Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Vivi Anisa Putri 1710221021
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
PERIODE 3 FEBRUARI – 10 MARET 2018
JOURNAL IDENTITY
TITLE
Safety and Efficacy of Once-weekly Semaglutide vs Additional Oral
Antidiabetic Drugs in Japanese People With Inadequately Controlled
Type 2 Diabetes: A Randomized Trial
AUTHOR
Kohei Kaku MD1, Yuichiro Yamada MD2, Hirotaka Watada MD3,
Atsuko Abiko MD4, Tomoyuki Nishida MD5, Jeppe Zacho MD5, Arihiro
Kiyosue MD6
PUBLISHER
Diabetes Obes Metab. 2018;1–11.
DATE
Jan 8, 2018
PENDAHULUAN
Prevalensi diabetes tipe 2 meningkat di banyak negara, dipengaruhi peningkatan angka obesitas &
penurunan aktifitas fisik. Jika diet dan olah raga gagal mencapai kontrol glikemik, maka
Perkumpulan Pedoman Diabetes Jepang merekomendasikan penambahan agen penurun glukosa.
Meskipun ketersediaannya mudah, mencapai target glikemik yang direkomendasikan &
menghindari penambahan berat badan atau hipoglikemia tetap menjadi sebuah tantangan
Agonis reseptor peptida-1 menyerupai glukagon (GLP-1RAs) dapat mencapai kontrol glikemik &
mengurangi berat badan. Semaglutide adalah analog GLP-1 sedang dalam pengembangan untuk
pengobatan T2D. Namun, panduan peraturan Jepang mengharuskan untuk mengevaluasi keamanan
& kemanjuran semua obat yang diteliti dalam kombinasi dengan sulphonylurea pada minial 100
pasien & dikombinasi dengan obat antidiabetik oral (OAD) lainnya yang disetujui di sedikitnya 50
pasien untuk mendapatkan persetujuan. Oleh karena itu, tambahan Uji klinis SUSTAIN fase III
dirancang untuk menyelidiki pengobatan semaglutide pada populasi Jepang
PENDAHULUAN
Percobaan ini mengevaluasi keamanan dan efikasi dari semaglutide sekali seminggu (0,5 dan 1,0
mg) sebagai monoterapi atau dalam kombinasi dengan OAD, dibandingkan OAD tambahan, selama
56 minggu pengobatan pada orang Jepang dengan T2D dalam diet/olahraga atau monoterapi OAD
yang tidak cukup terkontrol.
METODE & BAHAN
PEMBERIAN OBAT
Setelah periode skrining 2 minggu (diet dan
terapi latihan, sulfonilurea, glinides, inhibitor α-
TUJUAN glukosidase atau tiazolidinediones), para
peserta menerima semaglutide 0,5 atau 1,0 mg
TUJUAN UTAMA: untuk membandingkan sekali seminggu atau OAD tambahan selama 56
keamanan semaglutide sekali seminggu (0,5 mg minggu, diikuti dengan periode follow-up 5
dan 1,0 mg) dibandingkan terapi OAD selama 56 minggu. Semaglutide diberikan 1 x seminggu s.c
minggu perawatan pada orang Jepang dengan T2D. di paha, perut atau lengan atas dan harus
TUJUAN KEDUA: untuk membandingkan efikasi diberikan pada hari yang sama dalam seminggu
semaglutide satu minggu (0,5 mg dan 1,0 mg)
dibandingkan terapi OAD setelah 56 minggu
pengobatan. BESAR SAMPEL
601 orang secara acak 2: 2: 1, semaglutide 0,5 mg (n = 239),
semaglutide 1,0 mg (n = 241) atau tambahan OAD (n =
121)[(dipeptidyl peptidase-4 inhibitor (n = 74), biguanides (n =
31), sulfonilurea (n = 7), penghambat α-glukosidase (n = 3),
tiazolidinedion (n = 4), atau glinides (n = 1)]
METODE & BAHAN
DESAIN
KRITERIA Uji coba acak fase III, open label,
INKLUSI: T2D, pengobatan stabil dengan dikendalikan secara aktif , kelompok
diet/terapi latihan min 30 hari sebelum paralel (tiga kelompok), multisenter, pada
skrining, monoterapi OAD selain terapi satu negara
diet/olahraga, min 60 hari sebelum skrining,
umur ≥20 tahun, HbA1c 7.0-10,5% ANALISIS STATISTIK
EKSKLUSI: pengobatan dengan agen penurun model campuran untuk pengukuran
glukosa selain yang tercantum dalam kriteria berulang (MMRM), taksiran perbedaan
inklusi dalam 60 hari sebelum skrining, antara setiap tingkat dosis semaglutide
dan komparator di minggu 56 dan nilai P
pengobatan dengan GLP-1RAs sekali seminggu dua sisi dengan interval kepercayaan 95%
<90 hari sebelum skrining, riwayat pankreatitis
kronis atau akut; gangguan fungsi ginjal dan
kejadian koroner akut atau serebrovaskular WAKTU
dalam 90 hari sebelum pengacakan skrining (minggu −2 hingga 0), periode
pengobatan (minggu 0–56) follow up (minggu 56-
61); total 63 minggu (minggu −2-61)
METODE & BAHAN
TITIK AKHIR
Titik Akhir Primer
jumlah pengobatan yang memunculkan efek samping (TEAEs) selama 56 minggu
pengobatan
Keterbatasan potensial dari percobaan ini adalah desain open-label, yang diperlukan
karena penampilan yang berbeda dan metode pemberian dari obat yang digunakan.
Sampel kecil ukuran kelompok pembanding juga merupakan suatu batasan, meskipun
sampel perhitungan ukuran sejalan dengan pedoman Jepang mengenai desain
percobaan klinis. Fakta bahwa kelompok pembanding terbagi lagi antara 6 OAD yang
berbeda akan menambah batasan ukuran sampel lebih lanjut. Populasi penelitian ini
mungkin tidak secara akurat dapat mencerminkan hal tersebut pada populasi T2D
Jepang karena lebih dari dua pertiga dari peserta adalah laki-laki
KESIMPULAN