SISTEM INFORMASI

KESEHATAN

OLEH
LA ODE HAMIRU

1
 BAHAN BACAAN
1. MASTER PLAN SIK OLEH BOY S SABARGUNA DAN HERY
SAFRIZAL.

2. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN OLEH EDHY SUTANTA.

3. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI –

ORGANISASI PUBLIK OLEH WAHYUDI KUMOROTOMO DAN
SUBANDO AGUS MARGONO.

4. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN OLEH EKO NUGROHO.

5. SISTEM KESEHATAN NASIONAL OLEH DEPKES RI.

6. INDIKATOR INDONESIA SEHAT 2010 DAN PEDOMAN

PENETAPAN INDIKATOR PROPINSI SEHAT DAN KAB/KOTA
SEHAT.

7. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM 2

INFORMASI KESEHATAN NASIONAL.
 PENGERTIAN :

SISTEM ADALAH SUATU KESATUAN YG UTUH DAN

TERDIRI DARI BERBAGAI FAKTOR YG
BERHUBUNGAN ATAU DIPERKIRAKAN
BERHUBUNGAN SERTA SATU SAMA LAIN SANGAT
MEMPENGARUHI, YG KESEMUANYA DGN SADAR
DIPERSIAPKAN UTK MENCAPAI TUJUAN YG TELAH
DITETAPKAN.

SISTEM MEMPUNYAI CIRI :

1. ADANYA TUJUAN YG JELAS.
2. MEMPUNYAI STRUKTUR TTT.
3. TERDIRI DARI SUATU KESATUAN USAHA DARI
BAGIAN2 YG SALING TERGANTUNG.
4. BERINTERAKSI SATU SAMA LAIN.
3
 INFORMASI ADALAH DATA YG TELAH
DIOLAH DAN DIANALISIS SECARA FORMAL,
DGN CARA YG BENAR DAN SECARA
EFEKTIF, SEHINGGA HASILNYA DPT
BERMANFAAT DALAM OPERASIONAL DAN
MANAJEMEN.

INFORMASI MEMPUNYAI CIRI :

1. DATA YG TELAH DIOLAH.
2. MENJADI BENTUK YG LEBIH BERGUNA DAN
LEBIH BERARTI BAGI YG MENERIMA.
3. MENGGAMBARKAN SUATU KEJADIAN2 DAN
KESATUAN YG NYATA.
4. DIGUNAKAN UTK MENGAMBIL KEPUTUSAN
4
 KOMPONEN YG TERKAIT DGN SISTEM INFORMASI :
1. PEMAKAI.
2. TUJUAN.
3. MASUKAN – PROSES – KELUARAN.
4. DATA’
5. TEHNOLOGI.
6. MODEL’
7. PENGENDALI.

SISTEM INFORMASI KESEHATAN ADALAH SUATU

TATANAN YG BERURUSAN DGN PENGUMPULAN
DATA , PENGOLAHAN DATA , PENYAJIAN
INFORMASI, ANALISIS DAN PENYIMPULAN
INFORMASI SERTA PENYAMPAIAN INFORMASI YG
DIBUTUHKAN UTK KEGIATAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN,
5
 INFORMASI KESEHATAN MENURUT SKN :
1. SISTEM INFORMASI KESEHATAN NASIONAL DIKEMBANGKAN
DGN MEMADUKAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH
DAN SISTEM INFORMASI LAIN YG TERKAIT.

2. SUMBER DATA SIK ADALAH DARI SARANA KESEHATAN

MELALUI PENCATATAN DAN PELAPORAN YG TERATUR DAN
BERJENJANG SERTA DARI MASYARAKAT YG DIPEROLEH
DARI SURVEI, SURVEILANS DAN SENSUS.

3. DATA POKOK SIK MENCAKUP DERAJAD KESEHATAN, UPAYA

KESEHATAN, PEMBIAYAAN KESEHATAN, SDM KESEHATAN,
OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN SERTA MANAJEMEN
KESEHATAN.

4. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA SERTA PENGEMASAN

INFORMASI DISELENGGARAKAN SECARA BERJENJANG,
TERPADU, MULTIDISIPLINER DAN KOMPREHENSIF.

5. PENYAJIAN DATA DAN INFORMASI DILAKUKAN SECARA

MULTI MEDIA GUNA DIKETAHUI MASY SECARA LUAS UTK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DIBIDANG KESEHATAN. 6
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN.

SISTEM, SECARA UMUM SISTEM DPT

DIDEFINISIKAN SEBAGAI
SEKUMPULAN HAL ATAU KEGIATAN
ATAU ELEMEN ATAU SUB SISTEM YG
SALING BEKERJA SAMA ATAU YG
DIHUBUNGKAN DGN CARA2 TTT, SHG
MEMBENTUK SUATU KESATUAN UTK
MELAKSANAKAN SUATU FUNGSI
GUNA MENCAPAI SUATU TUJUAN,
7
 SUATU SISTEM MENPUNYAI KARAKTERISTIK SBB :
1. MEMPUNYAI KOMPONEN (SUB SISTEM) DPT
BERUPA ORANG, BENDA, HAL ATAU KEJADIAN YG
TERLIBAT DALAM SUATU SISTEM.

2. MEMPUNYAI BATAS (BOUNDARY), UTK

MEMBEDAKAN SUATU SISTEM DGN SISTEM YG
LAIN. BATAS SISTEM AKAN MEMBERIKAN BATASAN
SCOPE TINJAUAN TERHADAP SISTEM.

3. MEMPUNYAI LINGKUNGAN (ENVIRONMENTS),

ADALAH SEGALA SESUATU YG BERADA DILUAR
SISTEM. LINGKUNGAN BISA MENGUNTUNGKAN
DAN BISA MERUGIKAN.

4. MEMPUNYAI PENGHUBUNG/ ANTAR MUKA

(INTERFACE) ANTAR KOMPONEN, YAITU SEGALA
SESUATU YG BERTUGAS MENJEMBATANI
HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN DALAM SISTEM. 8
 LANJUTAN

5. MMPUNYAI MASUKAN (INPUT), YAITU SEGALA SESUATU YG

PERLU DIMASUKKAN KEDALAM SISTEM SBG BAHAN YG AKAN
DIOLAH LEBIH LANJUT UTK MENGHASILKAN KELUARAN YG
BERGUNA DALAM SIM MASUKAN DISEBUT SBG DATA.

6. MEMPUNYAI PENGOLAHAN (PROCESSING), BERUPA

APLIKASI KOMPUTER.

7. MEMPUNYAI KELUARAN (OUT PUT), YAITU INFORMASI.

8. MEMPUNYAI SASARAN (OBJECTIVES) DAN TUJUAN (GOAL).

SASARAN SISTEM ADALAH APA YG INGIN DICAPAI OLEH
SISTEM UTK JANGKA WAKTU YG RELATIF PENDEK,
SEDANGKAN TUJUAN MERUPAKAN KONDISI/HASIL AKHIR YG
INGIN DICAPAI OLEH SISTEM DALAM JANGKA WAKTU YG
PANJANG. SASARAN MERUPAKAN HASIL PADA SETIAP
TAHAPAN TTT YG MENDUKUNG UPAYA PENCAPAIAN TUJUAN
9
 LANJUTAN

9. MEMPUNYAI KENDALI (CONTROL), SETIAP KOMPONEN

DALAM SISTEM PERLU SELALU DIJAGA AGAR TETAP
BEKERJA SESUAI DGN PERAN DAN FUNGSINYA MASING2.
HAL INI BISA DILAKUKAN JIKA ADA BAGIAN YG BERPERAN
MENJAGANYA, YAITU BAGIAN KENDALI, YG MEMPUNYAI
PERANAN UTAMA MENJAGA AGAR PROSES DALAM SISTEM
DPT BERLANGSUNG SECARA NORMAL SESUAI BATASAN YG
TELAH DITETAPKAN SEBELUMNYA. DALAM SIM KENDALI DPT
BERUPA VALIDASI MASUKAN, VALIDASI PROSES, MAUPAN
VALIDASI KELUARAN YG DPT DIRANCANG DAN
DIKEMBANGKAN SECARA TERPROGRAM.

10. MEMPUNYAI UMPAN BALIK (FEED BACK), DIPERLUKAN OLEH

BAGIAN KENDALI (CONTROL) SISTEM UTK MENGECEK
TERJADINYA PENYIMPANGAN PROSES DALAM SISTEM DAN
MENGEMBALIKANNYA KEDALAM KONDISI NORMAL.
10
 KETERIKATAN ANTAR KOMPONEN DAN
KARAKTERISTIK SUATU SISTEM

Subsistem 1 Subsistem 2

Subsistem n Subsistem 3
Control

Objectives Input Process Output

Goal Feedback
11
Model Umum Suatu Sistem

Input Process Output

12
INFORMASI.

DATA DAN INFORMASI.

DATA DPT DIDEFINISIKAN SBG BAHAN

KETERANGAN TTG KEJADIAN2 NYATA ATAU
FAKTA2 YG DIRUMUSKAN DALAM SEKELOMPOK
LAMBANG TERTENTU YG DKK ACAK YG
MENUNJUKKAN JUMLAH, TINDAKAN ATAU HAL.

INFORMASI MERUPAKAN HASIL PENGOLAHAN

DATA SHG MENJADI BENTUK YG PENTING BAGI
PENERIMANYA DAN MEMPUNYAI KEGUNAAN SBG
DASAR DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN YG DPT
DIRASAKAN AKIBATNYA SECARA LANGSUNG SAAT
ITU JUGA ATAU SECARA TDK LANGSUNG PADA
SAAT MENDATANG. 13
 TRANSFORMASI DATA MENJADI INFORMASI

Input Unit Pengelolah Output

Unit Penyimpanan

14
 FAKTOR – FAKTOR YG
BERPENGARUH TERHADAP SUATU
INFORMASI MELIPUTI :

1. FUNGSI.

2. BIAYA,

3. NILAI DAN,

4. MUTU INFORMASI. 15
 FUNGSI INFORMASI :

1. MENAMBAH PENGETAHUAN BAGI PENERIMANYA YG DPT

DIGUNAKAN SEBAGA BAHAN PERTIMBANGAN YG
MENDUKUNG PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN.

2. MENGURANGI KETIDAK PASTIAN KRN APA YG AKAN TERJADI

DPT DIKETAHUI SEBELUMNYA, SHG MENGURANGI
KERAGUAN PADA SAAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN.

3. MENGURANGI RESIKO KEGAGALAN, KRN APA YG AKAN

TERJADI DPT DIANTISIPASI DGN BAIK., SHG KEMUNGKINAN
TERJADINYA KEGAGALAN AKAN DPT DIKURANGI DGN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YG TEPAT.

4. MENGURANGI KEANEKARAGAMAN/VARIASI YG TDK

DIPERLUKAN, SHG KEPUTUSAN YG DIAMBIL LEBIH TERARAH.

5. MJEMBERIKAN STANDAR, ATURAN2, UKURAN2 DAN

KEPUTUSAN2 YG MENENTUKAN PENCAPAIAN SASARAN DAN
TUJUAN,
16
 BIAYA INFORMASI BERUPA BIAYA PENGOLAHAN DATA UTK
SUATU ORGANISASI AGAR DPT MENGHASILKAN INFORMASI
TKT TINGGI/BARKUALITAS BERKISAR ANTARA 5 – 15 % DARI
KESELURUHAN BIAYA YG HRS DIKELUARKAN OLEH
ORGANISASI.
BIAYA INFORMASI ADALAH MELIPUTI KOMPONEN2 BIAYA
SBB :
1. BIAYA PERANGKAT KERAS.
2. BIAYA ANALISIS, PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN SISTEM,
MELIPUTI BIAYA UTK PERANCANGAN SUATU METODOLOGIS
UTK PROSEDUR2 PENGOLAHAN DATA SECATA
KESELURUHAN DAN PERSIAPAN2 PEMBUATAN PROGRAM
APLIKASI KOMPUTER.
3. BIAYA TEMPAT DAN LINGKUNGAN.

