PELATIHAN DALMAS TERPUSAT T.

A 2011
1
 Pokok Bahasan :

 Pengertian HAM
 Mengapa Polisi Perlu Belajar HAM
 Prnsip-prinsip HAM
 Prinsip-prinsip Dasar dalam penegakan hukum
 Prinsip Non Diskriminasi
 HAM dalam rangka pelayanan pengamanan unjuk rasa
 Langkah-langkah praktis untuk menerapkan standar
internasional
 CODE OF CONDUCT
 Standar perilaku petugas Polri dalam Penegakan Hukum
( Perkap No 8 tahun 2009)

2
 Indikator Hasil Pelatihan
Setelah pelatihan ini diharapkan peserta dapat :

 Menjelaskan Pengertian HAM

 Menjelaskan Mengapa Polisi Perlu Belajar HAM
 Menjelaskan Prnsip-prinsip HAM
 Menjelaskan Prinsip-prinsip Dasar dalam penegakan hukum
 Menjelaskan Prinsip Non Diskriminasi
 Menjelaskan HAM dalam pelayanan dan pengamanan Unras
 Menjelaskan 8 pasal CODE OF CONDUCT
 Menjelaskan Standart perilaku petugas Polri dalam pelayanan dan
pengamanan unras ( Perkap No 16 tahun 2006)

3
4
HAK ASASI MANUSIA :
SEPERANGKAT HAK YANG MELEKAT PADA HAKIKAT
DAN KEBERADAAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
TUHAN YANG MAHA ESA DAN MERUPAKAN
ANUGERAH-NYA YANG WAJIB DIHORMATI,
DIJUNJUNG TINGGI DAN DILINDUNGI OLEH NEGARA,
HUKUM, PEMERINTAH DAN SETIAP ORANG DEMI
KEHORMATAN SERTA PERLINDUNGAN HARKAT DAN
MARTABAT MANUSIA.

(PSL 1 NO 1 UU NO. 39 TH 1999)

5
6
1. PERLINDUNGAN MINIMAL
2. INHEREN
3. UNIVERSAL
4. TIDAK DAPAT DIPISAHKAN
5. KESETARAAN
6. NON DISKRIMINASI
7. TIDAK DAPAT DIBAGI
8. FUNDAMENTAL
9. ABSOLUT
10. KEWAJIBAN NEGARA
7
8
Karena pelanggaran Hak Asasi
Manusia cenderung dilakukan
oleh orang yang mempunyai
kewenangan/kekuasaan;
Polisi mempunyai kewenangan
untuk membatasi HAM
seseorang menurut
Undang-undang.
9
10
Dalam Menerapkan Tugas Pelayanan Dan Perlindungan Terhadap
Warga Masyarakat Setiap Anggota Polri Wajib Memperhatikan

 LEGALITAS
- Apakah tindakan saya ada dasar hukumnya?
- Apakah saya bertindak sesuai dengan hukum / peraturan
perundang-undangan

 NESESITAS
- Apakah diperlukan?
- Apakah mutlak diperlukan?

 PROPORSIONALITAS
- Apakah tindakan saya tidak berlebihan ?
- Apakah tindakan saya tidak ada cara lain ?
- Apakah tindakan saya masuk akal ? 11
- Apakah tindakan saya yang paling ringan ?
 PSL 9 TIGA ASAS DASAR PENEGAKAN HUKUM
DLM MENERAPKAN TUGAS PELAYANAN & PERLINDUNGAN THD WARGA MASY
SETIAP ANGGT POLRI WAJIB MEMPERHATIKAN ;
1. ASAS LEGALITAS
2. ASAS NESESITAS
3. ASAS PROPORSIONALITAS

PENJELASAN:
1 ASAS LEGALITAS, MENGHARUSKAN SETIAP TINDAKAN PETUGAS ANGGT
POLRI SESUAI DGN PROSEDUR DAN HUKUM YG BERLAKU, BAIK DI DLM
PERUNDANG-UNDANGAN NASIONAL ATAUPUN INTERNASIONAL

