You are on page 1of 34

Keperawatan

Pada Pasien
Scabies

KELOMPOK 1

AMELIA ULFA
REZI FATIMAH
RINI PUSPITA SARI
RISKA AGUSNI
SAHMIDAR
DEFENISI

 Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei dan produknya (Djuanda, 2007).
 Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) yang mudah
menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Penyebabnya scabies adalah Sarcoptes scabiei (Isa Ma’rufi, Soedjajadi K,
Hari B N, 2005).
 Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei yang
menyebabkan iritasi kulit. Parasit ini menggali parit parit di dalam epidermis
sehingga menimbulkan gata-gatal dan merusak kulit penderita (Soedarto,
1992).
 Skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular dan ditimbulkan oleh
infestasi kutu Sarcoptes scabiei var homini yang membuat terowongan pada
stratum korneum kulit, terutama pada tempat predileksi (Wahidayat 1998).
KLASIFIKASI SCABIES

A. Skabies pada Orang Bersih (Scabies Of Cultivated)


Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya
sehingga sangat sukar ditemukan.
B. Skabies Incognito
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala
dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi.
Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi
atipik, lesi luas.
C. Scabies Nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus cokelat kemerahan yang gatal.
Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada
genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai
reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus
yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan.
Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai
satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan
kortikosteroid.
E. Skabies yang ditularkan melalui hewan.
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies
manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna.
Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak atau memeluk binatang
kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan
transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4–8 minggu) dan dapat sembuh
sendiri karena S. Scabiei Var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada
manusia.
F. Skabies Norwegia (Krustosa)
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas
dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal.
Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga
bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai
distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita
skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular
karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak
(ribuan).Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga
sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat
berkembang biak dengan mudah.
G. Skabies pada bayi dan anak
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh,
termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan,
telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder
berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang
ditemukan. Pada bayi, lesi di muka. (Harahap. M,
2000).

H. Skabies terbaring ditempat tidur (Bed Ridden)


Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal ditempat
tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas. (Harahap. M, 2000)
ETIOLOGI

Sarcoptes scabiei merupakan tungau kecil yang berbentuk bulat lonjong dan
bagian ventral datar. Tungau betina panjangnya 300-450 mikron, sedangkan tungau
jantan lebih kecil, kurang lebih setengahnya. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang
kaki dan bergerak dengan kecepatan 2,5 cm per menit di permukan kulit (Orkin,
1986).
Tungau betina setelah dibuahi mencari lokasi yang tepat di permukaan kulit
kemudian membentuk terowongan, dengan kecepatan 0,5 mm – 5 mm per hari.
Terowongan pada kulit dapat sampai ke perbatasan stra korneum dan tartum
granulosum.
Di dalam terowongan ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu
kurang lebih 30 hari dan bertelur sebanyak 2-3 butir telur sehari. Telur akan menetas
setelah 3-4 hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan kulit untuk kemudian
masuk kulit lagi dengan menggali terowongan biasanya sekitar folikel rambut untuk
melindungi dirinya dan mendapatkan makanan. Setelah beberapa hari, menjadi
bentuk deawas melalui bentuk nimfa. Waktu yang diperlukan dari telur hingga bentuk
dewasa ialah 10-14 hari (Melanby, 1977).
Kebiasaan Hidup Tempat yang paling disukai oleh kutu betina adalah bagian
kulit yang tipis dan lembab, yaitu daerah sekitar sela jari tangan, siku, pergelangan
tangan, bahu dan daerah kemaluan. Pada bayi yang memeliki kulit serba tipis, telapak
tangan, kaki, muka dan kulit kepala sering diserang kutu tersebut.
Tungau jantan mempunyai masa hidup yang lebih pendek dari pada tungau
betina, dan mempunyai peran yang kecil pada patogenesis penyakit. Biasanya hanya
hidup dipermukaan kulit dan akan mati setelah membuahi tungau betina.
Tungau akan mati pada suhu sedang (moderate temperatur). Pada suhu 50
oCelcius di luar hospes, baik pada udara kering maupun lembab, tungau akan mati

