Pendahuluan DIC adalah hasil stimulasi abnormal dari proses koagulasi normal sehingga selanjutnya terbentuk trombi mikrovaskular yang tersebar luas dan kehabisan faktor pembekuan. Sindrom ini dipicu oleh berbagai penyakit seperti sepsis, trauma multipel, luka bakar dan neoplasma. DIC merupakan salah satu kedaruratan medis, karena mengancam nyawa dan memerlukan penanganan segera Hemostasis KOMPONEN HEMOSTASIS Pembuluh darah Trombosit Kaskade faktor koagulasi Inhibitor koagulasi Fibrinolisis Komponen Hemostasis SUMBAT HEMOSTASIS PRIMER Pembentukan agregasi trombosit SUMBAT HEMOSTASIS SEKUNDER Pembentukan fibrin Aktivasi Sistem Koagulasi Faktor – faktor pembekuan Definisi Merupakan penyakit koagulasi. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu keadaan dimana bekuan-bekuan darah kecil tersebar di seluruh aliran darah, menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah kecil dan berkurangnya faktor pembekuan yang diperlukan untuk mengendalikan perdarahan. Epidemiologi DIC salah satu gangguan yang paling umum Klinis penting akibat gangguan hemostasis Penyakit yang sulit di diagnosis Terjadi dalam bentuk akut dan kronis. Etiologi Perdarahan terjadi karena hal-hal sebagai berikut: 1. Hipofibrinogenemia 2. Trombositopenia ( merupakan penyebab tersering perdarahan abnormal, ini dapat terjadi akibat terkurangnya produksi trombosit oleh sum-sum tulang atau akibat meningkatnya penghancuran trombosit). 3. Beredarnya antikoagulan dalam sirkulasi darah 4. Fibrinolisis berlebihan Patofisiologi Dalam kondisi homeostasis terjadi koagulasi dan fibrinolisis. Koagulasi menghasilkan trombin yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang merupakan produk akhir dari homeostasis. Fibrinolisis menghasilkan plasmin dalam bentuk trombin yang bertaggung jawab untuk lisis dari bekuan fibrin. Dalam kondisi homeostasis trombin sangat penting karena merupakan pusat koagulasi dan fibrinolisis. Pada DIC Ditandai proses aktivasi koagulasi menyeluruh fibrin di dalam PD oklusi trombotik di PD berukuran sedang dan kecil aliran darah terganggu kerusakan organ tubuh. Pada saat bersamaan terjadi pemakaian trombosit dan protein dari faktor-faktor pembekuan sehingga terjadi perdarahan. Manifestasi Klinik Tanda-tanda yang dapat dilihat pada penderita DIC yang disertai dengan perdarahan misalnya - petekie - Ekimosis - Hematuria - Melena - Epistaksis - Hemoptisis - perdarahan gusi - penurunan kesadaran - perdarahan otak Sementara tanda-tanda yang dapat dilihat pada trombosis mikrovaskular adalah gangguan aliran darah yang mengakibatkan terjadi iskemia pada organ dan berakibat pada kegagalan fungsi organ tersebut, seperti: gagal ginjal akut, gagal nafas akut, iskemia fokal, gangren pada kulit. Komplikasi 1. Acute respiratory distress syndrome (ARDS) 2. Penurunan fungsi ginjal 3. Gangguan susunan saraf pusat 4. Gangguan hati 5. Ulserasi mukosa gastrointestinal : perdarahan 6. Peningkatan enzyme jantung : ischemia, aritmia 7. Purpura fulminan 8. Insufisiensi adrenal 9. Kematian lebih dari 50 % Diagnosa Adanya penyakit yang mendasari terjadinya DIC Pemanjangan waktu pembekuan ( PT , aPTT) Adanya hasil degadrasi fibrin di dalam plasma Rendahnya kadar penghambat koagulasi (AT III) Pemeriksaan trombosit < 100.000/mm3 Diagnosis Uji laboratorium untuk diagnosis DIC