Professional Documents
Culture Documents
Rabbani Icksan
Mila Ulfia
Revina Afifah
M.Rizal Hermawan
Pembimbing
Dr. Wahyu Dwi Atmoko, Sp.F
Hasil otopsi dari kematian mendadak karena infrak miokard sangat bervariasi,
hal ini karenakan metode yang berbeda untuk menunjukkan nekrosis otot
Infark lokal atau regional, lebih sering pada penyakit arteri koroner
murni, dan disebabkan oklusi lokal atau sumbatan yang berat pada
arteri koronaria. Besar dan posisi infark tergantung dimana oklusi
terjadi. Hampir semua infark jenis ini ditemukan pada ventrikel kiri.
Diagnosis Otopsi Cidera dan Infrak Miokard Tahap Awal
• Pada otopsi cidera dan lesi infark miokardial tahap awal, memiliki implikasi medikolegal yang mendalam.
Dalam kecelakaan lalu lintas, bukti kecacatan akut lesi miokard pada pengemudi sangat penting dalam
penyelidikan peristiwa dan tanggung jawab hukum. Dalam potensi kematian akibat kriminal, adanya
infark yang baru mungkin relevan dalam penyebab atau sebagai kontribusi terhadap kematian. Oleh
karena itu penting untuk melakukan pencarian histologis penuh untuk bukti kerusakan serabut
miokard, menggunakan semua metode yang tersedia, termasuk teknik histokimia dan fluorescent.
• Penampakan makroskopis infark miokard dijelaskan dengan kurangnya keseragaman dalam sebagian
besar textbook patologi, hal ini dikarenakan karena usia infark yang bervariasi seperti yang penulis
gambarkan. Usia infark sangat sulit ditentukan pada manusia, karena onset gejala klinis terjadi secara
mendadak, seringkali jauh lebih lambat dari onset lesi patologis yang ditimbulkan oleh oklusi koroner
Ciri Khas Tahap Awal Infrak Miokard
Pita kontraksi pada miokardium Pita kontraksi pada infark miokard baru
(HE, pembesaran 500x) (PTAH, pembesaran 250x)
LESI ZONAL
Paling umum disebabkan oleh hemoperikardium dan cardiac tamponade. Ruptur terjadi
melalui infark. Area ruptur paling umum adalah daerah yang lebih distal dari dinding
bebas ventrikel kiri. Ruptur tidak terjadi pada awal terjadinya infark.
Area infark tidak selalu terlihat jelas, karena area haemorrhagic dapat menutupi area
infark tersebut. Namun, secara histologi, terihat nekrosis jaringan.
Haemopericardium biasanya ditemukan pada otopsi, namun tidak terlalu terlihat sama
seperti cardiac tamponade yang disebabkan dari akumulasi darah yang terkumpul pada
pericardium, yang menyebabkan jantung tidak dapat terisi darah, menghasilkan sinosis di
wajah dan leher .
B. Mural Thrombosis
Pada kasus kematian mendadak akibat dari penyakit jantung koroner, biasanya pada
otopsi ditemukan stenosis yang cukup berat disertai oklusi dari plaque yang ruptur,
, dan bisa juga ditemukan perdarahan. Pada beberapa kasus, dapat ditemukan juga
myocardial fibrosis
Karena ada keterkaitan antara hipertensi dengan pembentukan thrombus pada a. coronaria (yang menjadi
penyebab Acute Coronary Syndrome), maka dua kondisi tersebut sering ditemukan pada kasus mati mendadak
(sudden death).
Sehingga menjadi cukup sulit untuk membedakan penyebab kematian apakah karena hipertensi atau karena
obstruksi coroner.
Kematian yang murni akibat hypertensive heart disease adalah bila tidak ditemukan gejala dan tanda
klinis dari penyakit jantung koroner sebelumya.
Ketika ventrikel kiri harus bekerja ekstra karena peningkatan tekanan pada systemic vascular resistance, maka
otot jantung akan mengalami hipertrofi .Serat – serat otot jantung bertambah panjang dan tebal, sehingga
menyebabkan massa ventrikel bertambah (Hipertrofi konsentrik) akibat hipertensi. Tahap selanjutnya dari
hipertrofi, otot jantung akan mengalami dilatasi, yang menyebabkan ketidak mampuan jantung untuk memompa
darah ke seluruh tubuh karena otot jantung yang telah mengalami dilatasi dan fibrosis (Gagal jantung kiri)
Berat normal jantung adalah 360-380 gram, sedangkan pada kasus HHD beratnya dapat mencapai 500-700 gram.