dalam 10 menit. Pada suhu 25 oCelcius tungau bertahan hidup selama 3 hari pada
kelembaban relatif 90 derajat. Periode paling lama untuk tungau bertahan di luar
kulit manusia adalah 14 hari pada udara lembab untuk tungau dengan 12o Celcius.
Sedangkan pada suhu yang lebih rendah kemampuan hidup menurun (Mellanby, 1977).
Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa
memerlukan waktu antara 8-12 hari. Skabies umumnya menyerang bagian
lipatan tubuh. Gejala gatal-gatal, menyerang pada bagian kulit dimalam hari.
Penyakit skabies, disebabkan faktor kebersihan yang kurang dipelihara secara
baik. Alat tidur berupa kasur, sprei, bantal, tempat tidur dan kondisi kamar
yang pengab, dapat memicu terjadinya gatal-gatal (Siswono, 2005).
Penyakit gatal-gatal ini mudah menyerang siapapun yang jarang
mandi. Karena itu, jika ingin menghindar dari serangan penyakit gatal-gatal,
maka harus menjaga kebersihan. Bahkan skabies dapat menjangkit siapa saja
yang bersentuhan tubuh dengan penderita(Siswono, 2005).
Skabies sering dikaitkan sebagai penyakitnya anak pesantren
alasannya karena anak pesantren suka/gemar bertukar, pinjam meminjam
pakaian, handuk, sarung, bahkan bantal, guling dan kasurnya kepada
sesamanya, sehingga disinilah kunci akrabnya penyakit ini dengan dunia
pesantren (Handri, 2008)
CARA PENULARAN
1. Kontak langsung (kontak dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur
bersama dan hubungan seksual.
2. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal,
dan lain – lain.

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan


lingkungan, atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersama-sama disatu
tempat yang relative sempit. Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki oleh banyak
kalangan masyarakat masih cukup rendah, derajat keterlibatan penduduk dalam
melayani kebutuhan akan kesehatan yang masih kurang, kurangnya pemantauan
kesehatan oleh pemerintah, faktor lingkungan terutama masalah penyediaan air
bersih, serta kegagalan pelaksanaan program kesehatan yang masih sering kita
jumpai, akan menambah panjang permasalahan kesehatan lingkungan yang telah
ada (Benneth, 1997).
Penularan skabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu tempat
tidur yang sama di lingkungan rumah tangga, sekolah-sekolah yang menyediakan
fasilitas asrama dan pemondokan, serta fasiltas-fasilitas kesehatan yang dipakai
oleh masyarakat luas. Di Jerman terjadi peningkatan insidensi, sebagai akibat
kontak langsung maupun tak langsung seperti tidur bersama (Meyer, 2000).
Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Scabies

Banyak faktor yang menunjang perkembangan


penyakit ini, antara lain sosial ekonomi yang rendah,
hygiene yang buruk, hubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan, perkembangan demografis
serta ekologis. Penyakit skabies disebut juga penyakit
masyarakat karena mudah menular dan sangat cepat
perkembangannya, terutama di tempat yang padat
penduduk (Rahariyani, 2007).
PATOFISIOLOGI
Kutu scabies dapat menyebabakan gejala transien pada manusia, tetapi
mereka bukan penyebab infestasi persisten. Cara penularan yang paliang efesien
adalah melalui kontak langsuang dan lama dengan seorang individu yang
terinfeksi. Kutu scabies dapat bertahan hinga tiga hari pada kulit manusia sehinga
media seperti tempat tidur atau pakayan merupakan sumber alternatif untuk
terjadinya suatu penularan.
Siklus hidup dari kutu berlangsung 30 hari dan di habiskan dalam
epidermis manusia. Setelah melakukan kopulasi, kutu jantan akan mati dan kutu
betina akan membuat liang kedalam lapisan kulit dan meletakkan total 60-90
telur. Telur yang menetas membutuhkan 10 hari untuk menjadi larva dan kutu
biasa. Kurang dari 10% dari telur yang dapat menghasilkankutu biasa.
Kutu skabies kemudian bergerak melalui lapisan atas kulit dengan
mengeluarkan protease yang mendegradasi stratum korneum. Kotoran yang
tertingal saat mereka melakukan perjalanan melalui epidermis, menciptakan
kondisi klinis lesi yang diakui sebagai liang.
Populasi pasien tertentu dapat rentan terhadap penyakit akabies,
termasuk pasien dengan gangguan imunodefisiensi primer dan penurunan respon
imun sekunder terhadap terapi obat, dan gizi buruk. Kondisi lainnya adalah
gangguan motorik akibat kerusakaan saraf yang menyebabkan ketidak mampuan
untuk mengaruk dalam menanggapi pruritus sehinga me nonaktifkan utilitas
mengaruk untuk menghilangkan kutu pada epidermis dan menghancurkan liang
yang dibuat oleh kutu betina.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang dapat ditimbulkan pada penyakit Scabies adalah gatal pada malam
hari karena aktivitas tungau yang lebih lembab dan panas. Bintik-bintik yang panas
yang menonjol berwarna kemerah-merahan dan bernanah jika terinfeksi. Adanya
terowongan pada tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-
abuan,terbentuk impetigo dan purunkulosis, ditemukannya papul, vesikel, urtika.
Pada daerah garukan dapat timbul erosi, ekskresi, krusta dan infeksi sekunder.

