PRAKATA • Tubuh mungilnya ringkih dan perutnya membuncit. Kulitnya menghitam dan matanya kekuningan. Ciri fisik yang tidak biasa pada bayi usia di bawah lima tahun. Senyum kecilnya menyiratkan kesakitan yang tidak bisa diungkapkan. Bibir kecilnya seolah berkata 'Aku ingin sembuh'. Bilqis Anindya Passa, bayi usia 17 bulan ini mengidap penyakit Atresia Bilier.
• Setelah berjuang setahun lebih agar bisa pulih dari
penyakit gangguan hati Atresia Bilier, Tuhan punya kehendak lain. Pada tgl 10-4-2010 pukul 15.00 WIB, Bilqis meninggal dunia di RS Karyadi, Semarang. DEFINISI • Atresia Bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal.
• Fungsi dari sistem empedu adalah membuang limbah
metabolik dari hati dan mengangkut garam empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak di dalam usus halus. Pada atresia bilier terjadi penyumbatan aliran empedu dari hati ke kandung empedu. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, yang jika tidak diobati bisa berakibat fatal. PENYEBAB • Atresia bilier terjadi karena adanya perkembangan abnormal dari saluran empedu di dalam maupun diluar hati. Tetapi penyebab terjadinya gangguan perkembangan saluran empedu ini tidak diketahui. Atresia bilier ditemukan pada 1 dari 15.000 kelahiran.
• Atresia bilier lebih sering dialami oleh bayi
perempuan dengan gizi baik. Status gizi baik ini pula yang sering membuat keterlambatan diagnosa. DIAGNOSIS • Anamnesa , selain mendapatkan tanda klasik seperti riwayat kuning, feses akholik, urin berwarna gelap, perlu diperhatikan pula untuk mencari kemungkinan etiologi dengan menanyakan riwayat infeksi ibu pada saat hamil/melahirkan, berat badan lahir rendah dan resiko hepatitis virus (transfusi darah, operasi) , serta paparan terhadap obat-obatan / toksin.
• Pemeriksaan fisik, pertumbuhan bayi dinilai dengan mengukur berat
badan dan lingkar kepala , sedangkan ikterus dicari pada kulit dan sklera. Jika pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan hepatosplenomegali ataupun asites maka keadaan ini akan memperburuk prognosa .
• Pemeriksaan penunjang rutin, darah tepi lengkap, gambaran darah
tepi, urin rutin, tinja 3 porsi dan biokimia darah. Secara kasar dapat dibedakan gambaran laboratorium kolestasis ekstrahepatis dan kolestasis intrahepatis GEJALA • Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah lahir, yaitu berupa: - air kemih bayi berwarna gelap - tinja berwarna pucat - kulit berwarna kuning - berat badan tidak bertambah atau penambahan berat badan berlangsung lambat - hati membesar. GEJALA • Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan, akan timbul gejala berikut: - gangguan pertumbuhan - gatal-gatal - rewel - tekanan darah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang mengangkut darah dari lambung, usus dan limpa ke hati). DIAGNOSA • Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan perut, hati teraba membesar. Pemeriksaan yang biasa dilakukan: • Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan kadar bilirubin) • USG perut • Rontgen perut (tampak hati membesar) • Kolangiogram • Biopsi hati • Laparotomi (biasanya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan). PENGOBATAN • Prosedur yang terbaik adalah mengganti saluran empedu yang mengalirkan empedu ke usus. Tetapi prosedur ini hanya mungkin dilakukan pada 5-10% penderita.
• Untuk melompati atresia bilier dan langsung
menghubungkan hati dengan usus halus, dilakukan pembedahan yang disebut prosedur Kasai. Pembedahan akan berhasil jika dilakukan sebelum bayi berusia 8 minggu.
• Biasanya pembedahan ini hanya merupakan
pengobatan sementara dan pada akhirnya perlu dilakukan pencangkokan hati.