You are on page 1of 39

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN GANGGUAN


SISTEM VASKULER

OLEH :
YUDI TRIGUNA
RAYNAUD’S DESEASE
• Mrpk penyakit vasospasme episodik pd pembuluh arteri perifer
& arteriol yg dipresipitasikan o/ eksposur thd dingin & stress.
• Kondisi ini biasana terjadi bilateral & mengenai tangan, & kaki.
• Prevalensi terbanyak pd wanita antara usia pubertas s/d 40 th.
• Sering dihubungkan dgn gg. Jaringan konektif : skleroderma,
SLE, Polimiolitis.
• Perjalanan progresif & dpt mengakibatkan iskemia, gangrene &
amputasi.
• Penyebab : tdk jelas, kemungkinan respon immun antigen-
antibodi.
PENEMUAN DLM PENGKAJIAN
• Mati rasa (baal) & rasa gatal yg berkurang dgn
suasana hangat.
• Sklerodactili, ulserasi, atau paronchia kronik.
• Pucat pd kulit jari, yg kemudian akan menjadi
sianotik sebelum berubah mjd kemerahan
kembali (terjadi ketika eksposur o/ dingin atau
stress).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Arteriografi, u/ menggambarkan vasospasme
• Plethysmography, menggambarkan oklusi
pembuluh yg intermitten.
MASALAH KEPERAWATAN
• Perfusi jaringan perifer tdk efektif
• Resiko injuri
• Resiko disfungsi neurovaskuler perifer
PENATALAKSANAAN
• Perubahan aktivitas : hindari suasana yg dingin
• Berhenti merokok
• Pembedahan : Simphatectomy (pd 25% pasien)
• Drug therapi :
* Kalsium chanel blocker : Diltiazem
* Vasodilator : Phenoxibenzamine
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Ingatkan klien u/ menghindari suasana dingin. Beritahu klien u/
memakai sarung tangan pd waktu suasana dingin.
• Anjurkan klien u/ menghindari situasi stress dan u/ berhenti
merokok.
• Anjurkan klien u/ menginspeksi kulit sesering mungkin dan u/
mencari perawatan segera jika ada tanda insfeksi atau kerusakan
kulit.
• Berikan pendidikan kesehatan ttg obat, penggunaannya, dan efek
samping obat.
• Berikan dukungan psikologis pada klien yg mengalami ketakutan
akan amputasi & kecacatan.
TOPIK PENDIDIKAN KESEHATAN
• Modifikasi faktor resiko, meliputi penghentian
merokok.
• Pencegahan, seperti penghindaran suasana
dingin & stress.
HIPERTENSI
• Mrpk peningkatan yg peresisten dr tekanan sistolik & diastolik (S >
140 mmHg, D > 90 mmHg).
• Diakibatkan o/ penyempitan arteriol → peningkatan tahanan
perifer → peningkatan kekuatan u/ sirkulasi darah.
• 2 jenis Hipertensi :
a. H. Essensial : paling umum, penyebab tdk diketahui.
b. H. Sekunder : disebabkan o/ penyakit renal, atau penyakit
sistemik lain.
TAHAPAN HIPERTENSI
• Derajat 1 : S = 140 – 159
D = 90 – 99 mmHg
• Derajat 2 : S = 160 – 179
D = 100 – 109 mmHg
• Derajat 3 : S = ≥ 180
D = 110 mmHg
PENYEBAB

