You are on page 1of 26

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN


HIDROSEFALUS
DEFINISI
 Hidrosefalus berasal dari kata hidro air
dan chepalon  kepala.
 Hidrosefalus adalah akumulasi cairan
serebrospinal (CSS) dlm ventrikel serebral,
ruang sub arachnoid / ruang subdural.
 Keadaan ini disebabkan karena terjadi
ketidak seimbangan antara produksi
dengan absorpsi dan gangguan sirkulasi
CSS.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Ruangan CSS mulai terbentuk pd minggu kelima
masa embrio, terdiri atas :
- sistem ventrikel,
- sisterna magna pd dasar otak
- ruang subarakhnoid yg meliputi seluruh
susunan saraf
 CSS dibentuk dalam sistem ventrikel oleh
pleksus koroidalis kembali ke dlm peredaran
darah melalui kapiler dalam piameter &
arakhnoid yg meliputi susunan saraf pusat.
 Aliran CSS yg normal :
ventrikel lateralis

melalui foramen Monroi ke ventrikel III,

akuaduktus Sylvii ke ventrikel IV

foramen Luschka dan Magendie

subarakhnoid melalui sisterna magna.

Penutupan sisterna basalis menyebabkan


gangguan kecepatan reabsorbsi oleh sistem kapiler.
 Kecepatan pembentukan CSS 0,3-0,4 cc/menit atau
antara 0,2-0,5% volume total per menit
 Sekresi total CSS dalam 24 jam adalah sekitar 500-
600cc,
 sedangkan jumlah total CSS adalah 150 cc, berarti
dalam 1 hari terjadi pertukaran atau pembaharuan
dari CSS sekitar 4 kali/hari.

 Pada neonatus jumlah total CSS berkisar 20-50 cc


dan akan meningkat sesuai usia sampai mencapai
150 cc pada orang dewasa.
ETIOLOGI
Penyebab hidrosefalus terbagi dua, yaitu:
 Kongenital : gangguan perkembangan janin
dalam rahim, spina bifida, cranium bifida,
anomali pembuluh darah, infeksi
intrauterine.

 Didapat:
disebabkan oleh infeksi,
neoplasma, cidera kepala, perdarahan
KLASIFIKASI
1. Berdasarkab Gambaran klinis:
- hidrosefalus manifes (overt hydrocephalus)
- hidrosefalus tersembunyi (occult hydrocephalus).
2. Berdasarkan Waktu pembentukan:
- hidrosefalus kongenital
- hidrosefalus juvenil (anak/dewasa).
3. Proses terbentuknya:
- hidrosefalus akut
- hidrosefalus kronik.
4. Sirkulasi CSS:
- hidrosefalus komunikans
- hidrosefalus non komunikans.
MANIFESTASI KLINIS
Masa Bayi:
 Kepala membesar (pembesaran tengkorak terjadi sebelum
sutura tengkorak menutup).
 fontanel anterior menonjol,

 vena pd kulit kepala dilatasi & terlihat jelas pada saat bayi
menangis,
 Mata melihat ke bawah (tanda setting sun),

 mudah terstimulasi,

 lemah, kemampuan makan kurang,

 perubahan kesadaran,

 opisthotonus, dan spastik pada ekstremitas bawah.


MANIFESTASI KLINIS

Pada masa kanak-kanak;


 Sakit kepala,

 muntah,

 papil edema,

 Strabismus (mata juling)

 ataxia,

 mudah terstimulasi,

 Letargi (penurunan kesadaran)

 bingung,

 bicara inkoheren
PATOFISIOLOGI
Non communicating hidrosefalus
communicating
hidrosefalus infeksi, neoplasma, perdarahan, atau
kelainan bentuk perkembangan otak janin
Gangguan absorbsi CSF
dlm subarachnoid
obstruksi dalam ventrikel yg
mencegah CSF masuk ke rongga
subarachnoid

Cairan terakumulasi dalam ventrikel & mengakibatkan


dilatasi ventrikel & penekanan organ-organ yg terdapat
dalam otak

Peningkatan TIK
 Tempat yg sering tersumbat adalah
- foramen Monroi,
- foramen Luschka dan Magendie,
- sisterna magna dan sisterna basalis.

