bayi tentang resiko dan
rendah sehingga baru dilahirkan dan manfaat ASI
jumlah virus yang persalinan dilakukan
ada di dalam darah dg SC terbukti
dan cairan tubuh mengurangi resiko
kurang efektif untuk penularan 80%.
menularkan HIV.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1 2 3
pemajanan terhadap
produk darah,
Pemeriksaan riwayat khususnya anak
Fisik imunisasi dengan hemophilia,
remaja yang
menunjukan prilaku
resiko tinggi
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1 2 5
3 4
Gambaran
Infeksi Penyakit paru Diare tes
khususnya neurologis,
bakteri kronis antibody
pneumonia kehilangan
berulang serum
pneumocystis kemampuan
carinii motorik
yang telah
di capai
sebelumnya
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ketidakefektifan Bersihan jalan nafas i b.d akumulasi secret


sekunder thd hipersekresi sputum karena proses inflamasi

Ketidakfektifan Pola nafas b.d pengembangan ekspnsi paru

Hipertermi b.d pelepasan pyrogen dari hipotalamus intervensi


sekunder terhadap reaksi antigen dan antibody

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d


kekambuhan penyakit, diare, kehilangan nafsu makan,
kandidiasis oral
DIAGNOSA KEPERAWATAN

diare b.d peningkatan motilitas


usus sekunder proses inflamasi system pencernaan.

Nyeri berhubungan dengan proses penyakit

Risiko tinggi kekurangan volume cairan b.d penurunan intervensi


pemasukan dan pengeluaran sekunder karena
kehilangan nafsu makan dan diare

Risiko kerusakan integritas kulit yang b.d dermatitis


seboroik dan herpers zoster sekunder proses
inflamasi system integumen
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d
akumulasi sekret

Intervensi

Auskultasi area paru, catat area penurunan/tidak ada aliran


1
udara dan bunyi napas
Mengkaji ulang tanda-tanda vital (irama dan frekuensi, serta
2
gerakan dinding dada

3 Bantu pasien latihan napas sering.

4 Penghisapan sesuai indikasi

Memberikan obat yang dapat meningkatkan efektifnya jalan


5
nafas (seperti bronchodilator)
Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan penurunan ekspnsi paru

Intervensi

Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi paru. Catat


1
upaya pernafasan, termaksud penggunaan otot bantu

2 Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi seperti ronchi.

3 Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

4 Berikan oksigen tambahan.


Hipertermi b. d pelepasan pyrogen dari
hipotalamus sekunder terhadap reaksi
antigen dan antibody

Intervensi

1 pertahankan suhu ruangan antara 22o dan 24 oC

2 Beri antipiretik sesuai petunjuk

Pantau suhu tubuh anak setiap 1-2 jam, bila terjadi


3
peningkatan secara tiba-tiba

4 Beri antimikroba/antibiotik jira disarankan

Berikan kompres dengan suhu 37 oC pada anak untuk


5
menurunkan demam
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d kekambuhan penyakit, diare,
kehilangan nafsu makan, kandidiasis oral

Intervensi

1 Berikan makanan dan kudapan tinggi kalori dan tinggi protein

2 Beri makanan yang disukai anak

3 Perkaya makanan dengan suplemen nutrisi

4 Berikan makanan ketika anak sedang mau makan dengan baik

5 Pantau berat badan dan pertumbuhan

Berikan obat antijamur sesuai instruksi


6
LOGO

You might also like