You are on page 1of 12

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Kamajaya Mulyana
1115176

Pembimbing:
dr. July Ivone, MKK., M.Pd.Ked
Skenario
Tn. M, usia 55 tahun berkonsultasi ke dokter umumnya karena
chest pain yang samar-samar dan merasakan sesak nafas pada
saat menaiki tangga selama 2-3 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan X-ray menunjukkan gambaran opasitas yang
tersebar di seluruh lapangan paru-paru. Ditemukan juga
gambaran “egg shell calcification” pada kedua area hili.
Menurut International Labour Organisation (ILO) klasifikasi
tersebut sesuai gambaran Pneumoconiosis.
Skenario
Secara klinis tidak ditemukan adanya kelainan. Nilai FEV1
adalah 84% dan FVC adalah 79%. Ia seorang pemahat/pengukir
batu nisan selama 36 tahun, secara terus-menerus terpapar
dengan debu dari cutting, grinding, polishing dan pemahatan
dari batu nisan. Ia merokok sepuluh batang sehari selama 30
tahun dan tidak mempunyai riwayat penyakit tuberkulosis.
Pemeriksaan X-ray dilakukan enam bulan kemudian
menunjukkan gambaran yang sama.
Apakah penyakit tersebut termasuk
dalam penyakit akibat kerja?

 Ya, penyakit tersebut termasuk dalam penyakit akibat kerja


(pekerjaan pasien: pemahat/pengukir batu nisan selama 36
tahun, terus menerus terpapar debu dari cutting, grinding,
polishing, dan pemahatan batu nisan)

 Definisi PAK :
Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan kerja,
proses kerja atau lingkungan kerja.
Bagaimanakah langkah mendiagnosis
penyakit akibat kerja pada kasus di atas?

7 Langkah Diagnosis PAK


1. Menentukan diagnosis klinis
2. Penentuan pajanan yang dialami
3. Adakah hubungan antara pajanan & sakit yang dialami
4. Menentukan apakah pajanan cukup untuk menimbulkan penyakit
5. Faktor-faktor lain yang mendukung (masih dalam cakup pekerjaan)
6. Faktor lain di luar pekerjaan
7. Diagnosis PAK
Bagaimanakah langkah mendiagnosis
penyakit akibat kerja pada kasus di atas?

1. Tentukan diagnosis klinis


 Silikosis

2. Menentukan pajanan yang dialami


 Pasien selama 36 tahun secara terus menerus mengalami
paparan debu dari cutting, grinding, polishing, dan
pemahatan dari batu nisan.
Bagaimanakah langkah mendiagnosis
penyakit akibat kerja pada kasus di atas?

3. Adakah hubungan antara pajanan & sakit yang dialami


 Didapatkan adanya hubungan antara pajanan debu dengan adanya
keluhan sesak nafas.
 X-ray didapatkan gambaran opasitas yang tersebar di seluruh lapang paru
dan disertai “egg shell calcification” pada kedua area hili yang sesuai
dengan gambaran Pneumoconiosis akibat paparan debu terus menerus.

4. Menentukan apakah pajanan yang dialami cukup untuk menimbulkan


penyakit
 Kontak dengan debu selama 36 tahun.
 36 tahun  waktu yang cukup untuk menimbulkan penyakit tersebut
Bagaimanakah langkah mendiagnosis
penyakit akibat kerja pada kasus di atas?

5. Faktor-faktor lain yang mendukung (lingkup pekerjaan)


 Pasien selama 36 tahun secara terus menerus mengalami
paparan debu dari cutting, grinding, polishing, dan pemahatan
dari batu nisan.
 Tidak menggunakan APD

6. Faktor lain di luar pekerjaan


 Merokok 10 batang rokok / hari selama 30 tahun.
Apakah diagnosis kasus di atas?

Silikosis
Sebutkan penyebab dari kasus di atas!

Pekerjaan : Pemahat / Pengukir Batu Nisan

36 tahun

Pajanan debu

inhalasi
 alat pelindung diri (-)
 Kebiasaan merokok 10 batang / hari (30 th)
deposit di paru-paru

jaringan fibrosis
Bagaimana upaya pengendalian &
pencegahan untuk kasus di atas?

 Edukasi pajanan bahan2 yang dapat menimbulkan penyakit


akibat kerja (debu dari alat/pahatan)
 Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)  masker
 Pemeriksaan x-ray berkala  perkembangan dari pengobatan
 Stop rokok
 Ventilasi tempat kerja baik
 Menjaga higiene
TERIMA KASIH

You might also like