2 ASAS NESESITAS, MENGHARUSKAN SETIAP TINDAKAN PETUGAS/ANGT

POLRI DIDASARI OLEH SUATU KEBUTUHAN UTK MENCAPAI TUJUAN
PENEGAKAN HUKUM, YG MENGHARUSKAN ANGT POLRI UTK MELAKUKAN
SUATU TINDAKAN YG MEMBATASI KEBEBASAN SESEORANG KETIKA
MENGHADAPI KEJADIAN YG TDK DPT DIHINDARKAN

3 ASAS PROPORSIONALITAS, MENGHARUSKAN SETIAP TINDAKAN

PETUGAS /ANGT POLRI YG SEIMBANG ANTARA TINDAKAN YG DILAKUKAN
DGN ANCAMAN YG DIHADAPI DLM PENEGAKAN HUKUM

SETIAP PENERAPAN ASAS DIMAKSUD HRS DIPERTANGGUNGJAWABKAN

12
13
 Kesetaraan Hak (terutama di hadapan
Hukum)

 Ketidakterpisahan Hak (mendapat

akses yang sama pada pelayanan umum)

 Universalitas Hak
14
15
 Hak untuk diperlakukan sebagai subyek hukum
(pasal 6 DUHAM)

 Hak untuk diperlakukan sama di depan hukum

(pasal 7 DUHAM)

 Hak untuk diadili secara adil (Pasal 10 DUHAM)

 Hak untuk mendapatkan akses yang sama dalam

pelayanan umum (PASAL 21, Alinea 2, DUHAM) 16
 Diadopsi dari
Resolusi Majelis Umum PBB 34/169
tanggal 17 Desember 1979
17
Pasal 1:
Para penegak hukum
harus senantiasa
menjalankan tugasnya
yaitu melindungi dan
melayani

Pasal 10 huruf a
(Perkap 8/2009):
Petugas penegak hukum
harus senantiasa
menjalankan tugas yang
diamanatkan oleh UU
kepada mereka
18
Pasal 2:
Para petugas penegak hukum
harus menghormati dan
melindungi Hak Asasi setiap
orang

Pasal 10 huruf b
(Perkap 8/2009):
Petugas penegak hukum harus
menghormati dan melindungi
martabat manusia dalam
melaksanakan tugasnya
19
Pasal 3:

Para petugas penegak hukum boleh

menggunakan kekuatan hanya jika
benar-benar diperlukan dan sebatas
dibutuhkan

Pasal 10 huruf c (Perkap

8/2009):

Tidak boleh menggunakan kekerasan,

kecuali dibutuhkan untuk mencegah
kejahatan membantu melakukan
penangkapan terhadap pelanggar
hukum atau tersangka sesuai dengan
peraturan penggunaan kekerasan
20
Pasal 4:
Hal-hal yang bersifat pribadi
tetap harus dirahasiakan, kecuali
untuk kepentingan peradilan.

Pasal 10 huruf d
(Perkap 8/2009):
Hal-hal yang bersifat rahasia
yang berada dalam kewenangan
petugas penegak hukum harus
tetap dijaga kerahasiaannya
kecuali jika diperlukan dalam
pelaksanaan tugas atau untuk
kepentingan peradilan 21
Pasal 5:
Tidak boleh melakukan tindakan-
tindakan menghasut atau
mentolerir tindakan penyiksaan/
hukuman lain yang kejam

Pasal 10 huruf e
(Perkap 8/2009):
Tidak boleh menghasut atau
mentolerir tindakan penyiksaan,
perlakuan atau hukuman lain
yang kejam, tidak manusiawi
atau merendahkan martabat
manusia, demikian pula
menjadikan perintah atasan atau
keadaan luar biasa seperti ketika
dalam keadaan perang sebagai
pembenaran untuk melakukan
penyiksaan
22
Pasal 6:
Memberi perlindungan dan
memenuhi hak kesehatan
kesehatan orang-orang yang
ditahan
Pasal 10 huruf f (Perkap
8/2009):
Menjamin perlindungan
sepenuhnya terhadap kesehatan
orang-orang yang berada dalam
tahanannya lebih khusus lagi,
harus segera mengambil langkah
untuk memberikan pelayanan
medis bilamana diperlukan
23
Pasal 7:
Tidak boleh melakukan
korupsi dalam bentuk
apapun

