You are on page 1of 39

SUBDIT BINA KUALITAS HIDUP ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA

DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK


KEMENTERIAN KESEHATAN
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS

• Peserta mampu menerap • Menjelaskan pengertian,


PKPR di wilayah kerja. tujuan, ciri khas, strategi
pelaksanaan dan
pengembangan , langkah-
langkah pembentukan
dan pelaksanaan PKPR,
alur dan langkah
pelaksanaan PKPR, jenis
kegiatan
• Melaksanakan monitoring
dan evaluasi PKPR
 ….. jadi, usia r e m a j a :
 Populasi besar
 Masa EMAS dan masa kritis kedua setelah melewati masa bayi
 Investasi SDM

 Memasuki masa pubertas; tidak merasa ada masalah


 Senang “curhat” dengan teman sebaya
 Masalah kompleks  utama: masalah perilaku berisiko 
dampak luas:
 Penurunan Angka Kematian Ibu ?
 Penurunan Angka kematian Bayi ?
Landasan Hukum :

UU Kesehatan No 36 tahun 2009


Terkait Kesehatan Anak

Bagian kedelapan : KESEHATAN SEKOLAH


Pasal 79 :
Ayat (1)
Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
Peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar,
Tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber
Daya manusia yang berkualitas.
Ayat (2)
Kesehatan sekolah sebagaimana dimaksid pada ayat (1) diselenggarakan melalui
Sekolah formal dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain.
Ayat (3)
Ketentuan mengenai kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
UNDANG-UNDANG NOMOR 36
TENTANG KESEHATAN
Pasal 136:
 upaya pemeliharaan kesehatan remaja harus ditujukan
untuk mempersiapkan menjadi orang dewasa yang sehat
dan produktif baik sosial maupun ekonomi.
 upaya pemeliharaan kesehatan remaja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) termasuk untuk reproduksi remaja
dilakukan agar terbebas dari berbagai gangguan kesehatan
yang dapat mengambat kemampuan menjalani kehidupan
reproduksi secara sehat.
 upaya pemeliharaan kesehatan remaja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat.
Pasal 137:
 Pemerintah berkewajiban menjamin agar remaja
dapat memperoleh edukasi, informasi, dan layanan
mengenai kesehatan remaja agar mampu hidup
sehat dan bertanggung jawab.
 Ketentuan mengenai kewajiban Pemerintah dalam
menjamin agar remaja memperoleh edukasi,
informasi dan layanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
pertimbangan moral nilai agama dan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan
 UU No 10 tahun 1992 tentang Kependudukan
 UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
 UU No 5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No 22 tahun
1997 tentang Narkotika
 UU No 20 tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi ILO no 138
mengenai usia minimum untuk diperbolehkan bekerja
 UU No 1 tentang Pengesahan Konvensi ILO no 182
• UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
• UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• UU No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga
• UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
• PP No 25 tahun 2000, tentang Kewenganan Pemerintah
Provinsi sebagai Daerah Otonom
• Keppres No 36 tahun 1994, tentang Komisi Penanggulangan
AIDS (KPA)
• SKB 4 menteri tahun 2003
• Kepmenkes RI No 1457/MENKES/SK/IX/2003, tentang
SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota
• Inpres No 9 tahun 2000, tentang Pengarus Utamaan
Gender
TUJUAN PROGRAM KESEHATAN
REMAJA

To promote
PROMOSI ToPENCEGAHAN
prevent and
PENANGANAN
respond to &
PERKEMBANGAN
healthy development healthMASALAH
problems
YANG SEHAT
KESEHATAN

Keseimbangan dalam pengembangan intervensi


LATAR BELAKANG

 proporsi remaja 1/5 dari jumlah penduduk


 UU No 23 tahun 2002, anak :0-18 tahun
 Batasan WHO, remaja (dianut Departemen
Kesehatan) : 10-19 tahun,
 Masa penuh paradoks, secara biologis dapat
menjadi ayah atau ibu tapi belum dewasa
PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA MENURUT UMUR DAN JENIS
KELAMIN TAHUN 2009
( X 1000)

75+ 2134 1655


70-74 1946,1
1679,1
65-69 2438,6 2291,6
60-64 3141,3 3179,3
55-59 4167,1 4471,1
50-54TH 5607,9 5894,9

45-49TH 7009 7070

40-44TH 8126,3 8081,3


PEREMPUAN
35-39TH 9252 8840
LAKI-LAKI
30-34TH 10102,4 9463,4

25-29TH 10481 10337

20-24TH 10378 10667,2

15-19TH 41,9 juta 10656,3 11000,3


Estimasi populasi
10-14TH Jiwa (18%) 9955,8 10285 anak : 82.840.600
jiwa (35,8%)
4-9TH 9937,2 10296,2
0-4TH 10154,9 10554,9

15000 10000 5000 5000 10000 15000


Estimasi jumlah total penduduk Indonesia
Sumber : Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 - 2025 tahun 2009 : 231.294.200 jiwa 11
Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja
….. adalah: pelayanan kesehatan remaja yang
Adoplescent Friendly di puskesmas

Tujuan khusus :
1. Meningkatkan penyediaan
pelay kesrem berkualitas.
Tujuan Umum :
2. Meningkatkan pemanfaatan
Optimalisasi pelayanan puskesmas oleh remaja.
kesehatan remaja di
3. Meningkatkan pengetahuan
puskesmas dan keterampilan remaja.
4. Meningkatkan peran serta
remaja dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pelayanan
Karakteristik:

Kebijakan
Prosedur pelayanan
Petugas khusus PEDULI REMAJA
Petugas pendukung
Fasilitas kesehatan

Partisipasi remaja
Peran serta masyarakat
Berbasis masyarakat
Pelayanan yang sesuai dan komprehensif
Pelayanan efektif
Pelayanan efisien
Pengembangan puskesmas, menjadi “ramah”
remaja sesuai dengan
Kebutuhan kelompok remaja:

JENIS PELAYANAN:
• Pemberian Informasi berupa penyuluhan, grup
diskusi, seminar
• Tindak lanjut hasil penjaringan melalui Program UKS
• pelayanan medis, laboratorium, dan melakukan
rujukan.
• Konseling secara khusus masalah kesehatan remaja,
antara lain tentang kesehatan reproduksi, IMS/ISR, HIV
& AIDS, gizi, dan
tumbuh kembang remaja

 Pelaksana pelayanan:
• Tenaga kesehatan yang terampil dalam konseling
masalah kesehatan
 Remaja dan pemberdayaan remaja sebagai “konselor
sebaya”
 Kegiatan PKPR:

 Analisis masalah  Mendapat data dasar remaja 


perencanaan PKPR

 Komprehensif  Konseling
 Pelayanan di dalam dan di luar gedung
 Rujukan internal dan eksternal
 Peer Counselor/ Konselor remaja sebaya, “agent of chance”,
 Meningkatkan kesadaran kelompok sebaya
 Menemukan kasus dini, pencegahan dini
 Merujuk
KONSEP Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)

•Pesantren Remaja/
Sekolah •Gereja dsb konselor remaja sebaya

Hotline

Keluarga Pelayanan Kesehatan Primer : Puskesmas Datang Sendiri

Teman Org Sosial

Pelayanan Kesehatan Sekunder :


Puskesmas plus, RSU, Klinik Remaja

Rehabilitasi
Pelayanan Kesehatan Tersier :
Rumah Sakit dengan fasilitas lengkap
STRATEGI
PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN
PKPR DI PUSKESMAS
1. Jejaring Kemitraan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
2. Pemenuhan sarana dan prasarana
 bertahap, sesuai kemampuan Pemda

3. Penyertaan remaja secara aktif


Peer Counselor agen promotif

4. Penentuan Biaya serendah mungkin

5. Dilaksanakan kegiatan minimal


KIE, pelayanan klinis medis, Konseling, dan
Rujukan
6. Ketetapan penentuan prioritas sasaran
 berdasarkan hasil kajian sederhana

7. Ketetapan pengembangan jenis kegiatan


sesuaikan  masalah, kebutuhan dan kemampuan
Puskesmas

8. Monitoring dan evaluasi internal  menjaga mutu


PKPR
- dilakukan secara periodik
- instrumen Supervisi Fasilitatif PKPR di Puskesmas
KRITERIA PKPR DI PUSKESMAS

Sangat Tergantung pada


Situasi, kondisi dan Kemampuan
Puskesmas setempat
Hasil Monitoring :
-Pelaksanaan PKPR bervariasi tp
belum sesuai harapan pencapaian

- MENGURANGI KESENJANGAN
- MENINGKATKAN KINERJA
INSTITUSI
STANDAR

PEMANFAATAN
PELAYANAN OLEH
REMAJA MENINGKAT
LANGKAH–LANGKAH PEMBENTUKAN
PKPR
1. Identifikasi dan kajian sederhana
 Gambaran remaja di wilayah
 Identifikasi sudut pandang remaja
 Jenis upaya kesehatan remaja yang ada
 Identifikasi kebutuhan sarana/prasarana
2. Advokasi kebijakan publik
 Dukungan Pemda dalam bentuk anggaran
 Penggalian potensi masy. untuk pendanaan
 Pembebasan retribusi/pelayanan gratis
 Pembentukan jaringan khusus utk perkuat rujukan
sosial, medis dan pranata hukum
3. Persiapan pelaksanaan PKPR di puskesmas
a) Sosialisasi internal
b) Penunjukan petugas`peduli remaja
c) Pembentukan Tim (dr, bidan, perawat,
UKS)
d) Pelatihan formal petugas PKPR
e) Penentuan jenis kegiatan & pelayanan
f) Pemenuhan sarana & prasarana
g) Penentuan prosedur pelayanan
4. Sosialisasi Eksternal
• Melalui berbagai forum
• Ditempat remaja : sekolah, komunitas
remaja
5. Pelaksanaan PKPR
• Segera dilaksanakan walau sarana
minim
• Penyempurnaan bertahap &
berkesinambungan
KlienPelayanan
data ng (kiriman , sendiri)
M elaluikonseling
loket umum,
Klienkhusus , langsung
D i register di ruang konseling