Gatal pada malam hari


Menyerang bagian tubuh secara berkelompok
 Tempat predileksi : stratum korneum yang tipis, misalnya sela-sela jari
tangan – kaki, pergelangan tangan kaki, telapak tangan kaki, setiap
lipatan tubuh, bokong, genitalia.
 Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang berwarna
putih keabu-abuan, bentuk garis lurus atau berkelok-kelok, panjang 1 cm
dengan ujung terowongan ditemukan papul atau vesikula
2 dari 4 tanda cardinal, yaitu sebagai berikut :

1) Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada
suhu yang lembab dari pada panas.
2) Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh
anggota keluarga.
3) Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih
atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada
ujung menjadi polimorfi (pustul, ekskoriasi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan
stratum korneum tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar,
siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae dan lipat glutea, umbilicus,
bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian
telapak tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan
orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
4) Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemukan satu atau
lebih stadium hidup tungau ini. Pada pasien yang selalu menjaga hygiene, lesi yang
timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jika penyakit
berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulosis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosa skabies perlu dipertimbangkan apabila ditemukan riwayat gatal, terutama


pada malam hari, mungkin juga ditemukan pada anggauta keluarga yang lain, dan
terdapatanya lesi polimorf terutama pada tempat predileksi. Diagnosis pasti ditegakkan
dengan ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskop, yang dapat dilakukan dengan
berbagi cara yaitu:
1. Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi minyak mineral atau KOH 10% lalu dilakukan
kerokan dengan menggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat atap
papula atau kanalikuli. Bahan penelitian diletakkan di gelas objek dan ditutup dengan
kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop. Pada skabies klasik, sering tidak
dijumpai tungau karena sedikitnya jumlah tungau. Kegagalan untuk menemukan tungau
tidak dapat menyingkirkan diagnosis scabies
2. Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan ke dalam terowongan
yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila
positif, tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil dan
transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi perlu keahlian tinggi.
3. Tes tinta pada terowongan ( Burrow ink test )
Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan tinta
warna hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30 menit.
Setelah tinta tersebut dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan tersebut akan
terlihat lebih gelap dibanding kulit disekitarnya, karena akumulasi tinta dalam
terowongan. Tes akan dinyatakan positif bila terbentuk gambaran kanikula yang khas
berupa garis menyerupai bentuk zig-zag.
4. Membuat biopsi irisan ( Epidermal shave biopsi )
Diagnosis pati dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala melalui
mikroskopik. Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan
telunjuk kemudian diiris tipis, dan dilakukan irisan superficial secara
menggunakan pisau dan berhati-hati melakukannya agar tidak berdarah.
Kerokan tersebut kemudian diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan
minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop. tampak proses
inflamasi ringan serta edema stratum granulosum dan sedikit infiltrasi
perivaskular.
5. Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli.
Setelah dibersihkan dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu Wood,
tetrasiklin tersebut akan memberikan fluoresensi kuning keemasan pada
kanalikuli.
PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN MEDIS