terdiri atas uji tapis dan uji penentu. Uji tapis meliputi hitung trombosit, Protrombin time (PT), Partial Tromboplastin Time, masatrombin, fibrinogen. uji penentu adalah pemeriksaan fibrin monomer terlarut(soluble fibrin monomer), D- dimer, Fibrin degradation product dan anti trombin. Pemeriksaan hemostasis a. Masa protombin : memanjang / memendek b. Partial thrombin time (PTT) : memanjang / memendek c. Kadar faktor pembekuan d. FDP : jumlah plasmin normal / lebih. e. D-dimer : memanjang / memendek f. Plasmin g. Trombosit : meningkat / menurun. Tatalaksana 1. Antikoagulan - Heparin Dosis : 100 iu/kgBB bolus dilanjutkan 15- 25 iu/kgBB/jam (750-1250 iu/jam) kontinu. dosis selanjutnya disesuaikan untuk mencapai aPTT 1,5-2 kali. kontrol low molecular weigth heparin dapat menggantikan unfractionated heparin. 2. Plasma dan trombosit - Pemberian bersifat selektif - Trombosit diberikan hanya kepada pasien KID dengan perdarahan atau pada prosedur invasive dengan kecenderungan perdarahan - Pemberian plasma harus dipertimbangkan, karena di dalam plasma hanya berisi faktor- faktor pembekuan tertentu saja, sementara pada pasien KID terjadi gangguan seluruh faktor pembekuan 3. Penghambat Pembekuan (AT III) - Bermamfaat untuk pasien DIC tapi mahal. - Direkomendasikan sebagai terapi substitusi bila AT III<70% Dosis: Dosis awal 3000 iu (50 iu/kgBB) diikuti 1500 iu setiap 8 jam dengan infus kontinu selama 3 – 5 hari. Rumus: 1) 1 iu x BB (kg) x ∆ AT III, dengan target AT III > 120% 2) ∆ AT III x 0,6 x BB (kg), dengan target AT III > 125%4. 3. Obat – obat Antifibrinolitik Antifibrinolitik sangat efektif pada pasien dengan perdarahan, tetapi pada pasien KID pemberian antifibrinolitik tidak dianjurkan. Karena obat ini akan menghambat proses fibrinolisis sehingga fibrin yang terbentuk akan semakin bertambah, akibatnya KID yang terjadi akan semakin berat. 1. Asam aminokaproat (Amicar) Menghambat fibrinolisis melalui penghambatan aktivator plasminogen zat pada tingkat lebih rendah, melalui kegiatan antiplasmin Dosis : Masuk 5-10 g IV perlahan, diteruskan 2-4 g/h IV, tidak melebihi 30 g/d Kontraindikasi : didokumentasikan hipersensitivitas; bukti proses pembekuan intravaskular aktif, karena asam aminokaproat dapat berakibat fatal pada pasien dengan DIC 2. Asam traneksamat (Cyklokapron) Digunakan sebagai alternatif untuk asam aminokaproat. Menghambat fibrinolisis dengan menggusur plasminogen dari fibrin. Non Standar dosis: 25 mg / kg PO tid / qid, 1-2 g IV q8-12h Kontraindikasi : Didokumentasikan hipersensitivitas, DIC berkelanjutan dan keterlibatan SSP Prognosis Prognosis dipengaruhi sebagian besar oleh kondisi yang mendasarinya yang menyebabkan DIC dan keparahan DIC tersebut. Kesimpulan adalah suatu keadaan hiperkoagulabilitas darah yang disebabkan oleh bermacam penyakit atau keadaan, dimana pada suatu saat darah merah bergumpal didalam kapiler diseluruh tubuh. Gangguan DIC ini disebabkan oleh hipofibrinogenemia, trombositopenia, beredarnya antikoagulan dalam sirkulasi darah, fibrinolisis berlebihan, Infeksi, komplikasi kehamilan, setelah operasi, trauma berat dan keganasan Bila penyakit sudah parah dapat terbentuk banyak bekuan yang menyebabkan hambatan aliran darah di semua organ tubuh. Dapat terjadi kegagalan organ yang luas. Angka kematian lebih dari 50 %.