Professional Documents
Culture Documents
PENYAKIT
ADDISON
OLEH KELOMPOK VIII
STIKES MW – KENDARI
TAHUN 2011
Pengertian
Penyakit Addison adalah suatu kelainan endokrin atau hormon yang terjadi
pada semua kelompok umur dan menimpa pria – pria dan wanita – wanita
sama rata. Penyakit di karakteristikan oleh kehilangan berat badan, kelemahan
otot, kelelahan, tekanan darah rendah dan adakalanya penggelapan kulit pada
kedua – duanya yaitu bagian – bagian tubuh yang terbuka dan tidak terbuka.
(http:/www.total kesehatan nanda.com )
Penyakit Addison adalah penyakit yang terjadi akibat fungsi korteks tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon – hormon korteks
adrenal (soediman,1996).
Penyakit Addison adalah lesi kelenjar primer karena penyakit destruktif atau
atrofik, biasanya auto imun atau tuberkulosa (baroon, 1994).
Penyakit Addison adalah terjadi bila fungsi korteks adrenal tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan pasien akan kebutuhan hormon – hormon korteks
adrenal (keperawatan medical bedah, bruner, dan suddart edisi 8 hal 1325).
Penyakit Addison adalah kekurangan partikal sekresi hormon korteks adrenal.
Keadaan seperti ini terlihat pada hipoadotironisme yang hanya mengenal zona
glomeruluna dan sakresi aldosteron pada sindrom adrenogenetal dimana
gangguan enzim menghambat sekresi steoid (Patofisiologi Edisi 2 Hal 296).
Etiologi
Tuberculosis
Histo plasmosis
Koksidiodomikosis
Kriptokokissie
Pengangkatan kedua kelenjar adrenal
Kanker metastatik (Ca. Paru, Lambung,
Payudara, Melanoma, Limfoma)
Adrenalitis auto imun
Manifestasi Klinis
Gejala awal : Kelemahan, fatique,
anoreksia, hausea, muntah, BB menurun, hipotensi,
dan hipoglikemi.
Astenia (gejala cardinal) : Pasien kelemahan
yang berlebih
Hiperpigmentasi : Menghitam seperti
perunggu, coklat seperti terkena sinar matahari,
biasanya pada kulit buku jari, lutut, siku
Rambut pubis dan aksilaris berkurang pada
perempuan
Hipotensi arterial (Tekanan Darah : 80/50
mmHg/kurang)
Abnormalitas fungsi gastrointestinal
Patofisiologi
Kerusakan pada korteks adrenal mempengaruhi
insufisiensi kortisol yang menyebabkan hilangnya
glukoneogenesis, glikogen hati menurun yang
mengakibatkan hipoglikemia, insufisiensi kortisol
mengakibatkan ACTH dan MSH meningkat sehingga
merangsang sekresi melanin meningkat, sehingga timbul
hiperpigmentasi.
Defisiensi aldosteron dimanifestasikan dengan
peningkatan kehilangan natrium melalui ginjal dan
peningkatan reabsorpsi kalium oleh ginjal kekurangan
garam dapat dikaitkan dengan kekurangan air dan
volume. Penurunan volume plasma yang bersirkulasi
akan dikaitkan dengan kekurangan air dan volume
mengakibatkan hipotensi.
Komplikasi
Syok, (akibat dari infeksi akut atau
penurunan asupan garam)
Kolaps sirkulasi
Dehidrasi
Hiperkalemiae
Sepsis
Ca. Paru
Diabetes melitus
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan
adanya klasifikasi diadrenal
CT Scan
Gambaran EKG
Tes stimulating ACTH
Tes Stimulating CRH
Penatalaksanaan
Medik
◦ Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari
selama 2 sampai 4 minggu dosis 12,5 – 50 mg/hr.
◦ Hidrokortison (solu – cortef) disuntikan secara IV
◦ Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan
untuk terapi pengganti kortisol
◦ Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline
◦ Fludrukortison : 0,05 – 0,1 mg/hr diberikan per oral
Penatalaksanaan
Keperawatan
◦ Pengukuran TTV
◦ Memberikan rasa nyaman dengan mengatur /
menyediakan waktu istirahat pasien
◦ Menempatkan pasien dalam posisi setengah duduk
dengan kedua tungkai ditinggikan
◦ Memberikan suplemen makanan dengan
penambahan garam
◦ Fallow up : mempertahankan berat badan, tekanan
darah dan elektrolit yang normal disertai regresi
gambaran klinis
◦ Memantau kondisi pasien untuk mendeteksi tanda
dan gejala yang menunjukan adanya krisis Addison.