4. BIAYA PERUBAHAN, MELIPUTI BIAYA YG DIPERLUKAN UTK

SETIAP JENIS PERUBAHAN DARI SUATU METODE
PENGOLAHAN DATA TTT KEMETODE LAIN.

5. BIAYA OPERASI, MERUPAKAN BIAYA VARIABEL YG ANTARA

LAIN MELIPUTI GAJI PEGAWAI, PEMELIHARAAN FASILITAS
DAN SISTEM PERLENGKAPAN BARANG2 DAN FASILITAS
BANTUAN. 17
NILAI INFORMASI.

MENURUT GORDON B. DAVIS NILAI INFORMASI

DIKATAKAN SEMPURNA APABILA PERBEDAAN
ANTARA KEBIJAKAN OPTIMAL TANPA INFORMASI
YG SEMPURNA DAN KEBIJAKAN OPTIMAL
MENGGUNAKAN INFORMASI YG SEMPURNA DPT
DINYATAKAN DGN JELAS. BERDASARKAN
INFORMASI SEORANG MANAJER/PIMPINAN DPT
MENGAMBIL KEPUTUSAN SECARA LEBIH BAIK.

MISALNYA KEPUTUSAN YG DIAMBIL TANPA

MENGGUNAKAN INFORMASI MISALNYA PEMBELIAN
VAKSIN RABIES DALAM JUMLAH BANYAK ATAU
SEDIKIT TANPA MENGGUNAKAN INFORMASI
BERAPA RATA2 GIGITAN ANJING GILA PERTAHUN.
KALAU MEMBELI SEDIKIT KEBUTUHAN TDK
TERPENUHI. KALAU MEMBELI BANYAK VAKSINNYA
LEBIH.
18
 NILAI SUATU INFORMASI DPT DITENTUKAN
BERDASARKAN SIFATNYA. SEPULUH SIFAT
YG MENENTUKAN NILAI INFORMASI YAITU :
1. KEMUDAHAN DALAM MEMPEROLEH.
2. SIFAT LUAS DAN KELENGKAPANNYA.
3. KETELITIAN (ACCURACY).
4. KECOCOKAN DGN PENGGUNA
(RELEVANCE).
5. KETEPATAN WAKTU.
6. KEJELASAN (CLARITY).
7. FLEKSIBILITI/KELUWESANNYA.
8. DPT DIBUKTIKAN.
9. TDK ADA PRASANGAKA.
10. DAPAT DIUKUR. 19
 MUTU INFORMASI.
PERBEDAAN MUTU INFORMASI DISEBABKAN OLEH
PENYIMPANGAN ATAU KESALAHAN.
MENURUT GORDON B DAVIS, KESALAHAN
INFORMASI ANTARA LAIN DISEBABKAN OLEH HAL2
SBB :
1. METODE PENGUMPULAN DAN PENGUKURAN DATA
YG TDK TEPAT.
2. TDK DPT MENGIKUTI PROSEDUR PENGOLAHAN YG
BENAR.
3. HILANG/TDK TEROLAHNYA SEBAGIAN DATA.
4. PEMERIKSAAN/PENCACATAN DATA YG SALAH.
5. DOKUMEN UBDUK YG SALAH.
6. KESALAHAN DALAM PROSEDURE
PENGOLAHAN.(MISAL KESALAHAN PROGRAM
APLIKASI KOMPUTER YG DIGUNAKAN.).
7. KESALAHAN YG DILAKUKAN SECARA SENGAJA. 20
 PENYEBAB KESALAHAN INFORMASI DPT
DIATASI DGN CARA2 SBB :

1. KONTROL SISTEM UTK MENEMUKAN

KEWSALAHAN.

2. PEMERIKSAAN INTERNAL DAN ELSTERNAL.

3. PENAMBAHAN BATAS KETELITIAN DATA.

4. INSTRUKSI DARI PEMAKAI YG

TERPROGRAM SECARA BAIK DAN DPT
MENILAI ADANYA KESALAHAN2 YG
MUNGKIN TERJADI 21
 MANAJEMEN.

MANAJEMEN DPT DIARTIKAN SBG PROSES MEMANFAATKAN

BERBAGAI SUMBER DAYA YG TERSEDIA UTK MENCAPAI
SUATU TUJUAN.

DALAM UPAYA MEMANFAATKAN SUMBER DAYA MNAJEMEN

PARA MANAJER AKAN MELAKSANAKN TIGA MACAM PROSES
MANAJEMEN YAITU :

1. PERENCANAAN.
2. PENGENDALIAN (MELIPUTI PENGORGANISASIAN,
PENGGERAKAN DAN KOORDINASI).
3. PENGAMBILAN KEPUTUSAN.

PROSES MANAJEMAN DPT DILAKUKAN DALAM TIGA

TINGKATAN KEGIATAN MANAJEMEN YAITU :
1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OPERASIONAL.
2. PERENCANAAN TAKTIS DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN.
3. PERENCANAAN STRATEGIS.
22
 TINGKAT PERENCANAAN OPERASIONAL
DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN
MERUPAKAN KEGIATAN MANAJEMEN PADA
TINGKAT PALING RENDAH.

 TINGKAT PERENCANAAN TAKTIS DAN

PENGENDALIAN MANAJEMEN MERUPAKAN
KEGIATAN MANAJEMENTINGKAT
MENENGAH.

 PERENCANAAN STRATEGIS MERUPAKAN

MERUPAKAN TINGKAT KEGIATAN
MANAJEMEN PALING ATAS.
23
Gambar Tingkatan Kegiatan Manajemen

Perencanaan
Strategis

Perencanaan taktis &

Pengendalian Manajemen

Perencanaan dan pengendalian operasional

24
DEFINISI SIM.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DPT

DIDEFINISIKAN SEBAGAI SEKUMPULAN SUB
SISTEM YG SALING BERHUBUNGAN, BERKUMPUL
BER SAMA2 DAN MEMBENTUK SATU KESATUAN,
SALING BERINTERAKSI, DAN BEKERJA SAMA
ANTARA BAGIAN SATU DGN YG LAIINNYA DGN
CARA2 TTT UTK MELAKUKAN FUNGSI
PENGOLAHAN DATA, MENERIMA MASULAKAN
(INPUT) BERUPA DATA2, KEMUDIAN MENGOHNYA
(PROCESSING), DAN MENGHASILKAN KELUARAN
(OUTPUT) BERUPA INFORMASI SEBAGAI DASAR
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YG BERGUNA DAN
MEMPUNYAI NILAI NYATA YG DPT DIRASAKAN
AKIBATNYA BAIK PADA SAAT ITU JUGA MAUPUN
DIMASA MENDATANG, MENDUKUNG KEGIATAN
OPERASIONAL, MANAJERIAL DAN STRATEGIS
ORGANISASI, DGN MEMANFAATKAN BERBAGAI
SUMBER DAYA YG ADA DAN TERSEDIA BAGI
25
FUNGSI TSB GUNA MENCAPAI TUJUAN.
TINJAUAN TENTANG SISTEM
INFOMASI MANAJEMEN.

SELAIN DGN MENJELASKAN

DEFINISINYA, SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN DPT DIJELASKAN DGN
CARA LAIN, YAITU MEMBERIKAN
PENJELASAN YG DIDASARKAN PADA
TIGA MACAM TINJAUAN YAITU
BERDASARKAN KOMPONEN FISIK,
BERDASARKAN FUNGSI
PENGOLAHAN, DAN BERDASARKAN
FUNGSI KELUARAN.
26
 BERDASARKAN KOMPONEN FISIK SIM TERDIRI
DARI KOMPONEN BERIKUT:
1. PERANGKAT KERAS (HARD WARE), MELIPUTI
PIRANTI2 YG DIGUNAKAN OLEH SISTEM
KOMPUTER UTK MASUKAN DAN KELUARAN UTK
MASUKAN DAN KELUARAN.
2. PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE) BERUPA
PROGRAM2 KOMPUTER.
3. BERKAS (FILE) MERUPAKAN SEKUMPULAN DATA
YG DISIMPAN DGN CARA2 TTT.
4. PROSEDUR (PROCEDURE) MELIPUTIN PROSEDURE
PENGOPERASIAN UTK SIM .
5. MANUSIA (BRAIN WARE) YG TERLIBAT DALAM SIM
MELIPUTI OPERATOR, PROGRAMMER, SYSTEM
ANALISYST, MANAJER SISTEM INFORMASI,
MANAJER PADA TKT OPERASIONALMANAJER PADA
TKT MANAJERIAL, MANAJER PADA TINGKAT
STRATEGIS, TEHNISI, SERTA INDIVIDU LAIN YG
TERLIBAT DIDALAMNYA
27
BERDASARKAN FUNGSI PENGOLAHAN

SIM MEMPUNYAI TUGAS UTAMA

MELAKUKAN TRANSFORMASI DATA
MENJADI INFORMASI. HAL INI BERARTI
SIM BERTUGAS MENERIMA DATA
MASUKAN, MENGOLAH DATA
MASUKAN, DAN MENGHASILKAN
KELUARAN BERUPA INFOMASI.

28
 BERDASARKAN FUNGSI PENGOLAHAN, SIM DPT
TERDIRI ATAS FUNGSI BERIKUT :

1. MENGOLAH TRANSAKSI, ADALAH MENGOLAH

DATA YG DIPEROLEH DARI CATATAN2 PROSES
TRANSAKSI.

2. MEMELIHARA FILE HISTORIS, YG MEMUAT

KUMPULAN DATA TRANSAKSIYG TELAH TERJADI
DLM JANGKA WAKTU TTT PADA MASA LAMPAU.

3. MENGHASILKAN KELUARAN, BERUPA INRORMASI2

TTT YG DIBUTUHKAN PARA PENGGUNA BAIK
BERUPA SOFTCOPY MAUPUN HARDCOPY ATAU
MEDIA LAIN.

4. INTERAKSI USER – PENGOLAH BERUPA MEDIA YG

MEMUNGKINKAN USER UTK BERINTERAKSI DGN
PROGRAM APLIKASI PENGOLAH DATA, 29
 BERDASARKAN FUNGSI KELUARAN, SIM MENGHASILKAN
KELUARAN SBB :

1. DOKUMEN TRANSAKSI, MISALNYA FAKTUR PEMESANAN

VAKSIN, BUKTI PENGIRIMAN VAKSIN DLL.

2. LAPORAN TERJADWAL/RUTIN TERDIRI DARI LAPORAN

BULANAN, TRIMULAN, SEMESTER, DAN TAHUNAN.

3. LAPORAN TDK TERJADWAL (ADHOC).

4. JAWABAN ATAS PERTANYAAN YG TDK TERJADWAL (ADHOC),

PIMPINAN SERING KALI MEMERLUKAN INFORMASI SINGKAT
YG DIBUTUHKAN SE-WAKTU2, SIM HRS MEMENUHINYA
SECARA CEPAT.

5. DIALOG USERE – MACHINE, MERUPAKAN MEDIA YG

MEMUNGKINKAN USER UTK BERINTERAKSI DGN PERALATAN
YG DIGUNAKAN DALAM SISTEM

30
 PENGOLAHAN DATA (DATA PROCESSING.

1. UNSUR PENGOLAH DATA.

PENGOLAH DATA ADALAH SERANGKAIAN OPERASI ATAS
INFORMASI YG DIRENCANAKAN GUNA MENCAPAI TUJUAN.

PROSES PENGOLAHAN DATA DPT MELIPUTI UNSUR2

BERIKUT :
1) PENGUMPULAN DATA (DATA CAPTURING).
2) PEMBACAAN (READING),
3) PEMERIKSAAN (VERIFYING).
4) PEREKAMAN (RECORDING).
5) PENGGOLONGAN (CLASSIFYING).
6) PENGURUTAN (SORTING).
7) PERINGKASAN (SUMARIZING).
8) PERHITUNGAN (CALCULATING).
9) PERBANDINGAN (COMPARING).
10) PEMINDAHAN (TRANSMITTING).
11) PENAMPILAN KEMBALI (RETRIVING).
12) PENGGANDAAN (REPRODUCTION).
31
13) PENYEBARLUASAN (DISTRIBUTION).
2. METODE PENGOLAHAN DATA.

