You are on page 1of 17

FUNGSI KOGNITIF pada

SKIZOFRENIA

Monika Joy Reverger


Yenny Yan Saputra
Neurokognitif pada skizofrenia
• Beberapa tahun terakhir studi ttg
kerusakan kognitif menjadi topik utama
penelitian2.

• EMIL KRAEPELIN  dasar dari


skizofrenia adalah abN fungsi kognitif,
yang kemudian mendasari neuropatologi
lainnya.
Alasannya :
• Abnormalitas pada lobus temporal dan
frontal akan menunjukkan bahwa
kerusakan yang terjadi akan
menyebabkan hilangnya memori dan
kemampuan yang didapat melalui
pembelajaran.
• Adanya gbrn pembicaraan kacau dan
halusinasi auditorik  keterlibatan lobus
temporalis.
• Jadi, berdasarkan observasi klinis
disimpulkan bahwa skizofrenia adalah
gangguan yang melibatkan banyak area di
otak serta melibatkan pula kontrol kognitif.
• Menjadikan dasar penelitian abad ini.
David Rappaport, dkk (1945 ) :
• Meneliti ps skizofrenia kronis
• Pasien memiliki ggn terberat pada
judgment, attention, concentration,
planning abilities dan anticipation.
• Setara dengan kesulitan pada
pembelajaran terhadap hal2 baru,
pemikiran abstrak dan fx intelektual.
• Hal ini sama dengan hasil penelitian
dahulu.
David Shakow:
• Meneliti dari sudut fungsi kognitif, ggn
belajar, penurunan intelektual dan waktu
terjadinya.
• Mengatakan bahwa karena ggn proses
kontrol kognitif  ps sulit mempertahankan
hal2 umum dan utama yang penting untuk
berespons terhadap stimuli lingkungan.
• Mengatakan bahwa defisit pada pasien
skizofrenia melibatkan modulasi dan kontrol
proses kognitif.
• Penelitian th 1970  Skizofrenia
melibatkan gangguan struktur otak,
sehingga fungsi juga terganggu.
• Didukung oleh penelitian dengan test
neurofisiologikal.
• CT Scan studies menunjukkan adanya
pembesaran ventrikel pada ps skizofrenia.
Defisit Kognitif sebagai Prekursor
• Abnormalitas dari fungsi neuron di otak pd
akhirnya akan mengarah kpd gangguan
klinis dimana salah satu indikator
resikonya adalah kognitif pasien.
• Suatu studi retrospektif menunjukkan
bahwa pasien yang didiagnosis skizofrenia
dilihat performance intelektual pada masa
kecilnya ( th 1960-1970 ), dibandingkan
dengan kontrol normal.
• Adanya penurunan fungsi kognitif pada
anak2 ( 5-7 point IQ )  Khas ps
skizofrenia.
• Studi pada saudara sekandung jg
menunjukkan penurunan intelektual /
kognitif dibandingkan kontrol yang bukan
keluarga.
Studi Prospektif :
• Pertama kali di Inggris (1946)
– 5000 anak yang lahir pada minggu yang
sama sebagai kohort.
– Diobservasi dari lahir sampai usia
pertengahan.
– Dari follow up ditemukan 30 menderita
skizofrenia pada masa dewasa, dimana pada
test fungsi akademik ditemukan penurunan
penilaian verbal-non verbal dan matematika.
– Defisit muncul pd usia 8th, penguatan atau
pemunculan gejala pada usia 15th.
• Yang penting adalah adanya hub linear antara
performans intelektual dengan resiko
skizofrenia.
• Studi ini menunjukkan bhw perkembangan
penyakit skizofrenia dipengaruhi oleh perubahan
fx neurologis, kognitif dan sosial.
• Studi di AS  performa intelektual ps tidak
berbeda dengan saudara kandungnya.
POLA DEFISIT KOGNITIF
• Waktu deteriorasi yang tepat tidak dapat
ditentukan dg jelas; mungkin penurunan
intelektual muncul 1-3th sebelum gejala
terlihat atau proksimal thd perkembangan
psikotiknya.
• Ada 2 bentuk gangguan :
– Defisit pada awal perkembangan.
– Defisit yang berhubungan dengan klinis
perjalanan penyakitnya.
Defisit pada Awal Perkembangan
• Diukur dari fungsi kognitif, seperti
intelegensi dan kemampuan akademik,
membutuhkan test yang sensitif dan
formal serta perbandingan dengan
populasi kontrol normal.
Defisit yang Berhubungan dg Klinis
Penyakitnya
• Menunjukkan penurunan fungsi yang
aktual, berkurangnya kemampuan dan
koordinasi fungsi kognitif.
• Defisit yang berhubungan dengan
penyakitnya ini memiliki prognosis yang
lebih berat daripada yang muncul selama
perkembangan.
• Penyebab ggn kognitif belum jelas
dijabarkan. Ada pendapat bahwa
mungkinkah proses yang melibatkan
penurunan fungsi intelektual muncul pada
periode waktu ttt? Jika ada mungkin
proses ini disebabkan oleh proses
destruktif.
• Hal ini memunculkan pendapat mengenai
hubungan antara proses penuaan dengan
efeknya pada fungsi kognitif.
• Penuaan normal juga memilki efek
terhadap fungsi kognitif.
• Ada pengaruh tingkat pendidikan yang
tinggi dan kemampuan kognitif yang baik,
dimana hal ini menjadi buffer yang baik
terhadap proses penuaan.
• Beberapa studi menunjukkan adanya
penurunan fx kognitif yang lebih berat pada
grup studi dengan usia yang lebih tua.
Hubungan antara Defisit Kognitif
dengan Gejala
• Gejala-gejala banyak yang berhubungan
dengan penilaian fungsi kognitif, dimana

You might also like