Jenis obat topikal:


a) Belerang endap (sulfur presipitatum)
4-20 % dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur
presipitatum 5% dalam minyak sangat aman efektif. Kekurangannya ialah
pemakaian tidak boleh kurang dari tiga hari karena tidak efektif terhadap
stadium telur, berbau, mengotori pakaian, dan dapat menimbulkan iritasi.
b) Emulsi benzil-benzoate
20-25 % efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari.
Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang semakin gatal
setelah dipakai.
c) Gama benzena heksaklorida (gameksan=gammexane)
1 % dalam bentuk krim atau losio tidak berbau dan tidak berwarna, termasuk
obat pilihan karena efektif terhadap semua stdium, mudah digunakan, dan
jarang memberi iritasi. Pemberiannya hanya cukupt sekali setiap 8 jam. Jika
masih ada gejala ulangi seminggu kemudian. Pengguanaan yang berlebihan dapat
menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. Pada bayi dan anak-anak jika
digunakan berlebihan , dapat menimbulkan neurotoksisitas. Obat ini tidak aman
digunaka untuk ibu menyusui dan wanita hamil.
d) Benzilbenzoat (krotamiton)
Tersedia 10 % dan 25% dalam krim atau losio mempunyai dua efek sebagai
antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra. Krim
(eurax) hanya efektif pada 50-60 % pasien. Digunakan selama 2 malam
beruturut-turut dan dibersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir, kemudian
digunakan lagi 1 minggu kemudian. Obat ini disapukan ke badan dari leher ke
bawah. Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi. Bila digunakan
untuk bayi dan anak-anak harus di tambahkan air 2-3 bagian.
e) Permethrin
Dalam bentuk krim 5 % sebagai dosis tunggal. Pengguanaanya selama 8-12 jam
dan kemudian dicuci bersih-bersih. Merupakan obat yang paling efektif dan
aman karena sangat mematikan untuk parasit S. Scabiei dan memiliki
toksisitas rendah pada manusia. Pengobatan pada skabies krustosa sama
dengan skabies klasik, hanya perlu ditambahkan salep keratolitik. Skabies
subungual susah diobati. Bila didapatkan infeksi sekunder perlu diberikan
antibiotik sistemik
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
 Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara direbus,
handuk, seprai maupun baju penderita skabies, kemudian menjemurnya
hingga kering.
 Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.
 Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi
untuk memutuskan rantai penularan.
 Mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa kulit
yang mengelupas dan kemudian kulit dibiarkan kering.
 Gunakan pakaian dan sprei yang bersih, semua perangkat tidur, handuk
dan pakaian yang habis dipakai harus dicuci dengan air yang sangat panas
kalau perlu direbus dan dikeringkan dengan alat pengering panas.
 Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, ruangan jangan terlalu
lembab dan harus terkena sinar matahari serta menjaga kebersihan diri
anggota keluarga dengan baik.
KOMPLIKASI
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul
dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, sellulitis,
limfangitis, dan furunkel.Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang
scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal. Dermatitis iritan dapat timbul
karena penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal
ataupun pemakaian yang terlalu sering.
Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies
yang berlebihan, baik pada terapi awal atau dari pemakaian yang terlalu sering. Salep
sulfur, dengan konsentrasi 15% dapat menyebabkan dermatitis bila digunakan terus
menerus selama beberapa hari pada kulit yang tipis.
Benzilbenzoat juga dapat menyebabkan iritasi bila digunakan 2 kali sehari
selama beberapa hari, terutama di sekitar genetalia pria. Gamma benzena
heksaklorida sudah diketahui menyebabkan dermatitis iritan bila digunakan secara
berlebihan.selain itu dapat terjadi sebagai berikut :
1. Urtikaria
Urtikaria adalah reaksi dari pembuluh darah berupa erupsi pada kulit yang berbatas
tegas dan menimbul (bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan disertai
rasa gatal.Urtikaria dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang. Urtikaria
akut umumnya berlangsung 20 menit sampai 3 jam, menghilang dan mungkin
muncul di bagian kulit lain.
2. Infeksi sekunder
3. Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel). Pada kulit
yang terkena akan timbul ruam, kemerahan dan rasa gatal. Di sekitar folikel
rambut tampak beruntus-beruntus kecil berisi cairan yang bisa pecah lalu
mengering dan membentuk keropeng.
4. Furunkel
Furunkel (bisul) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan
jaringan subkutaneus di sekitarnya.Paling sering ditemukan di daerah leher,
payudara, wajah dan bokong.Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar
hidung atau telinga atau pada jari-jari tangan.Furunkel berawal sebagai
benjolan keras bewarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan
berfluktasi dan ditengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula).
Bisul bisa pecah spontan atau mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung
sedikit darah.
5. Infiltrat
6. Eksema infantum
Eksema atau Dermatitis atopik atau peradangan kronik kulit yang kering dan
gatal yang umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak.Eksema dapat
menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur.
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien

Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Tanggal Lahir :
Alamat :
Pekerjaan :
Status perkawinan :
Tanggal masuk RS :
Diagnosa :
RIWAYAT KESEHATAN
 Keluhan utama
Keluhan utama Pada pasien scabies biasannya terdapat lesi dikulit dan
merasakan gatal terutama pada malam hari, gatal pada malam hari karena
aktivitas tungau yang lebih pada tempat yang lembab dan panas. Ada nya
bintik-bintik yang terasa panas yang menonjol berwarna kemerah-merahan
dan bernanah jika terinfeksi. Adanya terowongan pada tempat predileksi
yang berwarna putih atau keabu-abuan, terbentuk impetigo dan
purunkulosis, ditemukannya papul, vesikel, urtika. Pada daerah garukan
dapat timbul erosi, ekskresi, krusta dan infeksi sekunder. Pada anak
penderita scabies biasanya terdapat lesi dikulit di seluruh tubuh terutama
pada kulit yang tipis seperti kulit kepala, wajah, leher, telepak tangan dan
kaki. Anak juga merasakan gatal terutama pada malam hari karena S.scabiei
bekerja membuat terowongan pada malam hari dan S.scabiei senang dengan
suhu yang lembab dan panas.
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien biasanya mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi
edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat sehingga pasien
selalu menggaruk yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada bagian bekas
garukan. Gatal biasanya dirasakan pada malam hari yang menyebabkan pasien
merasa gelisah. Biasanya pasien terlihat letih dan lesu serta tidak
bersemangat. Scabies biasanya banyak menyerang bagian tubuh dengan
stratum korneum yang tipis, misalnya sela-sela jari tangan – kaki, pergelangan
tangan kaki, telapak tangan kaki, setiap lipatan tubuh, bokong, genitalia.
Biasanya adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang berwarna
putih keabu-abuan, bentuk garis lurus atau berkelok-kelok, panjang 1 cm
dengan ujung terowongan ditemukan papul atau vesikula. Ada nya bintik-bintik
yang terasa panas yang menonjol berwarna kemerah-merahan dan bernanah
jika terinfeksi.
 Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Biasanya pasien pernah memiliki riwayat alergi atau pernah menderita penyakit
scabies sebelumnya. Riwayat tinggal di tempat yang kotor dan lembab, dan
riwayat tinggal bersama pasien yang pernah menderita scabies
sebelumnya.Riwayat pasien pernah bergonta ganti pakaian dengan orang
lain,dan juga pasien suka memakai baju secara bersama.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Scabies merupakan penyakit menular, sehingga apabila ada anggota keluarga
yang terkena scabies akan menularkan ke anggota keluarga yang lain.
PEMERIKSAAN FISIK
Pengkajian Persistem
 Keadaan Umum : Biasanya baik
 Tingkat kesadaran : Biasanya Composmentis
 Tanda – tanda vital : Biasanya normal dan terkadang bisa naik

