L, SpKJ KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 420/MENKES/SK/III/2010
TENTANG PEDOMAN LAYANAN TERAPI
DAN REHABILITASI KOMPREHENSIF PADA GANGGUAN PENGGUNAAN NAPZA BERBASIS RUMAH SAKIT 1. TIDAK ADA satu bentuk terapi yang SESUAI UNTUK SEMUA 2. Kebutuha terapi harus SIAP DAN TERSEDIA ketika diperlukan 3. Terapi yang efektif mengakomodasi KEBUTUHAN YANG BERAGAM,tidak hanya untuk masalah NAPZA saja. 4. Rencana terapi dan layanan lain harus DIKAJI SECARA KONTINYU dan DIMODIFIKASI BILA DIPERLUKAN untuk memenuhi kebutuhan perubahan pada pasien. 5. Berada dalam program terapi untuk PERIODE WAKTU YANG ADEKUAT merupakan hal yang sangat penting untuk perubahan perilaku yang signifikan. 6. Konseling(individu dan/atau kelompok) dan terapi perilaku lainnya merupakan hal yang SANGAT PENTING. 7. Medikasi adalah elemen penting untuk banyak klien, khususnya bilamana dikombinasi dengan terapi perilaku. 8. Orang dengan komorbiditas gangguan mental harus ditangani dengan yang yang TERINTEGRASI. 9. Detoksifikasi hanya merupakan LANGKAH AWAL dari pengobatan ganguan penggunaan NAPZA dan detoksifikasi hanya memberi sedikitperubahan terkait PENGGUNAAN NAPZA JANGKA PANJANG 10. Pengobatan yang efektif tidak harus secara sukarela 11. Kemungkinan menggunakan NAPZA selama pengobatan harus dimonitor secara kontinyu. 12. Program pengobatan harus menyediakan kajian untuk HIV/AIDS dan infeksi lain serta konseling untuk membantu pasien merubah perilakunya baik untuk HIV/AIDS dan risiko dari infeksi lainnya 13. Kepulihan dari gangguan penggunaan NAPZA dapat menjadi proses yang panjang dan seringkali memerlukan beberapa kali episode pengobatan. 1. Therapeutic Community – TC Model Gangguan secara menyeluruh norma perilaku secara nyata dan ketat,reward dan sangsi kemampuan mengontrol diri dan sosial Terapi individual dan kelompok, diberi tanggung jawab dan privileges Rawat inap dengan periode perawatan dari 12 – 18 bulan diikuti aftercare jangka pendek 2. Model Medik Berbasis biologik dan genetik atau fisiologis sebagai penyebab farmakoterapi 3. Model Minnesota Tujuan utama : abstinesi NAPZA 3-6 minggu rawat inap lanjut aftercare Rawat inap : terapi kelompok,terapi keluarga, pendidikan adiksi, pemulihan dan program 12 langkah 4. Model Eklektik Holistik program rehabilitasi Pendekatan spiritual dan kognitif melalui 12 langkah sebagai pelengkap program TC 5. Model Multi Disiplin Komprehensif reintegrasi dan kolaborasi keluarga 6. Model Tradisional Kondisi setempat,praktis,keyakinan Jangka pendek, aftercare singkat/tidak ada Terdiri : medikasi,alternatif,ritual,dan keyakinan dimiliki lokal (pesantren) 7. Faith Based Model Seperti model tradisional, tanpa farmakoterapi Alasan penggunaan berbeda Jenis zat yang digunakan berbeda Jumlah zat yang digunakan berbeda Frekuensi penggunaan berbeda Tujuan penggunaan berbeda Usia pertama kali menggunakan berbeda Lama penggunaan berbeda Jangka Panjang a) Total Abstinensi b) Kepribadian menjadi lebih kuat c) Perubahan gaya hidup Jangka Pendek a) Mengurangi pemakaian b) Meningkatkan kemampuan untuk menjalankan fungsi c) Meminimalkan komplikasi medis dan sosial Pasien dituntun untuk memiliki kemajuan secara berurutan dari satu layanan ke layanan lain seperti dari : detoksifikasi Rehabilitasi fase primary tahap aftercare follow up (lanjutan) Tahapan dirancang berdasarkan perkembangan yang diharapkan dari pasien melalui proses pengobatan. Setelah proses intake/awal tahapan orientasi tahapan awal tahapan menengah tahapan akhir tahapan re-entry. Kemajuan diperlihatkan dalam berbagai tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada pasien dalam berbagai periode selama dalam program pengobatan. 