You are on page 1of 12

Pada tahun 1803, perang kembali berkecamuk di Eropa,

terutama antara 2 negara imprealis besar yaitu Inggris dan


Perancis.

Pada saat itu Belanda telah jatuh ke tangan Perancis. Sehingga


daerah jajahan Belanda semuanya menjadi milik Perancis
(termasuk Indonesia).

Sedangkan Inggris yang sedang menduduki India daerah


jajahannya meluas hingga ke Malaya (Malaysia-Singapura). Itu
artinya Nusantara terancam akan diduduki Inggris.

Pemerintah Perancis akhirnya mengirim H.W. Daendels untuk


mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Daendels
menggantikan pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus
Wiese.
a) Memperkuat pertahan di Pulau Jawa untuk menghadapi
serangan Inggris.
b) Mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya untuk biaya
perang melawan Inggris.
c) Memperbaiki kondisi keuangan pemerintah karena kas
Negara kosong.
A. Bidang Birokrasi Pemerintahan

1. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping


gubernur jenderal dibubarkan dan diganti dengan Dewan
Penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap ialah Mr.
Muntinghe.

2. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31 kabupaten.


Setiap prefektuur dikepalai oleh seorang residen (prefek)
yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap
residen membawahi beberapa bupati.

3. Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan


diberi pangkat sesuai dengan ketentuan kepegawaian
pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari
tanah dan tenaga sesuai dengan hukum adat.
B. Bidang Hukum dan Peradilan

1. Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis


pengadilan :
- Pengadilan untuk orang Eropa.
- Pengadilan untuk orang pribumi.
- Pengadilan untuk orang Timur Asing.

Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan


prefek sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota.
Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di
wilayah prefektuur seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya
diberlakukan hukum Eropa.

2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, termasuk


terhadap bangsa Eropa sekalipun. Akan tetapi, Daendels
sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam
penjualan tanah kepada swasta.
C. Bidang Militer dan Pertahanan

1. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik sebagai


lalu lintas pertahanan maupun perekonomian.
2. Menambah jumlah pasukan dalam angkatan perang dari
3000 orang menjadi 20.000 orang.
3. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal itu
dilakukan karena beliau tidak dapat mengharapkan lagi
bantuan dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.
4. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan
Surabaya.

D. Bidang Sosial

1. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk


membangun jalan Anyer-Panarukan.
2. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
3. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan,
atau sultan.
4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda po
E. Bidang Ekonomi dan Keuangan

1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene


Rekenkaer) dan dilakukan pemberantasan korupsi dengan
keras.
2. Mengeluarkan uang kertas.
3. Memperbaiki gaji pegawai.
4. Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib
(Verplichte Leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC
tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
5. Mengadakan monopoli perdagangan beras.
6. Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat
Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman ekspoer
(seperti kopi).
Rakyat Indonesia mengalami penderitaan yg sangat hebat.
Selain dituntut untuk membayar pajak-pajak pemerintah, mereka
juga diharuskan terlibat dalam kerja paksa (rodi) membangun
jalan raya anyer-panarukan. untuk menutupi biaya
pembangunan, tanah-tanah rakyat dijual kepada orang-orang
partikelir Belanda dan Tionghoa.

Penjualan tanah juga termasuk penduduk yang mendiami


wilayah tersebut, sehingga penderitaan rakyat kecil semakin
bertambah akibat dari tindakan sewenang-wenang para pemilik
tanah.

Ribuan rakyat Indonesia meninggal dalam pembuatan jalan


raya anyer-panarukan. Dikarenakan kerja yang sangat berat
sedangkan mereka tidak dibayar & tidak diberi makan yang
layak.
Hal-hal yang menyebabkan mundurnya Daendels dari Nusantara
antara lain:
a. Kekejaman dan kesewenang-wenangan Daendels menimbulkan
kebencian di kalangan rakyat pribumi maupun orang-orang
Eropa.
b. Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Banten, Yogyakarta,
dan Cirebon yang menimbulkan pertentangan dan perlawanan.
c. Penyelewengan dalam penjualan tanah kepada pihak swasta.
d. Keburukan dalam sistem administrasi pemerintah.
e. Cita-cita Revolusi Perancis, yaitu menanamkan jiwa
kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan di lingkungan
masyarakat Hindia. Oleh sebab itu, ia ingin memberantas
praktik-praktik feodalisme. Langkah ini untuk mencegah
penyalahgunaan kekuasaan dan sekaligus membatasi hak-hak
para bupati yang terkait dengan penguasaan atas tanah dan
penggunaan tenaga rakyat.
Pada tahun 1810, Kaisar Napoleon mengeluarkan dekrit
yang menyatakan bahwa negeri Belanda masuk ke dalam
Imperium Prancis. Berita itu sampai ke Hindia Belanda dan
disambut dengan senang hati oleh Daendels. Meskipun
demikian, akibat tindakannya yang terlalu otoriter, maka
Napoleon memutuskan untuk memanggil pulang Daendels
pada tahun 1811 dan menggantikannya dengan orang yang
lebih moderat, yaitu Jan Willem Janssens. Daendels
meninggalkan Jawa ketika sistem pertahanan yang dirintisnya
belum kuat, sehingga pada tanggal 18 September 1811,
Janssens menyerah akibat serangan dari Inggris dan
terbentuklah Kapitulasi Tuntang. Peta kekuasaan pun akhirnya
berpindah tangan dari Belanda ke Inggris, sehingga dengan
demikian, Hindia Belanda praktis menjadi milik Inggris.
Isi kapitulasi tuntang :

a) Pulau Jawa, Palembang, dan Makassar diserahkan pada


Inggris.
b) Semua tentara Belanda ditawan.
c) Inggris tidak mengakui hutang yang dibuat Perancis selama
pemerintahan Daendels.
d) Kesempatan pegawai pemerintahan untuk menjadi pegawai
Inggris.

You might also like