Sistem Integumen
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1cm,
pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder
ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriosi dan lain-lain).
Menemukan tungau, dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang berwarna
kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan agak dalam hingga kulit
mengeluarkan darah karena sarcoptes betina bermukim agak dalam dikulit. Dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
 Kepala : inspeksi:Kadang ditemukan bula
 Dada : inspeksi:Kadang ditemukan bula
 Punggung : inpeksi:Kadang ditemukan bula dan luka decubitus
 Ekstremitas : inspeksi:Kadang ditemukan bula dan luka dekubitus
POLA KESEHATAN
1. Pola Latihan / Aktivitas
Pasien yang terkena scabies akan menjadi malas melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi,
makan, bermain, dll karena anak focus terhadap rasa gatal dan nyeri yang dirasakan
2. Pola Istirahat Tidur
Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat pada malam hari.
3. Pola Persepsi Kognitif
Pada pasien scabies tidak terjadi gangguan terhadap pola kognitif perceptualny
4. Pola Persepsi Diri
Pada pasien yang terkena scabies akan menjadi kurang percaya diri dan malu akibat gatal-gatal,
kulit bintik-bintik dan mengelupas sehingga pasien lebih banyak menyendiri dan menunduk serta
menarik diri dari kehidupan sosial. Pasien biasanya tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
5. Pola Koping dan Toleransi stress
Kehilangan atau perubahan yang terjadi pada penderita scabies adalah pasien malas untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Sehingga masalah utama yang terjadi selama pasien sakit, pasien
selalu merasa gatal, dan pasien menjadi malas untuk bermain, bersosialisasi.
6. Pola Hubungan Peran
Pada anak yang terkena scabies membutuhkan dukungan dari orang tua atau orang terdekat
karena kebanyakan penderita scabies kepercayaan dirinya kurang akibat dari adanya gatal-gatal,
kulit bintik-bintik dan mengelupas. Dukungan dari orang tua akan meningkatkan kepercayaan diri
anak dan anak dapat cepat sembuh.
7. Pola Keyakinan
Intensitas beribadahnya menjadi berkurang dan tidak bisa maksimal
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi minyak mineral atau KOH 10% lalu
dilakukan kerokan dengan menggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk
mengangkat atap papula atau kanalikuli. Bahan penelitian diletakkan di gelas
objek dan ditutup dengan kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop. Pada
skabies klasik, sering tidak dijumpai tungau karena sedikitnya jumlah tungau.
Kegagalan untuk menemukan tungau tidak dapat menyingkirkan diagnosis
skabies
2. Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan ke dalam
terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya
kemudian dikeluarkan. Bila positif, tungau terlihat pada ujung jarum sebagai
parasit yang sangat kecil dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi perlu
keahlian tinggi.
3. Tes tinta pada terowongan ( Burrow ink test )
Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan
tinta warna hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama
20-30 menit. Setelah tinta tersebut dibersihkan dengan kapas alkohol,
terowongan tersebut akan terlihat lebih gelap dibanding kulit disekitarnya,
karena akumulasi tinta dalam terowongan. Tes akan dinyatakan positif bila
terbentuk gambaran kanikula yang khas berupa garis menyerupai bentuk zig-
zag.
4. Membuat biopsi irisan ( Epidermal shave biopsi )
Diagnosis pati dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala melalui
mikroskopik. Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan
telunjuk kemudian diiris tipis, dan dilakukan irisan superficial secara
menggunakan pisau dan berhati-hati melakukannya agar tidak berdarah.
Kerokan tersebut kemudian diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan
minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop. tampak proses
inflamasi ringan serta edema stratum granulosum dan sedikit infiltrasi
perivaskular.
5. Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli.
Setelah dibersihkan dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu Wood,
tetrasiklin tersebut akan memberikan fluoresensi kuning keemasan pada
kanalikuli.
ANALISA DATA
No Analisa Data Etiologi Masalah
1. Ds: Penurunan imunologi Gangguan integritas
 pasien mengeluh kulit nya
memerah dan terdapat edema kulit
 pasien mengeluh merasakan
gatal pada bagian sela-sela jari
tangan – kaki, pergelangan
tangan kaki, telapak tangan
kaki, setiap lipatan tubuh,
bokong, genitalia
 pasien mengeluh banyak
terdapat ruam-ruam pada kulit
 pasien mengeluh terdapat
nanah pada bagian kulit yang
sakit
Do:
- kulit pasien tampak memerah dan terdapat
ruam serta lesi dan nanah
- tampak ada terowongan-terowongan pada
kulit pasien
- pada pemeriksaan penunjang di dapatkan
Kerokan kulit
sering tidak dijumpai tungau karena
sedikitnya jumlah tungau. Kegagalan untuk
menemukan tungau tidak dapat
menyingkirkan diagnosis skabies
Mengambil tungau dengan jarum
Bila positif, tungau terlihat pada ujung
jarum sebagai parasit yang sangat kecil dan
transparan.
Tes tinta pada terowongan ( Burrow ink test
)
Tes akan dinyatakan positif bila terbentuk
gambaran kanikula yang khas berupa garis
menyerupai bentuk zig-zag.
Membuat biopsi irisan ( Epidermal shave
biopsi )
tampak proses inflamasi ringan serta edema
stratum granulosum dan sedikit infiltrasi
perivaskular.
tetrasiklin tersebut akan memberikan
fluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli
2. Ds: Keterlambatan Defisiensi pengetahuan
 - pasien mengeluh tidak informasi
mengetahui penyakit yang
terjadi
 - pasien mengeluh
kebingungan
 - pasien mengeluh tidak tahu
tentang kebersihan berpakaian