1. Pra Pengobatan 1-3 minggu 2. Perawatan Primer (Primary Care) 3-12 bulan 3. Perawatan Sekunder (Secondary Care) Aftercare setelah 12-18 bulan 1. Identifikasi dan Intervensi Krisis Motivasi Pasien untuk pengobatan 2. Penerimaan dalam program Informasi pasien,keluarga,riwayat NAPZA 3. Orientasi Persiapan psikologis untuk pengobatan 4. Detoksifikasi Penatalaksanaan gejala putus NAPZA 5. Pengobatan Komorbiditas, medis, dan psikiatri Stabilisasi 1. Program terapi untuk pasien dan keluarga 2. Pendidikan 3. Rekreasi 4. Spiritual 5. Perawatan kesehatan baik fisik maupun mental 6. Kesadaran diri 7. evaluasi 1. Lanjutan konseling untuk pasien dan keluarga 2. Rekreasi 3. Pendidikan 4. Spiritual 5. Perawatan kesehatan 6. Dukungan sebaya 7. Rehabilitasi vokasional 8. Pencegahan kekambuhan kemampuan menghadapi masalah 9. Aftercare 10. Pertemuan kelompok dukungan 12 langkah menguatkan kestabilan Pemberian dibedakan pada kondisi : Intoksikasi / overdosis Kondisi putus obat Kondisi dual diagnosis baik fisik maupun psikiatris Kondisi rumatan / pemeliharaan Terapi farmakologisyang efektif harus ditunjang dengan terapi non farmakologis Dual diagnosis : Istilah klinis untuk penyebutan diagnosis ganda atau multiple pada pasien ketergantungan NAPZA dan terdapat bersama- sama dengan gangguan prikiatri jiwa secara independen Edukasi guna pemahaman manfaat penggunaan obat gangguan jiwa A. Rawat Darurat Untuk keadaan intoksikasi B. Rawat Jalan Model Tradisional Model komprehensif : farmakoterapi, konseling, psikoterapi individual, terapi kelompok,terapi keluarga, evaluasi psikologis, evaluasi sosial C. Layanan Rumatan D. Rawat Inap Detoksifikasi,rehabilitasi,rawat komplikasi fisik dan psikiatrik Merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan secara cepat Atasi vital sign (TD,pernafasan,denyut nadi,temperatur) Berikan antidotum Naloxon HCL (Narcan,Nokoba) dengan dosis 0,01 mg/kgBB secara IV,IM,SC Kemungkinan perlu perawatan ICU Observasi 24 jam stabilitas TTV Simptomatik tergantung kondisi klinis penggunaan oral dengan merangsang muntah Antipsikotik : Haloperidol 2-5mg atau Chlorpromazine 1mg/kgBB setiap 4-6 jam bila timbul gejala psikotik Antihipertensi bila TD > 140/100 mmHg Kontrol suhu cegah suhu meningkat Aritmia cordis cardiac monitorin, propanolol 2- 3x40mg Gejala ansietas : diazepam 3x5mg Kondisi Hipoglikemi :50 mg Dextrose 50% Kondisi Koma : Posisi “face down” cegah aspirasi Observasi ketat vital sign setiap 15 menit Injeksi Thiamine 100mg iv untuk profilaksis terjadinya Wernicke Encephalopathy, lalu 50 ml Dextrose 50% IV (berurutan) Problem Perilaku (gaduh gelisah) Buat suasana tenang dan bila perlu tawarkan makanan Beri dosis rendah sedatif : Lorazepam 1-2mg atau Haloperidol 5mg oral, bila gaduh gelisah secara im Langkah 1 :Mengurangi efek sedatif hipnotik : Pemberian Flumazenil (antagonis Benzodiazepin) 0,2mg IV,setelah 30 detik diikuti dengan dosis tunggal 0,3mg Serum level yang tinggi secara ekstrim dialisis Tindakan suportif Alkalisasi urin (pH 8) percepat ekskresi, furosemide 20- 40mg Langkah 2: Mengurangi absorbsi dengan merangsang muntah dan activated charcoal cegah aspirasi Langkah 3 : Cegah Komplikasi TTV, depresi nafas,aspirasi,edema paru Bila aspirasi antibiotik Usaha bunuh diri pengawasan khusus Umumnya tidak perlu farmakoterapi supportif ‘talking down’ Bila ansietas berat : Lorazepam 1-2mg oral Alprazolam 0,5 – 1mg oral Chlordizepoxide 10-50mg oral Bila gejala psikotik menonjol berikan