Gambaran edema pulmonum juga dapat ditemukan pada kasus gagal jantung sebagai
gambaran berupa cairan yang keluar pada saat dilakukan irisan pada paru paru.
Edema pulmonum terjadi karena tahap perkembangan dari gagal jantung kiri
(reverse backward failure).
Karena terjadi peningkatan resistensi pada arteri pulmonal (Hipertensi pulmonal),
maka dapat terjadi gagal jantung kanan akibat hipertrofi ventrikel kanan yang
dapat berlanjut menjadi dilatasi
Hipertensi kronis dapat menjadi penyebab mati mendadak, apabila ditemukan
hipertrofi konsentrik dari miokard, tanpa disertai adanya penyakit katup
jantung atau kardiomiopati, dan disertai adanya perubahan karakteristik dari
pembuluh darah dan organ (seperti ginjal)
Pada HHD, arteri koronaria bisa saja tidak mengalami kelainan. Namun otot jantung
yang mengalami hipertrofi membutuhkan demand yang lebih tinggi, sehingga terjadi
ketidak seimbangan supply and demand pada miokard.
Karena tidak adanya sumbatan pada arteri koronaria, sehingga lesi yang dihasilkan
adalah diffuse dan akan terjadi ischemic dan nekrosis pada bagian media dan bagian
dalam dari myokard.
Hal ini akan menyebabkan otot jantung mengalami nekrosis dan menimbulkan
terjadinya gagal jantung.
SUDDEN DEATH IN AORTIC VALVE DISEASE
Penyakit katup aorta yang sering menyebabkan kematian mendadak adalah stenosis
katup aorta. Penyebab tersering adalah karena proses degenerative, yang disebut
sebagai idiopathic calcific aortic stenosis dan sering ditemukan pada lansia.
Aortic stenosis akibat Penyakit Jantung Rematik selalu menyerang katup mitral
terlebih dahulu, sehingga lesi pada katup aorta yang bersifat soliter bukanlah
akibat penyakit jantung rematik melainkan akibat proses degeneratif
PATOFISIOLOGI KALSIFIKASI KATUP AORTA
Pada kasus kalsifikasi katup aorta, katup mengalami penebalan dan menjadi kaku, disertai
dengan adanya fusi dari commisura. Pada tahap selanjutnya, seluruh permukaaan katup
menjadi tertutup dengan massa putih seperti kapur dengan lumen yang sangat sempit,
menjadi sulit untuk dikenali kembali.
Pada kasus aorta stenosis, aliran darah dari ventrikel kiri menuju aorta menjadi tidak
lancar, sehingga otot jantung akan mengalami hipertrofi, sebagai mekanisme kompensasi
untuk mengejeksikan stroke volume dalam jumlah yang cukup, untuk dapat melewati
orifisium aorta yang telah menyempit
Apabila aorta stenosis diserta aorta regurgitasi, maka kerja ventrikel kiri harus lebih
ekstra untuk memompa darah yang mengalami refluks.
PATOFISIOLOGI KEMATIAN PADA KELAINAN KATUP AORTA
1. Efek dari stenosis aorta yang berat dalam kaitannya dengan kematian
mendadak adalah akibat dilatasi ventrikel kiri dengan ukuran yang lebih besar
daripada yang terlihat pada HHD. Berat jantung dapat mencapai 800g - 1000g.
2. Efek lainnya dari katup yang menyempit adalah perfusi yang menuju arteri
coronaria yang berkurang. Hal ini akibat tekanan diastolik pada aorta proksimal
yang memberikan supply pada a. coronaria menjadi berkurang akibat lumen
yang menyempit.
3. Kombinasi dari ventrikel kiri yang membesar dan aliran coronaria yang
tidak lancar dapat diperparah dengan sering timbulnya aterosklerosis pada a.
coroner, sehingga memperparah kerusakan dari miokard
Pria lansia merupakan korban tersering dari penyakit katup aorta.
Lesi pada katup jantung lainnya yang mampu menyebabkan sudden death,
paling sering adalah akibat penyakit jantung yang bersifat kronik,
seperti Gagal Jantung Kongestif.
TERIMAKASIH