Do:
 - pasien terlihat kurang rapi
 - pasien terlihat agak kotor
dan kusam
 - Pasien tampak terlihat
kebingungan
3. Ds: Bekas garukan Gangguan rasa
 -pasien mengeluh tidak
nyaman dengan kulit nya nyaman
 pasien mengeluh adanya rasa
perih akibat bekas garukan
pada bagian yang gatal
 pasien mengeluh tidak merasa
nyaman akibat gatal yang
dirasakan
 pasien mengeluh rasanya
hanya ingin untuk menggaruk
kulitnya yang gatal

Do:
 pasien terlihat tidak nayaman
dengan keadaanya
 pasien terlihat sering
menggaruk dan memegang
bagian yang gatal
 kulit pasien terlihat memerah
akibat garukan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan integritas kulit b/d infeksi tungau


2) Difesiensi pengetahuan b/d keterlambatan informsi
3) Gangguan rasa nyaman b/d bekas garukan
INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Noc (tujuan dan kriteria hasil) Intervensi (NIC)
O keperawatan
1 Gangguan Tujuan : 1.Anjurkan pasien menggunakan
integritas kulit Setelah dilakukan tindakan pakaian yang longgar
b/d infeksi asuhan keperawatan diharapkan 2.Jaga kebersihan kulit agar tetap
tungau lapisan kulit klien terlihat normal bersih dan kering
3.Monitor kulit akan adanya kemerahan
Kriteria Hasil : 4.Mandikan pasien dengan air hangat
1.Integritas kulit yang bak dapat dan sabun
dipetahankan (sensasi, elastisitas, 5.Kobalorasi dengan dokter untuk
temperatur) pemberian obat preparat antiseptic
2.Tidak ada luka atau lesi pada sesuai program
kulit
3.Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembapan
kulit serta perawatan alami
4.Perfusi jaringan baik
2 Defisiensi Tujuan : 1.jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana
pengetahuan Setelah dilakukan tindakan asuhan hubungan dengan anatomi dan fisiologi dengan cara tepat
keperawatan diharapkan klien tidak 2.gambarkab tanda dan gejala yang bisa muncul pada
kurangnya pengetahuan dalam penyakit dengan cara yang tepat
menghadapi penyakitnya 3.sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan
Kriteria hasil: cara yang tepat
1.pasien dan keluarga menyatakan 4.diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
pemahaman tentang diperlukan untuk mencegah komplikasi
penykit,kondisi,prognosis dan
program pengobatan
2.pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secra benar
3.pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan
lainnya
3 Gangguan rasa Tujuan: setelah dilakukan asuhan 1.Gunakan pendekatan yang menengkan
nyaman b/d bekas keperawatan pasien dapat merasakan 2.Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
garukan nyaman 3.Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan
Kriteri hasil: 4.Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
1.Mampu mengontrol kecemasan 5. kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
2.Status lingkungan yang nyaman mengurangi kecemasan
3.Agresi pengendalian diri

You might also like