ADA 4 (EMPAT) METODE YAITU :

1) METODE MANUAL, DILAKUKAN DGN TANGAN DAN

MENGGUNAKAN ALAT BANTU MANUAL SEDERHANA
MISALNYA PENSIL, PENGGARIS, KERTAS KERJA DLL.

2) METODE ELETROMEKANIK (ELECTROMECHANICAL),

DIKERJAKAN SECARA MANUAL DIBANTU DGN MESIN2
ELEKTRONIK SEDERHANA MISALNYA MESIN CATAT KOLOM
(POSTING MACHINE).DATA2 MENGENAI SUATU OBYEK
DICATAT DLM SUATU KARTU DGN SANDI LUBANG. SEJUMLAH
KARTU YG MENGANDUNG SEJUMLAH DATA2 TTG OBYEK YG
SAMA DIGABUNG BERSAMA UTK MEMBENTUK SUATU
BERKAS/FILE.

3) METODE SISTEM WARKAT (PUNCHED – CARD EQUIPMENT),

4) METODE ELEKTRONIK KOMPUTER, DGN ALAT BANTU

KOMPUTER, 32
 PERSYARATAN PEMILIHAN METODE
PENGOLAHAN DATA DPT DITENTUKAN DGN
MEMPERTIMBANGKAN HAL2 SBB :

1) VOLUME UNSUR – UNSUR DATA YD

DIMUAT.

2) KOMPLEKSITAS OPERASI PENGOLAHAN

DATA YG DIPERLUKAN.

3) BATASAN WAKTU PENGOLAHAN.

4) TUNTUTAN PERHITUNGAN. 33
3. BENTUK PENGOLAHAN DATA DALAM STRUKTUR
ORGANISASI.

a. SENTARALISASI, OPERASI PENGOLAHAN DATA

DILAKSANAKAN OLEH SUATU BAGIAN YG TERPISAH DALAM
STRUKTUR ORGANISASI YAITU BAGIAN PENGOLAHAN DATA
ELEKTRONIK (ELECTRONIC DATA PROCESSING/EDP) ATAU
DPT JUGA DILAKUKAN OLEH :

1) SUATU BIRO JASA DILUAR ORGANISASI YG MERUPAKAN

SUATU PERUSAHAAN TERPISAH DILUAR ORGANISASI DAN
MEMBERIKAN DAN MEMBERIKAN PELAYANAN PENGOLAHAN
DATA.

2) FASILITAS PEMBAGIAN WAKTU BERSAMA (TIMESHARING) YG

DIBELI/DISEWA DARI PERUSAHAAN LAIN.

3) SUATU SUSUNAN MANAJEMEN FASILITAS DIMANA SUATU

PERUSAHAAN MENGAMBIL ALIH PELAKSANAAN OPERASI
PENOLAHAN DATA DALAM OPERASI TSB.
34
 KEUNTUNGAN PENGOLAHAN DATA
SECARA TERSENTRALISASI DAN FAKTOR
PENDUKUNG ANTARA LAIN :

1. PENGHEMATAN KHUSUS DALAM

HARDWARE DAN PENGADAAN
PERSONALIA.

2. PENGHEMATAN KRN MENIADAKAN

PENGEMBANGAN SISTEM YG GANDA.

3. MANFAAT KARENA STANDARISASI.

4. MANFAAT KARENA SISTEM YG SERAGAM. 35

Gambar Bentuk Pengolahan data tersentralisasi

Perencanaan
Strategis
Perencanaan taktis &
Pengendalian Manajemen

Perencanaan dan pengendalian operasional

Produksi Pemasaran….. Personalia

Departemen Pengolahan Data Elektronik

36
b. DESENTRALISASI, KEGIATAN PENGOLAHAN DATA
DILAKUKAN DALAM BIDANG2 ORGANISASI YG
BERSIFAT FUNGSIONAL SEBAGAI SUB
ORGANISASI.

FAKTOR2 YG MENDUKUNG DESENTRALISASI

PENGOLAHAN DATA DALAM STRUKTUR
ORGANISASI ANTARA LAIN ADALAH :

1. PELAYANAN YG SEMAKIN BAIK KARENA KEPEKAAN

TERHADAP KONDISI LOKASI.

2. KEBIJAKAN DESENTRALISASI DALAM MANAJEMEN.

3. KELENGKAPAN KESAMAAN DIANTARA FUNGSI

DIANTARA UNIT2 ORGANISASI YG MEMPERSULIT
ADANYA STANDARISASI SISTEM. 37
c. TERDISTRIBUSI.

DALAM BENTUK PENGOLAHAN TERDISTRIBUSI

DATA – DATA YG AKAN DIOLAH DISEBAR KE-
BAGIAN2, NAMUN BAGIAN2 YG TERSEBAR
TERSEBUT KEMUDIAN DISATUKAN KEMBALI
SECARA LOGIK DAN DIAWASI OLEH BAGIAN YG
MEMPUNYAI PERINGKAT LEBIH TINGGI SEHINGGA
MEMBENTUK SATU KESATUAN.

KEUNTUNGAN BENTUK PENGOLAHAN

TERDISTRIBUSI ANTARA LAIN ADALAH :
1. DPT MEMINIMALKAN BIAYA –BIAYA.
2. MEMPERSINGKAT WAKTU RESPON UTK
MEMPEROLEH DATA2.
3. PENGONTROLAN PADA DATA2 KRITIS SECARA
LEBIH CERMAT.
4. KEMAMPUAN BACK UP DATA YG EFEKTIF.
38
Gambar Siklus Hidup Informasi

Manajer

Manual

SIM Elektronik Mekanik Pelaksana

Elektronik Komputer

Basis Data

39
 UNSUR PENTING AGAR SIM EFEKTIF,
PERLU DIPERHATIKAN BEBERAPA UNSUR
PENTING BERIKUT :

1. DATA YG DIBUTUHKAN.
2. KAPAN DATA DIBUTUHKAN.
3. SIAPA YG MEMBUTUHKAN.
4. DIMANA DATA DIBUTUHKAN.
5. DALAM BENTUK APA DATA DIBUTUHKAN.
6. PRIORITAS YG DIBERIKAN DARI BERMACAM
DATA.
7. PROSEDUR/MEKANISME YG DIGUNAKAN
UTK MEMPROSES DATA.
8. BAGAIMANA PENGATURAN UMPAN BALIK.
9. MEKANISME EVALUASI YG DIGUNAKAN. 40
 JARINGAN KERJA SIM.

JARINGAN KERJA SISTEMINFORMASI

MANAJEMEN ADALAH TERDIRI ATAS
TERDIRI ATAS :

1. PERENCANAAN STRATEGI DAN

PENGENDALIAN MANAJEMEN.

2. FUNGSI OPERASIONAL.

3. UNIT FUNGSIONAL. 41
 JARINGAN KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
AKAN MEMBERIKAN IMPLIKASI SBB :

1. SISTEM INFORMASI ADALAH DIDESAIN UTK

MENYEDIAKAN INFORMASI BAGI SETIAP
INFORMASI FUNGSIONAL.

2. SISTEM INFORMASI UTK UNIT FUNGSIONAL YG

SALING BERHUBUNGAN DAPAT DIKELOMPOKAN
DALAM SUATU SUBSISTEM YG MELAYANI
KELOMPOK (FUNGSI OPERASIONAL).

3. KAITAN ANTAR UNIT FUNGSIONAL DPT

DISEDERHANAKAN DGN PEMAKAIAN KAITAN
INFORMASI ANTAR KELOMPOK DAN DGN JALAN
PEMAKAIAN FILE SBG PENYANGGA,
42
 PERANAN SIM DALAM
KEGIATAN MANAJEMEN
SUATU SIM HRS MAMPUMEMBERIKAN
DUKUNGAN PADA PROSES2 BERIKUT :

1. PROSES PERENCANAAN.

2. PROSES PENGENDALIAN.

3. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN.43

 Dukungan SIM pada Proses Perencanaan

Kebutuhan Dukungan Sistem Informasi

Model Dukungan analitik dalam pengembangan struktur dan

Perencanaan persamaan model.
Data historis untuk analisis hubungan, perkiraan dan
perencanaan.
Suatu penggerak model perencanaan untuk dijalankan
pada suatu komputer.
Data masukan Data historis ditambah analisis dan manipulasi data
untuk membengkitkan data masukan yang
berdasarkan data historis.

Manipulasi Penggunaan komputer untuk menjalankan suatu

model model.
Manipulasi data lainnya berdasarkan teknik peramalan
dan ekstrapolasi.
44
 DUKUNGAN SISTEM INFORMASI PADA PROSES
PENGENDALIAN.
PENGENDALIAN DIPERLUKAN UTK MENILAI PRESTASE YG
DIHASILKAN.

PRESTASE DINYATAKAN MENURUT UKURAN SBB :

1. UNIT MASUKAN.
2. KEGIATAN.
3. KELUARAN YG DIHASILKAN.

DUKUNGAN PENGENDALIAN MENCAKUP HAL2 SBB :

1. ANALISIS PERBEDAAN PRESTASE DGN STANDAR PRESTASE.
2. ANALISIS LAIN YG MEMBANTU DALAM PEMAHAMAN
PERBEDAAN.
3. ARAH TINDAKAN YG AKAN MEMPERBAIKI PRESTASE PADA
MASA MENDATANG.

DUKUNGAN LAIN DARI SIM DLM PROSES PENGENDALIAN

ADALAH MONITOR YG TERUS MENERUS DARI PRESTASE. 45
 DUKUNGAN SISTEM INFORMASI PADA PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELIPUTI 3 (TIGA) TAHAPAN.
YAITU :

1. PENELUSURAN UTK PEMAHAMAN MASALAH TERDIRI ATAS :

a. USAHA2 PENYELIDIKAN LINGKUNGAN YG MEMANCING
KEPUTUSAN.
b. PENGAKUAN ADANYA MASALAH.

2. DESAIN UTK PENCIPTAAN PEMECAHAN MASALAH MELIPUTI

USAHA2 :
a. PENEMUAN ALTERNATIF2 PEMECAHAN MASALAH.
b. PENGEMBANGAN ALTERNATIF2 PEMECAHAN MASALAH.
ANALISIS ARAH TINDAKAN YG MUNGKIN.

3. PEMILIHAN UTK PENGUJIAN KELAYAKAN PEMECAHAN

MASALAH.
a. MELIBATKAN SELEKSI ARAH TINDAKAN DAN
PELAKSANAANYA.
46
A. DUKUNGAN SIM PADA PROSES PENELUSURAN.
JENIS2 PELUANG ATAU MASALAH YG DITEMUKAN
PADA TAHAPAN PENELUSURAN DPT
DIKELOMPOKKAN SBB :
1. PELUANG MELIPUTI :
a. PELUANG PELAYANAN KESEHATAN.
b. PELUANG UTK PENGURANGAN RESIKO
MASYARAKAT.
c. PELUANG UTK PENGEMBANGAN PELAYANAN
KESEHATAN.
2. MASALAH MELIPUTI :
a. MASALAH YG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
PELAYANAN KESEHATAN.
b. MASALAH YG MEMPENGARUHI PRESTASI
PENCAPAIAN YANKES.
c. MASALAH RESIKO.
47
 SISTEM INFORMASI UTK MENGIDENTIFIKASI
PELUANG/MASALAH MEMERLUKAN UNSUR SBB :
1. BASIS DATA MELIPUTI :
a. BASIS DATA MASYARAKAT.
b. BASIS DATA LINGKUNGAN.
c. BASIS DATA LINGKUNGAN PERSAINGAN.
d. BASIS DATA INTEREN ORGANISASI.
2. PENGOLAHAN DAN PENELUSURAN MELIPUTI :
a. PENELUSURAN TERSTRUKTUR YG KONTINYU.
b. PENELUSURAN TERSTRUKTUR YG KHUSUS (ADHOC).
c. PENELUSUSRAN TDK TERSTRUKTUR YG KHUSUS..
3. LAPORAN MELIPUTI :
a. KELUARAN YG LANGSUNG UTK PERANGKAT LUNAK
TAHAPAN DESAIN.
b. KELUARAN YG MENYATAKAN DESAIN KEPUTUSAN.
c. KELUARAN YG MENYATAKAN LANGKAH PILIHAN KEPUTUSAN
YG HRS DIIKUTI.
d. KELUARAN YG MENYATAKAN SUATU PEMECAHAN ATAU
PELUANG YG MUNGKIN TETAPI TANPA INDIKATOR2
TINDAKAN MENDATANG.
48
B. DUKUNGAN SIM PADA DESAIN KEPUTUSAN, ADALAH
MELIBATKAN PERANGKAT LUNAK UTK MEMBANTU
KEGIATAN2 DLM TAHAPAN INI, YAITU :

1. PERANGKAT LUNAK SBG BANTUAN UTK PEMAHAMAN

MASALAH MERUPAKAN PERANGKAT LUNAK UTK
MENGEMBANGKAN SUATU MODEL SIMULASI, MISAL
PERANGKAT LUNAK STATISTIKA DAN ANALISIS REGRESI,
KORELASI SEDERHANA, CHI SQUARE DAN PENGUJIAN
SIGNIFIKAN LAINNYA, ANALISIS FAKTOR, DAN PEMILIHAN
SAMPEL (SAMPLING).

