You are on page 1of 12

ASUHAN KEPERAWATAN

USIA DEWASA
ANTONIUS BILI KP.16.01.126
IRAWAN J.NDAPAMERANG KP.14.01.020
JULDEWI S.G HAWAN KP.16,01,144
MARIA SEPTIANI S. LAKU KP.16.01.153
• Dewasa Muda (18–25 Tahun)
• Individu pada usia ini akan mempertahankan
hubungan interdependen dengan orang tua
dan teman sebaya. Individu akan belajar
mengambil keputusan dengan tetap
memperhatikan saran dan pendapat orang
lain (pekerjaan, karier, pasangan hidup).
• Selain itu, individu mampu mengekspresikan
perasaannnya, menerima perasaan orang lain,
dan meningkatnya kepekaan terhadap
kebutuhan orang lain.
• Dewasa Tengah (25–65 Tahun)
• Pada umumnya pada usia ini individu telah
berpisah tempat tinggal dengan orang tua.
Individu akan mengembangkan kemampuan
hubungan interdependen yang dimilikinya.
Bila berhasil akan diperoleh hubungan dan
dukungan yang baru.
• Kegagalan pada tahap ini akan mengakibatkan
individu hanya memperhatikan diri sendiri,
produktivitas dan kretivitas berkurang, serta
perhatian pada orang lain berkurang.
• Dewasa Lanjut (Lebih dari 65 Tahun)
• Di masa ini, individu akan mengalami banyak
kehilangan, misalnya fungsi fisik, kegiatan,
pekerjaan, teman hidup, dan anggota
keluarga, sehingga akan timbul perasaan tidak
berguna. Selain itu, kemandirian akan
menurun dan individu menjadi sangat
bergantung kepada orang lain.
TUGAS PERKEMBANGAN
1. DEWASA AWAL
 Mulai bekerja
 Memilih pasangan hidup
 Menikah atau membangun rumah tangga
 Mengelola rumah tangga
 Mendidik dan mengasuh anak
 Memikul tanggung jawab sebagai warga negara
 Membuat hubungan dengan suatu kelompok
sosial tertentu
2. Dewasa tengah
 Menerima dan menyesuaiakan diri terhadap fisik
 Menghubungkan diri dengan psanagan hidup
sebagai individu
 Membantu anak anak remaja belajar menjadi
orang dewasa yg bertanggungjawab dan bahagia
 Mencapai dan mempertahakan prestasi dalam
karier
 Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu
senggang
3. dewasa usia lanjut
Menciptakan kepuasan dalam keluarga
sebagai tempat tinggal di hari tua
Membina kehidupan rutin yang
menyenangkan
Melakukan hubungan dengan anak-anak dan
cucu cucu
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
• Objektif :
– Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
– Menghindari orang lain, tampak menyendiri, dan
memisahkan diri dari orang lain.
– Komunikasi kurang/tidak ada, pasien tidak tampak
bercakap-cakap dengan orang lain.
– Tidak ada kontak mata dan sering menunduk.
– Menolak berhubungan dengan orang lain, memutuskan
pembicaraan, atau pergi saat diajak bercakap-cakap.
– Tidak tampak melakukan kegiatan sehari-hari, perawatan
diri kurang, dan kegiatan rumah tangga tidak dilakukan.
• Subjektif
– Pasien menjawab dengan singkat “ya”, “tidak”,
“tidak tahu”.
– Pasien tidak menjawab sama sekali

DIAGNOSA KEPERAWATAN
– Risiko perubahan sensori persepsi: halusinasi berhubungan
dengan menarik diri.
– Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah..
• RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tujuan
Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu
melakukan hal berikut.:
• Membina hubungan saling percaya.
• Menyadari penyebab isolasi sosial.
• Berinteraksi dengan orang lain.
• Intervensi
 Membina hubungan saling percaya.
 Membantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial.
 Melatih pasien berinteraksi dengan orang lain secara
bertahap.
 Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah
dilakukan oleh pasien.
 Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah
berinteraksi dengan orang lain. Mungkin pasien akan
mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri
dorongan terus-menerus agar pasien tetap semangat
meningkatkan interaksinya.
TERIMA KASIH…………..

You might also like