You are on page 1of 17

Amalia okvitariandari

013.06.0005
 Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
merupakan sindrom yang timbul akibat
N. Medianus tertekan di dalam Carpal
Tunnel (terowongan karpal) di
pergelangan tangan.
 AS -> sekitar 1-3 kasus per 1.000 orang
setiap tahunnya dengan revalensi sekitar 50
kasus dari 1.000 orang pada populasi
umum.
 Prevalensi CTS dalam populasi umum telah
diperkirakan 5% untuk wanita dan 0,6%
untuk laki-laki
 Penelitian di Mayo Clinic, pada tahun 1976-
1980 insidennya 173 per 100.000 pasien
wanita/tahun dan 68 per 100.000 pasien
pria/tahun
• Hormonal
Faktor Intrinsik
• Penyakit

Faktor
• Kegiatan jangka waktu lama
penggunaan
dan berulang
Tangan

Faktor trauma
Teori
Kompresi
Mekanik
Teori insufisiensi
mikrovaskular
Teori
getaran CTS
 Nocturnal Acroparesthesia
 Parestesia
 Kurang merasa (numbness) atau rasa
seperti terkena aliran listrik (tingling)
 Rasa sakit menjalar ke atas hingga
lengan atas sampai dengan pundak
 Terkadang tangan terasa lemas
Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

• Flick's sig, Thenar wasting, Menilai kekuatan,


Wrist extension test., Phalen's test. Torniquet test,
Tinel's sign, Pressure test

Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan elektodiagnostik
• Pemeriksaan radiologi
• Pemeriksaan lab
• Istirahatkan tangan
• NSAID
Konservatif • Bidai
• Nerve gliding
• Injeksi steroid
• Kontrol cairan vitamin B6

Operatif
Pencegahan
 Usahakan agar pergelangan tangan selalu dalam
posisi netral
 Perbaiki cara memegang atau mengenggam alat
benda.
 Batasi gerakan tangan yang repetitive
 Istirahatkan tangan secara periodic
 Kurangi kecepatan dan kekuatan tangan
 Latih otot-otot tangan dan lengan bawah dengan
melakukan peregangan secara teratur
 Jaga suhu tangan agar tetap hangat dengan
menggunakan sarung tangan pada daerah yang
dingin.
Prognosis

 Pada kasus CTS ringan, dengan


terapikonservatif pada umumnya
prognosis baik. Secara umum prognosis
operasi juga baik, tetapi karena operasi
hanya dilakukan pada penderita yang
sudah lama menderita CTS
penyembuhan pasca operasi harus
bertahap.
 Komplikasi yang dapat dijumpai adalah
kelemahan dan hilangnya sensibilitas
yang persistendi daerah distribusi
nervus medianus.
 Komplikasi yang paling berat adalah
reflek sympathetic dystrophy yang ditandi
dengan nyeri hebat, hiperalgesia,
disestesia dan gangguan trofik.

You might also like