You are on page 1of 27

PENDAHULUAN

1. Hidrologi
 Ilmu yang mempelajari tentang air yang ada di bumi
 Jumlah air yang ada di bumi : 1.400x106km3
atau 1.400x1015m3
97%air asin/air laut
3% air tawar
 Pembagian air tawar ….3%
 75% dikutub utara, salju, es dan gletser
 24% air tanah
 0,3% didanau
 0,065% sebagai butir air/lengas tanah
 0,035% ada di atmosfir berupa awan, kabut,
embun, dll
 0,03% berupa air hujan
2. Daur/siklus hirologi
 Gerakan air laut ke udara, kemudian jatuh ke
permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk
presipitasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut lagi.
 Tidak sesederhana itu!!!!!!!
1. Daur tersebut merupakan daur pendek
2. Tidak ada keseragaman waktu yang diperlukan oleh
suatu daur.
3. Intensitas dan frekuensi daur tergantung pada
geografi dan iklim.
4. Berbagai bagian dari daur tadi sangat kompleks….
3. Proses Dalam Daur Hidrologi
 Air laut menguap karena adanya radiasi matahari dan
awan yang terjadi oleh uap air, bergerak diatas daratan
karena desakan angin.
 Presipitasi
 Evaporasi
 Infiltrasi
 Surface Runoff & subsurface runoff
BAB II
1. BENTUK-BENTUK PRESIPITASI
a. Hujan
b. Embun, hasil kondensasi di permukaan
tanah/tumbuh2an dan kondensasi dlm tanah
c. Kondensasi, kondensasi diatas lapisan es terjadi jika
ada massa udara panas bergerak diatas lapisan es
tersebut
d. Kabut, pada saat ada kabut pertikel2 air diendapkan
diatas permukaan tanah dan tumbuh2an.
e. Salju dan Es
Hujan
5 unsur penting adalah :
1. intensitas, I adalah laju hujan = tinggi air persatuan
waktu mis; mm/menit, mm/jam, mm/hari
2. Durasi, t adalah lamanya curah hujan dalam menit
atau jam
3. Tinggi hujan, d adalah jumlah atau banyaknya hujan
yang dinyatakan dalam ketebalan air diatas
permukaan datar, mm
4. Frekuensi, frekuensi kejadian, waktu ulang(return
period) mis sekali dalam T tahun
5. Luas adalah luas geografis curah hujan.
Intensitas hujan,
d
i
t
Causes of Precipitation
Pengukuran Hujan
 Kantor Kecamatan, dengan menempatkan penakar hujan di
halaman kantornya, dimana setiap pagi air hujan ditakar dan dicatat
dalam buku hujan dan dikirim kepada instansi yang
memerlukannya.
 Lapangan terbang, Pabrik Gula, Perkebunan, dll. Bersama data
meteorologi lainnya, curah hujan yang ditakar dipakai untuk
keperluan sendiri. Biasanya bekerja sama dengan LMG Jakarta.
 Kantor Cabang LMG (Lembaga Meteorologi dan Geofisika),
biasanya alat penakar hujan ditempatkan dihalaman kantor dan
cabangnya tersebar di seluruh Indonesia . Pada lembaga ini ada dua
seksi yang dapat dihubungi untuk mendapatkan data intensitas
hujan yaitu :
 Seksi pengolahan data, yang menerima gulungan kurva hujan
dan catatan curah hujan harian dari berbagai daerah di
Indonesia. Data tersebut dipilah , diolah hingga siap dipakai
untuk berbagai kebutuhan.
 Seksi Perpustakaan/Penerbitan, yang menyediakan data yang
telah diolah dalam bentuk buku.
Hujan Frontal/konvergen
 Hujan ini biasanya diiklim tropis. Terjadi karena
adanay pertemun udara panas dengan udara sejuk,
Karenaudara panas biasanya mengandung uap air,
sehingga pergesekannya dengan udara sejuk biasanya
terjadi pengembunan. Padaketinggian tertentu embun
akan jatuh sebagai hujan.Biasanya hujan sanagat lebat
disertai Guntur dan angina kencang.
Hujan Orografis
 Biasanya terjadi dikawasan pegunungan. Terjadi
karena adanya penguapan didaerah lautan, Sehingga
udara lautan menghangat karena mengandung banyak
uap air. Udara tersebut kemudian bergerak ke atas
pegunungan , dan mengalami pendinginan dan
mengembun menjadi awan, yang kemudian jatuh
menjadi hujan.
Hujan Konveksi/Zenith
 Hujan yangbiasanya terjadi di kawasan 23,5 LU atau
LS.Terjadi akibatadanya pemanasan udara diatas
daratan akibat proses konduksi. Akibat pemanasan
tersebut udara mengembang sehingga mengapung
naik ke atas. Udara hangat yang naik ke atas bersuhu
tinggi dari udara kain yangada disekitarnya. Pada
ketinggian tertentu, suhakan berkurang sehingga teru
udarjadi pengembunan. Hujan ini biasanya sebentar,
kadang sinar matahari masih terlihat.
Penakar Hujan :
1. Manual
2. Otomatis (ARR/Automatic Rainfall Recorder)
 ARR dengan weighing bucket
 ARR dengan tipping bucket
 ARR dengan float
 Standard Rain Gages (SRG)
Analisis hujan :
1. Hujan Kawasan (DTA)
Metode :
a. Rata-rata Aljabar
P1+P2+P3+…+Pn ∑ Pi
n i=1
dimana :
P1,P2,…..,Pn = curah hujan yang tercatat di pos
penakar hujan 1,2,…,n
n = banyaknya pos penakar hujan
2. Metode polygon Thiessen

P1 A1  P2 A2  ......Pn An P A
i 1
i i
P 
A1  A2  ......  An n

A
i 1
i
3. Metode Isohyet
 P1  P2   P2  P3   Pn 1  Pn 
A1    A2    ......  An  
 2   2   2 
P
A1  A2  ......  An 1

  P 1  P2 
  A 2 


P
A
cara memilih Metode
Faktor Kondisi Metode
pertimbangan
jumlah pos penakar hujan cukup Meode isohyet, Thiessen
atau Rata-rata
1. Jaring-jaring pos Aljabar
penakar hujan Jumlah pos penakar hujan terbatas Metode Rata-rata aljabar
atau Thiessen
Pos penakar hujan tunggal Metode hujan titik
DAS besar (>5000 km2) Metode Isohyet
Luas DAS DAS sedang (500 s/d 5000 km2) Metode Thiessen
DAS kecil (<500 km2) Metode Rata-rata Aljabar

Pegunungan Metode Rata-rata Aljabar


Topografi DAS Dataran Metode Thiessen
Berbukit dan tidak beraturan Metode Isohyet

You might also like