Pasal 10 huruf g (Perkap

8/2009)
Tidak boleh melakukan
korupsi dalam bentuk
apapun maupun
penyalahgunaan
kekuasaan lainnya yang
bertentangan dengan
profesi penegak hukum 24
Pasal 8:
Semua penegak hukum
harus menghormati
hukum dan Code of
Conduct bagi penegak
hukum

Pasal 10 huruf h
(Perkap 8/2009):
Harus menghormati
hukum, ketentuan
berperilaku dan kode
etik yang ada
25
26
 SITUASI CB KODAL
HIJAU - DIKAWAL OLEH SABAHARA - KAPOLSEK / TA
AKSI MASSA UNRAS DAMAI - GATUR LALIN OLEH LANTAS - KASAT
/ PAWAI - TIM NEGO KOORD DGN KORLAP SABAHARA
- TIM NEGO KOORD DGN INSTANSI / PIHAK YG DITUJU UTK TERIMA PR PENDEMO / - KASAT LANTAS
PERWAKILAN - KASAT INTEL
- REKAM GIAT DGN KAMERA / HANDYCAM OLEH INTELKAM

KUNING - DIKAWAL OLEH SABHARA POLRES / TA / METRO

- AKSI MASSA UNRAS - GATUR LALIN OLEH LANTAS
MENINGKAT DGN - TIM NEGO KOORD DGN KORLAP
TUTUP JALAN (DUDUK - TIM NEGO KOORD DGN INSTANSI / PIHAK YG DITUJU UTK TERIMA PR PENDEMO /
/ TIDUR / TEATRIKAL ) PERWAKILAN
- REKAM GIAT DGN KAMERA / HANDYCAM OLEH INTELKAM
- PEMANTAUAN UDARA OLEH POLUDARA
- GUNAKAN TALI UTK PEMBATAS / SEKAT AKSI UNRAS - KAPOLRES /
- DAPAT GUNAKAN UNIT SATWA TA / METRO
- SIAPKAN DALMAS AWAL POLRES / TA / METRO - KAPOLTABES /
- KERAHKAN DALMAS LAPIS GANTI UTK PENEBALAN KUAT DALMAS AWAL WILTABES
- BERI HIMBAUAN KEPOLISIAN - KAPOLWIL
- AKSI MASSA MULAI
BERPRILAKU - DALMAS AMBIL SIKAP BERLINDUNG DGN TAMENG
MENYIMPANG DAN - KAPOLRES / TA / METRO PERINTAHKAN DANKI DALMAS UTK AMBIL TINDAKAN HUKUM
LEMPARI APARAT DGN BERUPA : KERAHKAN RANTIS AWC UTK URAI MASSA, KERAHKAN PETUGAS PEMADAM API
BENDA KERAS RINGAN / GENDONG DAN LONTAR GAS AIR MATA
- LAK EVAK THD VIP DGN GUNAKAN RANTIS
- APABILA SIT SEMAKIN MENINGKAT KAPOLRES / TA / METRO, KAPOLTABES / WILTABES
KAPOLWIL DPT LAPORKAN KPD KAPOLDA AGAR DILAKUKAN LINTAS GANTI DGN KOMPI
PHH BRIMOB