• Coarctasi aorta • Kehamilan


• Cushing’s desease • Hiperaldosteronism primer
• Gg. Neurologi • Penyakit renovaskuler
• Penyebab tdk diketahui (H. • Penyakit thyroid, paratyroid, &
essensial) Pituitari
• Penggunaan kontrasepsi oral • Penggunaan obat : cocain, alpha
• Pheocromocytoma epoetin, cyclosporin
FAKTOR RESIKO HIPERTENSI ESSENSIAL
• Penuaan (aging)
• Atherosklerosis
• Diet (natrium & cafein)
• Riwayat keluarga dgn hipertensi
• Obesitas
• Ras (umum pd kulit hitam)
• Sex (umum pd laki-laki usia > 40 th)
• Merokok
• Stress
PENEMUAN DLM PENGKAJIAN
• Asimptomatik
• Iskemia serebral
• Pusing
• Peningkatan tekanan darah
• Sakit kepala
• Gagal jantung
• Hipertropi ventrikel kiri
• Papiledema
• Gagal ginjal
• Gg. Penglihatan, s/ kebutaan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Pemeriksaan kimia darah : peningkatan Na, BUN, kreatinin, &
kolesterol.
• X-ray dada : cardiomegali
• EKG : hipertropi ventrikel kiri
• Pemeriksaan Ophthalmoskoppi : perubahan retina, s/ penyempitan
arteriolar, papilledema, & hemorragi.
• Urinalisis : proteinuria, RBCs & WBCs (+)
MASALAH KEPERAWATAN
• Kelebihan volume cairan
• Defisit pengetahuan
• Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari
kebutuhan tubuh.
PENATALAKSANAAN
• Perubahan aktivitas : olahraga teratur.
• Perubahan diet : rendah natrium, pembatasan intake alkohol.
• Drug therapi :
* ACE inhibitor : captopril, enalapril, lisinopril
* Antihipertensi : methyldopa, hidralazin, doxazosin
* B-Bloker adrenergic : propranolol, metoprolol, carteolol, penbutolol
* Calsium channel bloker : nifedipin, verapamil, diltiazem
* Diuretik : furosemid, spirinolacton, hidroklorotiazid, bumetanid
* Vasodilator : nitroprusid
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Pemeriksaan status cardiovaskuler, meliputi TTV.
• Pemeriksaan TD pd saat terlentang, duduk, & berdiri (observasi thd
kondisi pucat, diaporesis, dan pusing).
• Lakukan pemeriksaan status neurologik & observasi adanya perubahan yg
mengindikasikan perubahan perfusi serebral (stroke atau perdarahan).
• Monitor & catat intake & output cairan serta timbang BB setiap hari.
• Berikan medikasi u/ menurunkan TD
• Pertahankan diet sesuai yg dianjurkan
• Anjurkan klien u/ mengungkapkan perasaan stressnya
• Pertahankan lingkungan tetap tenang.
ANEURISMA
• Mrpk pelebaran pembuluh darah abnormal.
• Umumnya mengenai arteri perifer & aorta, karena
tekanan tinggi pd dinding pembuluh.
• Paling sering pd laki-laki usia > 50 th.
• Penyebab : arteriosklerosis, atherosklerosis,
hipertensi, trauma.
JENIS ANEURISMA
• True Aneurisma (Fusiform/circumferential) :
aneurisma yg mengenai tiga lapisan dinding
pembuluh darah disebabkan o/ kelemahan
dinding arteri akibat erosi dari atherosklerosis &
hipertensi.
• False Aneurisma : anueurisma traumatik.
• Dissecting Aneurisma : tunika intima & media
pembuluh darah ruptur, & darah masuk ke
adventisia.
A : True Aneurisma
B : False Aneurisma
C : Dissecting Aneurisma
MANIFESTASI KLINIK
Thoracic Aortic Aneurism
• Mungkin asimptomatik
• Nyeri punggung, leher, atau substernal.
• Dispnea, stridor, atau batuk jika menekan trachea
• Serak atau disfagia jika menekan esophagus atau saraf laring.
• Edema wajah & leher
• Distensi vena leher
MANIFESTASI KLINIK
Abdominal Aortic Aneurism
• Adanya massa abdominal yg berdenyut
• Kalsifikasi aortik pd pemeriksaan X-ray
• Nyeri pd midabdominal atau lumbal.
• Ekstremitas dingin, sianosis jika mengenai arteri illiaka.
• Claudikasi (nyeri iskemik saat olahraga, berkurang jika istirahat)
MANIFESTASI KLINIK
Aortic Dissection
• Nyeri yg berat, tiba-tiba pd area aneurisma
• Hipertensi dini yg ringan
• Nadi & TD pd ekstremitas atas lemah atau tidak ada
• sinkop
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• X-ray dada, u/ melihat aneurisma aorta thorax
• Abdominal ultrasonography
• Transesophageal echocardiografi, u/ identifikasi lokasi
spesifik dan perluasan aneurisma thorax dan u/ melihat
aneurisma dissecting.
• CT-scan & MRI
• Angiografi
PENATALAKSANAAN
• Terapi medikasi dgn Betha bloker dan obat anti
hipertensi.
• Monitoring TTV, tekanan hemodinamik, intake-
output.
• Pembedahan dilakukan jika ada symptom dari
Aneurisma & meluas secara cepat.
PENGKAJIAN
• Riwayat kesehatan :
Keluhan nyeri dada, punggung, abdomen, kelemahan ekstremitas,
