You are on page 1of 15

NAMA KELOMPOK

 Asmaul Husna 151.0005


 Dedy Permana Putra 151.0008
 Fernanda Wike Widyaswara 151.0018
 Kurrotul Aini 151.0026
 Lila Watiningrum 151.0027
 Mahalia Ocha Danna 151.0028
 Rizky Novitasari Suherman 151.0048
 Vamila Meydiawati 151.0054
DEFINISI PATIEN SAFETY
Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia yang
harus terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan
terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat
berkarya dengan optimal dalam hidupnya
Karakteristik
 Pervasiveness (insidensi)
Artinya klien membutuhkan keamanan pada seluruh
aktivitasnya seperti makan, bernafas, istirahat, kerja atau bermain
(kebutuhan dasar manusia).

 Perception (persepsi)
Persepsi seseorang tentang keamanan dan bahaya
mempengaruhi aplikasi keamanan dalam aktifitas sehari-harinya.

 Management (pengaturan)

Ketika individu mengenali bahaya pada lingkungan klien


akan melakukan tindakan pencegahan agar bahaya tidak terjadi
dan itulah praktek keamanan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keamanan
 Kemampuan berkomunikasi
 Keadaan Emosi
 Mobilitas dan Status Kesehatan
 Usia
 Prubahan Persepsi-Sensorik
 Gangguan Kesadaran
 Pengetahuan Tentang Keamanan
 Gaya Hidup
 Lingkungan
 Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat mematuhi standar pelayanan
Peran Perawat Dalam Memberikan
dan SOP yang telah ditetapkan
Keamanan
 Menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarganya

 Peka, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian tidak

diharapkan (KTD)

 Serta mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang

diberikan kepada pasien dan keluarga

 Menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan keperawatan

 Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan yang

diberikan

 Menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian

pelayanan kesehatan
SAFE SURGERY
Safety surgery dapat diartikan dengan upaya memastikan
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi di
kamar operasi

Menurut NHS (National Patient to Safer Surgery (2010), 5


(lima) langkah menuju pembedahan yang lebih aman
dimulai dari briefing, sign in, time out, sign out dan
debriefing (National Patient Safety Agency, 2010)
Briefing
Penjelasan cara bekerja dengan baik
dalam meningkatkan jalannya Operasi dengan
menyisihkan waktu lima menit sebelum dimulainya
pengisian checklist tersebut, para tim inti mengadakan
Diskusi untuk membahas persyaratan dari
daftar/checklist tersebut, termasuk masalah
keamanan, peralatan dan staf.
Sign in

Pemeriksaan terlebih dahulu


sebelum dilakukan tindakan induksi
anastesi dengan cara koordinasi antara tim,
dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan surgical
Safety checklist WHO dan dilakukan secara verbal
dengan memeriksa item-item,
Time out

Sebelum dilakukan sayatan pertama pada


kulit dengan suara lantang
Mengkonfirmasikan kembali tentang
pembedahan yang akan dilakukan dan itu
dilakukan pada pasien yang benar dan daerah
pembedahan.
Sign out
 tim bedah akan meninjau operasi yang telah
dilakukan. Dilakukan pengecekan kelengkapan spons,
penghitungan instrumen, pemberian label pada spesimen,
kerusakan alat atau masalah lain yang perlu ditangani.

 Langkah akhir yang dilakukan tim bedah adalah rencana


kunci dan memusatkan perhatian pada manajemen post
operasi serta pemulihan sebelum memindahkan pasien
dari kamar operasi
Fungsi Surgical Checklist WHO
Fungsi yang paling umum adalah menyediakan informasi
yang detail mengenai kasus yang sedang dikerjakan,
konfirmasi detail, penyuaraan fokus diskusi dan
pembentukan tim. Selain itu diskusi checklist juga
memberikan kesempatan bagi pendidikan dan
pembuat keputusan. Anggota tim operasi ditekankan
pentingnya informasi dan kerjasama tim sebagai fungsi paling
penting dari checklist (WHO, 2012).

You might also like