Anamnesa
o Identitas
o Apa yang sudah diketahui
o tentang KRR
o Perubahan fisik dan psikis
o Masalah yang mungkin timbul dan cara
menghadapinya
o tentang perilaku hidup sehat pada remaja
o Pemeliharaan kesehatan (gizi, personal
higiene)
o Hal -hal yang perlu dihindati (napza, seks
bebas)
o Pergaulan sehat antara laki dan
perempuan
o Tentang persiapan keluarga
o Kehamilan, KB, IMS, HIV/AIDS
o Masalah yang dihadapi antara lain :
o Fisik, psikis
o Kekerasan
o Pergaulan antara laki dan perempuan

Pemeriksaan Fisik
o Tanda -tanda anemia, KEK
o Tanda -tanda kekerasan/KtP
Pelayanan Konseling

Perlu pelayanan klinis


Tidak perlu pelayanan klinis medis/lab
medis pulang o Pemeriksaan ISR
o Kehamilan, perkosaan
Konseling lanjutan bila perlu o Pasca keguguran
o Kontrasepsi
o Konseling lanjutan bl
perl u
PELAKSANAAN
A. PUSKESMAS

I. Kegiatan dalam gedung

• Tdk selalu harus terpisah


• Remaja dg keluhan umum, dikonseling
• Selesai konseling beri penyuluhan
II. Kegiatan di luar gedung

• UKS SD/MI, SLTP/MTs, SMU/MA


puskesmas keliling
• Sebagai nasumber dan pelayanan medik
• Melalui kelompok remaja & pusat konsultasi
• Perlu jawaban medis
• Perluasan jangkauan pelayanan
• Sesuai kebutuhan, kota/desa
• Kel, Terorganisir/tdk
PELAKSANAAN PKPR :
Standar minimal :
•KIE
Puskesmas Dlm •Konseling
•Pelayanan Medis
gedung •Rujukan
•Pelayanan lain

Pusk Jejaring
Pusk Partnership &linsek
PKPR
•Kajian sederhana
1.Melalui UKS :
•Tim : Pusk, Kab •Penjaringan kes.
Luar •Pemeriks berkala
•SDM : Pst, Prop
gedung •Konseling
•Sarana 2.Pusling :
•Konseling
3.NS pd kel rmj
Kiat pelayanan remaja :
1. Identifikasi masalah
2. Tes lapangan kegiatan
3. Integrasi dan kolaborasi
4. Komunikasi
5. Nilai budaya
6. Jangan banyak berjanji
7. Manfaatkan kebijakan
8. Mengambil resiko dan merubah
9. Melibatkan remaja
10. Hargai remaja
Kesimpulan…

KERJASAMA
MULTISEKTOR
(ASPEK PROMOTIF,
PREVENTIF, KURATIF,
PENANGANAN REHABILITATIF)
MASALAH
KESEHATAN MELIBATKAN :
REMAJA
REMAJA
ORANGTUA
MASYARAKAT
PEMERINTAH
Definisi Operasional
 Indikator
Jumlah Puskesmas mampu Laksana PKPR

DO
Semua puskesmas yg memenuhi kriteria :
 Melakukan pembinaan pada minimal 1 sekolah
(umum, berbasis agama) pertahun
 Melatih kader kes remaja di sekolah minimal sebanyak
10% dari jml murid di sekolah binaan
 Memberikan pelayanan konseling pd semua remaja yg
memerlukan konseling yg kontak dg petugas PKPR
 Melaksanakan keg KIE di sekolah binaan min 2 kali
dlm setahun
Pembinaan Pada sekolah
 Dilakukan oleh Puskesmas dg mengarahkan sekolah agar
melakukan survey sederhana sebagai bahan analisa
masalah kesehatan remaja di sekolah
 Bekerjasama dengan guru BK dlm menangani peserta
didik yg bermasalah dlm melakukan rujukan
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan konselor
sebaya sec berkala
 Mendampingi konselor sebaya di sekolah agar dapat
berperan dlm memberikan KIE, menemukan kasus/deteksi
dini, tempat curhat dan melakukan rujukan ke Puskesmas
Melatih konselor sebaya di sekolah

 Membentuk konselor sebaya di sekolah


 Mengawasi dan mengendalikan kegiatan konselor
sebaya
Memberikan layanan konseling pada semua remaja

 Deteksi dini kelainan terkait kesehatan remaja baik di


dalam/luar gedung puskesmas
 Melakukan tindakan berupa konseling dan tindakan medis
lain
Melaksanakan KIE di sekolah binaan
 Dilakukan oleh puskesmas bekerjasama dengan
sekolah yg dibina
 Mempunyai jadwal dan melaksanakan kegiatan KIE di
sekolah untukmeningkatkan pengetahuan dan
kesadaran dalam keterampilan hidup sehat

You might also like