2. PERANGKAT LUNAK SBG BANTUAN PENCIPTAAN

PEMECAHAN, MERUPAKAN PERANGKAT LUNAK UTK
ANALISIS CIRI DGN DIBANTU OLEH :
a. PERANGKAT LUNAK MODEL YG DIKEMBANGKAN SENDIRI.
b. PERANGKAT LUNAK PENCARIAN KEMBALI BASIS DATA.

3. PERANGKAT LUNAK UTK PENGUJIAN KELAYAKAN

PEMECAHAN, MERUPAKAN PERANGKAT LUNAK UTK
ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA BERBAGAI MODEL YG
DIKEMBANGKAN MENGGUNAKAN SUATU BASIS DATA YG ADA
PADA SISTEM INFORMASI. 49
C. DUKUNGAN SIM PADA PEMILIHAN KEPUTUSAN
ADALAH TERDIRI DARI UNSUR2 SBB :

1. SUATU BASIS DATA YG LENGKAP.

2. SUATU KEMAMPUAN PENCARIAN KEMBALI DATA2
DARI BASIS DATA.
3. PERANGKAT LUNAK.
4. PERANGKAT LUNAK STATISTIK DAN ANALITIK.
5. SUATU DASAR MODEL YG BERISI PERANGKAT
LUNAK UTK :

a. PEMBUATAN MODEL.
b. MODEL KEPUTUSAN.
c. BANTUIAN KEPUTUSAN
50
 EVALUASI SIM
EVALUASI SIM DPT DILAKUKAN OLEH SALAH SATU DARI :

1. TIM AUDIT KHUSUS YG DIKUMPULKAN UTK MAKSUD TSB YG

DIAMBIL DIANTARA PARA EKSEKUTIF ORGANISASI YG
BERSANGKUTAN.

2. TIM AUDIT INTEREN YG MENGERJAKAN UNIT OPERASIONAL.

3. ORGANISASI KONSULTASI DILUAR ORGANISASI.

EVALUASI DPT DILAKUKAN PADA SERANGKAIAN TKT YG

BERBEDA YAITU :

1. EVALUASI SISTEM INFORMASI SECARA MENYELURUH.

2. EVALUASI SISTEM PERANGKAT KERAS/PERANGKAT LUNAK.
3. EVALUASI APLIKASI. 51
 TUJUAN EVALUASI SIM ADALAH SBB :
1. MENILAI KEMAMPUAN TEKNIS SIM.
2. MENILAI PELAKSANAAN OLPERASIONAL SIM.
3. MENILAI PENDAYAGUNAAN SIM.

EVALUASI FUNGSI SIM ADALAH MELIPUTI HAL2

SBB :
1. EVALUASI SISTEM PERANGKAT
KERAS/PERANGKAT LUNAK YG MASIH BERLAKU.
2. EVALUASI SISTEM PERANGKAT
KERAS/PERANGKAT LUNAK BARU ATAU
PENGGANTI.
3. EVALUASI APLIKASI SIM.
4. PENGHITUNGAN MANFAAT SECARA KUANTITATIF
DARI APLIKASI SIM.
5. ANALISA BIAYA MANFAAT DARI ALTERNATIF
DESAIN SIM. 52
 TUJUAN EVALUASI
PERANGKATKERAS/PERANGKAT
LUNAKSIM YG MASIH BERLAKU ADALAH
MENENTUKAN HAL2 SBB :

1. APAKAH ADA SUMBER DAYA BARU YG

DIPERLUKAN.

2. APAKAH ADA SUMBER DAYA PERANGKAT

KERAS/LUNAK BARU YG HRS DIGANTI.

3. APAKAH PENGATURAN KEMBALI AKAN

MEMPERBAIKI DAYA GUNA.

4. APAKAH TAMBAHAN SUMBER DAYA AKAN

MEMPERBAIKI KETEPAT GUNAAN SISTEM. 53
 BEBERAPA CONTOH TINDAKAN
YGMERUPAKAN HASIL EVALUASI ADALAH
SBB :
1. PENAMBAHAN SUMBER DAYA BARU.
2. PENGGANTIAN SALURAN DATA
BERKECAPATAN RENDAH MENJADI
BERKECEPATAN TINGGI.
3. PENAMBAHAN KAPASITAS MEMORI UTAMA.
4. PENIADAAN SUATU SALURAN DATA YG TDK
TERPAKAI.
5. PENAMBAHAN PADA UNIT MEMORI.
6. PERUBAHAN DALAM ORGANISASI MEMORI.
7. PERUBAHAN DALAM PERANGKAT LUNAK
MANAJEMEN DATA,
8. PERUBAHAN “ SPOOLING “ PERANGKAT
LUNAK.. 54
 BEBERAPA METODE DAN SARANA YG DPT DIGUNAKAN DLM
EVALUASI PERANGKAT KERAS/PERANGKAT LUNAK YG MASIH
BERLAKU ADALAH SBB :
1. MONITOR PERANGKAT KERAS, MERUPAKAN PERALATAN
MONITOR YG DIPASANG PADA PERANGKAT KERAS UTK
MENGUKUR KEHADIRAN ATAU KETIADAAN DENYUTAN
LISTRIK.
2. MONITOR PERANGKAT LUNAK, MERUPAKAN SUATU
PROGRAM KOMPUTER UTK MENGUKUR HASIL KERJA TIAP
PROGRAM APLIKASI DALAM LINGKUNGAN PENGOPERASIAN
SISTEM.
3. SISTEM LOG DAN OBSERVASI, ADALAH SUATU SISTEM YG
DPT MENGINDIKASI ADANYA KETIDAK EFISIENAN OPERATOR
DAN KEGAGALAN MESIN. SISTEM LOG MERUPAKAN SUATU
SISTEM YG DPT DIPAKAI UTK MENGEMBANGKAN SUATU
PENJADWALAN KERJA YG EFISIEN.
4. ANALISIS PENJADWALAN, UTK PENJADWALAN KERJA
SECARA EFISIEN BERDASARKAN SUMBER DAYA YG
DIPERLUKAN UTK SETIAP PEKERJAAN, KENDALA WAKTU,
PERMINTAAN MASUKAN/KELUARAN DAN ADANYA SUATU
PERIORITAS TERHADAP PEKERJAAN TTT,

55
 PENDEKATAN UMUM YG DPT DILAKUKAN PADA
EVALUASI SISTEM PERANGKAT KERAS/LUNAK
BARU ATAU PENGGANTI ADALAH TERDIRI ATAS
LANGKAH2 SBB :

1. STUDI KELAYAKAN, MERUPAKAN SUATU STUDI YG

DILAKSANAKAN UTK PENYELIDIKAN SISTEM YG
ADA, MENILAI KEBUTUKAN SIOSTEM PERANGKAT
KERAS/LUNAK BARU ATAU PENGGANTI, MENILAI
BIAYA EFEKTIVITAS SISTEM YG DIUSULKAN, DAN
MENILAI DAMPAK SISTEM YG DIUSULKAN PADA
ORGANISASI.

2. PENYIAPAN SPESIFIKASI DAN PENAWARAN.

PEDOMAN SPESIFIKASI MERUPAKAN SUATU
DAFTAR KEBUTUHAN YG SECARA SPESIFIK
MERUMUSKAN APA YG HARUS DIKERJAKAN OLEH
SUATU PERANGKAT KERAS OLEH SISTEM
PERANGKAT KERAS/LUNAK.
56
 SUATU APLIKASI SISTEM INFORMASI DPT
DIEVALUASI MENURUT BEBERAPA UKURAN, YAITU
SEBAGAI BERIKUT :

1. KELAYAKAN TEKNIS (TECHNICAL FEASIBILITY).

2. KELAYAKAN OPERASIONAL (OPERATIONAL

FEASIBILITY).

3. KELAYAKAN EKONOMI (ECONOMIC FEASIBILITY).

4. KALAYAKAN HUKUM (LAW FEASIBILITY).

5. KELAYAKAN JADWAL (SCHEDULE FEASIBILITY).

57
 BEBERAPA MASALAH YG BERHUBUNGAN DGN PEMILIHAN
DESAIN SISTEM INFORMASI ADALAH SBB :

1. WAKTU TANGGAPAN, ADALAH WAKTU YG DIPERLUKAN BAGI

SISTEM INFORMASI UTK MENANGGAPI KEBUTUHAN2
INFORMASI BAGI PARA PEMAKAI. KEBUTUHAN2 DIMAKSUD
ADALAH MELIPUTI KEBUTUHAN PENGOLAHAN TRANSAKSI,
PEREMAJAAN BASIS DATA, DAN PENCARIAN DAN
PENAMPILAN KEMBALI SUSTU DATA YG DIPERLUKAN.

2. PERINCIAN TAMPILAN. KOMPROMI DALAM PERINCIAN

TAMPILAN MELIPUTI PENYAJIAN BERUPA :
a. LAPORAN TERCETAK DIKERTAS ATAU DILAYAR TERMINAL.
b. LAPORAN TERPERINCI ATAU IKHTIAR/RINGKASAN.
c. LAPORAN YG MEMUAT ANALISIS MENDALAM UTK
MEMPEROLEH PERINCIAN ATAU LAPORAN TERINTEGRASI.

3. MUTU DATA, PADA UMUMNYA PEMAKAI AKAN LEBIH

MEMENTINGKAN MUTU DATA YG DISAJIKAN DARI PADA
KUANTITASNYA.
58
 PENGERTIAN INDIKATOR

A. DEFINISI INDIKATOR :
1. INDIKATOR ADALAH VARIABEL YG MEMBANTU KITA DALAM
MENGUKUR PERUBAHAN2 YG TERJADI BAIK SECARA
LANGSUNG MAUPUN TDK LANGSUNG (WHO, 1981).
2. INDIKATOR ADALAH SUATU UKURAN TDK LANGSUNG DARI
SUATU KEJADIAN ATAU KONDISI, MISALNYA BERAT BADAN
BAYI BERDASARKAN UMUR ADALAH INDIKATOR BAGI
STATUS GIZI BAYI TSB (WILSON & SAPANUHCART, 1993).
3. INDIKATOR ADALAH SATTISTIK DARI HAL NORMATIF YG
MENJADI PERHATIAN KITA YG DPT MEMBANTU KITA DALAM
MEMBUAT PENILAIAN RINGKAS, KOMPREHENSIF DAN
BERIMBANG TERHADAP KONDISI2 ATAU ASPEK2 PENTING
DARI SUATU MASY.
4. INDIKATOR ADALAH VARIABEL2 YG MENGINDIKASI ATAU
MEMBERI PETUNJUK KEPADA KITA TTG SUATU KEADAAN
TTT, SHG DPT DIGUNAKAN UTK MENGUKUR PERUBAHAN
(GREEN, 1992).
59
B. PERSYARATAN INDIKATOR :
1. SIMPLE – YAITU SEDERHANA, ARTINYA INDIKATOR YG
DITETAPKAN SEDAPAT MUNGKIN SEDERHANA DALAM
PENGUMPULAN DALAM PENGUMPULAN DATA MAUPUN
DALAM RUMUS PERHITUNGAN UTK MENDAPATKANNYA.