 Akibat
penyumbatan terjadi dilatasi ruangan
CSS diatasnya
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Pengukuran lingkar kepala pada masa bayi,
terutama pada daerah suboksipito-bregmatika, yg
dilakukan secara berkala.
 MRI (Magnetik Resonanse Imaging)
menunjukkan pembesaran ventrikel
X Foto kepala, didapatkan
Tulang tipis
Disproporsi kraniofasial
Sutura melebar
Dengan prosedur ini dapat diketahui :
a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantil
b. Hidrosefalus tipe juvenile/adult :
oleh karena sutura telah menutup maka
dari foto rontgen kepala, didapat adanya
gambaran kenaikan tekanan intrakranial.
 Punksi ventrikel
Punksi fontanela mayor, menentukan :
- Tekanan
- Jumlah sel meningkat, menunjukkan adanya
peradangan / infeksi
- Adanya eritrosit menunjukkan perdarahan
- Bila terdapat infeksi, diperiksa dg pembiakan
kuman & kepekaan antibiotik.
 CT scan kepala
- Identifikasi tempat obstruksi
 Keuntungan CT scan :

- Gambaran lebih jelas


- Non traumatik
- Meramal prognose
- Penyebab hidrosefalus dapat diduga
Penatalaksanaan Terapeutik

Tujuan pengobatan adalah


- mengurangi hidrosefalus,
- menangani komplikasi,
- mengatasi efek hidrosefalus atau
gangguan perkembangan.
PENATALAKSANAAN TERDIRI DARI:
 Non pembedahan: pemberian acetazolamide dan
isosorbide atau furosemid mengurangi produksi cairan
serebro spinal.
 Pembedahan:

- pengangkatan penyebab obstruksi, seperti neoplasma,


kista atau Haematom
- melakukan pemasangan shunting yg bertujuan untuk
mengalirkan cairan serebrospinal yg berlebihan dari
ventrikel ke ruang ekstra kranial seperti rongga
peritoneum, atrium kanan & rongga pleural.
KEMUNGKINAN KOMPLIKASI PEMASANGAN SHUNT

 Kerusakan shunt,
 Kegagalan shunt, dan infeksi shunt,

 Meskipun shunt umumnya bekerja dengan


baik, mungkin berhenti bekerja jika
terputus, tersumbat, terinfeksi.
 Jika hal ini terjadi cairan serebrospinal
akan menumpuk lagi & sejumlah gejala
fisik akan muncul (sakit kepala, mual,
muntah, fotofobia / sensitivitas cahaya, &
bisa menyebabkan kejang)
TERAPI
Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam
pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) Mengurangi produksi CSS.
b) Memperbaiki hubungan antara tempat
produksi CSS dg tempat absorbsi yaitu
menghubungkan ventrikel dg subarakhnoid.
c) Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ
ekstrakranial.
PENGKAJIAN
 Riwayat keperawatan, masalah yg perlu
diperhatikan :
- Gangguan neurologis,
- Risiko terjadi dekubitus
- Kurangnya pengetahuan ortu ttg penyakit.
 Kaji adanya pembesaran kepala pada bayi, vena
terlihat jelas pada kulit kepala, tanda setting sun,
penurunan kesadaran, opisthotonus, dan spastik
pada ekstremitas bawah, tanda peningkatan
tekanan intra kranial (muntah, pusing, papil
edema) bingung.
 Kaji lingkar kepala
 Kaji ubun-ubun menonjol
 Kaji perubahan tanda-tanda vital
terutama pernafasan
 Kaji pola tidur, perilaku dan
interaksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(1)Pre Operasi
 Perubahan perfusi jaringan serebral b/d meningkatnya
volume cairan serebrospinal, meningkatnya TIK
 Gangguan persepsi sensori b/d penekanan lobus
oksipitalis
 Kurangnya pengetahuan orang tua b/d kurang
pengalaman dg tindakan operasi
(2) Pasca operasi
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d anestesi
 Resiko tinggi kurangnya volume cairan b/d kehilangan
cairan
 Resti infeksi b/d invasi bakteri dari tindakan
pembedahan , pemasangan drain
 Nyeri b/d trauma jaringan sekunder akibat operasi

You might also like