You are on page 1of 19

KECANGGIHAN, SITUASI,

PENYEDERHANAAN
REZA BAHRIAN 140406100
IRAS MUTHIAH HANAN 140406103
DIANDRA FAKHIRA NST 150406098
SAMANTHA THERESIA 150406099
ANDREAS JULIAN S 150406100
GRACELLA AGITA 150406102
NATASHA SHAFIRA J 150406103
STELLA BORNOK RISTAMORA 150406105
NABILA MEKA 150406106
MAXIMILIANUS 150406107

PROSES PERANCANGAN I
Terdapat beberapa metode penyusunan program
dengan banyak variasi, dan tingkat-tingkat
kecanggihan ( sophistication ) yang berbeda-beda
di dalam tiap metode yang mencerminkan
meningkatnya kerumitan pada proyek-proyek
bangunan.
Terdapat suatu perhubungan yang erat antara
tingkat-tingkat penyusunan program dengan
kondisi-kondisi yang variabel dibawah mana
pelayanan jasa harus disediakan.
Seorang pemula di dalam penyusunan program
juga harus belajar untuk tidak dibingungkan oleh
kerumitan dari suatu proyek. Bagian ini
menggambarkan bagaimana proses penyusunan
program, pertimbangan-pertimbangan dan
keputusan-keputusan klien dapat membawa
keteraturan dan penyederhanaan terhadap suatu
masalah perancangan.
EMPAT TINGKATAN PENYUSUNAN
PROGRAM
Pendekatan penyelusuran masalah yang melibatkan
proses lima langkah dan empat pertimbangan
dasar dapat diterapkan pada empat tingkat
seluruhnya. Pada tingkat keempat, ke empat
pertimbangan dasar tersebut diperluas menjadi
lima meliputi pertimbangan-pertimbangan politik
pada masalah-masalah perkotaan ( urban ).
Keempat tingkat kecanggihan tersebut mungkin paling
baik digambarkan dan dipahami melalui faktor-faktor
berikut ini :

 Teknik-teknik analisis yang diterapkan


 Ruang lingkup jasa manajemen dan regu
penyusunanprogram
 Wujud masalah yang berubah-ubah
 Obyek riset
 Struktur dan pembuatan keputusan klien
 Keterlibatan pemakai
TINGKAT PERTAMA
Penyusunan program tingkat pertama terdiri dari
sebagian besar dari pelayanan jasa arsitektural
tradisional dimana arsitek semata-mata
mengorganisasikan informasi yang diterima dari
klien, menambahkan informasi tersebut pada
analisis tapak dan menguji kelayakan eknomi yang
sederhana dari proyeknya. Informasi tersebut cukup
untuk merumuskan pernyataan masalahnya.
Proses dua tahap memberi informasi yang sesuai
bagi ke dua tahap proses perancangan : rancangan
skematik dan pengembangan rancangan.