2. MEASURABLE – YAITU DPT DIUKUR, ARTINYA INDIKATOR YG

DITETAPKAN HRS MEMPRESENTASEKAN INFORMASINYA
DAN JELAS UKURANNYA.

3. ATRIBUTABLE – YAITU BERMANFAAT, ARTINYA INDIKATOR

YG DITETAPKAN HRS BERMANFAAT UTK KEPENTINGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.

4. RELIABLE – YAITU DAPAT DIPERCAYA, ARTINYA INDIKATOR

YG DITETAPKAN HARUS DPT DIDUKUNG OLEH
PENGUMPULAN DATA YG BAIK, BENAR, DAN TELITI.

5. TIMELY – YAITU TEPAT WAKTU, ARTINYA INDIKATOR YG

DITETAPKAN HRS DPT DIDUKUNG OLEH PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA SERTA PENGEMASAN INFORMASI YG
WAKTUNYA SESUAI DGN SAAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DILAKUKAN. 60
C. JENIS INDIKATOR :

1. INDIKATOR BERBENTUK ABSOLUT ADALAH INDIKATOR YG

HANYA BERUPA PEMBILANG SAJA, YAITU JUMLAH DARI
SUATU HAL/KEJADIAN. BIASANYA DIGUNAKAN UTK SESUATU
YG SANGAT JARANG MISALNYA KASUS MENINGITIS
DIPUSKESMAS.

2. INDIKATOR BERBENTUK PROPORSI ADALAH INDIKATOR YG

NILAI RESULTANTENYA DINYATAKAN DGN PERSEN KARENA
PEMBILANGNYA MERUPAKAN BAGIAN DARI PENYEBUT,
MISALNYA PROPORSI PUSKESMAS YG MEMILIKI DOKTER
TERHADAP SELURUH PUSKESMAS YG ADA.

3. INDIKATOR BERBENTUK ANGKA ATAU RATE ADALAH

INDIKATOR YG MENUNJUKKAN FREKWENSI DARI KEJADIAN
SELAMA WAKTU (PERIODE) TTT. BIASANYA DINYATAKAN
DALAM BENTUK PER 1000 ATAU PER 100.000 POPULASI
(KONSTANTA ATAU K) ANGKA ATAU RATE ADALAH UKURAN
DASAR YG DIGUNAKAN UTK MELIHAT KEJADIAN PENYAKIT
KRN ANGKA ATAU RATE MERUPAKAN UKURAN YG PALING
JELAS MENUNJUKAN PROPABILITAS ATAU RESIKO DARI
PENYAKIT DALAM SUATU MASY TTT SELAMA PERIODE TTT.
61
INDIKATOR BERBENTUK RASIO
ADALAH INDIKATOR YG
PEMBILANGNYA BUKAN MERUPAKAN
BAGIAN DARI PENYEBUT MISALNYA
RASIO BIDAN TERHADAP PENDUDUK
SUATU KABUPATEN.

62
D. KLASIFIKASI INDIKATOR :

1. INDIKATOR HASIL AKHIR, YAITU DERAJAT KESEHATAN.

INDIKATOR HASIL AKHIR YG PALING AKHIR ADALAH
INDIKATOR2 MORTALITAS (KEMATIAN) YG DIPENGARUHI
OLEH INDIKATOR2 MORBIDITAN (KESAKITAN) DAN
INDIKATOR2 STATUS GIZI.

2. INDIKATOR HASIL ANTARA. INDIKATOR INI TERDIRI ATAS

INDIKATOR2 KETIGA PILAR YG MEMPENGARUHI HASIL AKHIR
YAITU INDIKATOR2 KEADAAN LINGKUNGAN, INDIKATOR2
PERILAKU HIPUP MASYARAKAT SERTA INDIKATOR2 AKSES
DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN.

3. INDIKATOR PROSES DAN MASUKAN. INDIKATOR INI TERDIRI

ATAS INDIKATOR2 PELAYANAN KESEHATAN, INDIKATOR2
SUMBER DAYA KESEHATAN, INDIKATOR2 MANAJEMEN
KESEHATAN, DAN INDIKATOR2 KONTRIBUSI SEKTOR2
TERKAIT.

63
 Gambar Indikator Indonesia Sehat 2010

Keadaan
Lingkungan

1. Pelayanan
Kesehatan
Perilaku Hidup M Derajat
2. Sumberdaya
Masyarakat e Kesehatan
Kesehatan
n
3. Manajemen
u Morbilita Mor
Kesehatan
J s ta
4. Kontribusi Akses & Mutu u
Sektor2 Pelayanan Status li
Terkait Kesehatan Gizi tas

Masukan Hasil Antara Hasil Akhir

& Proses
 Formula
Indikator
1. Derajat Kesehatan
a. Mortalitas
1). Angka kematian Jumlah Bayi (berumur<1 Tahun) Meninggal
Bayi /1000 di suatu Wilayah tertentu selama 1 Tahun
Kelahiran Hidup Jumlah Kelahiran Hidup di Wilayah dan
pada kurun waktu yang sama

2).Angka kematian Jumlah Anak (berumur<5 Tahun) Meninggal

Balita /1000 di suatu Wilayah tertentu selama 1 Tahun
Kelahiran Hidup Jumlah Kelahiran Hidup di Wilayah dan
pada kurun waktu yang sama

3).Angka kematian Jumlah Ibu Hamil yang Meninggal karena hamil,

Ibu Melahirkan bersalin dan nifas di suatu Wilayah
per 100.000 tertentu selama 1 Tahun
Kelahiran Hidup Jumlah Kelahiran Hidup di Wilayah dan
pada kurun waktu yang sama
 Lanjutan
4). Angka Harapan Jumlah Tahun Kehidupan dari Kohort
Hidup Waktu Lahir Jumlah kohort

b. Morbiditas
5).Angka Kesakitan Jumlah Penderita Malaria di suatu Wilayah
Malaria per 1.000 tertentu selama 1 Tahun
Penduduk Jumlah Penduduk di Wilayah dan pada
kurun waktu yang sama

6).Angka Kesembuhan Jumlah Penderita TB Paru BTA+ yang sembuh

Penderita TB Paru di suatu Wilayah tertentu selama 1 Tahun
BTA+ Jumlah Penderita TB Paru BTA+ yang diobati
di Wilayah dan pada kurun waktu yang sama

7).Prevelensi Penderita Jumlah kasus HIV (baru&lama) di suatu

HIV terhadap Wilayah tertentu selama 1 Tahun
Penduduk Beresiko Jumlah Penduduk berisiko di Wilayah dan
pada kurun waktu yang sama
 Lanjutan
8). Angka ‘Acute Flaccid Jumlah Kasus AFP anak usia <5 tahun
Paralysis’ (AFP) pada di suatu Wilayah tertentu selama 1 Tahun
Anak Usia<15 Tahun Jumlah Anak <5 tahun diwilayah dan pada
per 100.000 Anak kurun waktu yang sama

9).Angka Kesakitan Jumlah Kasus DBDdi suatu Wilayah

Demam Berdarah tertentu selama 1 Tahun
Dengue (DBD) per Jumlah Penduduk di Wilayah dan pada
100.000 penduduk kurun waktu yang sama

c. Status Gizi
10).Persentase Balita Jumlah Balita yang berstatus Gizi Buruk
dengan Gizi Buruk di suatu Wilayah tertentu selama 1 Tahun
Jumlah Balita yang ditimbang/diukur
di Wilayah dan pada kurun waktu yang sama

11).Persentase Kecamatan Jumlah Kecamatan yang bebas Rawan Gizi

Bebas Rawan Gizi di suatu Wilayah tertentu selama 1 Tahun
Penduduk Beresiko Jumlah Kecamatan yang ada di Wilayah dan
pada kurun waktu yang sama
 Lanjutan
2. Hasil Antara
a. Keadaan Lingkungan
12).Persentase Rumah Jumlah Rumah Sehat di suatu Wilayah
Sehat tertentu pada kurun waktu tertentu
Jumlah rumah yang ada di wilayah dan pada
kurun waktu yang sama

13).Pesentase tempat- Jumlah tempat-tempat sehat suatu Wilayah

tempat umum dan pada kurun waktu tertentu
yang sehat Jumlah tempat-tempat umumyang ada di wilayah
dan pada kurun waktu yang sama

b. Perilaku Hidup Masyarakat

14).Persentase rumah tangga Jumlah rumah tangga berprilaku hidup bersih &
berprilaku hidup bersih sehat di suatu Wilayah pd kurun waktu tertentu
dan sehat Jumlah rumah tangga yang dipantau/survei
di Wilayah dan pada kurun waktu yang sama

15).Persentase Posyandu Jumlah Posyandu purnama dan mandiri di suatu

Purnama dan Mandiri Wilayah pada kurun waktu tertentu
Jumlah seluruh Posyandu yang ada di Wilayah dan
pada kurun waktu yang sama
Lanjutan
c. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

16).Persentase Penduduk Jumlah Puskesmas yang memanfaatkan Puskesmas

yang memanfaatkan di suatu Wilayah selama 1 tahun
Puskesmas Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
pada kurun waktu yang sama

17).Pesentase Penduduk yg Jumlah penduduk yang memanfaatkan Rumah Sakit

memanfaatkan Rumah di suatu wilayah selama 1 tahun
Sakit Jumlah penduduk di wilayah dan pada
kurun waktu yang sama

18).Persentase sarana Jumlah sarana kesehatan dengan kemampuan

Kesehatan dengan Laboratorium kesehatan di suatu wilayah
kemampuan Lab Jumlah sarana kesehatan yang ada di wilayah
Kesehatan dan pada kurun waktu yang sama

19).Persentase Rumah Sakit Jumlah Rumah Sakit yg menyelenggarakan 4 pelayanan

yg menyelenggarakan kesehatan spesialis dasar di wilayah dan pada
4 Pelayanan kesehatan kurun waktu tertentu
Spesialis Dasar Jumlah Rumah Sakit yang ada di wilayah dan
pada kurun waktu yang sama
 Lanjutan
20).Persentase Obat Generik Jumlah jenis obat generik berlogo yg tersedia
Berlogo (OGB) dalam di suatu Wilayah pd kurun waktu tertentu
persediaan Obat Jumlah jenis obat yg ada dalam persediaan
di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
3. Proses dan Masukan
a. Pelayanan Kesehatan

21).Pesentase Pertolongan Jumlah persalinan yg ditolong tenaga kesehatan

persalinan oleh tenaga di suatu wilayah selama 1 tahun
kesehatan Jumlah persalinan yg terjadi di wilayah dan pada
tahun yang sama

22).Persentase Desa mencapai Jumlah desa/kelurahan yg mencapai UCI

Universal Child di suatu wilayah selama 1 tahun
Immunization (UCI) Jumlah desa/kelurahan yang ada di wilayah
Kesehatan dan pada tahun yang sama

23).Persentase Desa terkena Jumlah desa/kelurahan terkena KLB yg ditangani

Kejadian Luar Biasa <24 jam di suatu wilayah selama 1 tahun
(KLB) yang ditangani Jumlah desa/kelurahan yg terkena KLB di wilayah
<24 jam dan pada tahun yang sama
 Lanjutan
24).Persentase ibu hamil Jumlah ibu hamil yang mendapat tablet Fe
yg mendapat tablet Fe di suatu Wilayah selama 1 tahun
Jumlah ibu hamil yang ada disuatu wilayah dan
pada tahun yang sama

25).Pesentase Bayi yang Jumlah bayi yang mandapat ASI eksklusif

mendapat ASI di suatu wilayah selama 1 tahun
Eksklusif Jumlah bayi yg ada di wilayah dan pada
tahun yang sama

26).Persentase Murid Sekolah Jumlah Murid SD/MI yang mendapat pemeriksaan

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Gigi dan mulut di suatu wilayah selama 1 tahun
yg mendapat pemeriksaan Jumlah seluruh murid SD/MI yang ada di wilayah
Gigi dan Mulut dan pada tahun yang sama

