You are on page 1of 19

DEFENISI

 Preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan


darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein
dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan),
yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir
minggu pertama setelah persalinan.
 Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul
pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari
hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau
hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya
muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau
lebih.
 Sedangkan eklamsia adalah serangan kejang-kejang
yang timbul secara tiba-tiba
ETIOLOGI
Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui
secara pasti, namun ada beberapa teori yang dapat
menjelaskan tentang penyebab preeklampsia, yaitu :

 Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan


ganda,hidramnion, dan mola hidatidosa.
 Kekhasan pada kehamilan
 Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan.
 Penyulit beberapa kondisi medis seperti penyakit ginjal,
hipertensi, diabetes.
 Disfungsi plasenta
 Pola makan yang buruk
KLASIFIKASI
Preeklampsia Ringan :

Tekanan darah 140/90 mmHg atau


lebih
Edema umum, kaki, jari tangan, dan
muka atau kenaikan BB 1 kg / > per
minggu
Proteinuria
Preeklampsia Berat

 Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.


 Proteinuria
 Oliguria
 Adanya gangguan serebral
 gangguan visus
 Terdapat edema paru dan sianosis.
Gejala Eklamsi
1. Stadium invasi (awal atau aurora)
 Mata terpaku, tanpa melihat
 Kelopak mata dan tangan bergetar
 Kepala dipalingkan ke kanan atau kiri
 Berlangsung sekitar 30 detik
2. Stadium kejang tonik
 Otot badan jadi kaku
 Wajah kaku
 Tangan menggenggam dan kaki membengkok ke
dalam
 Pernapasan berhenti
 Muka kelihatan sianosis
 Lidah dapat tergigit
 Berlangsung sekitar 20-30 detik
Lanjutan...
3. Stadium kejang klonik
 Otot berkontraksi secara berulang-ulang
 Mulut terbuka dan menutup
 Keluar ludah berbusa
 Lidah dapat tergigit
 Mata melotot
 Muka tampak sianosis
 Berlangsung 1-2 menit kejang klonik berhenti
dan penderita tidak sadar, menarik nafas seperti
mendengkur
4. Stadium Koma
 Berlangsung selama beberapa menit sampai
berjam-jam
DIAGNOSIS
1). Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang
berlebihan, edema, hipertensi, dan timbul
proteinuria.
 Gejala subjektif : sakit kepala di daerah frontal,
nyeri epigastrium, g3 visus, penglihatan kabur,
skotoma, diplopia, mual dan muntah.
2). Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, refleks
meningkat dan proteinuria pada pemeriksaan
laboratorium.
KOMPLIKASI
 Eklampsia
 Solusio plasenta
 Kelainan pembekuan darah
 Ablasio retina
 Gagal jantung hingga syok dan kematian.
 Pada Janin
 Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
 Prematur
 Asfiksia neonatorum
 Kematian dalam uterus
 Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinataL
PENATALAKSANAAN
A. Pencegahan
- Pemeriksaan antenatal yang teratur dan mengenali
tanda-tanda preeklamsi sedini mungkin.
- Waspada atas kemungkinan terjadinya preeklamsi jika
ada faktor2 predisposisi
- Berikan penerangan tentang manfaat istrahat tidur,
ketenangan, dieet rendah garam, lemak serta
karbohidrat dan tinggi protein
B. Penanganan
1. preeklamsi ringan
 pengobatan bersifat simtomatis
diet rendah garam
berikan obat-obatan seperti valium tablet, dan fenobarbital
2. Preeklamsi berat
Untuk kehamilan < 37 minggu
 Jika janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas
paru-paru dapat diberikan suntikan sulfas magnesikus
kemudian setiap 4 jam diberikan injeksi tambahan IM
selama 24 jam – mencapai kriteria preeklalamsi ringan
 Pengawasan secara ketat , monitor keadaan janin
 Jika tidak ada perbaikan dapat dilakukan terminasi
kehamilan (induksi partus)
Lanjutan ……..
Untuk kehamilan > 37 minggu
 Istirahat mutlak
 Berikan diet rendah garam
 Berikan suntikan sulfas magnesikus seperti
penanganan pada preklamsi berat dengan
kehamilan < 37 minggu.
 Berikan obat antihipertensi : injeksi katapres 1
ampl, dilanjutkan tablet 3 kali ½ atau 2 kali ½
 Diuretika tidak diberikan kecuali bila terdapat
edema
 Lakukan induksi partus
 Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vakum
atau forceps
 Bila ada indikasi obstetrik dilakukan seksio sesaria
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Data yang dikaji pada ibu dengan preeklampsia adalah :
1. Data subyektif :
- Umur
- Riwayat kesehatan ibu sekarang :
- Riwayat kesehatan ibu sebelumnya :
- Riwayat kehamilan :
- Pola nutrisi :
- Psiko sosial spiritual :

2. Data Obyektif :
- Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
- Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
- Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
- Perkusi : untuk mengetahui refleks patella
- Pemeriksaan penunjang ;
• Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan
interval 6 jam
• Laboratorium : protein urin
• Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
• Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
• USG ; untuk mengetahui keadaan janin
Diagnosa
Masalah Keperawatan
a. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu
berhubungan dengan penurunan fungsi organ (
vasospasme dan peningkatan tekanan darah )
b. Resiko tinggi terjadinya fetal distress pada janin
berhubungan dengan perubahan pada plasenta
c. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan
dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan
lahir
d. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan
dengan koping yang tidak efektif terhadap proses
persalinan
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa keperawatan I :
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan
tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria Hasil :- Kesadaran : compos mentis, GCS : 15
( 4-5-6 )Tanda-tanda vital :Tekanan Darah : 100-
120/70-80 mmHg Suhu : 36-37 C, Nadi : 60-80
x/mnt RR : 16-20 x/mnt
Intervensi :
1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam
2. Catat tingkat kesadaran pasien
3. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia
4. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan
atau adanya kontraksi uterus
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
anti hipertensi
Diagnosa keperawatan II :
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak
terjadi fetal distress pada janin
Intervensi :
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri
perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun
)
4. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG
 Diagnosa keperawatan III :
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu
mengerti penyebab nyeri dan dapat mengantisipasi
rasa nyerinya
Kriteria Hasil :Ibu mengerti penyebab nyerinya, mampu
beradaptasi terhadap nyerinya, intensitas nyeri
berkurang
 Intervensi :
1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
2. Jelaskan penyebab nyerinya
3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam
bila HIS timbul
4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian
yang nyeri
 Diagnosa keperawatan IV :
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan
kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :Ibu tampak tenang, Ibu kooperatif
terhadap tindakan perawatan, Ibu dapat menerima
kondisi yang dialami sekarang
Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan ibu
3. Jelaskan mekanisme proses persalinan
2. gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang
efektif
3. Beri support system pada ibu

You might also like