Penyusunan program generasi pertama menuntun ke


rancangan dari suatu bangunan yang sederhana,
seperti tunggal ( suatu tipe bangunan yang telah
dikenal ).
TINGKAT KEDUA
Ruang lingkup dari tingkat penyusunan program yang
kedua diperluas tersebut telah memperkenalkan
komputer sebagai suatu alat analitik untuk memperkuat
arsitek di dalam menyelusuri permasalahan.
Beberapa penggunaan komputer yang dini meliputi :
 Pembentukan kebutuhan-kebutuhan ruang
 Pengubahan inventarisasi ruang
 Penganalisisan pertalian-pertalian fungsional
 Analisis ekonomi yang canggih
Pada penyusunan program kedua, arsitek mulai
memberikan jasa-jasa konsultasi guna menuntun
klien melalui proses pembuatan keputusan. Arsitek
mengambil kepemimpinan untuk mengembangkan
program, memberikan sebagian besar informasi
tersebut melalui pewawancaraan yangg luas,
analisis statistik dan proyeksi-proyeksi jangka
panjang. Penyusunan program tingkat kedua
bersangkutan dengan suatu kelompok bangunan
yang rumit. Arsitek harus “ dikhusukan “ pada tipe
bangunan tersebut dengan pengalaman yang luas
sebagai suatu latarbelakang untuk parameter-
parameter ruang dan beban-beban kerja.
Klien adalah masih merupakan wewenang akhir di
dalam pembuatan keputusan. Secara karakteristik,
klien pada tahap ini adalah sebuah kelompok yang
dikepalai banyak orang yang dimana pemilik
adalah seorang yang bukan pemakai.
TINGKAT KETIGA
Pada tingkat ini, penyusuna program masih
dibidikkan pada rancangan fasilitas-faslitias, akan
tetapi umumnya terdapat banyak persoalanyang
harus dipecahkan sebelum suatu program fasilitas
dapat dikembangan. Analisis tersebut meliputi suatu
survey terhadap rencana-rencana operasional dan
fungsional yang ada dan berkembang dengan
kegiatan-kegiatan manajemen yang bersangkutan
dengan operasi yang efisien dan organisasi sosial
dan fungsional dari suatu lembaga atau organisasi.
Manajemen dari regu tersebut menjadi suatu aspek
penting pada tingkat ini – pengorganisasian
pekerjaan, logistik dari perjalanan, persiapan
tahan penyajian, dan pengaturan waktu dari
keputusan-keputusan yang genting guna
mengizinkan pekerjaan berjalan terus tanpa
pendauran ulang.
Suatu karakteristik penyusunan program yang
penting pada tingkat ini ( di luar ukuran proyeknya )
adalah kepemimpinan total dari arsitek untuk
mengembangkan program tanpa keterlibatan dari
organisasi klien atau paling banyak dengan
keterlibatan minimum.
TINGKAT KEEMPAT
Tingkat ini dilibatkan dengan masalah-masalah
perkotaan, oleh karena itu pertimbangan-
pertimbangan utama dari fungsi, bentuk, ekonomi,
dan waktu diperluas meliputi pertimbangan-
pertimbangan politik. Keterlibatan oleh
arsitek/konsultan perencanaan yaitu pada tingkat
birokratik dimana masalah-masalah perencanaan
terbaur dengan persoalan-persoalan politik dan
perjuangan kekuasaan.
Penyusunan program tingkat keempat berkenaan
dengan suatu rangkaian keseluruhan dari masalah-
masalah yang berkaitan secara longgar di dalam
pembangunan-pembangunan perkotaan. Masalah
seperti ini selalu berorientasi ke fasilitas khusus dari
masalah ini, berupa proyek-proyek yang dibiayai
umum dimana perencanaan dan rancangan fasilitas-
fasilitas merupakan suatu persoalan sekunder
terhadap persoalan-persoalan yang lebih besar
berupa lokasi dan tata guna lahan, pembiayaan
dan penerimaan publik.
Tingkat penyusunan program ini adalah suatu
bidang untuk firma-firma dari segala ukuran yang
melibatkan semua tipe proyek-proyek bangunan
yang dibiayai umum dan untuk arsitek-arsitek yang
memiliki rasa yang kuat untuk melayani masyarakat
serta suatu toleransi yang tinggi bagi proses
birokrasi.
RANGKUMAN
 TINGKAT PERTAMA
1. Proses dua tahap
2. pelayanan jasa tradisional
3. bangunan tunggal, sederhana
4. tipe bangunan yang lazim
5. riset latarbelakang untuk membantu komunikasi
6. struktur klien sederhana
7. pembuatan keputusan terpusat
8. keterlibatan pemilik klien/pemakai
 TINGKAT KEDUA

1. proses dua atau tiga tahap


2. pelayanan jasa konsultasi
3. ahli-ahli tipe bangunan
4. regu antardisipliner
5. organisasi klien yang rumit
6. keputusan klien oleh banyak kepala
7. kelompok pemakai yang bertentangan
 TINGKAT KETIGA

1. proses tiga tahap


2. surval pro-penyusunan program
3. manajemen proyek yang ekstensif
4. aneka ragam konsultan
5. para ahli terdiri dari banyak perusahaan
6. organisasi usaha kerjasama/ patungan
7. proyek tata guna campuran, yang sangat besar
8. riset untuk memberikan penilaian yang terdokumentasikan
untuk rekomendasi
9. organisasi administratif yang rumit memproses persetujuan-
persetujuan klien
10. keputusan-keputusan tingkat tinggi otokratik
11. kelompok pemakai yang tidak ikut berpartisipasi
 TINGKAT KEEMPAT

1. pertimbangan-pertimbangan diperluas meliputi


pertimbangan-pertimbangan politik
2. proses birokratik
3. firma besar, kecil dengan luasan jasa umum
4. masalah pembangunan perkotaan
5. riset untuk menahan penyelidikan umum
6. struktur klien yang rumit
7. pembuatan keputusan politik
8. kelompok-kelompok pembelaan

You might also like