27).Persentase Pekerja yang Jumlah pekerja yg mendapat pelayanan kesehatan

mendapat Pelayanan kerja di suatu wilayah selama 1 tahun
Kesehatan Kerja Jumlah pekerja yang ada di wilayah dan
pada tahun yang sama
 Lanjutan
28).Persentase keluarga Jumlah keluarga miskin yg mendapat pelayanan
miskin yang mendapat kesehatan di suatu Wilayah selama 1 tahun
Pelayanan Kesehatan Jumlah pekerja yang ada disuatu wilayah dan
pada tahun yang sama
b. Sumber Daya Kesehatan

29).Rata-rata Dokter Jumlah Dokter yang memberikan pelayanan

per 100.000 kesehatan di suatu wilayah
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan pada
tahun yang sama

30).Rata-rata Dokter Jumlah Dokter Spesialis yg memberikan pelayanan

Spesialis per 100.000 kesehatan di suatu wilayah
penduduk Jumlah penduduk yang ada di wilayah
dan pada tahun yang sama

31).Rata-rata Dokter Jumlah Dokter Keluarga yg memberikan pelayanan

Keluarga per 1000 kesehatan di suatu wilayah
Keluarga Jumlah keluarga di wilayah dan
pada tahun yang sama
Lanjutan
32).Rata-rata Dokter Jumlah Dokter Gigi yg memberikan pelayanan
Gigi per 100.000 kesehatan di suatu Wilayah
Penduduk Jumlah penduduk wilayah dan pada
tahun yang sama

33).Rata-rata Apoteker Jumlah Apoteker yang memberikan pelayanan

per 100.000 kefarmasian di suatu wilayah
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan pada
tahun yang sama

34).Rata-rata Bidan Jumlah Bidan yang memberikan pelayanan

per 100.000 kesehatan di suatu wilayah
penduduk Jumlah penduduk yang ada di wilayah
dan pada tahun yang sama

35).Rata-rata Perawat Jumlah perawat yg memberikan pelayanan

per 100.000 kesehatan di suatu wilayah
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan
pada tahun yang sama
 Lanjutan
36).Rata-rata Ahli Gizi Jumlah Ahli Gizi yg bertugas di bidang Gizi
per 100.000 di suatu Wilayah
Penduduk Jumlah penduduk wilayah dan pada
tahun yang sama

37).Rata-rata Ahli Sanitasi Jumlah Ahli Sanitasi yg bertugas dibidang

per 100.000 kesehatan lingkungan di suatu wilayah
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan pada
tahun yang sama

38).Rata-rata Ahli Kesehatan Jumlah Ahli Kesehatan Masyarakat yang

Masyarakat per 100.000 bertugas di suatu wilayah
penduduk Jumlah penduduk yang ada di wilayah
dan pada tahun yang sama

39).Persentase Penduduk Jumlah Penduduk yg menjadi peserta jaminan

yg menjadi Peserta pemeliharaan kesehatan di suatu wilayah slm 1 tahun
Jaminan Pemeliharaan Jumlah penduduk yg ada di wilayah dan
Kesehatan pada tahun yang sama
 c. Manajemen Kesehatan

40).Rata-rata persentase Jumlah Alokasi APBD Kabupaten/Kota untuk

Anggaran Kesehatan kesehatan dalam 1 tahun
dlm APBD Kab/Kota Total anggaran APBD pada
tahun yang sama

41).Alokasi Anggaran Keshtan Jumlah alokasi anggaran kesehatan pemerintah

Pemerintah per Kapita dalam 1 tahun (ribuan rupiah)
per tahun(ribuan rupiah) Jumlah penduduk pada
tahun yang sama

42).Persentase Kab/Kota yg Jumlah Kab/Kota yg mempunyai dokumen sistem

Mempunyai Dokumen kesehatan pada kurun waktu tertentu
Sistem Kesehatan Jumlah Kab/Kota yang ada pada kurun waktu
yang sama

43).Persentase Kab/Kota yg Jumlah Kab/Kota yg memiliki Contygency Plan masalah

memiliki Contigency Plan Kesehatan akibat bencana pd kurun waktu tertentu
Masalah Kesehatan Jumlah Kab/Kota yg ada pada kurun waktu
Akibat Bencana yang sama
c. Lanjutan Manajemen Kesehatan

44).Persentase Kab/Kota yg Jumlah Kabupaten/Kota yg membuat profil

membuat Profil kesehatan selama 1 tahun
Kesehatan Jumlah Kabupaten/Kota yg ada pada kurun
waktu yang sama

45).Persentase Provinsi yg Jumlah Provinsi yg melaksanakan Surkesda pada

melaksanakan Surkesda kurun waktu tertentu
Jumlah Provinsi yg ada pada kurun waktu
yang sama

46).Persentase Provinsi yg Jumlah Provinsi yg mempunyai Provincial Health

Mempunyai Provincial Account pada kurun waktu tertentu
Health Account Jumlah Provinsi yang ada pada kurun waktu
yang sama

d. Kontribusi Sektor-Sektor Terkait

47).Persentase Keluarga yg Jumlah keluarga yg memiliki akses terhadap air

memiliki Akses terhadap bersih di suatu wilayah pd kurun waktu tertentu
Air Bersih Jumlah keluarga yg ada di wilayah dan pada
kurun waktu yang sama
 c. Lanjutan kontribusi Sektor-Sektor Terkait

48).Persentase Pasangan Usia Jumlah pasangan usia subur peserta KB aktif

Subur yg menjadi disuatu wilayah pada waktu tertentu
Aseptor KB Jumlah pasangan usia subur yg ada di wilayah
dan pada kurun waktu yang sama

49).Angka Kecelakaan Lalu Jumlah Korban akibat kecelakaan lalu lintas

Lintas per 100.000 di suatu wilayah selama 1 tahun
Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun
waktu yang sama

50).Persentase Penduduk Jumlah Penduduk usia 10 tahun keatas yang melek

yang Melek Huruf Huruf di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
Jumlah Penduduk usia 10 tahun keatas di wilayah
dan pada kurun waktu yang sama
 Sistem Informasi
Kesehatan

78
Informasi

 Tepat waktu (up to date)

 Lengkap

 Akurat (reliabel)

 Mudah diinterpretasi

 Operasional

79
Jenis informasi
 Formal;
 Statistik rutin

 Laporan manajemen (MIS)

 Informal;
 Rumors

 Pengalaman

 Hasil diskusi

 Kondisi politik dan lingkungan setempat dan supra

sistem

80
Pemanfaatan Informasi
Membuat keputusan;
 Jaminan kelanjutan program
 Ekspansi program

 Penentuan:
 Populasi target
 Model dan Implementasi program/metode
 Kontrol kualitas
 Jenis pembiayaan (private dan publik)

81
INFORMATION FOR ACTION

Structure/
Inputs Process
Outputs

Information
Management
Information System:

Results/ - Identifying Impacts/

Outcome - Collecting Effect
- Processing
- Reporting

Management Decisions

Planning Monitoring Evaluating

82
Pemanfaatan Informasi
 Manajemen Pasien/costumers
 Demografi
 Status sosio-ekonomi
 Episode dan risikonya
 Faktor risiko

 Manajemen Unit Pelayanan Kesehatan

 Coverage untuk curative dan preventive
 Manajemen sumberdaya (fasilitas)

 Manajemen Sistem Kesehatan

 Profil tager populasi (komunitas)
 Performan pelayanan kesehatan
 Data aktifitas manajemen
 Data finansial
 Distribusi sumberdaya
 Aspek legal dan dokumen
 Informasi sektor terkait

83
 INFORMATION FOR ACTION
Figure 1 - The data for action cycle

ACTION
Assessment Application

DATA KNOWLEDGE

Analysis Understanding
INFORMATION

84
Indikator
 Variabel yang membantu memperlihatkan adanya perubahan
secara langsung atau tidak langsung

 Ukuran tidak langsung dari suatu kejadian (input-proses-output)

 Statistik yang concise, komprehensif, dan seimbang tentang kondisi

komunitas

 Keseimbangan antara akurasi dan biaya;

subjektif objektif
murah mahal

 Jenis indikator;
 Jumlah
 Proporsi
 Rasio
 Rate

85
 Figure 2 Typology of measurement domains

Health
determinants

Risk factors
Behaviours Health
Genetics status
Environment
Health
Mortality
Socio-economic & system
demographic outcomes Morbidity /
disability
Health Health Well-being
system system Service
inputs outputs utilization

Policy Information
Financing Service
Human availability and
resources quality
Organization

86
Pemilihan Indikator
 Indikator sistem
 Input; sumberdaya kesehatan
 Proses; monitor aktifitas
 Output; hasil pelayanan (cakupan)
 Effect; KAP
 Outcome; efek jangka panjang (mortality, AHH)

 Indikator program
 Pembangunan Kesehatan
 Tingkat Puskesmas (basic 6)
 Tingkat Dinas Kesehatan
 Pelayanan Medis
 Tingkat Puskesmas (dalam gedung)
 Tingkat Rumah Sakit

87
 Sistem Manajemen dan sistem Pelayanan Kesehatan

88
 Sistem dan Subsistem dalam Pelayanan Kesehatan

Contoh: PELAYANAN MEDIS

89
Penilaian SIK
 Langkah pengembangan dan implementasi SIK

 Mengukur kinerja komponen (sub-sistem) SIM untuk mendukung

manajemen kesehatan;
 Pelayanan
 Program
 Manajemn (administrasi)
 Registrasi vital

 Komponen yang diukur;

 Data generating and management;
validitas, kelengkapan, data collecting, rutin dan non-rutin
 Data analysis and reporting;
efisiensi, kelengkapan, kualitas analisis, proses, presentasi data
 Information use;
pengambilan keputusan untuk costumers, komunitas, unit kesehatan,
program, dan manajemen
 Information system resources;
keberadaan sumberdaya, kecukupan, budged, kualifikasi SDM, fasilitas,
dan perlengkapan pendukung

90
 Figure 3 - Health information
sub-systems rarely interact
costs
resources MCH/FP
Administrative HIV
data malaria
EPI surveys
TB Water/san
HIV Sexual
Routine Household
MCH/FP service behaviour HIV
surveys
EPI data surveys
STI
Census Behavioural
MCH Disease risk
Vital surveillance surveys smoking
cause registration exercise
HIV
of Ebola nutrition
death cancer
91
 Figure 4 - Levels of production of health information
and use of health information

Strategic
Global
Information
Regions
Policy-making

Countries
Programme
monitoring Provinces
and evaluation
Districts

Patient care
Facility Communities Facilities
Management

92
 Figure 5 - Production of health information: tool coverage by level

Modelling &
estimates
Global
Regions
Outbreak surveillance

Sample VR

Surveys Countries
Vital registration
Censuses

Provinces

Districts
HMIS

Communities Facilities

93
 Figure 6 - Typical organizational structure of the
health information system
Ministry of Interior,
Local Government

Ministry of Health
Other sectors Dept. of Statistics

Insurance

Private sector Donors

Researchers
Districts
Disease surveillance

Facilities

94
Alasan Penilaian SIK
 Mengukur performa sub-sistem dalam
MIS;
 Pengumpulan
 Penggunaan
 Pelaporan
 indikator
 Identifikasi masalah;
 Pada seluruh mekanisme sistem untuk perbaikan
 Peningkatan kapabilitas SDM;
 Self assessment
 Implementasi pada sub-sistem lain
95
Langkah Penilaian SIK
 Formulasi penilaian;
untuk siapa, kapan, Rp, indikator, hal penting yang harus dilaksanakan

 Penilaian thd informasi yang relevan;

diskripsi pelayanan dan SI, data flow, pengumpulan data, sumberdaya, fasilitas

 Konfirmasi jenis pelayanan yang dinilai;

jenis pelayanan dan masalah yang akan dikelola

 Identifiaksi indikator performa SIK dan sumber data;

Pengetahuan SDM, kinerja pencatatan, pelaporan, feedback, keberadaan material (software-hardware), kemampuan
monitoring, manajemen bahan dan alat

 Desain dan uji alat penilaian;

data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data

 Persiapan pengumpulan data di lapang;

timetable, informan, material pendukung, budget, training

 Pelaksanaan penilaian;
manajemen data, indikator keberhasilan pengumpulan data

 Analisis hasil;
cepat dan praktis, sesuai tujuan, follow up

96
 Langkah Penilaian SIK

1. Identifikasi pengguna
2. Penilaian tujuan jangka panjang dan jangka pendek organisasi
3. Identifikasi informasi yang dibutuhkan oleh setiap pengguna
4. Menentukan metode dan prosedur untuk pengumpulan
pencatatan, penjumlahan analisis dan pelaporan
5. Memperbaiki prosedur dan metode
6. Membuat dan meningkatkan MIS
7. Membangun prosedur untuk menjamin akurasi data
8. Melatih dan mensupervisi staf

97
Jenis Informasi yang dikelola
 Data rutin
 Data non-rutin
 Transmisi, proses, dan kualitas data
 Sistem informasi komunitas
 Sistem Informasi Manajemen
 Manajemen SIK

98
 Assessment MIS
What to Ask:
Does the system Does the system help you and Does the system let
supply information on your staff do the following? you look at
the following? information in the
following detail?
What to look at: What to check for:

Demand Set goals and objectives Program components

Planning utilization results by regions
population coverage population groups

Reaching targets Identify and solve problems Activity outcomes

Monitoring use of methods utilization of staff
costs of services expenditures
Number of: program’s emphasis in the Results by units
Evaluation -New clients future. aggregate results
-Continuing users achieving its objectives comparative results

99
 Assessment MIS
What to Ask:
Does the system Is the system easy and simple Does the system
include the following to use? satisfy its users?
components?
What to look at: What to check for:
Routine Client records Waktu mengisi data Tujuan seluruh
information Clinic registers Redudancy data instrumen diketahui
source Special form
Persons using Manajer Keberadaan hasil Data ada sebelum
information Staf program Reguler dilakukan keputusan
Staf administratif
komunitas
Non-routine data Survey Dapat dilaksanakan ketika Dapat dilakukan
collection FGD masalah teridentifikasi dengan cara dan
Interview biaya yang rasional
Rapid assessment
Reporting Analisis kejelasan Mengerti data dan
capability Presentasi Akurasi interpretasinya
Kesimpulan Kelengkapan
Waktu
Making Transmisi Sumber dan tujuan laporan Mendapatkan
information Umpan balik informasi yang
available diperlukan 100
Analisis Hasil Assessment
 Kebutuhan Informasi
 Keberadaan informasi menurut jenis metode
 Kelengkapan Informasi
 Frekuensi Informasi (reguler, periodik)
 Metode pengumpulan data yang mudah dan murah
 Bagaimana informasi dapat dimanfaatkan pengguna
 Jenis dan waktu informasi
 Informasi untuk umpan balik

101
Peningkatan MIS
 Hilangkan informasi yang tidak diperlukan
 Peningkatan pemberian umpan balik
 Menyertakan staf untuk penggunaan
informasi reguler untuk perencanaan,
monitoring dan evaluasi

102
Menentukan Informasi yang diperlukan

 Informasi kinerja (performance);

 Perencanaan dan evaluasi
 Informasi operasional;
 waktu, orang, Rp dan material
 Implementasi rencana kerja
 Biaya, material, logistik
 Staf dan supervisi
 Seleksi indikator;
 Mudah dihitung, dapat membandingkan, menjelaskan aktifitas
 Indikator performance (hasil dan impact/outcome)
 Indikator operasional (input, proses, output)

103
Pemanfaatan Informasi
 Siapa yang memerlukan informasi?
 Bagaimana informasi digunakan?
 Seberapa rinci?
 Format presentasi informasi?

104
105
Pengumpulan Informasi
 Rutin;
 Record
 Register

 Formulir

 Non-rutin;
 FGD
 Exit interview

 Rapid assessment

 Operational research

106
Reportase Informasi

 Kesimpulan data
 Tabulasi, prosentasi dan rerata

 Analisis data
 Tabulasi, cross-tabulasi
 Agregasi, segregasi dan proyeksi

 Transmisi data
 Persiapan laporan kinerja dan indikator operasional

 Presentasi Informasi
 Peta, grafik
 Kemudahan akses informasi

 Umpan balik
 Informasi pemanfaatan ke staf untuk keterlibatan MIS
 Cara untuk mendapatkan informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat untuk pengambilan
keputusan
 Review laporan; indikator kunci, kelengkapan, akurasi dan realibilitas, interpretasi dan kesimpulan
yang memadai, mengindikasikan pemanfaatan informasi untuk pengambilan keputusan
107
 Contoh presentasi Informasi

108
 Spatial Analysis for Public Health Issues

109
Type of Study

 Maternal Health Accessibility in

District Level
 Spreading of Malaria Cases, micro
spatial analysis
 Using Secondary Data for Case
Management

110
 (1)
Spatial Analysis to Increase
Maternal Health Accessibility
in District Level
(Case Study in Kabupaten Tangerang-Banten, 2006)

111
 Background
 Access to health services is a human
right
(WHO, 1984; Fuchs, 1974; Jeffers, 1990; Barker, 1996; HFA by 2000)

 Utilization of health services is an

important factor in health aspect
(Blumm, 1985)

 Accessibility;
 Availability of health services as needed (equity)
 Easy to reach to everybody/fairness
(Jeffers, 1990; Nadjib, 1999)

112
Objective

To Show the accessibility to Maternal

health care, based on physical, social and
economical aspects relates to utilization and
health services distribution.

113
Framework
Spatial Accessibility

Physical
 distance
 duration
 transportation

Economical UTILIZATION
 Family expenses (ATP) ANC
Delivery by Skilled Att
Social Place of Giving Birth
 Education
 Occupation
 Knowledge;
oANC
oRisk of pregnancy
oRisk of delivery
 Perceived to HC
 Autonomy

114
RESEARCH METHOD
Design crossectional
Secondary data:
 Survey “Kinerja Pelayanan Kesehatan berdasarkan
Indikator Kabupaten Tangerang Sehat 2010” Dinkes
Kab Tangerang, 2006

Primary data:
 Mapping the location of sample clusters and
Health Providers

115
Spatial Analysis
Alur Model Prioritas Wilayah untuk Intervensi Berdasarkan Overlay antaraAkses Fisik,
Ekonomi, Sosial dengan akses fisik spasial
Akses Fisik Prediksi
Utilisasi Peta Wilayah
dari Prioritas
Akses Ekonomi Aksesibilitas Nilai Prediksi
Masyarakat
Akses

Akses Sosial

Peta Wilayah Pelayanan Intersection Model Prioritas untuk;

Kesehatan Maternal Model Akses 1. Intervensi Sumberdaya
Spasial 2. Intervensi Program

116
RESULT
District of Tangerang- Prov. Banten (2002)

Area
 1.110,11 km2;
 26 sub-districts
(kecamatan)
 328 villages (kel)

Population
 3.317.331 inhabitans
 Density 2.886 jiwa/km2

117
Health Facility
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Private Hospital 2
2 Puskesmas 21
3 Pustu 12
4 Rumah Bersalin 36
5 Praktek Dokter Spesialis 51
 Puskesmas (HC) 40 6 Praktek Dokter Umum 226
 HC with inpatient fac 5 units 7 Praktek Dokter Gigi 84
 Pop Ratio per Puskesmas 8 Praktek Bidan Swasta 271
1: 71.831 people 9 Laboratorium 20
 2 MDs dan 10 Balai Pengobatan 267
 1 dentist
11 Klinik 24 jam 27
 18 nurses and paramedics
12 Polindes 6
13 Posyandu 944
14 Apotik 64
15 Pos KB 30
118
 Maternal Health Utilization

 ANC
 ANC K1
 ANC K4 (K4 5T)

 Delivery att by Skilled

Personnel (Linakes)

 Delivery in Health
Facility

 Utilization (Linakes + K4
5T)

119
Maternal Health Utilization
No Variable Total
(%)

1 ANC K1 (n = 1.586)
- Akses 97,61
- Murni 73,32
2 ANC K4 5T (n = 1.438) 52,52
3 ANC to (n=1.522)
- MD 11,85
- Midwife 85,70
- Others 2,45
4 Birth Attendance (n = 1.569)
- Health Personnel 80,30
- Non-HP 19,70
5 Place of Giving Birth (n = 1.551)
- Health Facility 70,70
- Home 29,30
6 Utilization (ANC K4 (2) & Linakes (4)) 42,20

120
Maternal Health Utilization – ANC K1

121
Maternal Health Utilization – ANC K4 5T

122
Maternal Health Utilization – Birth Attendance

123
 Maternal Health Utilization – Place of Giving Birth
Peta 6d
64 5 0 0 0 65 0 0 0 0 65 5 0 0 0 66 0 0 0 0 66 5 0 0 0 67 0 0 0 0 67 5 0 0 0 68 0 0 0 0 68 5 0 0 0 69 0 0 0 0 69 5 0 0 0 70 0 0 0 0
9335000

9335000
Laut Jawa PERSALINAN DI YANKES
KABUPATEN TANGERANG
TAHUN 2006
9330000

9330000
U
Teluk naga
Kronjo Mauk Pakuhaji
Sukadiri
Kemiri Kilom eter
Kosambi
9325000

9325000
1 0 1 2 3 4 5

KETERANGAN
Rajeg
Wilayah Di Luar Pelayanan
Kabupaten Serang Kresek
Sepatan W ilayah D i L ua r Pelayana n
9320000

9320000
Persalinan di Yankes
Ren da h

PROVINSI BANTEN Pasar Kemis Se dan g

Kota Tangerang
Tingg i
Balaraja
9315000

9315000
Batas
Jayanti Ba ta s W ilaya h Pene litian
Ba ta s Ke ca matan
Ba ta s Ka bup aten
Cikupa Ba ta s Propin si
9310000

9310000
Curug Garis Pan tai

Kabupaten Tangeran g
Dan Sekitarnya DKI JAKARTA
10 6 °0 0 ' 10 6 °3 0 ' 10 7 °0 0 ' Tigaraksa Kotamadya
Lau t J aw a
Pondok Aren Jakarta Barat
Cisoka
Panongan Pagedangan Serpong
9305000

9305000
6°00'

6°00'

Ka bup ate n
Kabupaten Legok Ciputat
Se rang DKI
JAK ARTA
PRO V INSI Ta nge ran g
BANT E N
6°30' LS
6°30'

Jambe
Ka bup ate n
Ka bup ate n B ogo r

9300000 mU
Leb ak P RO V INSI
9300000

JAW A BARAT Cisauk

10 6 °0 0 ' 10 6 °3 0 ' 10 7 °0 0 ' B T
Kabupaten Pamulang
Lebak
Sumber :
PROVINSI JAWA BARAT
Proy ek si P eta : UTM Zo ne 4 9 S
Peta Administrasi, BPN Kabupaten Tangerang, Sekala 1:25.000. Tahun 2005 Kota Depok Sist em Ko o rd in at : UT M (m eter)
Kabupaten Bogor

124 64 5 0 0 0 65 0 0 0 0 65 5 0 0 0 66 0 0 0 0 66 5 0 0 0 67 0 0 0 0 67 5 0 0 0 68 0 0 0 0 68 5 0 0 0 69 0 0 0 0 69 5 0 0 0 70 0 0 0 0 m T
Physical Distance

Health Provider to Costumers

Near = 15 minutes walking distance

= 1.25 km in radius

125
Health Care facility (buffering)

126
 Maternal Health Utilization
(spatial overlay between ANC K4 & BA by HP)
Peta 6e
64 5 0 0 0 65 0 0 0 0 65 5 0 0 0 66 0 0 0 0 66 5 0 0 0 67 0 0 0 0 67 5 0 0 0 68 0 0 0 0 68 5 0 0 0 69 0 0 0 0 69 5 0 0 0 70 0 0 0 0
9335000