haloperidol 1-2mg oral atau IM ulangi setiap 20-30menit LAYANAN RUMATAN Merupakan terapi jangka panjang > 6 bulan Bertujuan untuk mengubah gaya hidup dan perilaku klien lebih produktif Umumnya berupa terapi pengganti Jenis obat yang digunakan dapat berupa: Antagonis (naltrekson) Agonis Parsial (buprenorfin) Agonis (metadon, LAAM, oral morfin) Mengurangi resiko dan infeksi penularan HIV Menggiring penyalahgunaan dari ‘pasar gelap’ menjadi penggunaan narkoba legal Mengurangi resiko overdosis Menggiring penyalahgunaan narkoba suntik untuk memakai narkoba bukan suntikan Mengurangi pemakaian narkoba yang berbahaya Menurunkan tindak kriminal yang biasa dilakukan penyalahgunaan narkoba Menjalin hubungan dengan pemakai narkoba Menyediakan bimbingan, rujukan, dan perawatan Menstabilkan kehidupan penyalahguna • Merupakan antagonis opioida dengan waktu kerja panjang (kira-kira 24 jam) • Pemberian naltrekson disarankan sekurang- kurangnya selama satu tahun • Dosis diberikan 1x50-150mg/hari (24-72 jam) dengan waktu pemberian yang sama • Hasil tes urin opioid sebelum menggunakan harus negatif • Tidak dapat diberikan kepada klien dengan gangguan fungsi hati • Merupakan agonis parsial • Dapat mencegah dan menghilangkan gejala putus zat • Mengurangi “sugesti” dan rasa sakit • Bisa digunakan sebagai short term, long term treatment maupun transisi dari metadon ke naltrekson • Sediaan tablet 2 mg dan 8 mg • Efek samping : sulit BAB, pusing, mulut kering, mual • Diberikan setelah 6-8 jam setelah pemakaian opioid terakhir • Metadone merupakan agonis opioid sintetik yang mempunyai efek jangka panjang • Harus datang ke fasilitas kesehatan sekali sehari • Dapat terjadi overdosis, ketergantungan metadon, kemungkinan peredaran ilegal metadon • Zat aktif: metadon hidroklorida • Zat inaktif: magnesium stearat dan selulosa • Tersedia dalam bentuk : tablet (diskettes) • Dosis dimulai dengan 20-30 mg (rendah) sampai diperoleh toleransi, dosis rata-rata 60-80 mg atau beberapa kasus dengan dosis tinggi 100mg atau lebih • Seleksi untuk treatment ini cukup ketat pilihan setelah terapi lain gagal • Interaksi dengan obat-obat tertentu dapat menurunkan atau meningkatkan kadar metadon dalam tubuh • Lama program diharapkan berjalan dalam 2 tahun tergantung kebutuhan pasien • Metadon tidak mengontrol keinginan “high” dari klien tetapi dengan dosis yang adekuat melindungi pasien dari kebutuhan fisik opioid ilegal • Manfaat terapi pada klien: – Menghilangkan gejala putus obat – Membuat pasien merasa nyaman dan lepas dari sugesti/craving – Mem “blok” efek dari opioid illegal Opioidida sintetik agonis Cara kerja mirip dengan metadon Lama kerja lebih panjang 72 jam Pemberian hanya 2 kali/minggu (3 hari sekali) Efek samping lebih berat dibanding metadon Tidak banyak digunakan karena efek sampingnya DETOKSIFIKASI • Beberapa jenis terapi yang dapat diberikan: – Cold Turkey’s Abrupt Withdrawal – Subtitusi non opioda Clonidine dengan dosis 17 mcg/kg BB/hari dibagi 3-4 dosis selama 10 hari tappering off : awasi TD bila < 100/70 mmHg segera hentikan – Subtitusi dengan golongan opioida Codein, Oral morfin, Buphrenorphine, Metadon – Ultra Rapid Opioid Detoxification (UROD) detoksifikasi cepat dalam keadaan tidak sadar dg nalokson injeksi, di ICU, dilanjutkan pengobatan oral naltrekson 50 mg/hari 6 bln- 2 tahun • Observasi 24 jam menilai kondisi fisik dan psikiatrik • Rawat inap diperlukan gejala psikotik berat, gejala depresi berat atau kecenderungan bunuh diri, komplikasi fisik lain • Terapi – Antipsikotik (Haloperidol 3x1,5-5 mg, Risperidon 2x1,5-3mg) – Antiansietas (Aprazolam 2x0,25-0,5mg, Diazepam 3x5-10mg, Clobazam 2x10mg) – Antidepresi SSRI atau Trisiklik/Tetrasiklik • Koreksi cairan berdasarkan pemeriksaan elektrolit • Agitasi dan kegelisahan diatasi dengan: benzodiazepin dan barbiturat • Injeksi Neurobion 5000mcg im dan diteruskan dengan pemberian Vit B1 3x50 mg • Riwayat kejang Diazepam 5-10 mg IV atau Lorazepam 1-2 mg IV pelan-pelan, ditambah Tiamine 100 mg + MgSO4 4 mg • Awasi gejala-gejala Delirium Tremens • Abrupt Withdrawal : tidak dianjurkan menghentikan secara mendadak • Penurunan bertahap (Gradual Withdrawal) dengan pemberian sedatif golongan Benzodiazepin atau Barbiturat • Dilakukan “tes dose” untuk menentukan dosis intoksikasi teruskan beberapa hari sampai tenang turunkan 10% setiap hari sampai dosis nol REHABILITASI Perawatan 1-3 bulan Pendekata medik dan psikososial Indikasi: pasien yang memiliki kegiatan rutin (bekerja, sekolah) Program: evaluasi penggunaan NAPZA, medis, psikologis, sosial dan kegiatan agama Pengobatan dapat dilanjutkan dengan rawat jalan atau rehabilitasi jangka panjang Indikasi : masalah penggunaan NAPZA dalam waktu lama dan berulang kali kambuh atau sulit untuk berada dalam kondisi abstinens Menggunakan modalitas Therapeutic Community (TC) dengan pendekatan perubahan perilaku • Konseling • Psikoterapi (Cognitif Behavior Therapy, Motivational Interviewing) • Terapi keluarga • Terapi perilaku • Terapi kelompok • Self Help Group • After Care Program • Terapi yang paling sering digunakan • CBT terhadap pasien ketergantungan NAPZA pasca detoksifikasi dilakukan 12-20 sesi seminggu sekali • Terapi kelompok atau perorangan • Jangka pendek, teruji klinis, terstruktur, fleksibel, dapat dikombinasi dengan program lain • Berorientasi pada sasaran Suatu klinik yang digunakan untuk membantu adiksi nikotin (perokok) menghentikan kebiasaannya Replacement therapy Nicotin patches Nicotin gum 1. Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap adiksi kita, sehingga hidup kita menjadi tidak terkendali 2. Kita menjadi yakin bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari kita sendiri yang dapat mengembalikan kita kepada kewarasan 3. Kita membuat keputusan untuk menyerahkan kemauan dan arah kehidupan kita kepada kasih Tuhan sebagaimana kita memahami-Nya 4. Kita membuat inventaris moral kita sendiri secara penuh, menyeluruh dan tanpa rasa gentar 5. Kita mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri dan kepada seorang manusia lainnya, setepat mungkin sifat dari kesalahan-kesalahan kita 6. Kita siap sepenuhnya agar Tuhan menyingkirkan semua kecacatan karakter kita 7. Kita dengan rendah hati memohon kepadaNya untuk menyingkirkan semua kekurangan-kekurangan kita 8. Kita membuat daftar orang-orang yang telah kita sakiti dan menyiapkan diri untuk meminta maaf kepada mereka semua 9. Kita menebus kesalahan kita secara langsung kepada orang-orang tersebut bilamana memungkinkan, kecuali bila melakukannya akan justru melukai mereka atau orang lain 10. Kita secara terus menerus melakukan inventarisasi pribadi kita dan bilamana kita bersalah, segera mengakui kesalahan kita 11. Kita melakukan pencarian melalui doa dan meditasi untuk memperbaiki kontak sadar kita dengan Tuhan sebagaimana kita memahamiNya, berdoa hanya untuk mengetahui kehendakNya atas diri kita dan kekuatan untuk melaksanakannya 12. Setelah mengalami pencerahan spiritual sebagai hasil dari langkah-langkah ini, kita mencoba menyampaikan pesan ini kepada pecandu dan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam segala hal yang kita lakukan Terima Kasih