nafas pendek, batuk, kesulitan atau nyeri menelan, serak,
Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung, atau
penyakit pembuluh perifer.
• Pemeriksaan fisik :
TTV meliputi TD pd ekstremitas bawah & atas, nadi perfer, warna & suhu
kulit,
Pemeriksaan JVP
Palpasi abdomen thd adanya massa, auskultasi bunyi bruit.
Pemeriksaan neurologi : tk. Kesadaran, sensasi kulit, & pergerakan
ekstremitas
MASALAH KEPERAWATAN
• Nyeri akut
• Perfusi jaringan tdk efektif
• Resiko kekurangan volume cairan
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Kaji status kardiovaskuler serta monitor TTV
• Monitoring intake dan output serta pemeriksaan laboratorium
• Observasi klien thd tanda-tanda shock hipovolemi akibat ruptur
aneurisma s/ kecemasan, mengantuk, nyeri hebat, penurunan
tekanan nadi, kulit pucat, dingin, berkeringat.
• Cek sirkulasi perifer : nadi, temperatur, warna kulit, keluhan sensasi
abnormal.
• Berikan medikasi sesuai advise
• Anjurkan klien u/ mengungkapkan perasaan takutnya
• Pertahankan lingkungan tetap tenang
BUERGER’S DESEASE
• Mrpk penyakit pembuluh oklusif yg mana arteri
berukuran kecil & sedang mengalami inflamasi
& menyempit sehingga mengakibatkan
pembentukan bekuan.
• Dinamakan juga Thromboangitis Obliteran
• Insiden : >>> laki-laki berusia > 40 th yg
mempunyai riwayat merokok.
• Umumnya mengenai ektremitas atas bawah.
MANIFESTASI KLINIK
• Nyeri pd area yg terkena
• Nyeri kram pd area betis & kaki atau lengan bawah &
tangan.
• Penurunan sensasi pd area terkena
• Kulit tipis & mengkilat serta kuku menebal & malformasi.
• Pemeriksaan ekstremitas : pucat, sianosis, atau
kemerahan, sensasi dingin.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Pemeriksaan Doppler : u/ menemukan &
menentukan luasnya penyakit
• Angiografi & MRI : u/ menilai luasnya penyakit
lebih jelas
PENATALAKSANAAN
• Berhenti merokok u/ memperlambat perluasan ke pembuluh lain.
• Terapi konservatif u/ mencegah vasokontriksi, memperbaiki aliran darah,
& mencegah iskemik kronik :
* menjaga ekstremitas tetap hangat
* managemen stress
* menjaga ekstremitas yg terkena dlm posisi tergantung
* mencegah injuri pd area yg terkena
* olahraga yg teratur : berjalan selama 20 mnt/lbh beberapa
kali/hari
• Pemberian obat Calsium channel blocker, u/ menurunkan viskositas
darah, & meningkatkan fleksibilitas sel darah merah.
• Pembedahan : Symphatectomy atau Arterial bypass graft
TROMBOSIS VENA
• Dikenal dgn Tromboplebitis : pembentukan
bekuan darah (trombus) pd dinding pembuluh
darah vena, disertai dgn inflamasi dinding vena
& mengakibatkan obstruksi aliran darah vena.
• Dapat mengenai vena dalam dan superfisial.
PENYEBAB
• Hiperkoagulability (kanker, diskariasis darah,
kontrasepsi oral)
• Injuri dinding vena (injeksi IV, fraktur, antibiotik)
• Stasis vena ( dari varikosa vena, kehamilan,
gagal jantung, bed rest lama)
PENEMUAN DLM PENGKAJIAN
A. Deep Vein Trombosis
* nyeri kram pd betis
* edema
* nyeri pd saat disentuh
B. Superficial Vein Trombosis
* kemerahan sepanjang vena
* hangat & lunak sepanjang vena
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Hematologi : peningkatan sel darah merah
• Photoplethysmography : kerusakan pengisian
vena
• Ultrasound : penurunan aliran darah
• Venography : kerusakan pengisian vena
MASALAH KEPERWATAN
•Nyeri akut
•Gangguan integritas kulit
•Perfusi jaringan perifer tdk efektif
PENATALAKSANAAN
• Perubahan aktivitas : mempertahankan bed rest & meninggikan
ekstremitas yg terkena
• Embolectomy
• Stocking antiemboli
• Kompres hangat & lembab
• Drug therapi :
* Antikoagulan : warfarin, heparin
* Anti inflamasi : aspirin, dalteparin, enoxaparin
* Fibrinolitik : streptokinase
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Kaji status pulmonal : crackle, dispnea, tachypnea, hemoptisis, & nyeri
dada.
• Kaji status kardiovaskuler : tachycardi
• Kaji perdarahan akibat terapi antikoagulan
• Monitoring TTV : hipotensi, tachycardi & gelisah.
• Observasi adanya luka memar, epistaksis, darah di feses, perdarahan
gusi, nyeri sendi.
• Cek neurovaskuler : sensasi
• Monitoring nilai laboratorium : PT, APTT.
• Pertahankan klien bed rest & tinggikan ekstremitas
• Gunakan kompres hangat & lembab
• Ukur lingkar betis & paha, u/ menilai inflamasi pd kaki yg terkena

You might also like