MERAH - KAPOLDA PERINTAHKAN KOMPI PHH UTK BENTUK FORMASI BERSAF UTK URAI MASSA
- AKSI MASSA UNRAS - DALMAS TUTUP KIRI KANAN KOMPI PHH
MELANGGAR HUKUM / - SIAPKAN RANTIS AWC DAN RANTIS APC UTK URAI MASSA
ANARKIS / BRUTAL (BAKAR - GUNAKAN GAS AIR MATA
BAN , BAKAR RANMOR, - APABILA TDK ADA KOMPI PHH MAKA KAPOLRES /TA / METRO DPT MINTA BANTUAN
RUSAK / HANCURKAN DALMAS POLRES TERDEKAT ATAU DALMAS POLDA KAPOLDA
FASUM, FASOS DAN - MELAK TINDAKAN HUKUM PD PR PENDEMO YG ANARKIS MAUPUN PROVOKATOR SERTA
FASILITAS PEMERINTAH, PR PENDEMO YG TERBUKTI LANGGAR HUKUM (BAWA GANJA / NARKOBA, SAJAM, SENPI /
SERANG / LAWAN / ANCAM HANDAK / MOLOTOV DLL)
KESELAMATAN APARAT 27
DGN BATU, MOLOTOV,
 KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI ANGGOTA
DLM PENGENDALIAN MASSA
(PERATURAN KAPOLRI NOPOL : 16 TAHUN 2006 TGL 5 DES 2006)
KEWAJIBAN DLM ATASI UNJUK
RASA
1. HORMATI HAM PENDEMO
2. LAYANI DAN AMANKAN UNRAS
3. PERGERAKAN PASUKAN DLM SATUAN
IKATAN
4. LINDUNGI JIWA DAN HARTA MASY
5. JAGA DAN PERTAHANKAN SIT
KONDUSIF
6. PATUH, TAAT, DISIPLIN, LOYAL PD
PIMP DI LAP
LARANGAN DLM ATASI UNJUK RASA
1. BERSIKAP AROGAN
2. MUDAH TERPANCING EMOSI OLEH
PENDEMO
3. MELAK TINDAKAN KEKERASAN TDK
SESUAI PROSEDUR
4. BAWA PERALATAN DILUAR
KELENGKAPAN DALMAS
5. BAWA SAJAM DAN PELURU TAJAM
6. KELUAR DARI SATUAN IKATAN
FORMASI
7. MUNDUR BELAKANGI PENDEMO
8. UCAPKAN KATA2 KOTOR, HINA,
LECEHKAN, MAKI2 DAN PELECEHAN
SEKSUAL THD PENDEMO
28
 ALIH KODAL DLM PENGENDALIAN MASSA
(PERATURAN KAPOLRI NOPOL : 16 TAHUN 2006 TGL 5 DES 2006)

SITUASI HIJAU SITUASI KUNING SITUASI MERAH

 DLM SIT HIJAU  DLM SIT KUNING  DLM SIT MERAH
KENDALI TAKTIS KENDALI TAKTIS KENDALI TAKTIS
BERADA PD BERADA PD / UMUM BERADA
KAPOLSEK / TA / KAPOLRES / TA / PD KAPOLDA
METRO METRO SEDANGKAN
SEDANGKAN SEDANGKAN KENDALI TEKNIS
KENDALI TEKNIS KENDALI TEKNIS BERADA PD
BERADA PD BERADA PD DANKI BRIMOB
DANTON / DANKI KASAT SABHARA
DALMAS AWAL

29
 STUDI KASUS
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP DASAR PENEGAKAN HUKUM
(LEGALITAS, NESESITAS, PROPORSIONALITAS)
SKENARIO
Suatu ketika Fahmi anggota Sabhara memergoki seorang laki-laki
sedang mengutak atik kunci sepeda motor di tempat parkir
pertokoan HM.Fatmawati dengan sebuah obeng. Anggota Sabhara
tersebut memperingatinya untuk jangan bergerak. Namun orang
tersebut tidak mengindahkannya bahkan mengancam anggota tsb
dengan mengacungkan obeng. Anggota Sabahara mencabut
senjata api dan menembak lengan kanan dan kedua paha laki-laki
tersebut. Kemudian ditangkap dan ditahan.

TUGAS:
Masing-masing kelompok mendiskusikan sejauh mana tindakan
anggota Sabhara dalam kasus di atas memenuhi Prinsip-prinsip
Dasar Penegakan Hukum : Asas Legalitas, Asas Nesesitas, Asas
Proporsionalitas.
30
 DASAR IMPLEMENTASI HAM
UTK ANGGOTA POLRI
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang
Pengesahan Ratifikasi Konvensi Menentang Penyiksaan
dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam,
Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang
Pengesahan Ratifikasi Kovenan Internasional tentang
Hak-hak Sipil dan Politik
5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis