You are on page 1of 23

TUBERKULOSIS PARU PUTUS OBAT PADA

SEORANG LAKI-LAKI BERUSIA 35 TAHUN


SKENARIO 3
KELOMPOK: C5 TUTOR : DR. DIANA TIMISILIAR
FARHAN RISA RIDWAN 102013377
DIANTIKA TODING LABI 102014262
STEVANI SARAH PRISKILA RUMETNA 102015011
F R A N S I S K AY U N I A R D I N A H A K 102015040
EDRICK OCERIO MARIANA SULAIMAN 10 2 01 5 076
CUDITH LOFINCI 102015086
MELANIA DEBRIANTI SALEDA 10 2 01515 5
LISA SARI 10 2 0151 8 9
C H E WA N M U H A M M A D A Z M I B I N C H E WA N I B R A H I M 10 2 015197
SKENARIO 3
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang untuk mengetahui kondisi penyakit TB paru nya

Rumusan Masalah
• Laki-laki 35 tahun datang untuk mengetahui
kondisi Tb paru
Hipotesis
Laki-laki usia 35 tahun tersebut mengalami
kegagalan dalam pengobatan Tuberkulosis Paru.
MIND MAP

Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan Diagnosis


Fisik Penunjang

Penatalaksanaan
& RM Prognosis
Edukasi

Patofisiologi Epidemiologi Komplikasi Etiologi


ANAMNESIS
Identitas : pekerjaan ?, alamat ?

KU : mengetahui kondisi penyakit TB paru nya.

RPS : batuk?, sputum? Hemoptysis?, frekuesi batuk?, sesak?, nyeri dada?, Keringat malam?, BB?,
demam?

Obat-obatan : obat yg di konsumsi?, perubahan pemakaian obat? Kepatuhan obat? Ada pegawasan?

RPD : Riwayat DM? Riwayat kontak TB? Imunosupresi? Riwayat TB? memiliki riwayat
pengobatan TB sebelumnya namun putus obat (hanya selama 2 bulan lalu tidak minum lagi).

RP keluarga : riwayat kontak? Di dalam rumah ada yang menderita penyakit seperti ini?

R social : merokok?, gaya hidup? Pola makan, keadaan lingkungan sekitar, alcohol?
PEMERIKSAAN FISIK
KU dan TTV >TD 120/70, N 78 x/Menit , RR 20 x/menit, T 37,5 C.
Inspeksi > bentuk dada terlihat adanya penurunan proporsi diameter
antero-posterior banding proporsi diameter lateral.
Palpasi >(-) tiroid, (-) KGB membesar, vocal fremitus. tidak teraba KGB yang
membesar, JVP 5-2 cm H2O, Tiroid tidak teraba membesar.

Perkusi > sonor pada seluruh lapang paru,


Auskultasi > Pulmo suara nafas bronkovesikuler, Rh +/- ronki basah halus
di apex paru kanan, Wh -/- , cor : BJ I-II murni regular, murmur (-),
gallop(-) .

Abdomen : perut datar , NT(-), BU (+) normal, ekstremitas: sianosis (-),


clubbing finger (-) akral hangat, CRT < 3detik, odeme (-).
PEMERIKSAN PENUNJANG

 Darah  Radiologi
 Hb 10
 Fokus Gohn (pembesaran hilus
 Ht 30
mediastinum)
 Leukosit: 9900
 Trombosit: 160.000  Konsolidasi yang kecil, lobaris,
 LED: 70 atau luas hingga seluruh
 Sputum lapangan paru
 BTA : +++  Penebalan pleura (pleuritis),
massa cairan (efusi/empiema),
radiolusen di pinggir paru
(pneumotoraks)
 Tuberkulin tes
Darah Sputum
Saat TB mulai aktif : leukosit
sedikit meninggi, limfosit masih melihat adanya kuman BTA jika
dibawah normal, dan LED mulai memang pasien menderita TB.
meningkat. Pemeriksaan tahan Asam -> Ziehl –
Neelsen -> badan sel merah
Bila mulai sembuh, leukosit Skala IUATLD ( International Union
normal, limfosit masih tinggi dan Against Tuberculosis and Lung
LED normal . Disease)

Tes tuberkulin
dipakai untuk membantu Radiologi
menegakkan diagnosis TB terutama
pada anak-anak. Menyatakan : Fokus Gohn (pembesaran hilus
pernah atau sedang mengalami mediastinum)
infeksi Mycobacterium tuberculosis, Konsolidasi yang kecil, lobaris,
Mycobacterium bovis, vaksinasi atau luas hingga seluruh
BCG, dan mycobacteria patogen lapangan paru
lainnya.
DIFFERENT DIAGNOSIS

MDR TB XDR TB TDR TB


Organisme yang resistant terhadap resisten empat obat inti anti TBC. Penyakit TB ini bisa disebut juga
obat anti TB paling efektif resistensi terhadap dua obat anti TB yang resisten terhadap OAT
(isoniazid,Rifampicin) tuberkulosis isoniazid dan rifampisin total, baik lini pertama (INH,
dab gol fluorokuinolon rifampisin, ethambutol, dan
Penyebab
streptomycin) dan lini kedua
(seperti: kanamisin, amikasin, dan
lain sebagainya).

Sulit diterapi dan lebih membutuhkan kegunaan dari obat -


beresikoxdr-tb second-line therapy yang lebih
mahal dan mempunyai efek
samping yang lebih banyak dari first-
Terapi line therapy.
Penderita menghentikan
WORKING pengobatannya ≥ 2 minggu :
DIAGNOSIS
TB ≥Paru
a. Berobat Putus
4 bulan, BTAObat
negatif dan klinis, radiologis negatif OAT STOP
b. Berobat ≥ 4 putus
TB paru bulan,berobat
BTA positif : pengobatan
> penderita TB paru yangdimulai dari awalpengobatan
sedang menjalani dengan telah
paduan obat yang lebih
menghentikan kuat danOAT
pengobatan jangka
selamawaktu pengobatan
fase intensif atau fase yang lebih
lanjutan lama.
sesuai jadwal
yang ditentukan dan belum dinyatakan sembuh oleh dokter yang mengobatinya
c. Berobat < 4 bulan, BTA positif : pengobatan dimulai dari awal dengan
Pasien menghentikan obat 2 bulan lalu
paduan obat yang sama.
d. Berobat < 4 bulan, berhenti berobat > 1 bulan, BTA negatif, akan tetapi
klinis dan radiologis positif : pengobatan dimulai dari awal dengan paduan
obat yang sama.
e. Berobat < 4 bulan, BTA negatif, berhenti berobat 2 – 4 minggu
pengobatan dilanjutkan kembali sesuai jadwal
EPIDEMIOLOGI
Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini TB masih tetap menjadi problem
kesehatan dunia yang utama.
Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadi di negara-negara yang sedang berkembang.
Di antara mereka 75% berada pada usia produktif yaitu 20-49 tahun. Karena penduduk yang padat dan
tingginya prevalensi maka lebih dari 65% kasus-kasus TB yang baru dan kematian yang muncul terjadi di Asia.
ETIOLOGI

Penyebab Mycobacterium Tuberculosa

Batang dengan ukuran panjang 1 – 4 /um dan tebal 0,3 – 0,6 /um.

kuman terdiri dari asam lemak lipid.

Lipid > tahan asam & lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.

tahan hidup pada udara kering & keadaan dingin.

Aerob > menyenangi yg tinggi kandungan oksigennya.


Patogenesis (primer)
droplet
droplet
infeksius di
infeksius di
udara
udara

terhirup oleh
orang sehat
orang sehat
Jd kompleks
primer (Ranke)
menempel pd sal.
menempel sal.
napas/jaringan paru.
napas/jaringan paru.

kuman menetap
kuman menetap membentuk sarang
di jar.paru primer/sarang Ghon
partikel < 5 µm
µm msk
msk
ke alveolar.
alveolar.
Kuman mati/
Kuman mati/ keluar
keluardegan gerakan
dg gerakan
dibersihkan siliabrsama
silia brsamasekretnya
sekretnya
PATOGENESIS (POSTPRIMER)
GEJALA KLINIS

 Demam
 Batuk/Batuk darah  iritasi pada bronkus
 Sesak napas  pada peny yg sudah lanjut(infiltrasinya sudah meliputi setengah
bagian paru-paru)
 Nyeri dada  infiltrasi radang sudah sampai ke pleura – pleuritis
 Malaise  anoreksia, BB turun , sakit kepala, meriang, nyeri otot,
keringat malam dll. Makin lama makin berat dan hilang
timbul secara tidak teratur
PENATALAKSANAAN PASIEN TB
RESISTEN OBAT
OAT lini 1  kanamisin, capreomisin, levofloksasin, etionamid,
sikloserin, PAS
OAT lini ke 2  pirazinamid, etambutol

Regimen dosis OAT ditentukan berdasarkan berat badan pasien 


memastikan tercapainya konsentrasi optimal dalam plasma
darah untuk mengeliminasi kuman TB.
TATALAKSANA
Golongan Jenis Obat

Golongan Obat lini Pertama Isoniazid (H) Pirazinamid (Z)


1
Rifampisin (R) Streptomisin (S)

Etambutol (E)

Golongan Obat suntik lini kedua Kanamisin (Km) Kapreomisin (Cm)


2
Amikasin (Am)

Golongan Golongan florokuinolon Levofloksasin (Lfx) Ofloksasin (Ofx)


3
Moksifloksasin (Mfx)

Golongan Obat bakteriostatik lini Etionamid (Eto) Terizidon (Trd)


4 kedua
Protionamid (Pto) Sikloserin (Cs)

Para amino salisilat (PAS)

Golongan Obat yang belum terbukti Clofazimin (Cfz) Klaritromisin (Clr)


5 efikasinya dan tidak
direkomendasikan WHO Linezolid (Lzd) Imipinem (Ipm)
untuk rutin TB MDR Amoksilin/Asam Klavulanat (Amx/Clv)
Obat Dosis Anjuran Anjuran Dosis Dosis Dosis Dosis
DOSIS OBAT ANTI
(mg/KgBB/hari) TUBERKULOSIS
Dosis Dosis maks (mg)/berat (mg)/berat (mg)/berat
Harian Intermitten (mg) badan badan badan
mg/KgB mg/KgBB/ (kg) (kg) (kg)
B/hari kali <40 40-60 >60
R 8-12 10 10 600 300 450 600
H 4-6 5 5 300 150 300 450
Z 20-30 25 35 750 1000 1500
E 15-20 15 30 750 1000 1500
S 15-18 15 15 1000 Sesuai BB 750 1000
Katego Kasus Paduan obat yang diajurkan Keterangan
ri

I - TB paru BTA +, 2 RHZE / 4 RH atau


2 RHZE / 6 HE
BTA - , lesi luas *2RHZE / 4R3H3

II - Kambuh -RHZES / 1RHZE / sesuai hasil uji resistensi atau 2RHZES Bila streptomisin
- Gagal pengobatan / 1RHZE / 5 RHE alergi, dapat diganti
-3-6 kanamisin, ofloksasin, etionamid, sikloserin / 15-18 kanamisin
ofloksasin, etionamid, sikloserin atau 2RHZES / 1RHZE /
5RHE

II - TB paru putus berobat Sesuai lama pengobatan sebelumnya, lama berhenti


minum obat dan keadaan klinis, bakteriologi dan radiologi
saat ini (lihat uraiannya) atau
*2RHZES / 1RHZE / 5R3H3E3

III -TB paru BTA neg. lesi 2 RHZE / 4 RH atau


minimal 6 RHE atau
*2RHZE /4 R3H3

IV - Kronik RHZES / sesuai hasil uji resistensi (minimal OAT yang


sensitif) + obat lini 2 (pengobatan minimal 18 bulan)

IV - MDR TB Sesuai uji resistensi + OAT lini 2 atau H seumur hidup


PENATALAKSANAAN

Non- Medikamentosa
DOTS (Directly Observed treatment Short Course strategy)
Cara memastikan bahwa pasien taat menjalankan pengobatan, Dengan DOTS, pekerja perawat kesehatan atau
seseorang ditunjuk.
KOMPLIKASI
Komplikasi dini meliputi:
Pleuritis
Efusi pleura
Emfisema
Laringitis
Menjalar ke organ lain seperti usus, tulang dan otak.

Komplikasi lanjut meliputi:


Obstruksi jalan nafas atau SPOT
Kerusakan parenkim berat seperti fibrosis paru, kor pulmonal
Karsinoma paru
Sindrom gagal nafas dewasa
PROGNOSIS

Tanpa pengobatan yang adekuat, tuberkulosis bisa menjadi fatal. Penyakit


aktif yang tidak diobati ini biasanya menyerang paru-paru, namun dapat
menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah, seperti tulang,
otak, hati atau ginjal, jantung, dan rongga abdomen, sehingga
prognosisnya bisa lebih buruk, apalagi pada pasien dengan resistensi
obat.
KESIMPULAN

Hipotesis di terima

Bahwa laki-laki berusia 35 tahun tersebut mengalami kegagalan dalam pengobatan Tuberkulosis Paru. Tapi dengan
kepatuhan berobat maka TBC Paru tersebut bisa sembuh, tetapi harus di perhatikan juga resistensi obat dari
OAT nya. yaitu MDR, XDR, dan TDR.

You might also like