You are on page 1of 21

PROGRAMMING BEST PRACTICE

NAMA: EKO PURNOMO


NPM : 06.2016.1.06669
KENAPA HARUS MENGIKUTI PRAKTEK STANDAR ?
BAYANGAN SKENARIO DIBAWAH INI

 Kalian memiliki tim developer beranggotakan lima orang


 Tiap developer menggunakan standar mereka sendiri dalam mengembangkan source
code
APA YANG AKAN TERJADI ?
 Source code akan membingungkan karena standar coding yang berbeda dari tiap
anggota tim
 Produk yang dikembangkan akan lebih sulit untuk di rawat (maintenance)

 Jika terdapat bug akan lebih sulit dilacak, karena source code yang sulit dibaca

 Produk juga akan lebih sulit dikembangkan karena alasan yang sama
READABILITY
(KETERBACAAN)
APA ITU READABILITY ?

 Readability adalah salah satu aspek teknik coding untuk membuat source code yang
mudah dibaca dan pahami
 Source code yang mudah dipahami sangat penting agar dapat dibaca oleh orang lain
atau anggota tim developer yang lain
PENEKUKKAN YANG KONSISTEN
 Salah satu standar dalam readability adalah indentation atau penekukan
 Tidak peduli seberapa banyak spasi atau tab yang digunakan dalam
penekukan, gunakanlah secara konsisten
 Tekuklah kode agar lebih mudah dalam menyampaikan maksud dan struktur
logika kode. Tanpa penekukkan kode jadi semakin sulit untuk dipahami
SKEMA PENAMAAN YANG KONSISTEN
 Ada dua pilihan skema nama yang bisa digunakan :
 camelCase : Setiap huruf pada setiap kata dikapitalisasi, kecuali kata yang pertama
Contoh : kalkulasiTotal, validasiAlamatEmail
 Underscores : Underscore diantara kata-kata
Contoh : tampilkan_matriks, v_jumlah_total
 Beberapa pengembang lebih suka menggunakan underscores untuk fungsi
procedural dan nama class, kemudian menggunakan camelCase untuk nama
method class
 Nama lebih baik menjelaskan “apa” dari pada “bagaimana”
TIPS DAN GAYA
TIPS DAN GAYA
 Gunakan spasi dari pada tab, karena jarak tab memiliki jarak yang berbeda di
setiap IDE nya
 Gunakan spasi 3-4 untuk setiap tekukkannya secara konsisten

 Tetapkan panjang maksimum per baris untuk menghindari scroll ke kanan


dan ke kiri
 Gunakan spasi setelah tanda koma, dan juga sebelum dan sesudah simbol
operator untuk mempermudah pembacaan
 Hindari memberikan lebih dari satu pernyataan tiap barisnya
GAYA PENAMAAN ELEMEN
 Dalam pembuatan source code pilihlah dan selalu gunakan satu gaya dalam
penulisan beberapa gaya element dalam kode, berikut ini adalah dua gaya
yang paling sering digunakan :
KOMENTAR

 Berikan komentar pada kode untuk membantu orang lain apa yang dilakukan dalam
kode tersebut

 Hindari komentar yang sudah jelas dan tidak dibutuhkan


NAMA VARIABEL
 Tambahkan perhitungan komputasi (Avg, Sum, Min, Max, Index) pada akhir
nama variabel yang membutuhkan
 Nama variabel boolean harus memiliki kata “is” di dalamnya

contoh : isValidEmail dan isPrimeNumber


 Usahakan memberi nama variabel semestinya dan tidak menyingkatnya
walaupun hanya digunakan sekali
 Gunakan nama variabel satu huruf seperti I, j, dan k untuk index loop dan
index array saja
NAMA VARIABEL (LANJUTAN)
 Untuk nama variabel, terkadang sangat berguna untuk memberikan notasi
yang memberitahukan cakupan variabel tersebut, seperti :
 g_ untuk variabel global
 l_ untuk variabel local
 p_ untuk parameter input
 o_ untuk parameter output

 Konstanta ditulis menggunakan UPPERCASE dengan underscore di antara


katanya, contoh : JUMLAH_HARI_PER_MINGGU
PENGELOMPOKAN

 Kelompokan kode sesuai


dengan tugasnya masing-
masing

 Memberikan komentar pada


setiap bagian kode juga
menekankan perbedaan
fungsi dan tugas
PEMELIHARAAN DAN
ATURAN DRY
ATURAN DRY
 Dalam aturan DRY (Don’t Repeat Yourself) kita diharuskan tidak menulis
kode secara berulang-ulang, karena itu akan membuat source code semakin
sulit dibaca dan di rawat
 Setiap bagian pengetahuan harus memiliki satu perwakilan yang jelas di
dalam sistem
 Ada dua pendekatan yang bisa dilakukan untuk mencapai aturan DRY :
 Pendekatan modular
 Pendekatan pemrograman berorientasi objek
 Pendekatan MVC (Model View Controller)
VARIABEL
 Usahakan cakupan variabel sekecil mungkin untuk mencegah kebingungan
dan mempermudah perawatan

 Gunakan variabel dan routine untuk satu tujuan saja

 Gunakan konstanta dari pada angka dan karakter secara langsung, contoh :
DEEP NESTING
 Hindari Deep Nesting, karena terlalu banyak level nesting bisa mempersulit
pembacaan kode, contoh :
ALUR PROGRAM
 Jangan mengira-ngira format output. Fungsi harus
mengembalikan nilai pada tipe originalnya, dan pemanggil harus
menentukan apa yang akan dilakukan

 Usahakan meletakan pernyataan return pada akhir sebuah fungsi

 Seperti pernyataan RETURN gunakan pernyataan BREAK,


CONTINUE, GOTO, EXIT seminimal mungkin, karena ini adalah
pernyataan yang mengubah alur program dari satu titik ke titik
lainnya dan akan membuat pembacaan program menjadi semakin
sulit
PESAN ERROR
 Membangkitkan atau gagal “secara anggun”. Program yang bagus harus
memiliki pesan error (dan usaha untuk melanjutkan program secara optimal)

 Sediakan pesan error user-friendly sekaligus pesan logging yang


programmer-friendly dengan informasi yang cukup untuk membantu tim
dalam mencari penyebab error

You might also like