9335000
Laut Ja wa UTILISASI
KABUPATEN TANGERANG
TAHUN 2006
9330000

9330000
U
Teluk naga
Kronjo Mau k Pakuhaji
Sukadiri
Kemiri Kilo m ete r
Kosambi
9325000

9325000
1 0 1 2 3 4 5

KETERANGAN
Kresek Rajeg
Wilayah Di Luar Pelayanan
Kabupaten Serang Kresek
Sepatan W ilay ah D i L ua r P elay ana n
9320000

9320000
Persalinan di Yankes
Ren da h

PROVINSI BANTEN Pasar Kemis Se dan g

Kota Tangerang
Tingg i
Balaraja
9315000

9315000
Batas
Jayanti Ba ta s W ilaya h P ene litian
Ba ta s K e ca m atan
Ba ta s K a bup aten
Cikupa Ba ta s P ropin si
9310000

9310000
Curug Garis P an tai

Kabupaten Tangeran g
Dan Sekitarnya DKI JAKARTA
10 6 °0 0 ' 10 6 °3 0 ' 10 7 °0 0 ' Tigaraksa Kotamadya
Lau t J aw a
Pondok Aren Jakarta Barat
Cisoka
Panongan Pagedangan Serpong
9305000

9305000
6°00'

6°00'

Ka bup ate n
K ab u p aten Legok Ciputat
Se rang DKI
JAK AR T A
PR O V IN SI Ta ng e ran g
BANTE N
6°30' LS
6°30'

Jambe
Ka bup ate n
Ka bup ate n B ogo r

9300000 mU
Leb ak P R O V IN SI
9300000

JAW A B A R A T Cisauk
10 6 °0 0 ' 10 6 °3 0 ' 10 7 °0 0 ' B T
Kabupaten Pamulang
Lebak
Sumber :
PROVINSI JAWA BARAT
Proy ek si P eta : U T M Z o ne 4 9 S
Peta Adm inistrasi, BPN K abupaten T angerang, Sekala 1:25.000. Tahun 2005 Kota Depok Sist em K o o rd in at : U T M (m eter)
Kabupaten Bogor
127 64 5 0 0 0 65 0 0 0 0 65 5 0 0 0 66 0 0 0 0 66 5 0 0 0 67 0 0 0 0 67 5 0 0 0 68 0 0 0 0 68 5 0 0 0 69 0 0 0 0 69 5 0 0 0 70 0 0 0 0 m T
Drop Out

 DO ANC K1  K4 5T
 DO ANC K1  Birth Att
 DO ANC K1  Place of GB
 DO ANC K1  Utilization

128
Peta 7a

129
Peta 7b

130
Peta 7c

131
 Peta 7d
64 5 0 0 0 65 0 0 0 0 65 5 0 0 0 66 0 0 0 0 66 5 0 0 0 67 0 0 0 0 67 5 0 0 0 68 0 0 0 0 68 5 0 0 0 69 0 0 0 0 69 5 0 0 0 70 0 0 0 0

9335000

9335000
Laut Jawa DROP OUT ANC K1 KE UTILISASI
KABUPATEN TANGERANG
TAHUN 2006
9330000

9330000
U
Teluk naga
Kronjo Mauk Pakuhaji
Sukadiri
Kemiri Kilom eter
Kosambi
9325000

9325000
1 0 1 2 3 4 5

KETERANGAN
Kresek Rajeg
Kresek Wilayah Di Luar Pelayanan
Kabupaten Serang
Sepatan
9320000

9320000
W ilayah D i L ua r Pelayana n

Drop Out K1 Ke Utilisasi

Ren da h
PROVINSI BANTEN Pasar Kemis Kota Tangerang Se dan g
Balaraja Tingg i
9315000

9315000
Jayanti

Cikupa
9310000

9310000
Curug

Kabupaten Tangerang
Dan Sekitarnya DKI JAKARTA
10 6 °0 0 ' 10 6 °3 0 ' 10 7 °0 0 ' Tigaraksa Kotamadya
Lau t J aw a
Pondok Aren Jakarta Barat
Cisoka
Panongan Pagedangan Serpong
9305000

9305000
6°00'

6°00'

Ka bup ate n
Kabupaten Legok Ciputat
Se rang DKI
JAK ARTA
PRO V INSI Ta nge rang
BANTE N
6°30' LS
6°30'

Jambe
Ka bup ate n
Ka bup ate n B ogo r

9300000 mU
Leb ak P RO V INSI
9300000

JAW A BARAT Cisauk

10 6 °0 0 ' 10 6 °3 0 ' 10 7 °0 0 ' B T
Kabupaten Pamulang
Lebak
Sumber :
PROVINSI JAWA BARAT
Proy ek si P eta : UTM Zo ne 4 9 S
Peta Administrasi, BPN Kabupaten Tangerang, Sekala 1:25.000. Tahun 2005 Kota Depok Sist em Ko o rd inat : UTM (m eter)
Kabupaten Bogor
64 5 0 0 0 65 0 0 0 0 65 5 0 0 0 66 0 0 0 0 66 5 0 0 0 67 0 0 0 0 67 5 0 0 0 68 0 0 0 0 68 5 0 0 0 69 0 0 0 0 69 5 0 0 0 70 0 0 0 0 m T

132
Mathematical Model Development;
Logistic Regression Model
Utilization Β SE P OR 95%CI
Intercept -2,798 0,489 0,000

Knowledge of Delivery

Fair 0,7910 0,3387 0,020 2,21 1,13 – 4,28

Good 1,0830 0,4673 0,020 2,95 1,18 – 7,38
Knowledge of ANC
Good 1,002 0,2630 0,000 2,72 1,62 – 4,56
Decision Making
involved 0,434 0,254 0,088 1,54 0,94 – 2,54
ATP (economic status)
High 0,444 0,279 0,112 1,56 0,90 – 2,69
Level 2 (kecamatan)
Var (1): 0.61493215 (0,2222669)

133
Logistic Regression Model
Logit (MH Utilization) =
- 2,79 + 0,79 Knowledge of Delivery risk (fair)
+ 1,08 Knowledge of Delivery risk (good)
+ 1,002 Knowledge of ANC (know)
+ 0,434 Decision Process (involved)
+ 0,444 ATP (high) + e

134
 Spatial Analysis
(Statistical Model into Map)
Peta 8a
64 5 0 0 0 65 0 0 0 0 65 5 0 0 0 66 0 0 0 0 66 5 0 0 0 67 0 0 0 0 67 5 0 0 0 68 0 0 0 0 68 5 0 0 0 69 0 0 0 0 69 5 0 0 0 70 0 0 0 0
9335000

9335000
Laut Jawa UTILISASI PREDIKSI
KABUPATEN TANGERANG
TAHUN 2006
9330000

9330000
U
Teluk naga
Kronjo Mauk Pakuhaji
Sukadiri
Kemiri Kilom eter
Kosambi
9325000

9325000
1 0 1 2 3 4 5

KETERANGAN
Kresek Rajeg
Kresek Wilayah Di Luar Pelayanan
Kabupaten Serang
Sepatan
9320000

9320000
W ilayah D i L ua r Pelayana n

Utilisasi Prediksi
Ren da h
PROVINSI BANTEN Pasar Kemis Se dan g
Kota Tangerang
Balaraja Tingg i
9315000

9315000
Batas
Jayanti Ba ta s W ilaya h Pene litian
Ba ta s Ke ca matan
Ba ta s Ka bup aten
Cikupa Ba ta s Propin si
9310000

9310000
Curug Garis Pan tai

Kabupaten Tangeran g
Dan Sekitarnya DKI JAKARTA
10 6 °0 0 ' 10 6 °3 0 ' 10 7 °0 0 ' Tigaraksa Kotamadya
Lau t J aw a
Pondok Aren Jakarta Barat
Cisoka
Panongan Pagedangan Serpong
9305000

9305000
6°00'

6°00'

Ka bup ate n
Kabupaten Legok Ciputat
Se rang DKI
JAK ARTA
PRO V INSI Ta nge ran g
BANTE N
6°30' LS
6°30'

Jambe
Ka bup ate n
Ka bup ate n B ogo r

9300000 mU
Leb ak P RO V INSI
9300000

JAW A BARAT Cisauk

10 6 °0 0 ' 10 6 °3 0 ' 10 7 °0 0 ' B T
Kabupaten Pamulang
Lebak
Sumber :
PROVINSI JAWA BARAT
Proy ek si P eta : UTM Zo ne 4 9 S
Pengolahan Data. Tahun 2006 Kota Depok Sist em Ko o rd in at : UT M (m eter)
Peta Administrasi, BPN Kabupaten Tangerang, Sekala 1:25.000. Tahun 2005 Kabupaten Bogor
64 5 0 0 0 65 0 0 0 0 65 5 0 0 0 66 0 0 0 0 66 5 0 0 0 67 0 0 0 0 67 5 0 0 0 68 0 0 0 0 68 5 0 0 0 69 0 0 0 0 69 5 0 0 0 70 0 0 0 0 m T

135
Conclusion
Spatial Model proved 3 priority areas
1. First Priority
Less access areas and outside the ring of HF catchment area, need
to be alocated a new or modification of HF
 Kecamatan Teluk Naga, Pakuhaji, Kresek, Kemiri, Kronjo, Pamulang
Panongan, Kosambi penempatan atau

2. Second Priority
Areas in the HF catchment area and have low access, need to be
strengthened
 Kecamatan Kresek, Kemiri, Pakuhaji, Teluk Naga, Cisauk,
Mauk, Rajeg, Sukadiri

3. Third Priority
Areas in the HF catchment area and have experienced in high
proportion of Drop out. Health promotion for Maternal Health Program
 Kecamatan Kronjo, Kemiri, Kresek

136
 (2)
Spreading of Malaria-BATAM
(micro spatial analysis)

Primary Data Collection

In the Village Level
• Malaria Cases, Active Case Detection
• Location of Breeding Places for Anopheles (vector)

137
METHOD
 Mapping (GPS)
 Cases
 Breeding places

 Spatial analysis
 Mean center
 Buffering

 Location 2 villages in BATAM CITY

 Time July-October 2004

138
 Distribution of Malaria in July
and the Mean Centre of Cases (1-2 DS)

139
 Distribution of Malaria in August
and the Mean Centre of Cases (1-2 DS)

140
 Distribution of Malaria in September
and the Mean Centre of Cases (1-2 DS)

141
 Distribution of Malaria in October
and the Mean Centre of Cases (1-2 DS)

142
 Nongsa Pantai Village-BATAM
(diffusion of Cases for 4 Months,
using Mean Center)
NONGSA PANTAI
MS_JULI MS_AGST MS_SEPT MS_OKT WMS_JULI WMS_AGST WMS_SEPT WMS_OKT

132040.00000
132020.00000
132000.00000
131980.00000
131960.00000
131940.00000
131920.00000
131900.00000
131880.00000
131860.00000
398450.0000 398500.0000 398550.0000 398600.0000 398650.0000 398700.0000 398750.0000
0 0 0 0 0 0 0

143
 Distribution of Malaria in July
and Buffering from Breeding Places

144
Distribution of Malaria in August
and Buffering from Breeding Places

145
Distribution of Malaria in September
and Buffering from Breeding Places

146
Distribution of Malaria in October
and Buffering from Breeding Places

147
Teluk Mata Ikan Village-BATAM
(diffusion of cases, 4 months)

TELUK MATA IKAN

MS_JUL MS_AGT MS_SEPT MS_OKT WMS_JUL WMS_AGS WMS_SEPT WMS_OKT
131180.00000
131160.00000
131140.00000
131120.00000
131100.00000
131080.00000
131060.00000
131040.00000
131020.00000
131000.00000
130980.00000
130960.00000
401300.00000 401350.00000 401400.00000 401450.00000 401500.00000 401550.00000 401600.00000 401650.00000

148
 (3)
Spreading of Filariasis
(secondary data analysis)

Secondary Data Collection

In the District Level
• Village with number of filaria cases
• Passive case detection within 3 years

149
 Expansion Diffusion
Expansion Diffusion of filariasis in Bekasi (West Jawa),the cases begins from
2001 (4 cases), 2002 (8 cases) and 2003 (32 cases)

150